PENGARUH SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN TETAP DIVISI PENJUALAN (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor)

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumberdaya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Akbal Lizar (2011) dengan judul Pengaruh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Adrianus Oyok Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun pengertian kompensasi menurut para ahli sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

III. METODE PENELITIAN

SISTEM KOMPENSASI PEGAWAI

III. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. bidang dari manajemen umum dimana meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Menurut Rivai (2004),

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

: DWI ENDANG PUSPITASARI H

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI WATER BASE PT.CAT TUNGGAL DJAJA INDAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hasil yang optimal kepada konsumen. Perusahaan yang memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

II. TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan SDM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Agung (2006) skirpsi Hubungan Kompensasi Terhadap. terhadap kualitas kerja karyawan yaitu sebesar 89,2%

BAB II URAIAN TEORITIS

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

BAB V PEMBAHASAN MASALAH. karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial baik

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H

MENETAPKAN UPAH STRATEGIS I K A R U H A N A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber

BAB II LANDASAN TEORI. kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage. dengan pencapaian sasaran, organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Struktur organisasi PT. Sinar Sosro kantor penjualan Bogor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPENSASI. Pengertian. Tujuan Administrasi Kompensasi 23/12/2014

SKRIPSI. Diajukan Oleh : Adi Suryo Prayogo /FE/EA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima karyawan, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aspek penting dan merupakan ujung tombak dalam

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

Tujuan administrasi kompensasi

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR)

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

Kompensasi Finansial Langsung

Transkripsi:

PENGARUH SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN TETAP DIVISI PENJUALAN (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor) Oleh CORRY ALVERNIA H24097020 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

PENGARUH SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN TETAP DIVISI PENJUALAN (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh Corry Alvernia H24097020 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Judul Nama NIM : Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Tetap Divisi Penjualan (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor) : Corry Alvernia : H24097020 Menyetujui, Dosen Pembimbing Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si NIP 197307121997022001 Mengetahui: Ketua Departemen Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP 196101231986011002 Tanggal Lulus:

RINGKASAN CORRY ALVERNIA. H24097020. Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Tetap Divisi Penjualan (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor) Di bawah bimbingan ERLIN TRISYULIANTI. Dalam dunia bisnis saat ini menuntut adanya sebuah persaingan antar perusahaan, khususnya PT. Sinar Sosro yaitu perusahaan yang bergerak dibidang industri minuman kemasan dan pelopor teh siap minum dalam kemasan botol dengan beberapa pesaingnya seperti PT. Cocacola dan Orang Tua Group. Ketatnya persaingan mengharuskan perusahaan memberikan hasil yang optimal kepada konsumen. Hasil optimal akan dicapai oleh perusahaan dengan cara peningkatan kinerja karyawan, salah satunya melalui pemberian kompensasi yang layak. Kompensasi yang diberikan PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan (KP) Bogor adalah kompensasi finansial dan non finansial. Kompensasi finansial lebih dibutuhkan oleh divisi penjualan karena kompensasi finansial lebih dapat dinikmati dan dirasakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu mengetahui pelaksanaan sistem kompensasi finansial dan kondisi kinerja menurut persepsi karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor, menganalisis pengaruh sistem kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor, dan menganalisis faktor kompensasi finansial yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus yaitu populasi yang merupakan metode probability sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Pengolahan data menggunakan bantuan software SPSS versi 15 for windows. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa seluruh sistem kompensasi finansial seperti gaji, bonus, insentif, THR, asuransi dan fasilitas kantor bersamasama mempengaruhi kinerja karyawan. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa dari enam jenis sistem kompensasi finansial yang dirasakan karyawan tetap divisi penjualan, hanya sistem kompensasi finansial berupa THR yang tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan, sedangkan kelima sistem kompensasi finansial lainnya seperti gaji, bonus, insentif, asuransi dan fasilitas kantor memiliki pengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan. Dilihat dari nilai koefisien dalam persamaan regresi dinyatakan bahwa urutan faktor kompensasi finansial yang paling berpengaruh sampai yang paling sedikit berpengaruh terhadap kinerja karyawan yaitu insentif, asuransi, bonus, gaji, fasilitas kantor dan THR. Model regresi ini memiliki koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 81,3% yang berarti bahwa 81,3% variabel terikat yaitu kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel bebas dari sistem kompensasi finansial dan sisanya 18,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan.

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Maret 1988 sebagai anak dari Alm Bapak P. Sianturi dan Ibu N. Simbolon. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Jenjang pendidikan dimulai dari Taman Kanakkanak (TK) Marga Utama Jakarta. Melanjutkan pendidikan di sekolah dasar (SD) Strada Dipamarga Jakarta. Penulis menyelesaikan pendidikan SMP pada tahun 2003 pada SMP Santa Maria Fatima Jakarta dan menyelesaikan pendidikan SMA di SMA 54 Jakarta pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis diterima di Direktorat Program Diploma Universitas Indonesia pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik dengan Jurusan Administrasi Perpajakan melalui Tes Masuk Program Diploma III dan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Penulis pernah mengikuti kegiatan kemahasiswaan Bedah Kampus sebagai seksi keamanan di Program Diploma Universitas Indonesia pada tahun 2008. Pada tahun 2009 Penulis diterima di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis pernah mengikuti kegiatan keagamaan pada acara Paskah sebagai seksi konsumsi di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen dan Agribisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011. iii

KATA PENGANTAR Segala puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan pada PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor. Skripsi ini berjudul Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Tetap Divisi Penjualan (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor). Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak telah yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan. Bogor, April 2012 Penulis iv

