Fenomenologi: Dunia Apa Adanya Realitas Sosial Trilogi Realitas Berger-Luckmann

dokumen-dokumen yang mirip
Fenomenologi I: Etnometodologi Garfingkel

PERILAKU SOSIAL: TEORI PERTUKARAN BLAU

Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. Teori Sosiologi Kontemporer

Kuliah ke-8 Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana, Ph.D.

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

Pengantar tentang Perilaku Sosial (Social Behaviourism) Akar intelektual. Teori Pertukaran Sosial Homans

Summary Materi Kuliah Teori Sosiologi Kontmeporer

Pengantar FS Akar Teoritiknya dalam Sosiologi Klasik Asumsi Dasar Fungsionalisme-Struktural Fungsionalisme Parsons

Teori Konflik I: Marxis dan Neo Marxis

BAB II KONSTRUKSI SOSIAL PETER L. BERGER DAN THOMAS LUCKMANN. A. Pengaruh Fenomenologi Terhadap Lahirnya Teori Konstruksi Sosial

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER

BAB II Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman sebagai Analisa

BAB II KAJIAN TEORI. dikenal sebagai seorang raja Kediri yang hebat, tetapi juga dikenal dengan

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter. Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk mengikuti pendidikan di Kota ini. Khusus untuk pendidikan

Konstruksi Sosial Kebiasaan Merokok di Kalangan Wanita Berjilbab. Oleh: Alfrido Tigi Putra NIM:

Oleh : Bambang Hermanto NIM :

BAB II KONSTRUKSI SOSIAL - PETER L. BERGER. gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Gagasan-gagasan pokok konstruktivisme

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB V PENUTUP KESIMPULAN Konstruksi Gaya Hidup Vegetarian

BAB II LANDASAN TEORI

Deskripsi Keberadaan Kelas dan Siswa Pioneer Oleh Siswa Reguler di Sman X (Studi kasus di SMAN X di Kota Sidoarjo, Jawa Timur)

Oleh: Endah Wahyuningsih Dosen Akademi Keperawatan Bahrul Ulum Jombang ABSTRAK

BAB II KERANGKA TEORITIK

1 Soewaryo Wangsanegara. Ilmu Sosial Dasar, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta 1986, hal. 47

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

Makna Penggunaan Jilbab di Kalangan Mahasiswi Muslim yang Tidak Berjilbab

BAB II SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GERSIK PUTIH. paradigma fakta sosial yang di dalamnya memuat teori

BAB II PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN PERESPEKTIF TEORI KONSTRUKSI SOSIAL DAN TEORI FEMINISME LIBERAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KRISTALISASI PEMAKNAAN GENDER, KOMUNIKASI DARI GENERASI KE GENERASI SEBUAH REALITAS SOSIAL YANG DIKONSTRUKSI

MAKNA KUASA PUSTAKAWAN. (Studi Kualitatif tentang Makna Kuasa Pustakawan di Badan Perpustakaan. dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur) JURNAL

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL ANGGOTA MULTI LEVEL MARKETING FASHION DI KOTA JEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri merupakan suatu konsep yang digunakan untuk membedakan individu. mengenai image yang dimiliki seseorang.

TEORI INTERPRETIF. Modul ke: 14FIKOM FENOMENOLOGIS DAN KONTRUKTIVISME. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

BAB II KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

MEMAHAMI MASYARAKAT INFORMASI DI ERA DIGITAL-TEKNOLOGI PADA DUNIA KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Nurintan Cynthia Tyasmara

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB II KERANGKA TEORI. fakta benar benar terjadi di panti asuhan darul mushthofa, desa gogor

BAB II PROSES SOSIAL, PEMBENTUKAN KARAKTER DAN TEORI KONSTRUKSI SOSIAL

KONSTRUKSI REALITAS TERHADAP JABATAN PADA ISTRI TNI AD SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. agama, ideologi, budaya, dan sejarahnya. Dalam Ilmu Tata Negara terdapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pendidikan telah menggiring Yogykarta sebagai tujuan

BAB II PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DAN TEORI KONSTRUKSI. karena semua faktor yang ada didalam maupun di luar masyarakat. Perubahan

BAB II TEORI KONSTRUKSI SOSIAL SEBAGAI ALAT ANALISIS. bukan hanya menjadi jaminan di perjalanan. Saat tidur atau saat-saat tertentu

Facebook :

