BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renaldi Ednin Vernia,2013

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENERAPAN LEARNING LOG UNTUK MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI ECHINODERMATA

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian atau asesmen dalam pembelajaran memiliki kedudukan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rezki Prima Putri, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat belajar IPA adalah sebagai produk dan sebagai proses, maka

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

KATA PENGANTAR. Penerapan Learning Log Class Untuk Mendiagnosis Kesulitan Dan Kebutuhan Belajar Siswa SMA Pada Materi Sistem Ekskresi

I. PENDAHULUAN. baik dan meningkatnya penguasaan konsep materi yang telah diajarkan.

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizma Yuansih, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang... 1

Penerapan asesmen kinerja dalam menilai Literasi kuantitatif siswa pada konsep ekosistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dan lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Belajar, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 13: 67, (Juli, 2007), 720.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. O X O Pretes Perlakuan Postes

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

I. PENDAHULUAN. global dengan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang terdidik yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. studi atau suatu bagian dari bidang studi. Peta konsep bukan hanya

PENGEMBANGAN MODUL AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII SMAN DI KOTA BENGKULU

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERFIKIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dian Amirulloh

BAB I PENDAHULUAN. menuntut adanya suatu strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. inovatif. Menyadari bagaimana cara memikirkan pemecahan permasalahan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

I. PENDAHULUAN. ini karena hasil belajar siswa sangat mempengaruhi keberhasilan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dievaluasi. 1. Dilihat Dari Fungsinya. 2. Dilihat Dari Waktu. 3. Dilihat Dari Titik Berat Penilaian. 4. Dilihat Dari Alat Evaluasi

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pembelajaran matematika dalam standar isi adalah agar peserta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kelompok Tes Uraian. Gronlund & Linn (1990) mengelompokkan tes uraian dalam dua kelompok yaitu : 1. Tes Uraian Terbuka (Extended Response Question)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Ketercapaian tujuan pendidikan dapat diwujudkan melalui program

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

Kegiatan Belajar 2 : Prinsip, Pendekatan, dan Langkah-langkah dalam Pengembangan Kurikulum Modul 3 : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Namun biasanya penilaian ini lebih ditujukan hanya untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. laku (kemampuan) pada diri siswa, seperti yang sebelumnya tidak tahu. menjadi tahu, yang sebelumnya tidak paham menjadi paham, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN 3.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di semua bidang, salah satunya membangun sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aa Juhanda, 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIBERI UMPAN BALIK BERUPA ANGKA SAJA DENGAN UMPAN BALIK BERUPA ANGKA DISERTAI KOMENTAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

Peta Kompetensi Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar di kelas masih memiliki kendala dalam

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN LEARNING LOG HOME UNTUK MENDIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. antar bangsa yang semakin nyata serta agenda pembangunan menuntut sumber

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB I PENDAHULUAN. curriculum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency based. menuntut siswa untuk menerapkan langsung konsep yang di dapat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mei Indah Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perolehan Skor Rata-Rata Siswa Indonesia Untuk Sains

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. 2009). Maka penelitian ini digunakan untuk melihat gambaran penerapan

BAB I PENDAHULUAN. (KPS) (Ramli, 2011). Selain itu, menurut Rustaman (2003) KPS. proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer, ilmu alam, dan sebagainya. Oleh sebab itu, perlu adanya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan termasuk unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut Syah (2006), belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Guru harus selalu melakukan penilaian terhadap siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa. Wulan (1998) menyatakan bahwa skor dari hasil penilaian berupa tes di kelas banyak dipergunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan terhadap siswa. Sangatlah penting untuk tidak membuat generalisasi kemampuan siswa hanya melalui tes saja. Pada umumnya guru biasa melakukan penilaian terhadap siswanya melalui tes hasil belajar siswa atau bisa disebut tes prestasi belajar siswa (achievement test). Hal ini juga dikemukakan oleh Purwanto (2008) bahwa tes hasil belajar atau achievement test adalah suatu alat evaluasi yang selama ini umum dipergunakan untuk menilai hasil belajar siswa dari pembelajaran yang telah diberikan guru. Sangat penting bagi guru untuk tidak menilai siswanya hanya berdasarkan skor yang didapat dari tes hasil belajar saja. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru harus mampu membantu siswa agar kemampuannya untuk belajar meningkat. Guru perlu melakukan tindakan untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Asesmen terutama asesmen formatif adalah bentuk penilaian yang dapat dilakukan. Hal ini didukung oleh pernyataan Kizlik (2012) bahwa asesmen formatif adalah salah satu penilaian yang dirancang untuk membantu proses belajar dengan memberikan umpan balik kepada siswa dan guru yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu pembelajaran. Asesmen merupakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai seberapa baik siswa belajar. Semua kegiatan dalam pembelajaran dari yang sederhana sampai rumit juga terlibat