UCAPAN TERIMA KASIH Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena dengan kasih karunia-nya akhirnya penulisan Skripsi dengan judul Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Tetap Divisi Penjualan (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor) dapat diselesaikan pada waktu yang telah direncanakan. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang tidak terhingga kepada Ibu Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis. Selanjutnya penulis mengucapakan terimakasih kepada : 1. Alm Bapak yang selama hidupnya sudah mengajarkan kedisiplinan dan kerja keras dalam meraih masa depan, serta Mama yang selalu memberikan perhatian, doa dan dukungan baik meteriil maupun non materiil kepada penulis. 2. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. 3. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM, selaku Koordinator Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, IPB. 4. Ibu Dr.Ir. Anggraini Sukmawati, MM serta Ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si sebagai dosen penguji atas kesediaannya menguji, memberikan saran, serta masukan kepada penulis. 5. Seluruh dosen, staff dan pengurus Program Sarjana Alih Jenis Manajemen atas ilmu serta bantuannya. 6. Ibu Asti selaku pimpinan HRD, Bapak Rudi selaku staff adiministrasi dan Bapak Hendra selaku supervisor divisi penjualan PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor, yang telah memberikan ijin dan banyak informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. v

7. Keluarga besar penulis terutama abang, kakak dan abang ipar serta keponakan pertama penulis yaitu Hosea Perez Parasian yang selalu membuat tersenyum. 8. Sahabat-sahabatku di IPB, Fika, Dini, Dendry, Devitana, Dine, Devi, Anzani, Aput, Harindra, Najib dan Oji atas semua bantuan dan dukungannya selama ini. 9. Sahabat terdekatku Alm Lidia, Rena, Leanny, Artia, Ernita, Sari, Destri dan Dewi atas doa dan dukungannya. 10. Teman-teman satu bimbingan, Astri dan Nurul Riza atas bantuan dan kerjasamanya. 11. Teman-teman satu kosan, Ifna, Uni, Trisna, Asti, Sally, terutama Della teman sekamar penulis atas dukungannya. 12. Teman-teman kuliah Program Alih Jenis Manajemen Angkatan 7 atas kekompakannya selama ini. 13. Teman-teman serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis, terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, doa, dan dukungan yang telah diberikan. vi

DAFTAR ISI RINGKASAN RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Halaman 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan Penelitian... 5 1.4. Manfaat Penelitian... 5 1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia... 7 2.1.1 Definisi Manajemen Sumberdaya Manusia... 7 2.1.2 Fungsi Manajemen Sumberdaya Manusia... 7 2.2. Kompensasi... 9 2.2.1 Definisi Kompensasi... 9 2.2.2 Tujuan Kompensasi... 10 2.2.3 Jenis Kompensasi... 11 2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompenasi... 18 2.2.5 Asas-asas kompensasi... 19 2.2.6 Sistem Kompensasi... 20 2.2.7 Proses Penetapan Kompensasi... 21 2.3. Kinerja... 22 2.3.1 Definisi Kinerja... 22 2.3.2 Penilaian Kinerja... 23 2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja... 24 2.3.4 Metode Penilaian Kinerja... 25 2.3.5 Aspek-aspek standar pekerjaan dan kinerja... 26 2.3.6 Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja... 28 2.3.7 Penelitian Terdahulu... 30 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual... 33 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional... 35 3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian... 38 3.4. Metode Penelitian... 38 iii iv v vii ix x xi vii

3.4.1 Jenis dan Sumber Data... 38 3.4.2 Metode Pengumpulan Data... 38 3.4.3 Metode Pengambilan Sampel... 39 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 40 3.5.1 Uji Validitas... 40 3.5.2 Uji Reliabilitas... 41 3.5.3 Pengolahan dan Analisis Data... 42 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 51 4.1.1 Sejarah Perusahaan... 51 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan... 53 4.1.3 Struktur Organisasi... 53 4.2. Sumber Daya Manusia... 55 4.2.1 Komposisi Tenaga Kerja... 55 4.2.2 Hari dan Jam Kerja... 55 4.3. Alur Kerja Harian Divisi Penjualan... 56 4.4. Sistem Kompensasi... 58 4.5. Karakteristik Responden... 62 4.5.1 Usia... 62 4.5.2 Jenis Kelamin... 63 4.5.3 Tingkat Pendidikan... 64 4.5.4 Masa Kerja... 65 4.5.5 Jabatan... 66 4.5.6 Jumlah Tanggungan... 68 4.5.7 Total Pendapatan... 69 4.6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 70 4.6.1 Hasil Uji Validitas... 70 4.6.2 Hasil Uji Reliabilitas... 71 4.7. Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Sistem Kompensasi Finansial dan Kinerja Karyawan... 71 4.7.1 Persepsi Karyawan Terhadap Sistem Kompensasi Finansial 72 4.7.2 Persepsi Karyawan Terhadap Kinerja... 76 4.8. Analisis Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan... 79 4.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda... 79 4.8.2 Uji Asumsi Regresi Linear Berganda... 84 4.9. Implikasi Manajerial... 86 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan... 90 2. Saran... 90 DAFTAR PUSTAKA... 92 LAMPIRAN... 95 viii

No DAFTAR TABEL Halaman 1 Bobot nilai jawaban responden... 39 2 Posisi keputusan penilaian... 43 3 Crosstab total pendapatan terhadap usia... 63 4 Crosstab total pendapatan terhadap pendidikan... 65 5 Crosstab total pendapatan terhadap masa kerja... 66 6 Crosstab total pendapatan terhadap jabatan... 67 7 Crosstab total pendapatan terhadap tanggungan... 69 8 Persepsi karyawan terhadap sistem kompensasi finansial... 73 9 Persepsi karyawan terhadap kondisi kinerja... 77 10 Hasil analisis regresi linear berganda pengaruh sistem kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan... 79 11 Hasil untuk t hitung... 81 12 Nilai Variance Inflation Factor (VIF)... 85 ix

No DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Grafik penjualan Sosro lima tahun terakhir... 2 2 Kerangka pemikiran konseptual... 34 3 Kerangka pemikiran operasional... 37 4 Karakteristik responden berdasarkan usia... 63 5 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan... 64 6 Karakteristik responden berdasarkan masa kerja... 66 7 Karakteristik responden berdasarkan jabatan... 67 8 Karakteristik responden berdasarkan tanggungan... 68 9 Karakteristik responden berdasarkan total gaji... 70 x

No DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Struktur organisasi... 96 2 Kuesioner... 97 3 Uji validitas sistem kompensasi finansial... 107 Uji validitas kinerja karyawan... 108 4 Uji reliabilitas... 109 5 Hasil regresi linear berganda dan uji multikolinearitas... 110 6 Adjusted R Square... 111 7 Anova (Uji F)... 111 8 Uji normalitas histogram... 111 9 Uji normalitas p-p plots... 112 10 Uji normalitas kolmogorov-smirnov... 112 11 Uji heteroskedastisitas scatterplot... 113 xi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis saat ini menuntut adanya sebuah persaingan antar perusahaan. Ketatnya persaingan mengharuskan perusahaan memberikan hasil yang optimal kepada masyarakat terutama konsumen. Perusahaan yang memberikan hasil optimal adalah perusahaan yang memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas untuk menjaga dan memelihara kesinambungan bisnis dalam jangka panjang. Tercapai atau tidaknya tujuan dari perusahaan tidak hanya bergantung pada peralatan, sarana dan prasarana yang lengkap saja, tetapi sangat tergantung pada kemampuan manusia itu sendiri dalam melaksanakan pekerjaannya. Kemampuan manusia yang dimaksud adalah kemampuan sumberdaya manusia yang menjadi pelaku aktif dan dominan dari awal kegiatan perencanaan sampai dengan kegiatan evaluasi dalam memanfaatkan sumberdaya lainnya yang dimiliki oleh perusahaan. Hasil optimal akan dicapai oleh perusahaan dengan cara peningkatan kinerja karyawan. Sehubungan dengan cara peningkatkan kinerja karyawan, perusahaan dapat menempuh beberapa cara misalnya melalui pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian motivasi. Kompensasi yang diberikan sesuai dengan haknya akan sangat mempengaruhi kinerja seseorang. Secara umum pun karyawan akan lebih termotivasi untuk melakukan tanggung jawab atas pekerjaan mereka apabila perusahaan mengerti dan memperhatikan kebutuhan mereka dengan harapan mendapatkan kompensasi (imbalan). Untuk itu hendaknya kompensasi ditetapkan berdasarkan prinsip adil dan wajar. PT Sinar Sosro merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri minuman kemasan dan pelopor teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia (profil perusahaan). PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor merupakan salah satu cabang dari kantor penjualan

2 yang berada di kota Bogor. Berdasarkan data yang diterima dari PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor mengenai total penjualan, dapat terlihat peningkatan penjualan dari tahun 2008 sampai tahun 2010, walaupun dari tahun 2006 sampai tahun 2008 sempat mengalami penurunan. Penurunan penjualan dari tahun 2006 sampai tahun 2007 sebesar 15,39%, tahun 2007 sampai tahun 2008 sebesar 12,25%. Rata rata penurunan penjualan dari tahun 2006 sampai tahun 2008 sebesar 13,82%. Peningkatan penjualan terbesar terjadi dari tahun 2008 sampai tahun 2009 sebesar 30,7%, kemudian dari tahun 2009 sampai tahun 2010 kembali mengalami peningkatan sebesar 0,8%. Total penjualan terdiri dari penjualan semua produk Sosro dalam bentuk botol. 1,200,000 Total penjualan/unit 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 884,284 748,166 739,000 965,913 974,550-2006 2007 2008 2009 2010 Tahun Gambar 1. Grafik Penjualan Sosro lima tahun terakhir (PT. Sinar Sosro, 2011) Berdasarkan grafik penjualan pada Gambar 1, penurunan penjualan dari tahun 2006 sampai tahun 2008 dapat disebabkan oleh munculnya produk pesaing sejenis dan penurunan kinerja karyawan dalam mendistribusikan produk secara maksimal. Dalam blog manajemen bisnis IPB, Bambang Bhakti, pengamat pemasaran, menaksir PT. Sinar Sosro menguasai 90% industri minuman teh dalam kemasan di lingkup domestik dan sisanya sebesar

3 10% salah satunya dimiliki oleh kompetitor lain seperti perusahaan multinational Pepsi dan Coca Cola masuk melalui produk teh Tekita dan Frestea.(http://juliana46.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/06/08/supply-chaindan-pemasaran-teh-botol-sosro/). [24 April 2012]. Dalam menjaga posisi teratas dalam penjualan minuman teh kemasan, maka PT. Sinar Sosro perlu mempertahankan serta meningkatkan kinerja yang sudah ada dengan pemasaran yang baik, inovasi produk dan peningkatan penjualan. Terkait dengan peningkatan penjualan maka dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas dalam mendistribusikan produk Sosro secara maksimal. Sumberdaya manusia atau karyawan yang berkualitas terlihat dari kinerjanya dalam hal pencapaian target yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam rangka menghadapi persaingan, mempertahankan serta meningkatkan kinerja karyawan dalam mendistribusikan produk-produk Sosro, maka PT. Sinar Sosro dituntut untuk meningkatkan kinerja sumberdaya manusia terutama seluruh karyawan tetap divisi penjualan dengan pemberian kompensasi. Kompensasi yang diberikan oleh PT. Sinar Sosro KP Bogor terdiri dari kompensasi finansial dan kompensasi non finansial. Kompensasi finansial terdiri dari finansial langsung yang terdiri dari gaji, bonus, insentif, sedangkan kompensasi finansial tidak langsung yaitu tunjangan hari raya (THR), asuransi dan fasilitas kantor. Kompensasi non finansial terdiri dari beasiswa untuk melanjutkan pendidikan, promosi jabatan serta kondisi kerja yang nyaman. Karyawan tetap divisi penjualan memiliki tugas sehari-hari yaitu memaksimalkan pendistribusian produk-produk Sosro ke outlet-outlet dan agen untuk mecapai target penjualan dalam satu bulan. Setiap karyawan yang mampu untuk mencapai target bahkan melebihi target penjualan akan mendapatkan insentif dalam jumlah besar. Insentif diberikan setiap bulan hanya kepada divisi penjualan. Insentif merupakan kompensasi finansial yang dinilai dapat menunjang gaji yang mereka terima dalam setiap bulannya, selain bonus dan THR yang mereka dapat satu kali dalam setahun. Dalam melaksanakan pekerjaannya, karyawan divisi penjualan juga dijamin dengan

