BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan penting di setiap negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 (dengan diberlakukan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 121/MPP/KEP/2/2002 untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan pemerintah No. 64 Tahun 1999 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan) yang menyatakan bahwa perlu disediakan kemudahan untuk memperoleh informasi keuangan tahunan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perekonomian nasional, diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang telah ditetapkan dan telah diaudit oleh akuntan publik bersertifikat dan terdaftar di Bapepam. Salah satu tujuan keberadaan sebuah perusahaan selain untuk memperoleh laba adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan hidup (going concern) selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan di Indonesia kian berkembang pesat. Hal ini terlihat 1
dari perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia yang ditandai dengan semakin berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Seiring dengan semakin berkembangnya perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, laporan keuangan menjadi salah satu elemen penting, di dalam proses pengambilan keputusan yang dituntut untuk menyediakan informasi yang akurat dan aktual mengenai kinerja perusahaan, posisi keuangan, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna dalam setiap pengambilan keputusan baik untuk investasi, kredit, alokasi sumber daya, dan keputusan ekonomi lainnya. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang telah go public di Indonesia wajib menyampaikan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Atas laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit, auditor akan mengeluarkan opini atas kewajaran laporan keuangan tersebut. Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29), terdapat lima jenis opini audit diantaranya: 1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) 2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified Unqualified Opinion) 3. Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) 4. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion) 5. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion) 2
Opini audit yang diberikan auditor tidak dapat dinilai sebatas dalam penyajian laporan keuangan, tetapi juga harus dapat mempertimbangkan masalah eksistensi dan kontinuitas perusahaan dengan memberikan semacam peringatan dini (early warning) kepada para pengguna laporan keuangan terkait kondisi dan peristiwa tidak pasti (uncertainty) yang dapat berpotensi menimbulkan resiko kerugian bagi para pengguna laporan keuangan. Salah satu kondisi dan peristiwa yang tidak pasti itu adalah kemampuan dalam aspek kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu yang tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (IAI, 2001: SA Seksi 341). Sehingga di samping memberikan opini mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan, memberikan opini mengenai kelangsungan hidup perusahaan (going concern) juga merupakan bagian dari tanggung jawab auditor. Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Apabila auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang besar tentang kemampuan perusahaan untuk terus going concern, maka opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified unqualified opinion) harus diterbitkan tanpa memperhatikan pengungkapan dalam laporan keuangan. 3
Adapun beberapa faktor yang dapat menimbulkan ketidakpastian auditor mengenai kelangsungan hidup sebuah perusahaan diantaranya adalah kerugian operasi, kekurangan modal kerja yang berulang-ulang, ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban yang jatuh tempo, kehilangan pelanggan utama akibat terjadinya hal-hal yang tidak terduga seperti gempa bumi atau banjir, perundang-undangan yang dapat membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi, dan lain sebagainya. Bagi perusahaan yang mendapat opini audit going concern akan berdampak terhadap kurangnya atau menurunnya kepercayaan publik terhadap perusahaan tersebut, sehingga investor dan kreditur tidak bersedia untuk menanamkan modalnya. Kekurangan modal akan mengakibatkan kegiatan operasional perusahaan terganggu yang mempercepat masa kebangkrutan. Keadaan inilah yang menjadi pertimbangan para investor dan kreditur dalam berinvestasi sebab perusahaan yang bangkrut tidak akan mampu memberikan return yang diharapkan oleh para investor. Selain itu, opini audit going concern juga akan berdampak terhadap kemunduran harga saham (Lin, et al., 2009). Menurut Kep-308/BEJ/07-2004 perusahaan yang mendapat opini audit going concern kemungkinan besar akan di-delisting dari Bursa Efek Indonesia dengan tetap memperhatikan kemungkinan perusahaan dapat memperbaiki kinerjanya di tahun-tahun berikutnya. Akibatnya auditor menghadapi dilema antara moral dan etika untuk memberikan opini audit going concern karena dengan dikeluarkannya opini audit going concern, 4
kondisi perusahaan akan semakin buruk. Kondisi ini disebut self-fulfilling prophecy. Atas dampak yang ditimbulkan akibat terganggunya kelangsungan usaha perusahaan, pihak manajer perusahaan akan mengubah atau memanipulasi laporan keuangannya sehingga tampak menjadi lebih baik. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kinerja yang baik agar kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu. Salah satu contohnya adalah kasus Enron yang memanipulasi laporan keuangannya dengan bekerjasama dengan KAP Arthur Enderson, di mana melakukan pencatatan pendapatan yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Akibatnya KAP Arthur Enderson dinilai tidak independen dan gagal dalam menilai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Widyantari (2011) menyatakan bahwa dari 228 perusahaan publik yang mengalami kebangkrutan, Enron dan 95 perusahaan lainnya menerima opini wajar tanpa pengecualian pada tahun sebelum terjadinya kebangkrutan. Meskipun pemberian opini audit going concern bukanlah tugas yang mudah bagi seorang auditor, namun auditor harus bertanggung jawab untuk tetap mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan kondisi yang sebenarnya terjadi agar perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dan tepat terkait dengan masalah yang sedang dihadapi. Adapun beberapa faktor yang dapat menjadi tolak ukur dan kajian untuk menentukan kelangsungan hidup (going concern) sebuah perusahaan diantaranya: audit tenure, debt default, kondisi keuangan, kualitas audit, 5
pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern telah banyak dilakukan. Namun hasil penelitian tersebut masih menunjukkan adanya perbedaan hasil penelitian. Melihat banyaknya penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta adanya ketidakseragaman hasil penelitian, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti kembali faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut: Apakah audit tenure, debt default, kondisi keuangan, kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap penerimaan audit going concern? 1.3 Tujuan Penelitian 6
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai untuk mengetahui pengaruh audit tenure, debt default, kondisi keuangan, kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan terhadap penerimaan audit going concern baik secara parsial maupun simultan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai pengaruh audit tenure, debt default, kondisi keuangan, kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern. 2. Bagi investor dan calon investor, sebagai bahan pertimbangan dan informasi mengenai kelangsungan usaha suatu entitas (going concern) sehingga investor dan calon investor dapat mengambil keputusan investasi yang tepat berdasarkan laporan audit. 3. Bagi manajemen perusahaan, diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam penentuan kebijakan-kebijakan perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang memiliki dampak terhadap kelangsungan usaha entitas di masa mendatang. 7
4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi, informasi, dan bahan acuan penelitian yang sama di masa yang akan datang yang berkaitan dengan penerimaan audit going concern. 1.5 Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan gambaran singkat dari isi penelitian yang mencakup uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar terbentuknya hipotesis sekaligus sebagai acuan untuk melakukan penelitian yang di dalamnya berisi uraian landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka konseptual, dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan secara mendetail mengenai metode yang digunakan dalam penelitian meliputi jenis penelitian, 8
defenisi operasional, jenis, sumber, dan metode pengumpulan data, populasi dan sampel, dan metode analisis data. BAB IV : PEMBAHASAN Pada bab ini berisi deskriptif penelitian, analisis penelitian, pengujian hipotesis, dan hasil penelitian. BAB V : KESIMPULAN Pada bab ini dijelaskan simpulan, keterbatasan atas penelitian ini serta saran peneliti atas hasil penelitian ini. 9