BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian asosiatif kausal.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan. Ini untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1Analisis Data Uji Asumsi Klasik. Uji Asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah model regresi untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Garment dan Subsektor otomotif dan Komponen tahun Metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini.berikut hasil analisis

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudah dipahami dan diinterprestasikan. Pengujian ini bertujuan untuk

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Tabel 5.1 Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE 50,0174,3480,166018,0794598 DER 50,1536 2,6783,631622,5626124 DPR 50,0524 11,7188,908008 1,9746284 EPS 50 11 1641 453,46 479,935 PBV 50,3713 5,1274 1,783554 1,3250271 Valid N (listwise) 50 Sumber: Data Diolah SPSS 21 Berdasarkan tabel 5.1, variabel return on equity memiliki rata-rata sebesar 0,166. Nilai minimum dari return on equity adalah 0,0174 untuk sampel perusahaan PT Citra Tubindo, Tbk (CTBN) tahun 2014. Nilai maksimum dari return on equity adalah 0,348 untuk sampel perusahaan PT Citra Tubindo, Tbk (CTBN) tahun 2011. Nilai standar deviasi dari return on equity adalah 0,0794. Variabel debt to equity ratio memiliki rata-rata 0,632. Nilai minimum dari debt to equity ratio adalah 0,154 untuk sampel perusahaan PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk (INTP) tahun 2011. Nilai maksimum dari debt to equity ratio adalah 2,678 untuk sampel perusahaan PT Berlina, Tbk (BRNA) tahun 2013. Nilai standar deviasi dari debt to equity ratio adalah 0,563. Variabel divident payout ratio memiliki rata-rata sebesar 0,908. Nilai minimum dari divident payout ratio 61

62 adalah 0,052 untuk sampel perusahaan PT Asahimas Flat Glass, Tbk (AMFG) tahun 2010. Nilai maksimum divident payout ratio adalah 11,719 untuk sampel perusahaan PT Citra Tubindo, Tbk (CTBN) tahun 2014. Nilai standar deviasi dari divident payout ratio sebesar 1,975. Variabel earnings per share memiliki ratarata sebesar 453,46. Nilai minimum dari earnings per share adalah 11 untuk sampel perusahaan PT Trias Sentosa, Tbk (TRST) tahun 2014. Nilai maksimum dari earnings per share adalah 1641 untuk sampel perusahaan PT Lion Metal Works, Tbk (LION) tahun 2012. Nilai standar deviasi dari earnings per share sebesar 479,94. Variabel price to book value memiliki rata-rata sebesar 1,784. Nilai minimum dari price to book value adalah 0,371 untuk sampel perusahaan PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk (INTP) tahun 2014. Nilai maksimum dari price to book value adalah 5,127 untuk sampel perusahaan PT Semen Indonesia, Tbk (SMGR) tahun 2012. Nilai standar deviasi dari price to book value sebesar 1,325. B. Uji Asumsi Klasik Beberapa hal yang mendasari tentang perlunya melakukan uji asumsi klasik atau uji persyaratan regresi linear berganda adalah agar besaran atau koefisien statistik yang diperoleh benar-benar merupakan penduga parameter yang memang dapat dipertanggungjawabkan atau akurat. Pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

63 a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data penelitian pada sebuah model regresi, baik variabel dependen maupun variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini menggunakan nilai Asymp. Sig (2-tailed), menurut Sudarmanto (2005 :108), apabila menggunakan ukuran ini maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang kita tetapkan sebelumnya apakah 10%, 5% atau 1%. Kriteria yang digunakan yaitu Ho diterima apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) > dari tingkat alpha yang ditetapkan (5%), karenanya dapat dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Tabel 5.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 50 Normal Parameters a,,b Mean.0000000 Std. Deviation.94426618 Most Extreme Differences Absolute.100 Positive.100 Negative -.094 Kolmogorov-Smirnov Z.709 Asymp. Sig. (2-tailed).697 Sumber: Hasil Diolah dengan SPSS Versi 21 Dari tabel di atas, hasil pengolahan data diperoleh bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal, karena asymp sig adalah 0,697 lebih besar dari 0.05 (0,697 > 0,05).

