BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

BAB III METODOLOGI. Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input serta Kredit

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui perbedaan nilai efisiensi pada bank umum persero (BUMN) dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. serangkaian deregulasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) telah membawa

PENGUKURAN EFISIENSI BANK BUMN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

EFISIENSI KINERJA BAZNAS BOGOR DAN SUKABUMI: PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

Oleh: Irdam Ahmad dan Budi Wibowo

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank-bank besar di Jepang masih beroperasi di atas skala efisiensi minimum, hasil

Kinerja Beberapa Bank Syariah Berdasar Tingkat Efisiensi Melalui Pengukuran DEA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis data kuantitatif dengan

BAB II LANDASAN TEORI. menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam

Pengukuran Efisiensi Menggunakan Allocation Model Dalam Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Divisi Doorlock PT. XYZ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI KINERJA MENGGUNAKAN MODEL DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PADA PT XYZ

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran tingkat kesehatan bank dikenal dengan metode CAMEL (Capital

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

CLASTERING PROGRAM STUDI TEKNIK DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

PENENTUAN NILAI PRODUKTIVITAS RELATIF TIAP KANTOR LAYANAN DARI PT BANK XXXX DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu sebagai perantara pihak yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan pekerjaan (Badan Pusat Statistik 2010). Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkanya paket kebijakan Menteri Keuangan pada Desemeber 1983 yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Di

PENGUKURAN KINERJA BANK-BANK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS TESIS

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari pihak pihak yang memiliki dana yang idle kepada pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana pihak yang satu dengan yang

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Industri perbankan memegang peranan yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting, dan sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Tabel 2. 1 penelitian terdahulu

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

Analisis Hubungan Antar Variabel Input dan Output

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. asing. Penelitian ini juga ingin menguji pengaruh capital adecuacy ratio (CAR),

Pengukuran Efisiensi Produksi Dengan Metode DEA (Data Envelopement Analysis) Di Divisi Wire Rod Mill PT.XYZ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

EFISIENSI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan lain dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Salah satu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Ada beberapa faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data Envelopment Analysis 1

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan bank dalam sebuah negara akan memberikan dukungan. ekonomi dan hingga kondisi perbankan pada saat sekarang ini..

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency

BAB I PENDAHULUAN. islam bahkan juga di negara-negara barat. Terbukti dengan ditandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usahanya. Fungsi perbankan dalam sistem perekonomian adalah sebagai lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang diinginkan sesuai dengan kerangka kerja yang telah ditetapkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penulis yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Pemilihan Sampel Penelitian menggunakan sampel data sekunder yang diperoleh melalui akses data terhadap Laporan tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang diserahkan oleh masing-masing BUMN kepada Kementrian Negara BUMN. Penulis juga melakukan akses terhadap laporan PKBL BUMN yang telah diaudit BPKP dan dipublikasikan di internet. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam pemilihan sampel, yaitu memilih sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan sampel merupakan perusahaan BUMN yang telah melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). 2. Perusahaan sampel memiliki Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang aktif selama periode waktu yang diteliti (2004-2006). 3. Perusahaan sampel memiliki kelengkapan data PKBL dan data keuangan yang diperlukan untuk pengukuran keseluruhan variabel. Sebanyak 129 BUMN terdaftar dalam ringkasan laporan PKBL Kementrian Negara BUMN. Dari 129 perusahaan tersebut, hanya 100 perusahaan yang terpilih sebagai sampel penelitian. Sisanya merupakan BUMN yang PKBL-nya tidak aktif maupun tidak memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam sampel. 37

III.2 Dana Program Kemitraan Dalam pelaksanaan Program Kemitraan dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana ini merupakan sebagian laba yang disisihkan oleh masing-masing BUMN. Untuk mengetahui berapa besar dana yang dikeluarkan untuk mendukung Program Kemitraan, penulis melakukan analisis deskriptif terhadap berapa besar dana yang dikeluarkan oleh masing-masing BUMN. Hal ini dapat dilihat dari jumlah dana yang disalurkan oleh BUMN. Jumlah dana yang disalurkan BUMN merupakan penggabungan dari dana pinjaman bergulir, dana hibah, dan dana operasional program kemitraan masing-masing BUMN pada tahun berjalan. Berapa dana terendah dan tertinggi yang dikeluarkan oleh BUMN dalam periode waktu pengamatan? Berapa rata-rata dana yang dikeluarkan untuk masing-masing tahun pengamatan? BUMN apa saja yang menjadi penyumbang dana terbesar dan terkecil untuk setiap periode waktu pengamatan. III.3 Tingkat Efektivitas Program Kemitraan Untuk mengukur tingkat efektivitas penyaluran dana dalam Program Kemitraan, penulis akan menggunakan metode perhitungan berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002. Rumus : Jumlah dana yang disalurkan x 100% Jumlah dana yang tersedia Definisi : - Jumlah dana tersedia adalah seluruh dana pembinaan yang tersedia dalam tahun yang bersangkutan yang terdiri atas: Saldo awal Pengembalian pinjaman 38

