PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek

Oleh: Emi Sulistyorini SDN Pakis, Durenan, Trenggalek

Oleh: Tunik SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI DISKUSI SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI 2 BULUS KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG PADA BIDANG STUDI IPS TAHUN

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

Oleh: Prapti Mulyani SDN 4 Dongko, Dongko, Trenggalek

Oleh: Sarkowi SD-SMPN Satu Atap I, Dongko, Trenggalek

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II

Oleh: Winarsih SDN 3 Malasan, Trenggalek

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

Oleh: Yayuk Kurniati SDN 3 Sukorame, Gandusari, Trenggalek

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

Oleh: Giyat Sukarti SDN 3 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB 1 PENDAHULUAN. standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan. untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran IPS.

Joyful Learning Journal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION. Siswandi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

Oleh: Muhammad Suhud SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN 71 PONTIANAK BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

Oleh: Suprapto SDN 3 Widoro, Gandusari, Trenggalek

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

Oleh: Soejiati SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014

dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Oleh: Sumarini SDN 2 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION)

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI CERAMAH DAN DISKUSI DI KELAS IX-C SMP NEGERI 1 PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2011/2012

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengajaran sejarah bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS IV SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Vol. 4, No. 2, September 2017 ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

69 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERPINDAHAN ENERGI PANAS DAN LISTRIK MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG

Oleh: Sri Hanifah Guru SDN II Wonorejo, Trenggalek

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

Transkripsi:

Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 67 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN 3 MALASAN KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2014/2015 Oleh: Indayani SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Trenggalek Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui kolaborasi kepala sekolah dengan guru kelas Vi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SDN 3 Malasan semester I tahun 2014/2015 pada pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Group Investigation; (2) Mengetahui sikap siswa kelas VI SDN 3 Malasan semester I tahun 2014/2015 terhadap pembelajaran yang menggunakan Model Group Investigation. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dilaksanakan dalam bulan Oktober sampai bulan Nopember 2014 pada bidang studi IPS. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 14 siswa. Hasil penelitian ini diperoleh hasil penggunaan Model Group Investigation dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 60,71 dengan ketuntasan 42,86%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 69,29 dengan ketuntasan 64,29% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 87,14 dengan ketuntasan mencapai 100,00%. Kata kunci: Group Investigation, IPS, Benua Afrika IPS merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (b) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir kritis dan logis, rasa ingin tahu, inkuiri; (c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan; (d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi 67

68 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Kegiatan belajar mengajar IPS, menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara langsung dalam pembelajaran. Hal ini diterapkan karena berkaitan dengan pembelajaran IPS itu sendiri, yang menanamkan sifat sosial, menemukan dan memecahkan masalah. Salah satu upaya penanaman sifat sosial dengan memberikan peluang bagi siswa untuk mencoba atau praktik sendiri. Dengan demikian akan memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran IPS. Walaupun siswa memiliki nilai yang tinggi dari mata pelajaran selain IPS, tetapi dalam sikap dan perbuatannya dia tidak memahami, mengerti dan melaksanakan apa yang terkandung dalam ilmu IPS maka dia tidak akan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Bagi bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban bangsa, maka bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan masalah pendidikan sejak semula telah nyata-nyata ditempatkan pada posisi yang integral dari eksistensi bangsa Indonesia. IPS merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran IPS diantaranya: (1) Siswa mengganggap pelajaran IPS kurang menarik dan kurang bermakna; (2) Komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar IPS masih berjalan satu arah; (3) sebagian guru kurang tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang digunakan; dan (4) sebagian guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Untuk mengatasi masalah di atas digunakan Model Group Investigation dalam menyampaikan materi pembelajaran IPS. Dengan Model Group Investigation diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada diri siswa serta meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga nantinya prestasi belajar siswa akan meningkat. Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 69 Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group. Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi. Pembelajaran kooperatif tipe GI berawal dari perspektif filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman. Sebuah gagasan John Dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Menurut Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru seyogyanya mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah. Kelompok penyelidikan adalah medium organisasi untuk mendorong dan membimbing keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa aktif berbagi dalam mempengaruhi sifat kejadian di dalam kelas mereka. Dengan berkomunikasi secara bebas dan bekerja sama dalam perencanaan dan melaksanakan dipilih topik mereka penyelidikan, mereka dapat mencapai lebih dari mereka sebagai individu. Hasil akhir dari kelompok kerja mencerminkan kontribusi masing-masing anggota, tetapi intelektual lebih kaya dari kerja yang dilakukan sendiri oleh siswa yang sama. Sharan dkk (2001) telah menetapkan enam tahap Group Investigation seperti berikut ini: (a) Tahap Pengelompokkan (Grouping)/ Pemilihan topik; (b) Tahap Perencanaan kooperatif (Planning); (c) Tahap Penyelidikan (Investigation)/ Implementasi; (d) Tahap Pengorganisasian (Organizing)/ Analisis dan sintesis; (e) Tahap Presentasi hasil final (Presenting); (f) Tahap Evaluasi (Evaluating) Kelebihan pembelajaran tipe Group Investigation adalah: (1) Metode ini mampu melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi; (2) Melatih siswa menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri; (3) Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran; (4) Aplikasi metode pembelajaran ini membuat siswa senang dan merasa menikmati proses belajarnya. Kelemahannya pembelajaran tipe Group Investigation adalah karena siswa bekerja secara kelompok dari tahap perencanaan sampai investigasi untuk menemukan hasil jadi metode ini sangat komplek, sehingga guru harus mendampingi siswa secara penuh agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Berdasarkan permasalahan yang sudah terurai diatas maka penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui kolaborasi peneliti dengan guru kelas VI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SDN 3 Malasan semester I tahun 2014/2015 pada pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Group Investigation; (2) Mengetahui sikap siswa kelas VI SDN 3 Malasan semester I tahun 2014/2015 69