64 Gambar 5.1 Uji Normalitas Sumber: Hasil diolah dengan SPSS 21 Pada gambar 5.1, terlihat bahwa sebaran data berada di sekitar garis diagonal atau tidak terpencar jauh dari garis lurus. Hal ini berarti model regresi ini normal atau mendekati normal sehingga layak dipakai dalam penelitian. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antar variabel bebas (independen) yang satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF pada model regresi. Menurut Nugroho (2005:58) jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nil ai tolerance tidak kurang dari 0.1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

65 Dalam penelitian ini multikolinearitas dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 5.3 Uji Multikolinearitas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant).752.491 1.533.132 ROE 10.508 2.040.630 5.152.000.754 1.326 DER.321.298.136 1.079.286.706 1.416 DPR.270.077.408 3.500.001.831 1.203 EPS.001.000.289 2.167.036.634 1.577 Sumber: Hasil Diolah dengan SPSS Versi 21 Dari hasil di atas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) masing masing variabel yaitu Return on Equity adalah 1.326, Debt to Equity Ratio adalah 1.416, Dividend Payout Ratio adalah 1.203 dan Earning per Share adalah 1.577, keempatnya lebih kecil dari 10, dan nilai tolerance keempat variabel tidak kurang dari 0.1, sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang digunakan

66 adalah dengan Uji runs test. Masalah autokorelasi diuji melalui hasil runs test yang menunjukkan bahwa nilai Asymp.sig.(2-tailed) > 0.05 yang berarti hipotesis nol ditolak, dengan demikian data yang dipergunakan cukup random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi, dalam penelitian ini autokorelasi dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 5.4 Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardize d Residual Test Value a -.07945 Cases < Test Value 25 Cases >= Test Value 25 Total Cases 50 Number of Runs 20 Z -1.715 Asymp. Sig. (2-tailed).086 Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 21 Dari tabel di atas didapat nilai asymp.sig.(2-tailed) dari model regresi adalah 0.086, artinya nilai asymp.sig.(2-tailed) lebih besar dari 0.05, karena nilai asymp.sig.(2-tailed) 0.086 > 0.05 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif pada data dalam pengamatan. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolute sama atau tidak untuk semua pengamatan. Model regresi yang baik adalah model yang dikatakan homoskedastisitas dimana

67 memiliki persamaan varian residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 5.2 Uji Heterokedastisitas Sumber: Hasil Diolah dengan SPSS Versi 21 Dari gambar scatterplot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastistas pada model regresi ini, sehingga model regresi layak dipergunakan.

68 C. Pengujian Hipotesis a. Persamaan Regresi Linier Berganda Tabel 5.5 Persamaan Regresi Linier Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant).752.491 1.533.132 ROE 10.508 2.040.630 5.152.000.754 1.326 DER.321.298.136 1.079.286.706 1.416 DPR.270.077.408 3.500.001.831 1.203 EPS.001.000.289 2.167.036.634 1.577 Sumber: Hasil Diolah dengan SPSS Versi 21 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persamaan regresinya yaitu : Y = a + b 1 (ROE) + b 2 (DER) + b 3 (DPR) + b 4 (EPS) + e Y = 0.752 + 10.508 (ROE) + 0.321 (DER) + 0.270 (DPR) + 0.001 (EPS) + e Keterangan : Y = nilai perusahaan, a = konstanta, dan e = error Persamaan regresi tersebut di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut : Konstanta sebesar 0.752 ; artinya jika Return on Equity (X 1 ), Debt to Equity Ratio (X 2 ), Dividend Payout Ratio (X 3 ), Earnings per Share (X 4 ) nilainya adalah 0, maka Nilai Perusahaan (Y) nilainya adalah 0.752 Koofisien regresi variabel Return on Equity (X 1 ) sebesar 10.508; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Return on Equity mengalami kenaikan 1 satuan maka Nilai Perusahaan (Y) akan mengalami kenaikan

