KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2016

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017


KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAMBI AGUSTUS 2015

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi Sumatera Selatan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017

BERITA RESMI STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2008

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

BERITA RESMI STATISTIK

Transkripsi:

BPS PROVINSI LAMPUNG No. 06/11/18/Th.IX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,62 PERSEN Penduduk yang bekerja pada Agustus 2016 sebanyak 3.931,3 ribu orang bertambah sebanyak 76,5 ribu orang dibanding keadaan Februari 2016 dan bertambah sebanyak 296,1 ribu orang dibanding keadaan setahun yang lalu. Secara relatif angka pengangguran Lampung menunjukan kenaikan dari 4,54 persen pada Februari 2016 menjadi 4,62 persen pada bulan Agustus 2016. Bila dibandingkan dengan Agustus 2015 (5,14 persen), angka pengangguran turun 0,52 poin. Penurunan terlihat dari jumlah pencari kerja (pengangguran terbuka) sebanyak 6,5 ribu orang atau berkurang 3,3 persen selama setahun terakhir. Jumlah angkatan kerja yang merupakan penduduk siap kerja (bekerja dan pengangguran) menunjukan adanya peningkatan sebanyak 83,4 ribu orang dibanding Februari 2016 dan bertambah sebanyak 289,6 ribu orang dibanding Agustus 2015. Perkotaan masih menjadi kantong pengangguran ditunjukkan dengan tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 6,46 persen dibanding perdesaan yang 3,87 persen. Atau secara absolut 76,5 ribu orang di perkotaan dibanding 113,8 ribu orang pengangguran di perdesaan. Sektor pertanian masih mendominasi lapangan pekerjaan utama penduduk yaitu sekitar 48,28 persen dari seluruh penduduk yang bekerja. Selama periode setahun terakhir jumlah pekerja pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan & perikanan mengalami kenaikan sebanyak 124,7 ribu pekerja. Diikuti sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan yang bertambah 115,7 ribu pekerja. Sektor yang paling banyak mengalami pengurangan tenaga kerja adalah pertambangan & penggalian sebanyak 11,6 ribu pekerja. Status pekerjaan sebagian besar penduduk bekerja di Provinsi Lampung adalah berusaha dibantu buruh tidak tetap dan buruh/karyawan/pegawai yaitu masing-masing sebanyak 845,6 ribu orang dan 1.052,9 ribu orang. Dari status pekerjaan ini diperkirakan pekerja formal di Lampung sebesar 29,9 persen sedangkan pekerja informal 70,1 persen. Perkiraan proporsi pekerja informal pada tahun sebelumnya (kondisi Agustus 2015) adalah sebesar 70,83 persen.

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran Kondisi makro ketenagakerjaan Lampung pada Agustus 2016 menunjukan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja sebanyak 83,4 ribu orang dibanding Februari 2016 dan bertambah sebanyak 289,6 ribu orang dibanding Agustus 2015. Penduduk yang bekerja pada Agustus 2016 bertambah sebanyak 76,5 ribu orang dibanding keadaan Februari 2016 dan bertambah sebanyak 296,1 ribu orang dibanding keadaan setahun yang lalu. Sementara jumlah penganggur mengalami kenaikan 6,8 ribu orang dibanding Februari 2016 dan berkurang sebanyak 6,5 ribu orang dibanding keadaan setahun yang lalu. Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja dalam setahun terakhir, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik 4,01 poin yakni dari 65,6 persen naik menjadi 69,61 persen. Naiknya TPAK ini merupakan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi suplai tenaga kerja. Tabel 1 Dekomposisi Penduduk Usia Kerja dan Indikator Ketenagakerjaan di Provinsi Lampung, Februari 2015 Agustus 2016 Kenaikan TPAK ini disebabkan penurunan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja. Dari dekomposisi penduduk usia kerja seperti ditunjukkan pada Tabel 1 di atas penurunan jumlah terjadi pada seluruh aktivitas Bukan Angkatan Kerja yakni Sekolah, Mengurus Rumahtangga dan Lainnya. Selama setahun terakhir penduduk usia kerja yang mengurus rumahtangga turun 124 ribu orang. Sementara penduduk usia kerja yang Sekolah dan Lainnya masing-masing mengalami penurunan 31,7 ribu orang dan 54,6 ribu orang. Secara relatif angka pengangguran Lampung menunjukan kenaikan dari 4,54 persen pada Februari 2016 menjadi 4,62 persen pada bulan Agustus 2016. Bila dibandingkan dengan Agustus 2015 (5,14 persen), angka pengangguran turun 0,52 poin. Angka pengangguran Lampung ini masih di bawah angka pengangguran nasional. Pada Agustus 2016 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) nasional sebesar 5,61 persen.