70 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 terhadap pembelajaran yang menggunakan Model Group Investigation. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dilaksanakan dalam bulan Oktober sampai bulan Nopember 2014 pada bidang studi IPS. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 14 siswa. Dalam menyiapkan penelitian tindakan kelas ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada penelitian tindakan; (2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran terbaru dari Depdiknas; (3) Mengajak seorang mitra guru untuk menjadi pengamat sekaligus kolaborator dalam penilaian. Populasi dari penelitian ini adalah jumlah keseluruhan Siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 14 siswa. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini hanya 14 siswa maka berdasarkan pendapat di atas peneliti mengambil sampel. Hal ini berarti populasi secara keseluruhan dijadikan sampel, yang berarti seluruh siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masingmasing meliputi: planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing (pengamatan) dan reflecting (refleksi). Masingmasing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas. Pada siklus dalam penelitian ini, tindakan yang diberikan berupa penggunaan Model Group Investigation dalam proses belajar mengajar. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi; (2) Lembar Tertulis; (3) Dokumen Siswa; (4) Lembar Angket; (5) Daftar nilai. Dalam kriteria penilaian dibagi menjadi 2 yaitu: (1) Untuk menilai tes ulangan atau formatif, dimana peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif; (2) Untuk ketuntasan belajar, dimana penelitian ini memfokuskan kriteria tingkat keberhasilan atau ketuntasan secara klasikal, suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang kurangnya 85% siswa telah tuntas belajar dengan ketentuan nilainya 70. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Refleksi Awal Peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas VI SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 semester I yaitu tentang rendahnya nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dari hasil supervisi kelas yang dilakukan teridentifikasi bahwa rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran yang tidak tepat. Perencanaan (Planning)

Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 71 Dalam hal perencanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu (1) Mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu satuan pelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi: definisi pokok bahasan, penjabaran pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan sehari-hari dan yang memuat soal-soal; (2) Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan; (3) Mempersiapkan alat tes; (4) Membuat perangkat sistem penilaian. Pelaksanaan (Action) Pertemuan 1 terdiri dari: Kegiatan Pendahuluan meliputi: (a) Siswa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa memperhatikan gambar peta dunia; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan Inti meliputi: (a) Siswa mengamati gambar Peta Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika dengan menggunakan buku referensi lain yang telah disiapkan oleh peneliti di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu bentang alam Benua Afrika. Kegiatan Penutup meliputi: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah Pertemuan 2 terdiri dari: Kegiatan Pendahuluan meliputi: (a) Siswa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa memperhatikan gambar peta benua Afrika; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan Inti meliputi: (a) Siswa membaca materi tentang Benua Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika dari buku referensi lain yang berada di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu iklim dan penduduk Benua Afrika. Kegiatan Penutup meliputi: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah. Pengamatan (Observation) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangkuman dan memberikan kesimpulan. Untuk aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 64,17% artinya guru telah mampu menerapkan Model Group Investigation dengan baik. Hanya saja peran guru saat melakukan interaksi dengan siswa harus ditingkatkan yaitu melalui perbaian peran sebagai falisitator dan motivator pembelajaran. Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan; (2) Siswa yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan; (3) Siswa yang mendefinisikan suatu konsep; (4) Siswa yang sedang merubah mengerjakan soal. Hanya saja komunikasi siswa dalam pembelajaran masih harus terus diperbaiki agar mudah dipahami oleh siswa. Untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor sebesar 60,71%. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan maka pada siklus I komponen-komponen minat yang telah memenuhi kriteria kurang, yaitu mempersiapkan buku IPS, berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru, aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya, memperhatikan arahan guru, berusaha mencari jawaban bila 71