69 sebesar 10.508 satuan. Koofisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel independen dengan variabel dependen, semakin naik Return on Equity maka semakin naik Nilai Perusahaan (PBV), begitupun sebaliknya. Koofisien regresi variabel Debt to Equity Ratio (X 2 ) sebesar 0.321; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Debt to Equity Ratio mengalami kenaikan 1 satuan, maka Nilai Perusahaan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.321 satuan. Koofisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel independen dengan variabel dependen, semakin naik Debt to Equity Ratio maka semakin naik Nilai Perusahaan (PBV), begitupun sebaliknya. Koofisien regresi variabel Dividend Payout Ratio (X 3 ) sebesar 0.270; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Dividend Payout Ratio mengalami kenaikan 1 satuan, maka Nilai Perusahaan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.270 satuan. Koofisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel independen dengan variabel dependen, semakin naik Dividend Payout Ratio maka semakin naik Nilai Perusahaan (PBV), begitupun sebaliknya. Koofisien regresi variabel Earnings per Share (X 4 ) sebesar 0.001 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Earnings per Share mengalami kenaikan 1 satuan, maka Nilai Perusahaan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.001 satuan. Koofisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel independen dengan variabel dependen, semakin naik

70 Earnings per Share semakin naik Nilai Perusahaan (PBV), begitupun sebaliknya. b. Uji Koefesien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi terletak pada tabel 5.6 sebagai berikut :.Tabel 5.6 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Summary b Adjusted R Std. Error of Durbin- Model R R Square Square the Estimate Watson 1.702 a.492.447.9853402 1.193 Sumber: Hasil Diolah dengan SPSS Versi 21 Berdasarkan tabel 5.6 di atas diperoleh angka R sebesar 0.702 terletak diantara interval 0.41 s/d 0.70. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara return on equity, debt to equity ratio, divident payout ratio dan earnings per share dengan nilai perusahaan. Koefisien determinasi (regresi) untuk mengetahui seberapa besar kontribusi X terhadap naik turunnya Y, dari tabel 5.6 Adjusted R Square sebesar 0,447 atau 44,7%, artinya dari nilai perusahaan atau price to book value dapat dijelaskan oleh return on equity, debt to equity ratio, divident payout ratio dan earnings per share dan sisanya 55,3% (100% - 44,7%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini, yaitu rasio-rasio keuangan lainnya dan faktor-faktor selain rasio keuangan.

71 c. Pengujian Secara Parsial (Uji Statistik t) Uji t atau uji parsial dilakukan untuk menggambarkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen (Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Earnings per Share) secara parsial atau sendiri-sendiri dalam menerangkan variabel dependen ( Nilai Perusahaan atau PBV). Cara pengambilan keputusan adalah : Jika signifikan penelitian > 0.05, Ho diterima Jika signifikan penelitian < 0.05, Ho ditolak Atau dengan cara melihat tabel t : Jika - t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 diterima Jika - t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak Tabel 5.7 Uji t (Uji Parsial) Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant).752.491 1.533.132 ROE 10.508 2.040.630 5.152.000.754 1.326 DER.321.298.136 1.079.286.706 1.416 DPR.270.077.408 3.500.001.831 1.203 EPS.001.000.289 2.167.036.634 1.577 Sumber: Hasil Diolah dengan SPSS Versi 21 Tabel 5.7 di atas adalah tabel yang menerangkan koefisien regresi yang di hasilkan dari perhitungan SPSS, dengan memperhatikan tabel di