72,50 70,00 67,50 70,55 66,99 69,95 68,63 69,61 65,00 65,60 62,50 60,00 Feb 2014 Agt 2014 Feb 2015 Agt 2015 Feb 2016 Agt 2016 TPAK Gambar 1 Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Provinsi Lampung, Februari 2014 - Agustus 2016 Indikator lain yang lebih mendalam menyangkut angkatan kerja adalah jumlah pekerja tidak penuh yakni mereka yang berstatus bekerja tetapi memiliki jam kerja di bawah jam kerja normal (35 jam seminggu). Dikatakan lebih mendalam karena mampu mengungkap dibalik status bekerja ternyata tidak semua memiliki produktivitas yang tinggi sebagian dari mereka memiliki jam kerja rendah. Ada dua kelompok pekerja tidak penuh: setengah pengangguran dan paruh waktu. Pada Agustus 2016, pekerja tidak penuh berjumlah 1.280,3 ribu orang atau 32,57 persen dari penduduk bekerja. Turun dibanding Agustus 2015 yang 1.379,6 ribu orang atau 37,95 persen dari penduduk bekerja. Ini merupakan indikasi yang merepresentasikan kenaikan produktivitas. Dari dua jenis pekerja tidak penuh, setengah pengangguran turun selama setahun terakhir dari 297,4 ribu pekerja menjadi 282,4 ribu pekerja. Sementara pekerja paruh waktu turun dari 1.082,1 ribu pekerja menjadi 997,9 ribu pekerja. 6,50 6,00 5,50 5,70 5,94 5,81 6,18 5,50 5,61 5,00 4,50 4,00 5,08 4,79 5,14 4,54 4,62 3,50 3,00 3,44 Feb 2014 Agt 2014 Feb 2015 Agt 2015 Feb 2016 Agt 2016 Lampung Nasional Gambar 2 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Lampung dan Nasional, Februari 2014 - Agustus 2016 Dilihat perbandingan kota-desa, tingkat pengangguran lebih tinggi terjadi di wilayah perkotaan (urban area). Sebanyak 6,46 persen angkatan kerja di perkotaan berstatus sebagai penganggur terbuka (pencari kerja), setara dengan 76,5 ribu orang. Sedangkan di wilayah perdesaan (rural area) tingkat pengangguran hanya 3,87 persen atau 113,8 ribu orang. Dibandingkan setahun yang lalu, jumlah pengangguran di perkotaan berkurang

sebanyak 5,5 ribu orang. Sejalan dengan itu, jumlah pengangguran di perdesaan turun seribu orang. Fenomena ini diduga berkaitan dengan meningkatnya aktivitas sektor pertanian yang mendominasi kegiatan ekonomi di desa. Tabel 2 Pengangguran Terbuka menurut Daerah Kota-Desa di Provinsi Lampung, Agustus 2015 - Agustus 2016 Disparitas jender pada partisipasi angkatan kerja sangat timpang. TPAK laki-laki sebesar 86,18 persen jauh lebih tinggi dibanding TPAK perempuan yang hanya 52,17 persen. Kondisi ini berkaitan dengan adanya perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan di dalam rumahtangga. Laki-laki berperan sebagai pencari nafkah (breadwinner), sedangkan perempuan mengelola rumahtangga dan mengasuh anak-anaknya. Dibandingkan keadaan Agustus 2015, partisipasi laki-laki di pasar tenaga kerja mengalami kenaikan 0,62 poin sementara partisipasi perempuan naik 7,6 poin. Sementara itu, disparitas jender pada pengangguran direpresentasikan oleh TPT perempuan yang lebih tinggi dibanding TPT laki-laki yakni 4,86 persen berbanding 4,48 persen. Tabel 3 Angkatan Kerja dan Pengangguran Terbuka menurut Jenis Kelamin di Provinsi Lampung, Agustus 2015 - Agustus 2016 Selama setahun terakhir terlihat ada pergeseran komposisi angkatan kerja menurut latar belakang pendidikan. Persentase pencari kerja yang berpendidikan tinggi (diploma/sarjana) turun dari 8,84 persen menjadi 8,26 persen. Sebaliknya, pengangguran yang mengenyam pendidikan rendah (SMP ke bawah) naik dari 36,1 persen menjadi 46,79 persen. Sementara pada penduduk yang bekerja terlihat adanya sedikit penurunan pada pekerja yang berpendidikan rendah. Kondisi yang sama dialami oleh pekerja yang berpendidikan menengah. Sementara pekerja yang berpendidikan tinggi mengalami peningkatan yakni dari 6,46 persen naik menjadi 7,94 persen.