4 asuransi yang terangkum dalam fasilitas Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) untuk memberikan rasa aman bagi diri mereka dan keluarga, serta didukung oleh fasilitas kantor untuk memudahkan pekerjaan mereka. Kondisi inilah yang membuat karyawan divisi penjualan semakin termotivasi untuk meningkatkan kinerja mereka dengan memaksimalkan pendistribusian produk. Bagi seluruh karyawan tetap divisi penjualan, kompensasi finansial merupakan kompensasi yang lebih dibutuhkan karena kompensasi finansial lebih dapat dinikmati dan dirasakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dibandingkan dengan kompensasi non finansial yang tidak dapat dinikmati secara langsung. Berangkat dari kondisi tersebut, maka untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh sistem kompensasi finansial terhadap kinerja, penelitian ini berjudul Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Tetap Divisi Penjualan (Studi Kasus PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor). 1.2. Perumusan Masalah Sumberdaya manusia merupakan penggerak utama menghadapi persaingan bisnis. Perusahaan menyadari sepenuhnya bahwa sumberdaya manusia atau karyawan memerlukan perhatian pada setiap kondisi yang dialaminya. Perhatian yang diharapkan oleh karyawan yaitu disaat perusahaan mengerti kebutuhan mereka melalui pemberian kompensasi dalam rangka memotivasi karyawan untuk melakukan tanggung jawab atas pekerjaan mereka. Permasalahan yang terjadi pada PT. Sinar Sosro khususnya Kantor Penjualan Bogor adalah adanya persaingan yang semakin ketat dengan kompetitor (pesaing) produk sejenis sehingga perlunya peningkatan penjualan dengan cara pendistribusian produk secara maksimal. Dengan menyadari bahwa sumberdaya manusia merupakan penggerak utama dalam

5 pendistribusian produk, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan melalui pemberian kompensasi dengan prinsip adil dan wajar. Berdasarkan pada kondisi tersebut maka permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan sistem kompensasi finansial menurut persepsi karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor? 2. Bagaimana kondisi kinerja menurut persepsi karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor? 3. Bagaimana pengaruh sistem kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor? 4. Faktor kompensasi finansial apa yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi pelaksanaan sistem kompensasi finansial menurut persepsi karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor. 2. Mengidentifikasi kondisi kinerja menurut persepsi karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor. 3. Menganalisis pengaruh sistem kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor. 4. Menganalisis faktor kompensasi finansial yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetap divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Sebagai bahan pertimbangan, referensi, serta solusi bagi manajemen perusahaan PT. Sinar Sosro KP Bogor dalam mengembangkan dan

6 menetapkan sistem kompensasi khususnya dalam upaya peningkatan kinerja karyawan tetap Divisi Penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor. 2. Bagi penulis penelitian ini berguna untuk menerapkan teori-teori yang dimiliki untuk mengkaji fakta-fakta yang terjadi diperusahaan, sehingga dapat memberikan masukan bagi perusahaan dan meningkatkan wawasan mengenai aspek sumberdaya manusia. 3. Memberikan referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Sinar Sosro KP Bogor yang berlokasi di Jl. Raya Baru Km.26 Kedung Jaya, Tanah Sereal, Bogor. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 38 orang karyawan tetap divisi penjualan. Penelitian ini hanya membahas kompensasi finansial karena kompensasi finansial lebih dapat dirasakan dan dinikmati langsung oleh karyawan divisi penjualan dibandingkan kompensasi non finansial. Sistem kompensasi finansial yang terdiri dari gaji, bonus, insentif, THR, asuransi dan fasilitas kantor akan dianalisis pengaruhnya terhadap beberapa indikator kinerja karyawan yaitu kuantitas hasil kerja yang dicapai, kualitas hasil kerja yang dicapai, jangka waktu mencapai hasil kerja tersebut, kehadiran dan kegiatan selama hadir di tempat kerja dan kemampuan bekerjasama. Selanjutnya akan dianalisis faktor kompensasi finansial yang paling mempengaruhi kinerja karyawan tetap pada divisi penjualan PT. Sinar Sosro KP Bogor.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia 2.1.1 Definisi Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen sumberdaya manusia merupakan suatu perencanaan pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Mangkunegara, 2002). Menurut Dessler (2007) manajemen sumberdaya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan. Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumberdaya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat (Flippo, 1996). 2.1.2 Fungsi Manajemen Sumberdaya Manusia Menurut Hasibuan (2005) fungsi manajemen sumberdaya manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian. 1. Perencanaan Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.

8 2. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. 3. Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisein dalam memantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. 4. Pengendalian Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. 5. Pengadaan Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 6. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. 7. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. 8. Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.