Setoran eks pembagian laba yang diterima dalam tahun yang bersangkutan (termasuk alokasi dari dana PUKK BUMN lain, jika ada) Pendapatan bunga dari pinjaman PUKK - Jumlah dana yang disalurkan adalah seluruh dana yang disalurkan kepada usaha kecil dan koperasi dalam tahun yang bersangkutan yang terdiri dari hibah dan bantuan pinjaman, termasuk dana penjaminan (dana yang dialokasikan untuk menjamin pinjaman usaha kecil dan koperasi kepada Lembaga Keuangan). Tabel 3-1 Daftar Penilaian Tingkat Penyerapan (Efektivitas) Dana PUKK Penyerapan > 90 85 s.d. 90 80 s.d. 85 <80 (%) Skor 3 2 1 0 Sumber: Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 Skor yang diperoleh untuk masing-masing kategori menunjukkan tingkat efektivitas program kemitraan: 0 (nol) : kurang efektif 1 (satu): cukup efektif 2 (dua) : efektif 3 (tiga) : sangat efektif III.4 Jangkauan Program Kemitraan BUMN Untuk menjawab pertanyaan mengenai berapa besar jangkauan Program Kemitraan BUMN, penulis akan menggunakan besarnya jumlah mitra binaan masingmasing BUMN. Semakin besar jumlah mitra binaan yang dibina oleh masing-masing 39

BUMN menunjukkan jangkauan Program Kemitraan semakin besar. Penulis juga akan membandingkan jumlah total mitra binaan BUMN untuk setiap tahun pengamatan. III.5 Tingkat Efisiensi Program Kemitraan Pengukuran tingkat efisiensi BUMN diukur dengan menggunakan pendekatan DEA (Data Envelopment Analysis). Metode Data Envelopment Analysis (DEA) diciptakan sebagai alat evaluasi kinerja suatu aktivitas di sebuah unit entitas. Secara sederhana pengukuran dinyatakan dengan rasio: Output Input yang merupakan satuan pengukuran produktivitas yang bisa dinyatakan secara parsial (misalnya: output per jam kerja ataupun output per pekerja, dengan output adalah penjualan, profit, jumlah dana/ kredit yang disalurkan perbankan, dsb) ataupun secara total (melibatkan semua output dan input suatu entitas ke dalam pengukuran) yang dapat membantu menunjukkan faktor input (output) apa yang paling berpengaruh dalam menghasilkan suatu output. Hanya saja perluasan pengukuran produktivitas dari parsial ke total akan membawa kesulitan dalam memilih input dan output apa yang harus disertakan dan bagaimana pembobotannya (Cooper, et. all, 2000). DEA adalah suatu metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi produktivitas dari suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab menggunakan sejumlah input untuk memperoleh suatu output yang ditargetkan. DEA merupakan model pemrograman fraksional yang bisa mencakup banyak output dan input tanpa perlu menentukan bobot untuk tiap variabel sebelumnya, tanpa perlu penjelasan eksplisit mengenai hubungan fungsional antara input dan output (tidak seperti regresi). DEA menghitung ukuran produktivitas secara skalar dan menentukan level input dan output yang efisien untuk unit yang dievaluasi dalam satu kelompok 40