BAB II PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL FERDINAND TONNIES DAN PETER L BERGER. masyarakat menjalani rutinitas proses hidup masing- masing untuk bertahan

Oleh: Adinda Alieda Isyunanto NIM:

METODE-METODE DALAM PENELITIAN ILMU SOSIAL

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. Dra. Indriati Susilo, M.Si

LOGO Oleh: Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

KONSTRUKSI MASYARAKAT TERHADAP MANTAN NARAPIDANA

Sosiologi Komunikasi. Komunikasi Massa sebagai system social dan pranata social. Frenia T.A.D.S.Nababan. Modul ke: Fakultas KOMUNIKASI

Konstruksi Sosial Masyarakat Nelayan Lamongan Terhadap Larangan Penggunaan Alat Tangkap Pukat

VIII KESIMPULAN DAN SARAN

E. TOPIK : REALITA SOSIAL AGAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konstruksi atas realitas sosial (social construction of reality)menjadi

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

BAB II KEHIDUPAN MAHASISWA KOST DALAM TINJAUAN TEORI KONSTRUKSI SOSIAL PETER L. BERGER DAN THOMAS LUCKMAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menjadi aspek yang memberikan pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan internet pada akhir 1980-an, konsep Web 2.0 pada awal 2000-an

Ritual Air Terjun Sedudo. Konstruksi Masyarakat Tentang Upacara Ritual Air Terjun Sedudo, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu

BAB II TEORI KONSTRUKSI SOSIAL. berkembang ditengah-tengah masyarakat pada wilayah tertentu. Masyarakat di

Konstruksi Gender Di Kalangan Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Mulawarman. Nove Hardiani

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal

BAB V PENUTUP. mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan

BAB II KERANGKA TEORITIK. Apa perbedaan haji dan umroh. Karena dua ibadah ini sama-sama. amalan-amalan yang sudah di tentukan.

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

KONSTRUKSI SOSIAL PETANI DALAM PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN MANOKWARI

HAKIKAT ILMU SOSIAL. Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. makmur sesuai yang tertulis dalam Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. kelak, sehingga salat dijadikan induk dari seluruh ibadah, karena salat

KONSTRUKSI SOSIAL MEMBACA BUKU PERPUSTAKAAN DI KALANGAN SISWA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN 2014/2015. Bayu Aji Kurniawan

KONSTRUKSI SOSIAL SUAMI PADA PEKERJAAN ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI

BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

DASAR-DASAR MIKRO BAGI SOSIOLOGI MAKRO

DAFTAR PUSTAKA. Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

BAB IV ANALISIS DATA. ajaran Islam yang bersumber pada al-qur an dan as-sunnah. Sedangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Di negara Jepang misalnya, kulit menjadi kunci sebuah kecantikan. Perempuan Jepang sangat

KONSTRUKSI SOSIAL TENTANG PACARAN PADA MAHASISWI BERHIJAB DI UNIVERSITAS ISLAM SURABAYA JURNAL

MAKNA SOSIAL ZAKAT DI KALANGAN MUZAKI KONVENSIONAL Difa Mukti Ahmad, S. Sos Universitas Airlangga

BAB II KAJIAN TEORITIS. hubungan kata dalam kelompok kata. 1. maksud pembicara atau penulis. 3. ditafsirkan seseorang dalam suatu pesan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. MAKNA KEMISKINAN (Studi Fenomenologi Pada Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi Universitas Airlangga)

Teori dan Ragam Tipe Teori Sosiologi

Konstruksi Identitas Suporter Ultras di Kota Solo NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Transkripsi:

Kuliah ke-10 Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana, Ph.D. a.wardana@uny.ac.id Fenomenologi: Dunia Apa Adanya Realitas Sosial Trilogi Realitas Berger-Luckmann Eksternalisasi Objektivasi Internalisasi Dua Hakikat Masyarakat: Masyarakat sbg Realitas Obyektif Masyarakat sbg Realitas Subyektif 1

Fenomenologi: the descriptive study of experience a phenomenon being any thing perceived by our sense. (Jary and Jary, 2000: 455) Fenomenologi: mengkaji tentang apa dan bagaimana pemahaman individu terhadap fenomena sosial, yang dibangun dari tipefikasi yang saling bertautan, menciptakan maknamakna tertentu sebagai pengetahuan umum yang diterima apa adanya, dan dipertukarkan dengan orang lain Dalam Fenomenologi terdapat istilah Lebenswelt ( life-world atau Dunia Kehidupan ) yang terdiri dari dunia atau semesta yang rumit dan lengkap, termasuk lingkungan fisik, lingkungan sosial, interaksi antar manusia (intersubyektifitas) dan nilai-nilai yang dihayati Lebenswelt merupakan realitas sosial sebagaimana dipahami dan dianut oleh orangorang biasa (orang awam) dalam kehidupanya sehari-hari 2