9 9. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. 10. Kedisplinan Kedisplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. 11. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. 2.2. Kompensasi 2.2.1 Definisi Kompensasi Menurut Flippo dalam Samsudin (2005) kompensasi adalah harga untuk jasa yang diterima atau diberikan oleh orang lain bagi kepentingan seseorang atau badan hukum, sedangkan menurut Dessler dalam Samsudin (2005), kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu. Kompensasi mempunyai dua aspek, pertama pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus; dan kedua, pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan uang liburan yang dibayarkan perusahaan. Mathis dan Jackson (2002) mengatakan bahwa kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orangorang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi lainnya. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai

10 balas jasa atas upaya-upaya yang telah diberikan kepada perusahaan (Arep dan Tanjung, 2003). 2.2.2 Tujuan Kompensasi Menurut Keith Davis dan Werther W.B dalam Mangkuprawira (2004), secara umum tujuan manajemen kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategis perusahaan dan menjamin terjadinya keadilan internal dan eksternal. Keadilan eksternal menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan dikompensasi secara adil dengan membandingkan pekerjaan yang sama di pasar kerja, sementara keadilan internal menjamin bahwa permintaan posisi yang lebih tinggi dan orang yang lebih berkualifikasi dalam perusahaan akan diberi pembayaran yang lebih tinggi. Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur sedemikian rupa sehingga merupakan sistem yang baik dalam organisasi. Dengan sistem yang baik akan dicapai tujuan-tujuan sebagai berikut (Notoatmodjo, 2003): a. Menghargai Prestasi Kerja Dengan pemberian kompensasi yang memadai adalah suatu penghargaan organisasi terhadap prestasi kerja para karyawannya. Selanjutnya akan mendorong perilaku-perilaku atau performance karyawan sesuai yang diinginkan organisasi. b. Menjamin Keadilan Dengan adanya sistem kompensasi yang baik akan menjamin terjadinya keadilan diantara karyawan dalam organisasi. Masingmasing karyawan akan memperoleh imbalan yang sesuai dengan tugas, fungsi, jabatan dan prestasi kerjanya. c. Mempertahankan Karyawan Dengan sistem kompensasi yang baik, para karyawan akan betah atau bertahan kerja pada organisasi itu. Hal ini berarti mencegah

11 keluarnya karyawan dari organisasi itu untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. d. Memperoleh Karyawan yang Bermutu Dengan sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih banyak calon karyawan. Dengan banyaknya pelamar atau calon karyawan akan lebih banyak mempunyai peluang untuk memilih karyawan yang bermutu tinggi. e. Pengendalian Biaya Dengan sistem pemberian kompensasi yang baik, akan mengurangi seringnya melakukan rekruitmen, sebagai akibat dari makin seringnya karyawan yang keluar mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan. Hal ini berarti penghematan biaya untuk rekruitmen dan seleksi calon karyawan baru. f. Memenuhi Peraturan-peraturan Sistem administrasi kompensasi yang baik merupakan tuntutan dari pemerintah (hukum). Suatu organisasi yang baik dituntut adanya sistem administrasi kompensasi yang baik pula. Tujuan manajemen balas jasa dalam jangka panjang dibagi kepada 3 bagian besar oleh Arep dan Tanjung (2003): 1. Memperoleh karyawan yang berkualitas dengan cara menarik karyawan yang handal ke dalam organisasi. 2. Meningkatkan gairah dan semangat kerja melalui memotivasi karyawan untuk mencapai prestasi unggul. 3. Timbulnya Long Life Employment (bekerja seumur hidup atau timbul loyalitas dalam bekerja di tempat tersebut). 2.2.3 Jenis-jenis Kompensasi Menurut Rivai dan Sagala (2009), kompensasi terdiri dari kompensasi finansial dan non finansial. Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi finansial langsung dan kompensasi finansial tidak langsung.

12 a. Kompensasi Finansial Langsung Kompensasi finansial langsung terdiri dari 3 bentuk bayaran, yaitu: (1) Pembayaran pokok yang terdiri dari upah dan gaji. (2) Pembayaran insentif yang terdiri dari bonus, komisi, bagian keuntungan dan opsi saham. (3) Pembayaran tertangguh yang terdiri dari tabungan hari tua dan saham kumulatif. Pembayaran pokok terdiri dari : 1) Upah Panggabean (2002) mengatakan upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada para pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah. 2) Gaji Dessler dalam Samsudin (2005) mengatakan gaji adalah sesuatu yang berkaitan dengan uang yang diberikan kepada pegawai atau karyawan, dimana sistem pembayaran dapat dibedakan berdasarkan waktu kinerja, yaitu pembayaran yang dilakukan atas dasar lamanya bekerja, misalnya perjam, hari, minggu, bulan dan sebagainya, dan pembayaran berdasarkan hasil kinerja, yaitu pembayaran upah/gaji didasarkan pada hasil akhir dari proses kinerja, misalnya jumlah produksi. Simamora (2004) menekankan bahwa gaji umumnya berlaku untuk tarif mingguan, bulanan, atau tahunan (terlepas dari lamanya jam kerja), sedangkan upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji perjam (semakin lama jam kerjanya, semakin besar bayarannya).

13 Pembayaran insentif terdiri dari: 1) Insentif Insentif adalah penghargaan/ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan, terutama sekali diberikan kepada pekerja secara baik atau yang berprestasi (Nawawi, 1996). Sujak yang dikutip dari Mangkunegera (2002) mengatakan bahwa penghargaan berupa insentif atas dasar prestasi kerja yang tinggi merupakan pengakuan dari pihak organisasi terhadap prestasi karyawan dan kontribusi kepada organisasi. Menurut Rivai dan Sagala (2009), Insentif digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Insentif Individu Program insentif individu bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar prestasi tertentu. Insentif individu bisa berupa upah per output (misalkan menggunakan satuan potong) dan upah per waktu (misalkan menggunakan jam) secara langsung. Pada upah per potong terlebih dahulu ditentukan berapa yang harus dibayar untuk setiap unit yang dihasilkan. 2. Insentif Kelompok Pembayaran insentif individu seringkali sukar untuk dilaksanakan karena untuk menghasilkan sebuah produk dibutuhkan kerjasama, atau ketergantungan dari seseorang dengan orang lain. Oleh sebab itu, insentif akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka juga melebihi

