AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2 PENGAMPU Nugraeni
PENGGABUNGAN USAHA DEFINISI Dalam PSAK No. 22 paragraf 8 disebutkan bahwa : Penggabungan usaha (Business Combination) adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain...\..\..\s2\tm-2\ta\accounting Theory\Bapak\PSAK\PSAK 22 Akuntansi Penggabungan Usaha.pdf SIFAT PENGGABUNGAN USAHA 1. Integrasi horisontal 2. Integrasi vertikal 3. Konglomerasi
BENTUK PENGGABUNGAN 1.Merger 2.Konsolidasi 3.Akuisisi Alasan penggabungan: 1. Keunggulan biaya 2. Risiko yang lebih rendah 3. Memperkecil keterlambatan operasi 4. Menghindari pengambilalihan 5. Akuisisi aktiva tidak berwujud 6. Alasan-alasan lain
Integrasi horisontal penggabungan perusahaanperusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama. Integrasi vertikal penggabungan perusahaan dengan operasi pada tahap produksi atau distribusi atau keduanya yang berbeda, tetapi berurutan. Konglomerasi penggabungan perusahaan-perusahaan dengan fungsi produk atau jasa atau keduanya yang tidak saling berhubungan dan beragam. Merger Memerlukan pembubaran semua entitas yang terlibat kecuali satu entitas. Terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih semua operasi dari entitas bisnis lainnya dan entitas itu yang dibubarkan.
Konsolidasi Memerlukan pembubaran semua entitas bisnis yang terlibat dan membentuk perusahaan baru. Terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambilalih aktiva dan operasi dari dua atau lebih entitas bisnis yang terpisah dan entitas yang sebelumnya terpisah tersebut dibubarkan. Akuisisi Ketika suatu perusahaan memperoleh aktiva produktif dari entitas bisnis lain dan mengintegrasikan aktivaaktiva tersebut ke dalam operasinya
Konsep akuntansi penggabungan usaha Suatu perusahaan menjadi perusahaan anak (subsidiary) ketika perusahaan lain memperoleh mayoritas (lebih dari 50%) saham berhak suara yang beredar. Jadi satu perusahaan tidak perlu memperoleh semua saham perusahaan lain untuk melakukan penggabungan usaha
Metode penggabungan usaha APB Opinion No. 16 dan ARB 40 menyatakan ada 2 metode penggabungan usaha yaitu: 1. Metode penyatuan kepemilikan (pooling of interes method) 2. Metode pembelian (purchase method)
FASB statement No. 141 melarang penggunaan penyatuan kepemilikan, alasannya: 1. Penyatuan kepemilikan memberikan informasi yang kurang relevan kepada pemakai laporan 2. Penyatuan kepemilikan mengabaikan pertukaran nilai ekonomi dalam transaksi dan membuat evaluasi kinerja selanjutnya menjadi tidak mungkin. 3. Membandingkan perusahaan-perusahaan dengan menggunakan metode alternatif sulit dilakukan oleh investor
4. Dalam penyatuan kepemilikan, apabila penggabungan dilakukan bukan pada awal tahun, maka akan merugikan pemilik lama, karena nantinya diakhir tahun laporan keuangan menjadi gabungan. 5. Dalam penggabungan dengan penyatuan kepemilikan, dasar pencatatannya adalah nilai buku, sehingga tidak mencerminkan nilai sekarang dari aset sebelum bergabung.
METODE PEMBELIAN ASUMSINYA Pemilik dari perusahaan yang digabung menyerahkan aktiva bersihnya dengan diganti saham perusahaan yang lebih kuat atau mengganti dengan uang aktiva lancar. PROSEDURNYA 1. Menyesuaikan nilai aktiva dari perusahaan yang dikuasai, dengan nilai yang lebih wajar (biasanya nilai pasar) 2. Mencatat transaksi pembelian pada harga yang sudah disesuaikan. 3. Selisih antara nilai aktiva dengan saham yang diserahkan dimasukkan kedalam rekening agio saham, dan tidak pada laba yang ditahan, atau tidak ada pencatatan laba yang ditahan atas pembelian. 4. Dalam laporan keuangan gabungan semua aktiva dinilai sebesar harga perolehan, yaitu sebesar saham yang diserahkan/sebesar kas yang dibayarkan setelah dikurangi utang-utang.