Berger: Tugas para sosiolog adalah untuk menemukan hakikat masyarakat dibalik gejalagejala sosial dari pengalaman dan pemahaman orang-orang awam terhadap realitas sosialnya dalam kehidupan keseharian Realitas tercipta dalam pengalaman dan pemahaman inter-subyektif antar individu secara terus menerus dalam sebuah interaksi sosial khususnya lewat media bahasa Realitas sosial tercipta dan terpelihara dalam relasi dialektis antar individu dan dunia disekitarnya Upaya memahami realitas dilakukan dengan melihat proses interaksi dialektis antara diri (individu) dan dunia kenyataan sosiokulturalnya yang berlangsung terus menerus tanpa akhir tersebut 3

Proses dialektika ini dapat dipahami dalam tiga momen simultan: Eksternalisasi (proses penyesuaian diri dengan dunia sosio-kultural sebagai produk manusia) Obyektivasi (proses interaksi sosial dalam dunia intersubyketif yang dilembagakan atau mengalami institusionalisasi) Internalisasi (proses individu mengidentifikasikan diri dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial dimana ia menjadi anggotanya) Eksternalisasi dipahami sebagai proses penciptaan realitas sosial oleh semua individu bersama-sama. Perlu dipahami, bahwa setiap individu yang terlibat mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda sehingga memiliki pemahaman tentang masyarakat yang berbeda pula Interaksi antar individu dan juga dengan dunia sosio-kulturalnya ini dipandang sebagai proses penciptaan realitas sosial 4

Realitas sosial yang tercipta dalam Eksternalisasi secara berangsur-ansur terlembagakan dalam struktur sosial suatu masyarakat Proses pelembagaan ini dapat pula sebagai upaya pelepasan diri realitas sosial dari individu-individu penciptanya Realitas sosial yang terlembagakan tidak lagi dipengaruhi dan diintervensi oleh individu dalam masyarakat Proses selanjutnya, setelah realitas sosial terlembagakan dalam struktur sosial, individuindividu memahami dan menghayatinya sebagai obyek independent Proses pemahaman ini yang disebut sebagai internalisasi oleh individu terhadap realitas sosial Masing-masing individu mengalami internalisasi yang beragam sehingga eksternalisasi mereka pun beraneka macam pula 5

Masyarakat sebagai entitas yang independen, yang memiliki aturan perkembangan sendiri, yang seolah-olah tidak bergantung terhadap perubahan individu Namun masyarakat adalah hasil kreasi individu yang tidak bisa lepas dari sikap dan tindakan individu Institusionalisasi atau Pelembagaan Aktifitas individu yang dilakukan bersama dan terus menerus berubah pelan-pelan menjadi kebiasaan hingga aturan umum atau tradisi yang tidak dipertanyakan lagi oleh individu lainnya Suatu yang telah terlembaga menuntut setiap individu mengikutinya tanpa terkecuali. Contoh: Tradisi, Peran Sosial dst. 6

Internalisasi Melalui sosialisasi dalam berbagai lembaga sosial yang ada. Individu mencoba memahami kebiasaan, norma, aturan sosial yang terlembaga dalam masyarakatnya. Melalui internalisasi, struktur sosial mengarahkan perkembangan sosial individu untuk sepenuhnya menjadi bagian dari masyarakat Benton dan Craib., 2001. Philosophy of Social Science: the philosophical foundations of social thought. London: Palgrave Berger, Peter L. dan Luckmann, Thomas. 1990. Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES Jary dan Jary., 2000. Collins Dictionary of Sociology. Glasgow: HarperCollins Publisher Poloma, M. 1993. Teori Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Ritzer, G. dan Goodman, D.J., 2004. Socioogical Theory. Edisi ke-6. New York: McGraw-Hill Scott dan Marshal., 2005. Oxford Dictionary of Sociology. Oxford Uni Press Wallace, R.A. dan Wolf, A., 1980. Contemporary Sociological Theory: Continuing the Classical Tradition. Englewood: Prentice Hall 7