14 standar yang telah ditetapkan. Para anggotanya dapat dibayarkan dengan tiga cara, yaitu (1) seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh mereka yang paling tinggi prestasi kerjanya, (2) semua anggota kelompok menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh mereka yang paling rendah prestasi kerjanya, dan (3) seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata pembayaran yang diterima oleh kelompok. 2) Bonus Mathis dan Jackson (2002) mengatakan bahwa bonus adalah pembayaran secara satu kali yang tidak menjadi bagian dari gaji pokok karyawan. Bonus juga digunakan untuk memberikan imbalan kepada karyawan untuk memberikan kontribusi ide-ide baru, mengembangkan keterampilan mereka, atau mendapatkan sertifikasi professional. Menurut Simamora (2004) Bonus merupakan pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja. Bonus boleh didasarkan pada pencapaian sasaran obyektif atau penilaian subyektif. Bonus dapat dikatakan sebagai pembayaran sekali waktu yang dapat berupa uang tunai atau bentuk lainnya, seperti hadiah bonus dan perjalanan wisata. 3) Komisi Komisi merupakan insentif yang diberikan berdasarkan jumlah barang yang terjual. Sistem ini biasanya digunakan untuk tenaga penjual atau wiraniaga. Sistem ini bersifat individual, standarnya adalah hasil penjualan yang dapat diukur dengan jelas (Rivai dan Sagala, 2009). Rencana kompensasi karyawan penjualan sangat bergantung pada insentif atau komisi penjualan (Dessler, 2007), sehingga dikatakan bahwa komisi adalah bagian dari insentif.

15 b. Kompensasi Finansial Tidak Langsung Menurut Simamora (2004) Kompensasi Finansial Tidak Langsung disebut juga tunjangan, meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercangkup dalam kompensasi finansial langsung, sedangkan menurut Rivai dan Sagala (2009), Kompensasi Finansial Tidak Langsung disebut juga Fringe Benefit yang merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan, sedangkan Kompensasi Finansial Tidak Langsung terdiri dari 3 bagian, yaitu: (1) Tunjangan proteksi Proteksi adalah kompensasi tambahan yang diberikan perusahaan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan seperti, asuransi, pesangon, sekolah anak, dan pensiun. (2) Komisi Luar Jam Kerja Komisi luar kerja adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan atas tambahan kerja diluar seperti biasanya, berupa lembur, hari besar, cuti sakit dan cuti hamil. (3) Fasilitas Fasilitas adalah imbalan yang diberikan dalam bentuk rumah, biaya pindah dan kendaraan. Simamora (2004) menambahkan bahwa fasilitas adalah kenikmatan seperti keanggotaan klub, tempat parkir khusus, atau akses ke pesawat perusahaan yang diperoleh karyawan. Pengertian Fasilitas secara umum yaitu didapat dari bahasa Belanda, faciliteit, adalah sarana dan prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas bisa pula dianggap sebagai suatu alat. fasilitas biasanya dihubungkan

16 dalam pemenuhan suatu prasarana umum yang terdapat dalam suatu perusahaan-perusahaan ataupun organisasi tertentu. ( http://id.wikipedia.org/wiki/fasilitas). [2012] Samsudin (2005) mengklasifikasikan tunjangan dalam 4 bentuk, yaitu: 1. Tunjangan Upah Supplemental Tunjangan ini mencangkup asuransi, upah cuti dan liburan, upah sakit, uang pesangon dan tunjangan pengangguran supplemental (yang menjamin pemasukan jika pabrik ditutup). 2. Tunjangan Asuransi Tunjangan kompensasi karyawan ini dapat berupa moneter atau medis. Dalam peristiwa kematian atau cacat karyawan. Dalam peristiwa kematian atau cacat karyawan, orang-orang yang bergantung pada karyawan itu dibayar tunjangan tunai berdasarkan perolehan pendapatan sebelumnya (biasanya setengah sampai dua pertiga upah mingguan rata-rata karyawan). Tunjangan ini biasanya dalam bentuk asuransi jiwa kelompok dan asuransi perawatan rumah sakit dan asuransi cacat berkelompok. 3. Tunjangan Pensiun Tunjangan pensiun yang dimaksud adalah jaminan sosial dan pensiun. Jaminan sosial tidak hanya meliputi tunjangan pensiun, melainkan juga tunjangan bertahan hidup dan cacat. Ada tiga tipe dasar rencana pensiun, yaitu rencana kelompok, pembagian laba tertunda, dan tabungan. Hal yang terpenting dalam rencana pensiun adalah vesting uang yang telah ditempatkan majikan dan karyawan dalam dana pensiun karyawan, yang tidak dapat ditebus dengan alasan apapun. 4. Tunjangan Jasa Tunjangan jasa biasanya diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk jasa makanan, peluang rekreasi, jasa-jasa hukum, konseling, dan kredit union. Kredit union (koperasi kredit) merupakan bisnis terpisah yang dibangun dengan bantuan majikan. Karyawan biasanya menjadi

17 anggota dengan membeli satu saham dari persediaan kredit union tersebut kemudian mendepositkannya. Beberapa tunjangan lainnya yaitu seperti: 1. Tunjangan kemahalan yang diberikan untuk kompensasi laju inflasi atau tingkat biaya hidup yang relatif tinggi di daerah tertentu. 2. Tunjangan jabatan yang mempunyai kaitan langsung dengan pekerjaan atau produk, baik tunjangan jabatan struktural maupun fungsional. 3. Tunjangan transport 4. Tunjangan perumahan 5. Tunjangan istri atau tunjangan suami 6. Tunjangan anak 7. Tunjangan pemeliharaan atau asuransi kesehatan 8. Tunjangan cuti 9. Tunjangan hari keagamaan (Tunjangan Hari Raya) c. Kompensasi Non Finansial Kompensasi non finansial terdiri dari atas kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan psikologis dan atau fisik dimana orang itu bekerja (Simamora, 2004). Menurut Rivai dan Sagala (2009) kompensasi non finansial seperti pujian, menghargai diri sendiri, dan pengakuan yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan, produktivitas dan kepuasan. Kompensasi non finansial terdiri dari dua macam: 1. Karena karir Kompensasi ini berupa aman pada jabatan yang didudukinya, mendapatkan peluang yang terbuka untuk promosi, adanya pengakuan atas karya dan temuan baru serta penghargaan atas prestasi yang istimewa.