Tabel 4 Komposisi Angkatan Kerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Provinsi Lampung, Agustus 2015 Agustus 2016 (Persen) Gambar 3 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Provinsi Lampung, Agustus 2015 - Agustus 2016 Komposisi jumlah penduduk bekerja menurut jam kerja seluruhnya secara umum tidak tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Pada Agustus 2016, jumlah penduduk yang bekerja penuh (full time worker), yaitu penduduk yang bekerja 35 jam per minggu atau lebih sebanyak 2.651,1 ribu (67,43 persen). Sementara itu, dalam setahun terakhir penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu (pekerja tidak penuh) menurun sebanyak 99,3 ribu (7,2 persen). Sementara penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu pada Agustus 2016 sebanyak 234,1 ribu (5,96 persen) atau mengalami penurunan sebanyak 33,9 ribu (12,66 persen) dibanding Agustus 2015.

Tabel 5 Komposisi Penduduk yang Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja per Minggu di Provinsi Lampung, Februari 2015 Februari 2016 (Ribu) Jumlah Jam Kerja per Minggu 2015 2016 Februari Agustus Februari Agustus (1) (2) (3) (4) (5) 1-7 83,7 48,8 78,6 50,5 8-14 201,5 219,3 251,4 183,6 15-24 562,5 554,3 529,6 474,8 25-34 563,5 557,2 564,8 571,3 1-34 1 411,2 1 379,6 1 424,4 1 280,3 0 dan 35 2 510,0 2 255,7 2 430,4 2 651,1 Jumlah 3 921,2 3 635,3 3 854,8 3 931,3 2. Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Komposisi penduduk Lampung yang bekerja menurut sektor lapangan pekerjaan utama sedikit mengalami perubahan dibanding keadaan Agustus 2015. Sektor pertanian (pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan & perikanan) masih merupakan lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk yang bekerja yaitu 48,28 persen. Disusul dua lapangan pekerjaan lain yakni berturut-turut perdagangan, rumah makan & jasa akomodasi (19,16 persen) serta jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan (13,34 persen). Ketiga lapangan usaha utama tersebut menyerap lebih dari 75 persen tenaga kerja di Lampung. Lapangan usaha lain memiliki kontribusi penyerapan tenaga kerja kurang dari 10 persen. Dilihat tren sektoral, hampir tidak ada lapangan pekerjaan yang konsisten naik atau turun dibanding setahun yang lalu. Secara absolut, pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan & perikanan selama setahun yang lalu menyerap tenaga kerja paling banyak yakni 124,7 ribu pekerja. Diikuti sektor lapangan pekerjaan jasa kemasyarakatan, sosial & perorangan sebanyak 115,7 ribu pekerja. Sektor yang paling banyak mengalami drop out tenaga kerja adalah pertambangan & penggalian sebanyak 11,6 ribu pekerja. Perdagangan, Ruma h Makan&Jasa Akomodasi 19,16% Transportasi, Pergud angan&komunikasi 3,31% Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan&Jasa Perusahaan 1,32% Jasa Kemasyarakatan, So sial&perorangan 13,34% Konstruksi 5,60% Listrik, Gas dan Air Minum 0,13% Industri 8,42% Pertambangan dan Penggalian 0,44% Pertanian, Perkebun an, Kehutanan, Perb uruan&perikanan 48,28% Gambar 4 Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan di Provinsi Lampung, Agustus 2016

Tabel 5a Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Lampung, Februari 2015 Agustus 2016 (Ribuan) Tabel 5b Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Lampung, Februari 2015 Agustus 2016 Daerah perkotaan di Lampung didominasi tenaga kerja di sektor Perdagangan/Rumah Makan/Jasa Akomodasi serta sektor Jasa Kemasyarakatan/Sosial/Perorangan yakni 31,92 persen dan 22,61 persen. Sedangkan daerah perdesaan lebih dari separuh tenaga kerja bekerja pada sektor pertanian (59,73 persen).

Sektor Pertambangan dan Penggalian di perdesaan lebih banyak dibanding perkotaan, merepresentasikan sektor tersebut hanya berupa unit-unit usaha kecil seperti Galian C. Begitu juga dengan sektor industri yang jumlahnya jauh lebih banyak di perdesaan dibanding perkotaan menandakan banyaknya industri-industri kecil/industri rumah tangga. Tabel 6 Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Daerah Kota-Desa di Provinsi Lampung, Agustus 2016 3. Status Pekerjaan Utama Dari seluruh penduduk bekerja pada Agustus 2016, status pekerjaan utama yang terbanyak sebagai buruh/karyawan/pegawai (26,78 persen) dan diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar (21,51 persen) dan pekerja keluarga/tidak dibayar (20,03 persen). Dalam periode setahun terakhir bertambahnya jumlah tenaga kerja dialami oleh status pekerjaan berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, buruh/karyawan/pegawai dan pekerja keluarga/tidak dibayar. Penambahan tersebut didominasi pada pekerja dengan status buruh/karyawan/pegawai yakni sebanyak 128,6 ribu pekerja. Tabel 7 Penduduk yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama di Provinsi Lampung, Februari 2015 Agustus 2016