72 atas dapat dijelaskan sebagai berikut Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Earnings per Share. 1. Pengujian Pengaruh Variabel Return on Equity Ho: Return on Equity tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV). H 1 : Return on Equity berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel ternyata t hitung (5.152) > t tabel (2.014) atau mengunakan probabilitas value juga dapat dilihat bahwa probabilitas value sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05 (0.000 < 0.05) maka Ho ditolak atau H 1 diterima, sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara parsial ( sendiri-sendiri) ada pengaruh yang signifikan antara Return on Equity terhadap Nilai Perusahaan (PBV). 2. Pengujian Pengaruh Variabel Debt to Equity Ratio Ho: Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV). H 2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel ternyata t hitung (1.079) < t tabel (2.014) atau mengunakan probabilitas value juga dapat dilihat bahwa probabilitas value sebesar 0.286 lebih besar dari 0.05 (0. 286 > 0.05) maka Ho diterima atau H 2 ditolak, sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara parsial ( sendiri-sendiri) tidak ada pengaruh

73 yang signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap Nilai Perusahaan (PBV). 3. Pengujian Pengaruh Variabel Dividend Payout Ratio Ho: Dividend Payout Ratio tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV) H 3 : Dividend Payout Ratio berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV) Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel ternyata t hitung (3.500) > t tabel (2.014) atau mengunakan probabilitas value juga dapat dilihat bahwa probabilitas value sebesar 0.001 lebih kecil dari 0.05 (0.001 < 0.05) maka Ho ditolak atau H 3 diterima, sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara parsial ( sendiri-sendiri) ada pengaruh yang signifikan antara Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan (PBV). 4. Pengujian Pengaruh Variabel Earnings per Share Ho: Earnings per Share tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV) H 4 : Earnings per Share berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV) Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel ternyata t hitung (2.167) > t tabel (2.014) atau mengunakan probabilitas value juga dapat dilihat bahwa probabilitas value sebesar 0.036 lebih kecil dari 0.05 (0.036 < 0.05) maka Ho ditolak atau H 4 diterima, sehingga dari hasil tersebut dapat

74 disimpulkan bahwa secara parsial ( sendiri-sendiri) ada pengaruh yang signifikan antara Earnings per Share terhadap Nilai Perusahaan (PBV). b. Pengujian Secara Simultan (Uji F) Uji simultan (Uji F) ini dilakukan untuk menggambarkan seberapa jauh pengaruh variabel bebas/independen ( Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Earnings per Share) berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara bersama-sama dalam menerangkan variabel terikat/dependen. Hipotesis : Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Earnings per Share secara simultan (bersama-sama) terhadap Nilai Perusahaan (PBV). H A :Ada pengaruh secara signifikan antara Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Earnings per Share secara simultan (bersama-sama) terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Kriteria uji hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : Jika signifikan penelitian < 0.05 maka Ho ditolak dan H A diterima Jika signifikan penelitian > 0.05 maka Ho diterima dan H A ditolak Atau dengan cara melihat F hitung dengan F Tabel: Jika F hitung > F tabel, maka H 0 ditolak dan H A diterima Jika F hitung < F tabel, maka H 0 diterima dan H A ditolak

75 Model Tabel 5.8 Uji F (Uji Simultan) ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 42.339 4 10.585 10.902.000 a Residual 43.690 45.971 Total 86.029 49 Sumber: Hasil Diolah dengan SPSS Versi 21 Dari uji ANOVA atau uji F test tersebut, F hitung sebesar 10.902 sedangkan F tabel dengan tingkat signifikansi 5% diperoleh F tabel sebesar 2.579. Dalam hal ini maka F hitung (10.902) > F tabel (2.579) atau selain itu dari tabel ANOVA, dapat dilihat besar probabilitas yaitu 0.000. Karena signifikan penelitian kurang dari 0.05 (0.000 < 0.05) maka Ho ditolak dan H A diterima, artinya ada pengaruh secara signifikan antara Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Earnings per Share, secara simultan (bersama-sama) terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Sehingga dapat dikatakan bahwa antara Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Earnings per Share berpengaruh secara simultan (bersama - sama) terhadap Nilai Perusahaan (PBV). D. Pembahasan Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik statistik regresi. Data-data berasal dari 10 perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2014 yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan SPSS 21. Analisis dilakukan dengan meregresi seluruh variabel baik variabel independen maupun variabel