18 2. Lingkungan pekerjaan Kompensasi ini dirasakan karyawan akan mempengaruhi motivasi kerja, seperti mendapatkan pujian, karyawan yang bersahabat, kondisi yang nyaman, untuk bertugas, menyenangkan dan kondusif. 2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi Faktor-faktor tertentu yang merupakan tantangan setiap organisasi untuk menetapkan kebijaksanaan kompensasi untuk karyawannya, yaitu: (Notoatmodjo, 2003). 1. Produktivitas Organisasi apapun berkeinginan untuk memperoleh keuntungan, baik berupa material maupun non material. Untuk itu organisasi harus mempertimbangkan produktivitas karyawannya dalam kontribusinya terhadap keuntungan organisasi tersebut. 2. Kemampuan untuk Membayar Pemberian kompensasi akan bergantung pada kemampuan organisasi itu untuk membayar. Organisasi apapun tidak akan membayar karyawannya sebagai kompensasi, melebihi kemampuannya. 3. Kesediaan untuk Membayar Kesediaan untuk membayar akan berpengaruh terhadap kebijaksanaan pemberian kompensasi kepada karyawannya, banyak organisasi yang mampu memberikan kompensasi yang tinggi, tetapi bekum tentu mereka mau untuk memberikan kompensasi yang memadai. 4. Suplai dan Permintaan Tenaga Kerja Banyak sedikitnya tenaga kerja di pasaran kerja akan mempengaruhi sistem pemberian kompensasi. Bagi karyawan yang kemampuannya sangat banyak terdapat di pasaran kerja,

19 mereka akan diberikan kompensasi lebih renda daripada karyawan yang kemampuannya langka di pasaran kerja. 5. Organisasi Karyawan Organisasi karyawan ini biasanya memperjuangkan para anggotanya untuk memperoleh kompensasi yang sepadan. Apabila ada organisasi yang memberikan kompensasi yang tidak sepadan, maka organisasi karyawan ini akan menuntut. 6. Berbagai Peraturan dan Perundang-undangan Dengan semakin baiknya sistem pemerintahan, maka baik pula sistem perundang-undangan, termasuk di bidang perburuhan (karyawan). 2.2.5 Asas-asas kompensasi Hasibuan (2005) mengatakan bahwa program kompensasi (balas jasa) harus ditetapkan atas asas adil dan layak serta dengan memperhatikan undang-undang perburuhan yang berlaku. Prinsip adil dan layak harus mendapatkan perhatian dengan sebaik-baiknya supaya balas jasa yang akan diberikan merangsang gairah dan kepuasan kerja karyawan. a. Asas Adil Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerjaan, dan memenuhi persyaratan internal konsistensi. b. Asas Layak dan Wajar Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal. Tolak ukur layak adalah relatif, penetapan besarnya kompensasi didasarkan atas batas upah minimal pemerintah dan eksternal konsistensi yang berlaku.

20 2.2.6 Sistem Kompensasi Menurut Mangkuprawira (2004), sistem penghargaan finansial (upah pembayaran) dirancang agar mampu menarik perhatian, mempertahankan dan mendorong karyawan, agar bekerja dengan produktif, oleh karena itu kompensasi harus dikelola seoptimal mungkin. Prinsip dalam manajemen kompensasi menurut Mangkuprawira (2004) antara lain: a. Terdapatnya rasa keadilan dan pemerataan pendapatan dalam perusahaan. b. Setiap pekerjaan dinilai melalui proses evaluasi pekerjaan dan kinerja. c. Mempertimbangkan keuangan perusahaan. d. Nilai rupiah dalam sistem penggajian mampu bersaing dengan harga pasar tenaga kerja yang sejenis. e. Sistem penggajian yang baru dapat membedakan orang yang berprestasi baik dan yang tidak dalam golongan yang sama. f. Sistem penggajian yang harus dikaitkan dengan penilaian kinerja karyawan. Hasibuan (2005) menyatakan bahwa sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah: a. Sistem Waktu Dalam sistem waktu, besarnya sistem kompensasi (gaji,upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, waktu atau bulan. Administrasi pengupahan sistem waktu relatif mudah serta dapat diterapkan kepada karyawan tetap maupun pekerja harian. b. Sistem Hasil (Output) Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi upah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram.