2 dalam asesmen. Asesmen ini akan menjawab pertanyaan Seberapa baik pencapaian setiap siswa? (Linn dan Gronlund, 1995). Dengan melakukan asesmen, guru dapat mendiagnostik kesulitan belajar yang dialami siswa. Menurut Linn dan Gronlund (1995) asesmen yang dilakukan terhadap siswa membutuhkan penggunaan dari beberapa teknik penilaian untuk mengukur pencapaian siswa. Akan tetapi asesmen bukan hanya sekedar kumpulan dari beberapa teknik saja. Asesmen merupakan proses yang sistematis yang memegang peranan penting dalam pembelajaran yang efektif. Asesmen ini dimulai dari identifikasi tujuan pembelajaran dan diakhiri dengan melihat seberapa jauh tujuan-tujuan tersebut telah tercapai. Dalam melakukan asesmen, guru harus menentukan hal apa yang akan didapat dari asesmen tersebut secara spesifik. Setelah tujuan dari asesmen tersebut jelas, guru harus dapat menentukan bentuk asesmen yang akan diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut secara tepat. Akan tetapi dari penelitian yang dilakukan oleh Heritage (2009) ditemukan bahwa asesmen yang dilakukan oleh guru pada masa kini cenderung statis dan kurang variatif. Hal ini dikarenakan asesmen yang dilakukan hanya didasarkan pada skor siswa dari tes-tes yang diberikan oleh guru. Data skor tersebut hanya akan memberikan gambaran mengenai pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan dan bukan gambaran mengenai apa yang harus dilakukan guru untuk membantu siswa belajar lebih baik. Menurut Shadiq (2012) guru sudah seharusnya menyadari bahwa terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan atau kurang berhasil dalam proses pembelajarannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, sehingga siswa tidak dapat belajar dan kurang berusaha sesuai dengan kekuatannya. Telah terdentifikasi beberapa faktor penyebab kesulitan belajar siswa yaitu faktor fisiologis, sosial, kejiwaan, intelektual, dan kependidikan (Cooney, et al. dalam Shadiq, 2012). Untuk itu perlu dilakukan suatu analisis untuk dapat mendiagnostik kesulitan belajar siswa. Tes hasil belajar atau evaluasi yang hanya mengukur keberhasilan belajar saja, tes tersebut tidak bisa mendiagnostik kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Learning log dapat digunakan untuk mendiagnostik kesulitan belajar yang dialami siswa. Billmeyer (2003)

3 menyatakan bahwa learning log dapat menjadi media refleksi diri bagi siswa. hasil dari refleksi diri ini dapat menjadi pertimbangan dasar bagi guru untuk membantu siswa dalam menghadapi kesulitan belajarnya. Hamidah (2012) menyatakan bahwa terdapat beberapa materi dalam Mata Pelajaran Biologi yang tingkat kesulitannya dianggap tinggi, baik dalam hal konsep, dalam hal mengajarkan, maupun dalam hal menilai penguasaan siswa. Berdasarkan penjaringan data mengenai materi biologi, secara umum materi biologi SMA yang tingkat kesulitannya tinggi dibandingkan dengan materi lainnya adalah materi-materi yang berada di kelas XII dan XI. Siswa mungkin akan menghadapi beberapa masalah yang membuatnya mengalami kesulitan dalam mempelajari biologi. Sistem pertahanan tubuh merupakan salah satu materi yang dipelajari pada Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI. Materi sistem pertahanan tubuh ini menuntut siswa untuk memahami mekanisme kerja sistem imun tubuh manusia. Guru memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa dikelasnya. Menurut Fitriyani (2011), materi sistem pertahanan tubuh adalah materi yang sulit untuk dipelajari karena materi ini menyangkut hal yang objeknya sulit untuk diperlihatkan langsung di hadapan siswa. Hal ini dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi sistem pertahanan tubuh ini dan membuat siswa tersebut kurang memahami materi yang telah diajarkan. Hal serupa juga dikemukakan oleh Kienfield (1991) yang menyatakan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dan miskonsepsi pada saat mempelajari materi dengan konsep yang abstrak. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan asesmen sumatif non-tes untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa yang mungkin muncul pada pokok bahasan sistem pertahan tubuh. Salah satu perangkat asesmen yang dapat digunakan adalah learning log yang berupa buku harian belajar siswa. Penelitian mengenai pemanfaatan learning log untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa SMA pada materi sistem pertahanan tubuh sangat diperlukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2012), learning log dapat dikembangkan menjadi learning log home dan learning log class. Pengembangan dua learning log ini