76 dependen. Variabel independen berupa Return on Equity (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Dividend Payout Ratio (X3), Earnings per Share (X4), variabel dependen berupa Nilai Perusahaan atau PBV (Y). Uji regresi dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Nilai Perusahaan (PBV). Return on Equity (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) Berdasarkan hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel ternyata t hitung (5.152) > t tabel (2.014) atau mengunakan probabilitas value juga dapat dilihat bahwa probabilitas value sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05 (0. 000 < 0.05) maka Ho ditolak atau H 1 diterima, sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara parsial ( sendiri-sendiri) ada pengaruh yang signifikan antara Return on Equity terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan dari total modal atau ekuitas untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Return on equity (ROE) mengukur persentase laba yang diperoleh atas total modal atau ekuitas yang dilakukan pemegang saham, angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan total modal atau ekuitas para pemilik saham. Nilai return on equity (ROE) yang semakin tinggi menunjukkan suatu perusahaan mempunyai laba yang tinggi artinya semakin efisien dalam memanfaatkan total modal atau ekuitas untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat pula. Jadi

77 semakin tinggi nilai ROE menunjukkan kinerja keuangan perusahaan (nilai perusahaan) semakin baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasehah dan Widyarti (2012), Pakpahan (2010) dan Wardjono (2010) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Perusahaan dengan laba tinggi memberikan sinyal positif bagi investor yang akan berinvestasi, mereka beranggapan bahwa perusahaan yang mampu menghasilkan laba tinggi, maka pengembalian investasinya juga tinggi, hal ini tercermin dari peningkatan nilai PBV perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Herawati (2012) yang menyebutkan adanya pengaruh negatif antara ROE dengan nilai perusahaan. Jika profitabilitas meningkat maka nilai perusahaan justru mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan oleh peningkatan profitabilitas perusahaan akan menjadikan laba perlembar saham perusahaan meningkat, tetapi dengan peningkatan profitabilitas belum tentu harga saham perusahaan itu meningkat sehingga apabila laba perlembar saham meningkat tetapi harga saham tidak meningkat maka itu akan membuat nilai perusahaan menjadi turun. Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) Berdasarkan hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel ternyata t hitung (1.079) < t tabel (2.014) atau mengunakan probabilitas value juga dapat dilihat bahwa probabilitas value sebesar 0.286 lebih besar dari 0.05 (0.286 > 0.05) maka Ho diterima atau H 2 ditolak, sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

78 secara parsial (sendiri-sendiri) tidak ada pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Debt to equity ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh modal sendiri yang digunakan sebagai pembayaran hutang. Dengan demikian debt to equity ratio dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat risiko tidak tertagihnya suatu hutang. DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan, semakin tinggi beban atau hutang (DER) maka resiko yang ditanggung juga besar. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan dan selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV), karena investor tidak begitu khawatir dengan besar dan kecilnya pinjaman suatu perusahaan, selama pinjaman itu memang untuk digunakan kemajuan penjualan dan kemajuan perusahaan, yang akhirnya akan dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan perusahaan dikemudian hari. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,286, dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan besar kecilnya hutang yang dimiliki perusahaan tidak terlalu diperhatikan oleh investor, karena investor lebih melihat bagaimana pihak manajemen perusahaan menggunakan dana tersebut dengan efektif dan efisien untuk mencapai nilai tambah bagi perusahaan. Kebijakan hutang adalah relatif ekuivalen yang tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan sehingga bisa berdampak negatif atau positif