observasi relatif terhadap DMU dengan kinerja terbaik dalam kelompok observasi tersebut. Penggunaan bobot yang bersifat fixed yang diterapkan secara seragam pada semua input dan output dari entitas yang dievaluasi dikenal sebagai konsep "Total Factor Productivity" dalam ekonomi. Konsep ini berlawanan dengan penggunaan bobot yang bersifat variabel berdasarkan ukuran terbaik yang dimungkinkan untuk setiap entitas yang dievaluasi dalam metode DEA. Model DEA paling dasar adalah model CCR (Charnes, Cooper & Rhodes) yang dikembangkan tahun 1978. Dalam model ini untuk setiap entitas pengukuran (DMU= Decision Making Unit) dibentuk virtual input dan output yang pembobotannya υ i (untuk input) dan u r (untuk output) memiliki nilai yang belum diketahui: Virtual input = υ 1 χ 1 o +... + υ m χ mo Virtual output = u 1 y 1 o +... + u s y so. Nilai bobot akan ditentukan dengan menggunakan teknik Linear Programming dengan fungsi tujuan memaksimalkan rasio: virtual output virtual input Dalam hal ini bobot optimal mungkin (dan umumnya akan) berbeda untuk setiap DMU. Jadi dalam DEA, bobot dihasilkan dari data dan bukan ditentukan dari awal. Setiap DMU akan diarahkan kepada penggunaan set bobot yang akan menghasilkan nilai tujuan terbaik untuk setiap DMU tersebut. Model CCR yang merupakan model dasar DEA menggunakan asumsi constant return to scale yang membawa implikasi pada bentuk efficient set yang linier. Hal tersebut akan memberikan konsekuensi penilaian bahwa penambahan 1 unit input harus menghasilkan penambahan sebesar 1 unit output (input dan output bergerak searah dengan kekuatan yang sama besar). Dalam studi ini, selain model CCR 41

digunakan juga model BCC (Banker, Charnes & Cooper) yang menggunakan asumsi variabel return to scale, di mana asumsi ini memungkinkan adanya konklusi bahwa penambahan 1 unit input tidak harus menghasilkan tambahan unit output yang bisa lebih besar ataupun lebih kecil dari 1. Dengan memakai perbandingan kedua model ini dapat dilakukan analisis untuk mengetahui nilai efektivitas kinerja. Karena kedua model memberikan penilaian yang berbeda, dimana unit yang berhasil mencapai kondisi CCR-efficient sudah pasti juga mencapai kondisi BCC-efficient, namun hal ini tidak berlaku sebaliknya. III.5.1 Prosedur Pengolahan Data Pengujian dilakukan dengan software DEAP 2.1(Coelli, 1996) menggunakan data dari Laporan PKBL BUMN untuk masing-masing variabel input dan output. Identifikasi variabel input-output yang digunakan dalam pengukuran perbandingan produktivitas kinerja merupakan langkah pertama dan terpenting karena hasil evaluasi kinerja nantinya sangat tergantung pada pilihan input-output yang dipakai. Pada dasarnya pilihan variabel input-output bersifat unik untuk setiap kasus, tergantung pada tipe/ model produktivitas yang digunakan, konteks operasi dari unit yang dianalisis dan berbagai faktor yang bersifat exogenous. Sebagai pedoman dapat dikatakan bahwa hubungan antar variabel input dan output harus didasarkan pada sifat exclusivity & exhaustiveness yang berarti bahwa hanya variabel input yang dapat mempengaruhi variabel output dan hanya variabel output yang digunakan dalam pengukuran saja yang dipengaruhi. Disyaratkan agar variabel input yang digunakan mencakup seluruh sumber daya dan variabel output mencakup seluruh hasil operasi. Selain itu juga disarankan dalam aplikasi DEA untuk memilih sesedikit mungkin variabel input-output yang digunakan untuk bisa mempertahankan 42

discriminatory power, dimana semakin banyak variabel input-output yang digunakan dibanding dengan jumlah DMU yang diukur maka akan semakin kurang diskriminatif pengukuran produktivitas yang dihasilkan dengan metode DEA. Pada dasarnya metode Data Envelopment Analysis (DEA) dapat diterapkan untuk segala entitas pengukuran (berarti segala jenis organisasi ataupun satuan unit pengukuran). Terdapat banyak kemungkinan pengembangan penelitian di bidang ini yang dapat dilakukan. Salah satunya ialah penerapan DEA untuk menilai efisiensi pelaksanaan Program Kemitraan dalam PKBL BUMN, dalam hal ini jumlah dropping laba dan biaya operasional yang dikeluarkan masing-masing BUMN untuk masingmasing tahun dapat digunakan sebagai input dan Jumlah pinjaman bergulir, hibah pembinaan, jumlah mitra binaan yang menerima bantuan (pinjaman dan pelatihan maupun pemasaran), penerimaan bunga serta penerimaan lainnya sebagai output. Variabel tersebut mirip dengan studi yang digunakan oleh Barr et all (2002) dan Abidin (2007) yang menghitung efisiensi kinerja Bank BUMN. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zaenal Abidin, variabel input yang digunakan adalah dana pihak ketiga, biaya bunga, dan biaya operasional lainnya. Sedangkan variabel output yang digunakan adalah besarnya kredit yang disalurkan, pendapatan bunga, dan pendapatan operasional lainnya. Dalam literatur lain, penggunaan DEA banyak digunakan dalam pengukuran efisiensi dan produktivitas perbankan, di antaranya: Tabel 3-2 Daftar Penelitian Terdahulu Penulis Pendekatan Input Output Piyu Yue Variant of Interest Expense, Interest Income, (1992) Intermediation Non-interest expense, Non-interest Income, 43