72 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 mendapat tugas dan belajar lebih intensif bila diberi tahu akan ada ulangan. Refleksi Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif; (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran; (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain; (d) Masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya, agar criteria ketuntasan belajar dapat tercapai; (e) Prestasi belajar siswa pada siklus I hanya mencapai 69,29 dengan persente ketuntasan sebesar 64,29% masih jauh dari ketuntasan yang telah ditentukan yaitu sebesar 85,00%. Siklus II Perencanaan (Planning) Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka guru melakukan tindakan untuk siklus II, diantaranya adalah: (a) Guru meningkatkan peran sebagai motivator dan fasilitator pembelajaran; (b) Guru memperbaiki komunikasi antar siswa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Pelaksanaan (Action) Pertemuan 1 terdiri dari: Kegiatan Pendahuluan meliputi: (a) Siswa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa memperhatikan gambar peta dunia; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan Inti meliputi: (a) Siswa mengamati gambar Peta Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika denganmenggunakan buku referensi lain yang telah disiapkan oleh peneliti di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu bentang alam Benua Afrika. Kegiatan Penutup meliputi: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah. Pertemuan 2 terdiri dari: Kegiatan Pendahuluan meliputi: (a) Siswa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa memperhatikan gambar peta benua Afrika; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan Inti meliputi (a) Siswa membaca materi tentang Benua Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika dari buku referensi lain yang berada di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu iklim dan penduduk Benua Afrika. Kegiatan Penutup meliputi: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah. Pengamatan (Observing) Guru telah mampu menjadi motivator dan fasilitator dalam pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin berkembangnya aktivitas guru pada siklus II menjadi 75,00. Artinya guru telah baik dalam menerapkan tindakan perabaikan pembelajaran dengan menggunakan Model Group Investigation sehingga mampu mengembangkan aktivitas pembelajaran di kelas.

Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 73 Dengan berhasilnya guru mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa juga ikut mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan persente aktivitas siswa sebesar 78,57%, artinya siswa menerima dan mampu melaksanakan tindakan perbaikan pembeljaran yang dilakukan oleh guru. Refleksi Setelah melihat data-data yang terekam pada siklus II, maka penelitian ini akan berakhir pada siklus II. Hal ini didukung dengan teratasinya kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, sehingga prestasi pembelajaran siswa dapat meningkat yaitu dengan tercapainya ketuntasan belajar sebesar 100% dan nilai rata-rata siswa sebesar 87,14. Interpretasi Data Dari hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bidang studi IPS pada siswa kelas VI SDN 3 Malasan semester I tahun 2014/2015 sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 60,71 dengan ketuntasan 42,86%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 69,29 dengan ketuntasan 64,29% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 87,14 dengan ketuntasan mencapai 100,00%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Group Investigation dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar bidang studi IPS pada siswa Kelas VI Semester I SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/ 2015. Aktivitas kegiatan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada aktivitas belajar yang meningkat setiap siklusnya. Dari siklus I 60,71% naik pada siklus II mencapai 78,57%. Sedangkan aktivitas kegiatan guru dalam menerapkan Model Group Investigation juga mengalami peningkatan. Dari siklus I 64,17% naik siklus II mencapai 75,00%. 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 100.00 87.14 69.29 64.29 60.71 42.86 Seb. Siklus Siklus I Siklus II Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus Prestasi Belajar Ketuntasan 73

74 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENUTUP Kesimpulan Pada penerapan metode gorup investigation peneliti memberikan bimbingan kepada guru kelas VI untuk memberikan kesempatan kepada siswa menggali materi dari informasi lain selain pada buku paket. Untuk mempermudah pembelajaran peneliti membantu mempersiapkan buku referensi lain yang sesuai dengan materi yaitu tentang Benua Afrika baik dalam bantuk buku referensi maupun majalah yang diletakkan pada susut baca. Dengan demikian siswa termotivasi untuk membaca, bekerjasama, dan berdiskusi. Penggunaan Model Group Investigation dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum siklus diperoleh nilai ratarata: 60,71 dengan ketuntasan 42,86%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 69,29 dengan ketuntasan 64,29% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 87,14 dengan ketuntasan mencapai 100,00%. Saran Penerapan Model Group Investigation dalam pembelajaran IPS yang telah diuraikan di atas, hendaknya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Selain itu Model Group Investigation dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain selain IPS. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Aksara Baru. Demar, Hamalik. 1980. Ilmu Jiwa. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta Depdiknas. 2005. Teknik Pembelajaran Bidang Studi IPS. Jakarta: Depdikbud Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPIK, Debdikbud. Sharan. 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Classroom Action Research). Jakarta: Depdiknas Slavin. 1995. 50 tahun pembangunan pendidikan nasional 1945-1995. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Winarno Surahmad. 1975. Metodologi Pengajaran. Jakarta Gramedia. Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.