4 didasarkan pada tempat pengerjaan masing-masing perangkat tersebut. Learning log class dikerjakan di kelas sedangkan learning log home dikerjakan di rumah siswa. Learning log yang digunakan dalam penelitian ini adalah Learning log home. Learning log home dapat diterapkan untuk materi-materi lain disesuaikan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Learning log home ini dapat digunakan sebagai perangkat untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa. Perangkat ini juga dapat mendiagnostik latar belakang dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa tersebut. Akan tetapi, perangkat ini masih kurang menarik dari segi desain sehingga antusiasme siswa untuk menjawab pertanyaan dalam perangkat ini juga kurang. Selain itu, pertanyaan yang terlalu banyak dan kurang jelas menyebabkan siswa malas mengisi perangkat learning log ini (Hidayat, 2012). Perangkat ini sangat potensial dijadikan perangkat asesmen untuk mendiagnostik kesulitan belajar. Dalam penelitian ini, learning log home dekembangkan dari segi desain serta konten yang ada didalamnya. Desain dibuat lebih menarik, pertanyaan dibuat lebih jelas dan dengan jumlah yang tidak terlalu banyak, serta penambahan Lembar Ekspresi untuk menambah antusiasme siswa agar tertarik untuk mengisi perangkat learning log home ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah penerapan learning log home sebagai instrumen asesmen untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa SMA pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh?. Untuk memudahkan penelitian, permasalahan dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Bagaimana penyusunan perangkat penilaian learning log home sebagai prosedur asesmen untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi sistem pertahanan tubuh? 2. Bagaimana penerapan learning log home untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran sistem pertahanan tubuh?

5 3. Apakah kesulitan yang teridiagnostik learning log home dalam pembelajaran sistem pertahanan tubuh? 4. Bagaimana tanggapan guru tentang penerapan learning log home untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh? 5. Apa sajakah kelebihan yang ditemukan pada perangkat learning log home yang dikembangkan? 6. Kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapan learning log home untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh? C. Batasan Masalah Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perangkat asesmen yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku belajar harian (learning log home). 2. Penelitian mengenai asesmen kesulitan belajar siswa ini dibatasi hanya pada penerapan learning log home sebagai instrumen asesmen kesulitan belajar siswa dan tanggapan guru terhadap asesmen alternatif kesulitan belajar siswa. 3. Kesulitan belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan akademis yang mungkin muncul dalam pembelajaran sistem pertahanan tubuh. 4. Pembelajaran dalam penelitian ini difokuskan hanya pada materi sistem pertahanan tubuh, yaitu BAB terakhir yang dipelajari di kelas XI. D. Tujuan Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penyusunan dan penerapan asesmen berupa learning log home dalam mengungkap kesulitan belajar siswa pada materi sistem pertahanan tubuh. Tujuan umum tersebut dijabarkan dalam beberapa tujuan khusus berikut ini:

6 1. Menghasilkan perangkat penilaian learning log home untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh. 2. Mengetahui penerapan learning log home untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh. 3. Mengungkap kelebihan dan kendala penerapan learning log home dalam pembelajaran yang telah dikembangkan berdasarkan catatan penting lapangan dan tanggapan guru pada tahap wawancara. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran dan acuan dalam penyusunan instrumen asesmen khususnya learning log yang dikembangkan menjadi learning log home untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa SMA pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh yang selanjutnya dapat dikembangkan lagi oleh guru dalam menggunakan asesmen alternatif (learning log) untuk mendiagnostik kesulitan belajar siswa SMA pada konsep yang lain. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi guru yang ingin menerapkan learning log home pada pembelajarannya. 3. Hasil penelitian ini dapat memberikan feedback dan motivasi kepada siswa SMA dalam meningkatkan pemahaman mengenai sistem pertahan tubuh. 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti sendiri dan orang lain untuk mengembangkan strategi yang sesuai dalam mempelajari sistem pertahanan tubuh serta penelitian ini dapat diterapkan untuk mendiagnostik kesulitan belajar yang dihadapi siswa pada konsep-konsep biologi yang lain yang dianggap sulit.