Transaction deposit, Total Loan. Non-transaction deposit. Jemné & DEA Operational: Interest & related Vujčić Intermediation & Interest & related costs, revenue, (2002) Operation Commissions for service Non-interest Revenue. & related costs, Labor costs, Capital related administration costs. David Tripe Intermediation Interest Expense, Net Interest Income, (2002) Approach Non-interest Expense. Non-interest Income. Hadad (2003) Asset Approach Beban Personalia/ Aktiva, Beban Bunga/Aktiva, Beban Lain-lain/ Total Aktiva Tetap. Kredit yang dikeluarkan, Surat Berharga. Zaenal Intermediary Dana pihak ketiga, Besarnya Kredit yang Abidin Approach Biaya Bunga, Biaya disalurkan, (2007) Operasional lainnya. Pendapatan Bunga, dan Pendapatan Operasional lainnya. Pendekatan yang pernah digunakan dalam penelitian di atas sejalan dengan pendapat Freixas dan Rochet (1997) yang membagi tiga pendekatan dalam diskusi literatur terkait aktivitas perbankan. Pendekatan produksi (the production approach), 44

pendekatan intermediasi (the intermediation approach) dan pendekatan modern (the modern approach). Dua pendekatan pertama mengaplikasikan teori perusahaan mikroekonomi tradisional pada industri perbankan dan berbeda hanya pada spesifikasi dari aktivitas banknya. Pendekatan ketiga memasukkan beberapa aktivitas spesifik dari bank ke dalam teori klasik yang kemudian dimodifikasi. Dalam pendekatan produksi, aktivitas bank dideskripsikan sebagai sebuah produksi jasa bagi para depositor dan peminjam kredit. Faktor-faktor produksi tradisional seperti tanah, tenaga kerja dan modal digunakan sebagai input untuk memproduksi output-output yang diinginkan. Meskipun pendekatan ini mengenali sifat multiproduk dari aktivitas perbankan, studi-studi sebelumnya kurang memperhatikan aspek-apek dari produk perbankan tersebut, sebagian besar karena teknik-teknik yang berkaitan dengan isu skala (scale) dan sekup (scope) belum berkembang dengan baik. Pendekatan ini mempunyai kekurangan dasar dalam hal pengukuran output. Apakah kita akan memakai jumlah akun, jumlah operasi dalam akun-akun ini atau jumlah nominalnya? Pendekatan yang secara umum diterima adalah menggunakan jumlah nominal karena ketersediaan datanya. Pendekatan intermediasi pada kenyataannya bersifat komplemen terhadap pendekatan produksi dan menerangkan aktivitas perbankan sebagai pentransformasian uang yang dipinjamkan dari depositor menjadi uang yang dipinjamkan kepada para debitor. Aktivitas pentransformasian ini berasal dari karakteristik yang berbeda dari berbagai macam karakteristik deposit dan kredit pinjaman yang ada. Deposit biasanya dapat dibagi-bagi, likuid dan tidak beresiko, dimana pada sisi lain kredit pinjaman bersifat kurang likuid dan berisiko. Dalam pendekatan ini, input adalah modal finansial deposit yang dikumpulkan dan dana pihak ketiga, dan output-output diukur dalam volume pinjaman dan investasi yang outstanding. 45

Pendekatan modern mempunyai kelebihan dalam mengintegrasikan resiko manajemen dan proses informasi ke dalam teori klasik mengenai perusahaan. Hal yang inovatif dari pendekatan ini adalah adanya pengenalan dari kualitas aset bank dan kemungkinan dari kegagalan bank dalam pengestimasian biaya mereka. Namun studi literatur terkait penggunaan pendekatan ini masih terbatas. Aktivitas BUMN dalam Program Kemitraan dapat disamakan dengan aktivitas perbankan dalam penyaluran kredit karena keduanya menjalankan fungsi intermediary yaitu sebagai perantara dalam penyaluran kredit. Oleh karena itu, untuk menilai aktivitas program kemitraan ini digunakan varibel yang mirip dengan penilaian efisiensi perbankan di atas. Namun, yang patut ditekankan adalah tujuan utama dari Program Kemitraan bukanlah untuk memaksimalkan profit yang dihasilkan dari proses peminjaman dana kepada para debitur, melainkan untuk memberikan jangkauan pelayanan pinjaman mikro kepada para pengusaha UMKM atau mitra binaan pada khususnya. Berdasarkan penelitian Zaenal Abidin, variabel input dana pihak ketiga dalam penelitian ini dinilai dengan indikator dropping laba yang disisihkan BUMN dari laba bersih tiap tahunnya. Variabel input biaya bunga dan biaya operasional ditunjukkan dengan indikator biaya operasional pada Program Kemitraan. Hal ini dikarenakan semua biaya operasional yang tercatat di laporan PKBL BUMN telah mencakup semua biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam membiayai Program Kemitraan termasuk biaya bunga. Variabel output besarnya kredit yang disalurkan dinilai dengan indikator pinjaman bergulir dan hibah pembinaan selama tahun berjalan. Pinjaman bergulir dan hibah pembinaan merupakan dana yang disalurkan BUMN kepada mitra binaan untuk meningkatkan produktivitas dan mengembangkan usaha mereka. Variabel output 46