79 terhadap suatu perusahaan. Penggunaan hutang akan menguntungkan apabila iklim bisnis baik sehingga manfaat dari penggunaan hutang akan lebih besar dari biaya bunga, namun demikian dalam iklim bisnis yang tidak menentu manfaat dari penggunaan hutang bisa lebih kecil dari biaya yang ditimbulkan. Kebijakan hutang ini juga dapat dipandang positif oleh investor sebagai sebuah sinyal pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang sedang dalam masa pertumbuhan akan membutuhkan pendanaan yang besar sehingga perusahaan memutuskan untuk membentuk hutang baru pada pihak ketiga atau kreditor selama tambahan hasil investasi lebih besar daripada tambahan biaya hutang. Penelitian ini didukung oleh penelitian Artini dan Anik (2011), Savitri, dkk (2012) dan Fenandar dan Raharja (2012) yang menemukan hasil yang sama bahwa DER tidak mempengaruhi nilai perusahaan (PBV). Artinya disini berapapun banyaknya hutang yang digunakan oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan kata lain, tidak adanya pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Nasehah dan Widyarti (2012) yang menyatakan DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), semakin tinggi hutang yang dipakai perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan maka akan menurunkan nilai PBV karena dengan tingkat hutang yang tinggi maka beban yang ditanggung perusahaan juga besar.

80 Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) Berdasarkan hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel ternyata t hitung (3.500) > t tabel (2.014) atau mengunakan probabilitas value juga dapat dilihat bahwa probabilitas value sebesar 0.001 lebih kecil dari 0.05 (0.001 < 0.05) maka Ho ditolak atau H 3 diterima, sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara parsial ( sendiri-sendiri) ada pengaruh yang signifikan antara Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Perusahaan yang berkualitas baik akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Dividen memberikan informasi atau isyarat mengenai keuntungan perusahaan karena pembayaran dividen akan meningkatkan keyakinan terhadap keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memiliki sasaran rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) yang stabil selama ini dan perusahaan dapat meningkatkannya, para investor akan percaya bahwa manajemen mengumumkan perubahan positif pada keuntungan yang diharapkan perusahaan. Isyarat yang diberikan kepada investor adalah bahwa manajemen dan dewan direksi sepenuhnya merasa yakin bahwa kondisi keuangan lebih baik daripada yang direfleksikan pada harga saham. Kebijakan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) juga bisa dikaitkan dengan nilai perusahaan. Peningkatan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) ini akan dapat memberikan pengaruh positif pada harga saham yang nantinya juga berpengaruh positif terhadap price to book value.

81 Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningrum dan Rahardjo (2013) y ang menunjukkan bahwa DPR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, hasil tersebut mendukung teori sinyal yang menyatakan bahwa peningkatan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan memberikan sinyal positif mengenai kinerja perusahaan. Namun, penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra, dkk (2007) yang menyebutkan bahwa DPR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) yang mengindikasikan besarnya DPR tidak mempengaruhi besarnya PBV. Earnings per Share (EPS) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) Berdasarkan hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel ternyata t hitung (2.167) > t tabel (2.014) atau mengunakan probabilitas value juga dapat dilihat bahwa probabilitas value sebesar 0.036 lebih kecil dari 0.05 (0.036 < 0.05) maka Ho ditolak atau H 4 diterima, sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara parsial ( sendiri-sendiri) ada pengaruh yang signifikan antara Earnings per Share terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Earnings per share (EPS) diperoleh dari laba setelah pajak dikurangi dividen saham preferen (laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata-rata lembar saham yang beredar). Jika EPS tinggi maka investor akan menilai bahwa emiten memiliki kinerja yang baik. Investor saham mempunyai kepentingan terhadap informasi EPS dalam melakukan penentuan harga saham, mengingat pasar modal di Indonesia semakin menuju ke arah yang efisien sehingga semua informasi yang relevan bisa dipakai

82 sebagai masukan untuk menilai harga saham. Kemampuan perusahaan untuk mempertahankan EPS yang tinggi berarti akan meningkatkan kepercayaan investor pada kenaikan nilai perusahaan atau akan menaikkan price to book value suatu perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Putra, dkk (2007) yang mengindikasikan bahwa EPS yang naik mencerminkan hasil investasi perlembar saham meningkat yang dampak akhirnya PBV juga meningkat.