Secara sederhana, kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap/buruh dibayar dan kategori buruh/karyawan/pegawai, sisanya sebagian besar termasuk pekerja informal. Berdasarkan pendekatan identifikasi ini, maka pada Agustus 2016 sekitar 1.175,3 ribu pekerja (29,9 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 2.756 ribu pekerja (70,1 persen) bekerja pada kegiatan informal. 5 000,0 4 000,0 3 000,0 2 000,0 2 751,0 2 574,7 2 665,9 2 756,0 1 000,0-1 170,2 1 060,5 1 188,9 1 175,3 Feb 2015 Agt 2015 Feb 2016 Agt 2016 Formal Informal Gambar 5 Perkembangan Penduduk yang Bekerja menurut Kegiatan Ekonomi Formal/Informal di Provinsi Lampung, Februari 2015 Agustus 2016 (Ribuan) Ketimpangan kegiatan ekonomi formal dan informal terlihat signifikan di perdesaan dibanding perkotaan. Pada Agustus 2016, jumlah pekerja informal di perdesaan mencapai 2.156,3 atau lebih dari tiga kali jumlah pekerja formal. Pekerja di sektor informal umumnya berpendidikan rendah dan tidak mempunyai ketrampilan khusus. Kondisi ini terkait erat dengan rendahnya produktivitas di perdesaan. Sementara itu, jumlah pekerja formal dan informal di perkotaan relatif berimbang yakni sebanyak 508,5 ribu dan 599,7 ribu. Fenomena ini mengindikasikan pentingnya peran sektor informal dalam kegiatan ekonomi di perkotaan. 2 500,0 2 000,0 2.126 2.092 2.098 2.156 1 500,0 1 000,0 500,0 625 637 699 667 533 576 568 600 485 482 490 509 - Feb 2015 Agt 2015 Feb 2016 Agt 2016 Formal-Kota Informal-Kota Formal-Desa Informal-Desa Gambar 6 Perkembangan Penduduk yang Bekerja menurut Kegiatan Ekonomi Formal/Informal dan Kota-Desa di Provinsi Lampung, Februari 2015 - Agustus 2016 (Ribuan)

4. Perbandingan Regional Tingkat pengangguran terbuka menurut provinsi di Sumatera relatif bervariasi. Empat provinsi memiliki tingkat pengangguran di atas angka nasional, sementara enam provinsi lainnya termasuk Lampung memiliki tingkat pengangguran di bawah angka nasional (5,61 persen). TPT tertinggi dialami Kepulauan Riau yakni sekitar 7,69 persen. Sedangkan TPT yang paling rendah sekitar 2,6 persen terjadi di Bangka Belitung. TPT Lampung merupakan TPT terendah kelima di Pulau Sumatera. Gambar 7 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Provinsi di Sumatera, Agustus 2016 7,69 7,57 7,43 5,84 5,09 4,62 4,31 4,00 3,30 5,61 2,60 BEBERAPA KONSEP YANG DIGUNAKAN Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah The Labour Force Concept yang disarankan oleh the International Labour Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk menjadi dua kelompok, yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Selanjutnya penduduk usia kerja dibedakan pula menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukannya. Kelompok tersebut adalah angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. 1. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. Batas bawah bervariasi antar Negara. Indonesia, menggunakan batas bawah usia 15 tahun, namun dalam survey dicatat 10 tahun ke atas, Mesir (6 tahun), Brazil (10 tahun), Swedia, USA (16 tahun), Kanada (14 dan 15 tahun), India (5 dan 15 tahun), Venezuela (10 dan 15 tahun). Batas atas, bervariasi antar Negara. Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia (74 tahun), Mesir, Malaysia, Mexico (65 tahun). Banyak Negara termasuk Indonesia tidak ada batas atas. 2. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, dan pengangguran. 3. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumahtangga atau melaksanakan kegiatan lainnya. 4. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit dilakukan selama 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. 5. Penganggur terbuka, terdiri dari: a) Mereka yang mencari pekerjaan. b) Mereka yang mempersiapkan suatu usaha. c) Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (bukan karena alasan kekurangan fisik). d) Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah rasio jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (15+). 7. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio jumlah penganggur terbuka terhadap jumlah angkatan kerja (An ILO Manual on Concepts and Methods).

Keterangan lebih lanjut hubungi : Bidang Statistik Sosial Up. Mas ud Rifai, S.ST. Telepon (0721) 482909/484329 Pswt 120 Email: bps1800@bps.go.id Homepage: http://lampung.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG Jl. Basuki Rahmat No. 54 Teluk Betung Bandar Lampung 35215 Telepon (0721) 482909, 484329 Faksimili (0721) 484329 Email: bps1800@bps.go.id Homepage: http://lampung.bps.go.id