pendapatan bunga menggunakan indikator penerimaan bunga oleh BUMN. Penerimaan bunga adalah penerimaan bunga atas pinjaman yang dikenakan kepada penerima dana pinjaman bergulir. Suku bunga pinjaman yang ditetapkan dalam program kemitraan lebih rendah daripada suku bunga pasar. Besarnya suku bunga bervariasi antara 1% hingga 6% tergantung dari besar kecilnya pinjaman dan jangka waktu pengembalian pinjaman. Sedangkan pendapatan operasional lainnya dilihat dari indikator penerimaan lainnya. Penerimaan lainnya merupakan penerimaan yang tidak dapat dikategorikan sebagai penerimaan bunga, seperti penerimaan pengembalian dana pinjaman bergulir yang telah dihapuskan. Selain variabel di atas, karena tujuan penulis dalam menilai efisiensi ini adalah juga ingin melihat sejauh mana jangkauan program kemitraan dalam masyarakat dan melihat pengukuran yang tidak hanya berfokus pada nilai nominal, maka ditambahkanlah satu variabel output lain dalam penilaian yaitu variabel jumlah mitra binaan yang menerima bantuan selama tahun berjalan. Haddad, dkk (2003) menyatakan bahwa DEA dapat menilai tingkat efisiensi bank secara umum. Selain itu, DEA memiliki kelebihan dalam mengidentifikasi input atau output satu bank yang digunakan sebagai referensi yang dapat membantu untuk mencari penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan suatu lembaga keuangan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, penulis menggunakan DEA untuk mengukur tingkat efisiensi BUMN dalam menjalankan Program Kemitraannya dengan pendekatan Malmquist Productivity Indices. Pendekatan ini digunakan karena data yang digunakan adalah data panel antara tahun 2004-2006 sehingga kita dapat menguraikan perubahan produktivitas ke dalam dua kategori yaitu: Perubahan efisiensi teknikal atau pengejaran. Perubahan efisiensi teknis atau perubahan karena pelaksanaan aktivitas yang semakin baik. 47

III.5.2 Model Penelitian Untuk pengukuran tingkat efisiensi, dimulai dari formula DEA sederhana yang ada di linier programming yaitu: Maximize h j (u,v) = Σu r y rj r =1 s m Σv i x ij i =1 Subject to s Σu r y rj r =1 1 untuk j=1,...n m Σv i x ij i =1 v i 0 untuk i = 1,...m dan u r 0 untuk r = 1,...s Dimana: h j r u r y rj v i x ij = nilai efisiensi BUMN j = output = jumlah bobot output r yang dihasilkan oleh BUMN j = jumlah output r yang dihasilkan oleh BUMN, dihitung dari r = 1 hingga s = bobot input i yang dihasilkan oleh BUMN j = jumlah input i, yang dihasilkan oleh BUMN, dihitung dari i =1 hingga m Dalam DEA ada dua pendekatan scale yaitu CSR (Constant Return to Scale) dan VRS (Variable Return to Scale). Pendekatan CRS lebih tepat digunakan bila BUMN diasumsikan dapat beroperasi secara optimal. Namun, karena program kemitraan belum berjalan lama, masih terbatasnya sumber daya berpengalaman, dan kondisi eksternal perusahaan, maka sangat sulit bagi BUMN untuk beroperasi secara 48

optimal. Sehingga pendekatan yang digunakan dalam pengukuran ini adalah VRS. Selain itu, karena pengukuran ini berorientasi untuk mengoptimalkan output yang dihasilkan, maka pengukuran ini menggunakan pendekatan output orientation. 49