Kategori dalam memberikan nilai wajar dalam metode pembelian sbb: 1. Sekuritas yang dapat diperjualbelikan (marketable securiies) nilai wajar 2. Persediaan barang jadi dan barang dagangan nilai realisasi bersih dikurangi laba yang wajar 3. Persediaan barang dalam proses nilai realisasi bersih dikurangi laba yang wajar 4. Bahan baku nilai penggantian saat itu (current replacement cost)
5. Piutang nilai sekarang yang ditentukan dengan suku bunga berjalan, dikurangi penyisihan piutang tak tertagih 6. Pabrik dan peralatan (plant and equipment) nilai pengganti saat itu untuk kapasitas yang sama jika aktiva akan digunakan, dan nilai realisasi bersih jika aktiva akan dijual 7. Aktiva lainya, termasuk tanah, sumberdaya alam, dan sekuritas yang tidak dapat diperjualbelikan nilai taksiran 8. Aktiva tidak berwujud yang dapat diidentifikasi nilai wajar yang diestimasi 9. Kewajiban nilai sekarang yang ditentukan pada suku bunga berjalan yang sesuai
Pengakuan dan pengukuran aktiva tidak berwujud selain goodwill, adalah sbb: Aktiva tidak berwujud yang berhubungan dengan pemasaran: 1. Merek dagang, nama dagang 2. Nilai jasa, nilai kolektif, nilai sertifikasi 3. Tampilan dagang (warna, bentuk, atau rancangan kemasan unik) 4. Nama surat kabar 5. Nama domain interne 6. Perjanjian nonpersaingan
Aktiva tidak berwujud yang berhubungan dengan pelanggan: 1. Backlog pesanan atau produksi 2. Kontrak pelanggan dan hubungan pelanggan terkait
Aktiva tidak berwujud yang berhubungan dengan artistik: 1. Drama, opera, ballet 2. Buku, majalah, surat kabar, literatur lainya 3. Karya musik seperti komposisi, lirik lagu, jingle iklan 4. Lukisan, fotografi 5. Video dan materi audiovisual, mencakup film, video musik, program televisi
Aktiva tidak berwujud berdasarkan kontrak: 1. Lisensi, royalti, perjanjian yang macet 2. Kontrak iklan, konstruksi, manajemen, jasa atau pasokan 3. Perjanjian lease 4. Izin konstruksi 5. Perjanjian waralaba (franchise) 6. Hak operasi dan penyiaran 7. Penggunaan hak seperti: pengeboran, air, udara, mineral, penebangan pohon dan otorias rute/jalan
Aktiva tidak berwujud berdasarkan teknologi: 1. Teknologi yang dipatenkan 2. Software komputer dan desain penutup 3. Rahasia dagang, seperi formula-formula, proses, resep-resep rahasia
Kasus PT Aditya bergabung dengan PT Cahaya, dimana PT Aditya akan mengganti aktiva bersih PT Cahaya dengan lembar saham yang disetujui bersama. Berikut dua situasi yang tidak saling berhubungan berkaitan dengan pembelian: 1. Untuk membeli PT Cahaya, PT Aditya mengeluarkan uang tunai sebesar Rp 4.000.000 dan 50.000 lembar saham baru nilai nominal @ Rp 100 dan nilai pasar @ Rp 200. 2. PT Aditya mengeluarkan 40.000 lembar saham nominal @ Rp 100, harga pasar @ Rp 200, dan wesel 10%, 5 tahun dengan nominal Rp 2.000.000.
Kondisi keuangan dari PT Cahaya sebelum dan sesudah disesuaikan adalah sbb : rekening Nilai buku Nilai wajar Kas 500.000 500.000 Piutang bersih 1.500.000 1.400.000 persediaan 2.000.000 2.500.000 Tanah 500.000 1.000.000 Bangunan-bersih 3.000.000 5.000.000 Peralatan-bersih 2.500.000 3.500.000 Paten 0 500.000 Total aktiva 10.000.000 14.400.000
rekening Nilai buku Nilai wajar Utang usaha 600.000 600.000 Utang wesel 1.500.000 1.350.000 Utang lainnya 400.000 450.000 Total utang 2.500.000 2.400.000 Aktiva bersih 7.500.000 12.000.000
Jawab 1 Dalam penggabungan dengan metode pembelian ini, maka PT Aditya akan mencatat sebagai investasi pada PT Cahaya. Mencatat penerbitan saham sebesar nilai nominal x jumlah lembar. Mencatat selisih harga pasar dengan nilai nominal dari saham yang diterbitkan. Jika harga pasar > nilai nominal, maka dicatat sebagai agio saham. Jika harga pasar < nilai nominal, maka dicatat sebagai disagio saham. Mengkredit kas yang dikeluarkan.
Investasi pada PT Cahaya 14.000.000 Kas 4.000.000 Modal saham 5.000.000 Agio saham 5.000.000 MS = nominal x jml lembar AS = (harga pasar nominal) x jml lembar
Kemudian dibuat jurnal penggabungan dengan cara, mendebit yang saldonya debet, mengkredit yang saldonya kredit. Mengkredit saldo investasi. Jika lebih banyak sisi kredit, maka selisihnya dicatat sebagai goodwill Jika lebih banyak sisi debet, maka selisihnya dicatat sebagai agio saham
Kas 500.000 Piutang bersih 1.400.000 Persediaan 2.500.000 Tanah 1.000.000 Bangunan bersih 5.000.000 Peralatan 3.500.000 Paten 500.000 Goodwill 2.000.000 hutang usaha 600.000 hutang wesel 1.350.000 hutang lainnya 450.000 investasi pada PT Cahaya 14.000.000
Jawab 2 Dalam penggabungan dengan metode pembelian ini, maka PT Aditya akan mencatat sebagai investasi pada PT Cahaya. Mencatat penerbitan saham sebesar nilai nominal x jumlah lembar. Mencatat selisih harga pasar dengan nilai nominal dari saham yang diterbitkan. Jika harga pasar > nilai nominal, maka dicatat sebagai agio saham. Jika harga pasar < nilai nominal, maka dicatat sebagai disagio saham. Mencatat penerbitan wesel sebesar nilai nominalnya.
Investasi pada PT Cahaya 10.000.000 Hutang Wesel 2.000.000 Modal saham 4.000.000 Agio saham 4.000.000 MS = nominal x jml lembar AS = (harga pasar nominal) x jml lembar
Kemudian dibuat jurnal penggabungan dengan cara, mendebit yang saldonya debet, mengkredit yang saldonya kredit. Mengkredit saldo investasi. Jika lebih banyak sisi kredit, maka selisihnya dicatat sebagai goodwill Jika lebih banyak sisi debet, maka selisihnya dicatat sebagai agio saham
Kas 500.000 Piutang bersih 1.400.000 Persediaan 2.500.000 Tanah 1.000.000 Bangunan bersih 5.000.000 Peralatan 3.500.000 Paten 500.000 hutang usaha 600.000 hutang wesel 3.350.000 hutang lainnya 450.000 investasi pada PT Cahaya 10.000.000