21 c. Sistem Borongan Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. 2.2.7 Proses Penetapan Kompensasi Hariandja (2002) menyatakan bahwa salah satu aspek penting dalam penentuang upah/gaji adalah jumlah gaji yang diterima pegawai harus memiliki internal equity dan external equity. Internal equity adalah jumlah yang diperoleh dipersepsi sesuai dengan input yang diberikan dibandingkan dengan pekerjaan yang sama dalam perusahaan. External equity adalah jumlah yang diterima dipersepsi sesuai dengan jumlah yang diterima dibandingkan dengan yang diterima dalam pekerjaan yang sejenis di luar organisasi. Oleh karena itu, untuk mengusahakan adanya equity, organisasi dalam penentuannya dapat melakukan dengan langkah-langkah berikut: 1. Menganalisa Jabatan / Tugas Analisis jabatan merupakan kegiatan untuk mencari informasi tentang tugas-tugas yang dilakukan, dan persyaratan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tersebut supaya berhasil untuk mengembangkan uraian tugas, spesifikasi tugas, dan standar untuk kerja. 2. Evaluasi Jabatan / Tugas Evaluasi jabatan adalah proses sistematis untuk menentukan nilai relatif dari suatu pekerjaan dibandingkan dengan pekerjaan lain. Proses ini adalah untuk mengusahakan tercapainya internal equity dalam pekerjaan sebagaimana unsur yang sangat penting dalam penentuang tingkat gaji. 3. Survei Gaji dan Upah Survei gaji merupakan kegiatan untuk mengetahui tingkat gaji yang berlaku secara umum dalam perusahaan-perusahaan yang

22 mempunyai jabatan yang sejenis. Ini dilakukan untuk mengusahakan keadilan eksternal sebagai salah satu faktor penting dalam perencanaan dan penentuan gaji. 4. Penentuan Tingkat Gaji Setelah evaluasi jabatan dilakukan, untuk menciptakan keadilan internal yang menghasilkan rangking jabatan, dan melakukan survei tentang gaji yang berlaku di pasar tenaga kerja, selanjutnya adalah penentuan gaji. Misalnya, untuk penggunaan metode poin, faktor-faktor pekerjaan telah ditentukan poinnya, dan jabatanjabatan kunci telah diketahui harga pasarnya berdasarkan survei yang telah dilakukan. 2.3. Kinerja 2.3.1 Definisi Kinerja Menurut Rivai (2004) kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Kinerja (performance) mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan (Simamora, 2004). Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O) (Robbins dalam Rivai (2004)). Menurut Prawirosentono yang dikutip oleh Nawawi (2006) kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi/perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

23 2.3.2 Penilaian Kinerja Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja karyawan. Kegiatan penilaian kinerja dapat memperbaiki keputusan-keputusan manajemen sumber daya manusia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka (Handoko, 2000). Tujuan utama sistem penilaian kinerja adalah untuk menghasilkan informasi yang akurat dan sahih tentang perilaku dan kinerja anggota organisasi. Kendatipun semua organisasi sama-sama memiliki tujuan utama tersebut untuk sistem penilaian kinerja mereka, terdapat variasi yang sangat besar dalam penggunaan khusus yang dibuat organisasi atas informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian mereka. Tujuan khusus itu digolongkan kedalam dua bagian besar: 1. Evaluasi (evaluation) Hasil penilaian kinerja sering berfungsi sebagai basis evaluasi reguler terhadap kinerja organisasi. Dalam pendekatan evaluasi seorang manajer kinerja masa lalu seorang karyawan. Evaluator menggunakan ratings deskriptif untuk menilai kinerja dan kemudian memakai data-data tersebut dalam keputusan promosi,demosi, terminasi, dan kompensasi. Metode penilaian kinerja evaluating sering seragam, cepat dan mudah dilaksanakan. Teknik evaluatif membandingkan semua karyawan satu dengan yang lain atau terhadap beberapa standar sehingga keputusan dapat diambil menurut catatan kinerja mereka. 2. Pengembangan (development) Informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian dapat pula dimanfaatkan untuk memudahkan pengembangan pribadi anggota organisasi. Sistem penilaian yang sehat dapat menghasilkan informasi yang sahih berkenaan dengan kekuatan dan kelemahan individu karyawan.

24 Dengan menggabungkan aspek evaluasi maupun pengembangan, penilaian kinerja haruslah: 1. Menyediakan basis bagi keputusan sumberdaya manusia termasuk promosi, transfer, demosi atau pemberhentian. 2. Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya manusia melalui penempatan pekerjaan yang lebih baik dan spesifikasi kebutuhan pelatihan (Simamora, 2004). Menurut Milkovich dan Boundreu dalam Soetjipto dan Ardiyanti (2006) mengungkapkan bahwa penilaian kinerja adalah suatu proses yang dilakukan dalam rangka menilai kinerja pegawai dan kinerja pegawai diartikan sebagai suatu tingkatan dimana karyawan memenuhi/mencapai persyaratan kerja yang ditentukan, sedangkan menurut Panggabean (2002) penilaian kinerja dilakukan untuk memperoleh informasi yang beguna dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manajer sumberdaya manusia (SDM) yang lain, seperti perencanaan, penarikan dan seleksi, pengembangan SDM, pengembangan karier, program-program kompensasi, promosi, demosi, pensiun, dan pemecatan. 2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Mangkuprawira dan Hubeis (2007) mengungkapkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja. Faktor-faktor tersebut terdiri atas faktor intrinsik(personal/individu) karyawan dan ekstrinsik (kepemimpinan, sistem, tim dan situasional), uraian rinci faktor tersebut adalah: a. Faktor personal/individual, meliputi unsur pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki tiap individu karyawan. b. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja kepada karyawan.

25 c. Faktor tim, meliputi kualias dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim. Kepercayaan terhadap sesame anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim. d. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam organisasi. e. Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal. Sedangkan menurut Simamora dalam Mangkunegara (2005), kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: a. Faktor individual yang terdiri dari: 1) Kemampuan dan keahlian 2) Latar belakang 3) Demografi b. Faktor psikologis yang terdiri dari: 1) Persepsi 2) Attitude 3) Personality 4) Pembelajaran 5) Motivasi c. Faktor Organisasi yang terdiri dari: 1) Sumber daya 2) Kepemimpinan 3) Penghargaan 4) Struktur 5) Job Design 2.3.4 Metode Penilaian Kinerja Menurut Hariandja (2002) keseluruhan metode penilaian kinerja secara garis besar dikelompokkan dalam dua kategori: