BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LATAR BELAKANG BERDIRINYA POLITEKNIK NEGERI MEDAN. tinggi memiliki peran untuk menghasilkan kebenaran, menghasilkan lulusan yang siap pakai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembangunan Pendidikan Politeknik Tahap I dilaksanakan pada tahun

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB II GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Pada tanggal 4 Juli 1952, di hadapan Notaris Soetan Pane Paruhum di Medan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN DOSEN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR INFORMAN. : Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. : Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI. A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA

III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Medan. Penetapan pembukaan dilakukan dengan surat keputusan Menteri

PROPOSAL PENDIRIAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG TATANIAGA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG REKAYASA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bila kita amati wilayah Negara Republik Indonesia ternyata telah banyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

PERATURAN KERJA SAMA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

KATA PENGANTAR. Bandarlampung, 11 Januari 2017 Direktur, Prof. Dr. Sudjarwo. M.S

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

SURAT EDARAN Nomor : 170/D/T/2010 Tanggal : 17 Februari Hal : Perubahan perguruan tinggi menjadi Badan Hukum Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

BERITA NEGARA. No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta tidak terlepas

Manual Prosedur Lomba Karya Tulis Mahasiswa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. Tentang

2 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Pres

BAB I PENDAHULUAN. sawit. Petani tidak akan mampu memenuhi persyaratan-persyaratan ini sehingga mereka

STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENYESUAIAN PERUBAHAN BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

A. Pendahuluan. 1. Latar Belakang

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Jln. Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Indralaya, OI, Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Museum disebut sebagai pengawal warisan budaya. Pengawal warisan budaya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan

Buku Panduan. Panduan Pelaksanaan Program. Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan suatu wadah pendidikan yang berperan dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik yang berperan menumbuhdewasakan kadar intelektual, emosional dan spiritual para mahasiswa, bergumul dengan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan, mengejar pengetahuan sebagai usaha bagi kemajuan masyarakat. Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian. 1 Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi adalah perguruan tinggi. Bentuk perguruan tinggi tersebut adalah akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, universitas dan seminari. Karena fokus penelitian ini adalah politeknik maka penjelasan yang diberikan hanya pada pengertian politeknik. Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Istilah politeknik berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari dua kata yakni polu atau poly yang berarti banyak dan teknikos yang berarti seni. 2 Jadi secarah harfiah politeknik diartikan sebagai pendidikan yang memiliki banyak seni/keterampilan. Istilah politeknik digunakan untuk menyatakan bentuk lembaga pendidikan baru yang tidak sama dengan bentuk-bentuk 1 Biro Administarsi Umum dan Keuangan USU, Kumpulan Peraturan: Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Tinggi, Statuta (UU No. 2 thn 1989, PP No. 30 thn 1990 dan Kepmendikbud No. 0427/0/1992) dan Keputusan-Keputusan Rektor USU Tentang Pelaksanaan Statuta dan lain-lain, Medan: Biro Administarsi Umum dan Keuangan USU Medan, 1994, hal. 10 2 www.wikipedia.org, diunduh Senin, 10 Desember 2012 pukul 21.30 WIB 1

yang telah dibakukan. Artinya politeknik memiliki perbedaan sendiri dengan bentuk perguruan tinggi lainnya. Perbedaan itu terlihat jelas dalam program pengajarannya yang sangat menekankan pelajaran praktek, dengan perbandingan waktu 60% praktek dan 40% teori. 3 Sistem pendidikan politeknik ini dirintis sejak Pelita II masa pemerintahan Presiden Soeharto yakni pada Kabinet Pembangunan III (31 Maret 1978-19 Maret 1982). Pembangunan politeknik menjadi proyek pemerintah melalui Depdikbud Ditjen Dikti yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik dikenal dengan singkatan PEDC (Polytechnic Education Development Center) di Ciwaruga, Bandung. Di Bandung lah dipersiapkan pembangunan politeknik yakni perencanaan bangunan, peralatan, kurikulum dan sebagainya termasuk tenaga pengajar juga sebagian dari Bandung. Dasar hukum pendirian politeknik sendiri adalah Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 032 DJ/KEP/1979, tentang pembentukan politeknik di enam daerah atau perguruan tinggi. 4 Pembangunan tahap pertama pendirian politeknik dimulai pada tahun 1979. Enam lokasi politeknik dipersiapkan pembangunannya, salah satunya di Medan yakni Universitas Sumatera Utara dengan nama Politeknik (Poltek USU) Medan. 5 Walaupun sudah dimulai pembangunannya pada tahun 1979 namun Politeknik Negeri Medan 3 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pendidikan Tinggi Indonesia Dalam Lintasan Waktu dan Peristiwa, Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas, 2003, hal. 100 4 Chairuddin P. Lubis, Sebuah Perjalanan Panjang Dari Yayasan Menjadi PTN Dan PT-BHMN, Medan: Biro Rektor USU Medan, 2008, hal. 69 5 Lokasi lain yang menjadi tempat dibangunnya politeknik tersebar di lima kota yakni; Palembang: Politeknik Universitas Sriwijaya (UNSRI); Jakarta: Politeknik Universitas Indonesia (UI); Bandung: Politeknik Institut Teknologi Bandung (ITB); Semarang: Politeknik Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Malang: Politeknik Universitas Brawijaya (UNIBRAW) 2

beroperasi dan memulai proses perkuliahan tahun 1982. Tahun inilah yang menjadi hari lahir dan diperingati sebagai dies natalis dari Politeknik Negeri Medan tepatnya tanggal 19 September 1982. Nama Politeknik Negeri Medan sebenarnya belum dipergunakan pada awal berdirinya sampai pada tahun 1999, awalnya politeknik ini bernama Politeknik Univesitas Sumatera Utara disingkat (Poltek USU) nama ini masih mempergunakan kata Universitas Sumatera Utara. Hal ini tidak terlepas mengingat Univesitas Sumatera Utara memiliki peran dalam pendirian Politeknik Negeri Medan. Salah satu yang paling nyata adalah pembangunan Politeknik ini berada di lahan USU. 6 Selanjutnya pada tahun 1999 nama Politeknik USU kemudian berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan. Tahap I dalam proses pendidikan yang dibuka adalah pendidikan bidang keteknikan yang pelaksanaannya mendapat bantuan tenaga ahli dari Swiss yang ditempatkan di Medan. Selanjutnya pada tahap II dibangun pendidikan bidang tata niaga yang didukung oleh bantuan tenaga ahli dan fasilitas dari Australia. Pembangunan pendidikan bidang tata niaga mulai diselenggarakan pada tahun 1986 dan dibantu seorang tenaga ahli dari Australia. Melalui Surat Keputusan Mendikbud No. 084/O/1997 pada Bab 1 pasal 1 dinyatakan mendirikan Politeknik Negeri Medan di Provinsi Sumatera Utara, selanjutnya dalam keputusan disebut Politeknik Negeri. 7 Realisasi kemandirian baru terlaksana pada tahun 1999. Politeknik USU Medan secara resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan (disingkat POLMED) yang isinya telah diperbaharui dengan SK Mendiknas No: 130/O/2002 6 Profil Politeknik Negeri Medan, 2012, hal. 1 7 Ibid., 3

tentang organisasi dan tata kerja Politeknik Negeri Medan. 8 Walaupun telah berdiri sendiri, Politeknik Negeri Medan masih menempati lahan tepatnya di Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan atau kampus ini dapat dicapai melalui Jalan Tridharma No. 2 Kampus USU (pintu 4). Namun seluruh kegiatan akademik, keuangan, kepegawaian dan lain-lain tidak lagi berhubungan dengan kegiatan Universitas Sumatera Utara. Politeknik Negeri Medan sebagai objek penelitian dalam skripsi ini merupakan lembaga perguruan tinggi baru yang ada di Indonesia. Lembaga pendidikan ini diperkenalkan setelah mendapat bantuan dari pihak asing. Walaupun tergolong baru diperkenalkan namun Politeknik Negeri Medan telah mampu menghasilkan alumni sekitar 9.000 orang sampai pada tahun 2002. Di samping itu, dulunya Politeknik Negeri Medan masih berada satu naungan dengan. Namun, karena dianggap cukup mandiri dan mampu mengelola rumah tangganya sendiri. Akhirnya Politeknik Negeri Medan berdiri sendiri dalam artian mengelola urusan rumah tangganya sendiri. Banyaknya mahasiswa yang berhasil dididik oleh politeknik ini dan telah menghasilkan banyak alumni membuat menarik bagi penulis untuk mengkaji Politeknik Negeri Medan sebagai objek penelitian. Pada awal berdirinya politeknik ini hanya memiliki 120 mahasiswa, 28 staf pengajar, serta 10 staf administrasi. Ketertarikan lainnya bagi penulis untuk mengkaji Politeknik ini sebagai objek 8 Karena Politeknik merupakan bentuk pendidikan baru yang dibakukan di Indonesia maka politeknik ini sengaja didirikan di lahan sebuah universitas, karena masih minimnya fasilitas yang dimiliki oleh pihak politeknik. Hal ini juga berlaku bagi 5 politeknik lainya seperti disebutkan di atas di mana pendiriannya memang disokong oleh sebuah universitas. Kelak politeknik ini akan dimandirikan seperti dalam perundangundangan yang termuat dalam KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0427/O/1992 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PADA BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP Pada Pasal 55 Ayat 4 disebutkan bahwa Politeknik masih berada dalam lingkungan Universitas sampai mandiri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4

penelitian karena perkembangan yang terjadi di lembaga pendidikan tinggi ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Program studi di politeknik ini semakin banyak dibuka, sarana dan prasarana yang ada juga semakin bertambah. Dari uraian singkat di atas maka penulis tertarik menjadikan Politeknik Negeri Medan sebagai objek penelitian dan sebagai judul dalam skripsi ini yaitu Sejarah Perkembangan PoliteknikNegeri Medan (1979-2002). Pengertian perkembangan yang dimaksud penulis di sini adalah sebuah proses yang mengalami perubahan ke arah yang lebih besar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga disebutkan bahwa perkembangan itu berkaitan dengan perihal berkembang yang mana berkembang itu sendiri artinya menjadi besar (luas, banyak, dsb). 9 Di samping menarik, menurut penulis penelitian ini sangat penting mengingat masih sangat sedikit penelitian di bidang sejarah pendidikan. Juga karena Politeknik Negeri Medan belum pernah ditulis dalam bentuk tulisan sejarah. Penulis memilih angka tahun 1979 sebagai awal penelitian karena pada tahun 1979 merupakan tahap awal pembangunan politeknik. Walaupun Politeknik Negeri Medan beroperasi secara resmi pada tahun 1982, tetapi dasar-dasar pembangunannya telah diletakkan dan sudah menjadi sebuah proyek pada tahun 1979. Kemudian alasan penulis membatasi tahun penelitian ini pada tahun 2002 adalah karena pada tahun ini tidak saja politeknik resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan (disingkat POLMED) dari sebelumnya bernama Politeknik USU yang isinya telah diperbaharui dengan SK Mendiknas No.: 130/O/2002 tentang organisasi dan tata kerja 9 Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga, Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional Balai Pustaka, 2007. 5

Politeknik Negeri Medan, namun juga karena tahun 2002 seluruh kegiatan akademik, keuangan, kepegawaian dan lain-lain tidak lagi berhubungan dengan kegiatan Universitas Sumatera Utara. 10 1. 2 Rumusan Masalah Di dalam suatu penulisan, rumusan masalah sangat penting sebab sangat memudahkan penulis dalam pengarahan pengumpulan data dalam rangka untuk memperoleh data yang relevan. Hal ini menjadi landasan dalam penulisan ini sehingga penulisan lebih mudah dan terarah karena telah berpedoman pada rumusan masalah. Berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini maka ada beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji, yaitu: 1. Bagaimana latar belakang berdirinya Politeknik Negeri Medan? 2. Bagaimana perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun 2002? 3. Bagaimana kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja. 1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 10 Tahun 1999 nama Politeknik USU resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan, dengan adanya SK Mendiknas No: 130/O/2002 semakin mempertegas penggunaan nama dan kedudukan Politeknik Negeri Medan dan inilah alasan kuat penulis membatasi tahun penelitian sampai pada tahun 2002. 6

Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah: 1. Menjelaskan latar belakang berdirinya Politeknik Negeri Medan. 2. Menjelaskan perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun 2002. 3. Menjelaskan kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja. Sementara manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Menambah literatur kepustakaan yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan dunia pendidikan, khususnya ilmu sejarah dalam hal ini sejarah pendidikan. 2. Sebagai suatu sarana informasi bagi pihak yang berkepentingan dalam penelitian lebih lanjut mengenai Politeknik Negeri Medan, baik itu pihak Politeknik Negeri Medan itu sendiri seperti dosen, mahasiswa, staf pegawai dan bagi pemerintah maupun masyarakat umum terutama masyarakat yang terlibat dan merasakan dampak langsung berdirinya Politeknik Negeri Medan. 3. Sebagai suatu bahan perbandingan dalam penelitian, sudah sejauh mana tingkat keberhasilan Politeknik Negeri Medan dalam pengelolaan lembaga pendidikan maupun perkembangan-perkembangan yang terjadi di Politeknik Negeri Medan. 1. 4 Tinjauan Pustaka 7

Buku yang ditulis oleh Edi Sumarno, dkk., yang berjudul Dari Yayasan Hingga PT- BHMN 60 Tahun (2012) adalah buku pertama yang penulis gunakan untuk memulai penulisan skripsi ini. Kebetulan penulis terlibat langsung pada penulisan buku ini sehingga faktor ini juga yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat Politeknik Negeri Medan sebagai judul skripsi. Pada buku ini dijelaskan bagaimana sejarah awal berdirinya sampai pada usianya yang ke-60. Dengan buku ini penulis banyak dibantu karena objek yang diteliti memiliki kesamaan yakni sama-sama perguruan tinggi sebagai objeknya kajian. Penulis banyak memperbandingkan apa yang ditulis pada buku ini dengan apa yang penulis teliti yaitu Politeknik Negeri Medan. Penulis juga menggunakan skripsi sarjana dari jurusan Ilmu Sejarah USU yang berjudul Perkembangan Universitas HKBP Nomensen Sejak Berdiri Hingga Tahun 1975 (2005) skripsi dari Edy Simon Bardanty Damanik dan juga skripsi Rosmery H. Manullang yang berjudul Perkembangan Universitas Simalungun dan Peranannya terhadap Masyarakat di Pematang Siantar (1964-1979) (2004). Kedua judul skripsi ini memiliki kesamaan dengan yang telah diteliti penulis yakni sama-sama memiliki objek yang sama yaitu sejarah perguruan tinggi sehingga panulis dapat memperbandingkan hasil penelitian tersebut dengan hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Tinjauan pustaka ketiga yang digunakan penulis adalah buku karangan H. Basir Barthos dengan judul Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia: Proses Pendirian Penyelengaraan dan Ujian (1992). Dalam buku ini dijelaskan selayang pandang perguruan tinggi di Indonesia dan berbagai bentuk perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan yang menjadi fokus utama yakni politeknik. Bahwa politeknik memiliki tugas menyelenggarakan 8

pendidikan profesional. Juga dijelaskan secara umum mengenai organisasi politeknik, pimpinan politeknik, tugas direktur politeknik, tugas pembantu direktur politeknik dan berbagi penyelenggaraan yang ada di politeknik. Selanjutnya penulis menggunakan buku karangan Sambas Wirakusumah, dkk., yang berjudul Pendidikan Tinggi Indonesia Dalam Lintasan Waktu dan Peristiwa (1980). Buku ini memaparkan mengenai hakekat pendidikan tinggi, juga menjelaskan mengenai sejarah pendidikan tinggi baik masa sebelum perang kemerdekaan dan pada masa kemerdekaan. Buku ini juga membahas perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia serta jenis-jenis perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Buku ini sangat membantu penulis karena menjelaskan bagaimana pendidikan tinggi di Indonesia dengan kronologis waktu yang ada serta perkembangan yang terjadi di dalamnnya. Bahasa yang digunakan sangat mudah dicerna dan dipahami sehingga memudahkan penulis dalam penelitian ini. Buku lainnya yang penulis pergunakan adalah buku karangan C. E. Beeby yang berjudul Pendidikan di Indonesia: Penilaian dan Pedoman Perencanaan (1980). Buku ini juga sangat membantu penulis dalam proses penulisan karena menguraikan hal-hal apa saja yang mempengaruhi tingkat seorang siswa untuk memilih sebuah perguruan tinggi dan nantinya berpengaruh terhadap jumlah mahasiswa di sebuah perguruan tinggi. Buku ini juga mengaitkan bagaimana kualitas sebuah perguruan tinggi berpengaruh kuat pada pilihan siswa sekolah menengah yang nantinya akan melanjut ke perguruan tinggi terutama melalui syaratsyarat penerimaan mahasiswa yang ditentukan suatu perguruan tinggi dan ini akan kelihatan pada para siswa dari metode belajar mereka terutama pada tahun-tahun terakhir di sekolah. 9

1.5 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dilakukan sebagai upaya memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip guna mewujudkan kebenaran dari suatu permasalahan yang ada. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian sejarah (historis). Untuk mendapatkan hasil penulisan yang berdasarkan penelitian sejarah, maka penelitian ini diupayakan untuk membuat suatu tulisan sejarah (historiografi). Langkah-langkah yang ditempuh untuk menghasilkan tulisan sejarah ini adalah dengan mengikuti metode sejarah yang mencakup heuristik, kritik (meliputi kritik intern dan kritik ekstern), interpretasi dan historiografi. 11 Langkah pertama adalah heuristik, yaitu usaha untuk memilih objek dan mengumpulkan sumber atau informasi mengenai penelitian. Dalam melaksanakan langkah ini, penulis melakukan pengumpulan sumber melalui studi kepustakaan (library research), yaitu mengumpulkan sumber tertulis dalam bentuk buku-buku, jurnal, surat kabar. Bahanbahan ini diperoleh dari perpustakaan (USU), perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED) dan arsip-arsip milik Politeknik Negeri Medan. Selain itu, dilakukan studi lapangan (field research) yakni wawancara dengan orangorang yang terlibat langsung pada permasalahan. Wawancara dilakukan kepada para pegawai Politeknik Negeri Medan, tokoh-tokoh pendiri Politeknik Negeri Medan dan pimpinan lembaga lain yang dapat memberikan informasi terhadap penelitian ini. Melalui wawancara 11 Louis Gotschalk, Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1973, hal.18. 10

ini diperoleh sumber lisan yang dijadikan fakta untuk melakukan studi komparatif atau perbandingan dengan sumber tertulis sehingga data yang diperoleh sudah lebih akurat. Langkah kedua adalah kritik. Kritik ini meliputi kritik intern dan kritik ekstern untuk menghasilkan data yang asli dan dipergunakan untuk menentukan keabsahan suatu data tersebut. Kritik intern yaitu pengujian atas keaslian isi data yang diperoleh, apakah data tersebut dapat dipercaya berdasarkan komposisi dan legalitas data tersebut. Kritik intern ini dilakukan dengan melihat jenis kertas yang digunakan, tinta tulisan dan angka-angka yang berupa tabel (statistik), sedangkan kritik ekstern dipergunakan untuk menilai sejauh mana tingkat objektifitas data-data tersebut. Hal ini menyangkut para penulis buku seperti yang disebutkan di atas, latar belakang para informan dan jabatan yang dimiliki para informan. Langkah ketiga adalah interpretasi, pada tahapan ketiga ini data yang diperoleh dianalisis sehingga melahirkan suatu analisis yang sifatnya lebih objektif dan ilmiah dari objek yang diteliti. Data-data yang diperoleh merupakan perekat atau penghubung sumber dari satu sumber ke sumber yang lain. Pada tahap ketiga ini penulis telah memiliki konsep kerangka acuan atau gambaran untuk menuliskanya dalam bentuk tulisan. Langkah keempat ialah historiografi atau penulisan sejarah, tahapan ini merupakan tahapan akhir yakni merangkum dan menuliskan seluruh hasil penelitian dan disajikan dalam bentuk karya ilmiah sejarah, sehingga menjadi tulisan yang menarik dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 11