Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

dokumen-dokumen yang mirip
Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

Analisis Reliability Untuk Menentukan Mean Time Between Failure (MTBF) Studi Kasus Pulverizer Pada Sebuah PLTU

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA. SURAT PENGAKUAN...ii. SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X

Oleh : Umi Fitriyani

IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: F-141

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK

Desy Ambar Yunanta ( )

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau.

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS

OPTIMASI PERAWATAN STONE CRUSHER MENGGUNAKAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM)

KETERANGAN SELESAI PENELITIAN...

Analisa Kegagalan dan Usulan Kebijakan Perawatan Mesin Carding dengan Metode Reliability Centered Maintenance II

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI PADA PABRIK X

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Heizer dan Render (2011:36) Manajemen operasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01

MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-312

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah

Ariska Andi Kurniawati 1*, Anda Iviana Juniani 2, dan Ekky Nur Budiyanto 3. Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

USULAN PROGRAM PERAWATAN YANG OPTIMAL DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I-1

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif

Oleh: Gita Eka Rahmadani

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM

ROI ADENAN H / FTI / TI

Nelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

ISBN:

Penjadwalan Maintenance Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Pendingin Sabroe Di PT. SMART Tbk.

Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal, Bangkalan Indonesia 1

DAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.

Jurnal Telematika, vol. 10 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

PERANCANGAN USULAN PERAWATAN MESIN TEH HITAM ORTHODOKS MENGGUNAKAN METODE RELIABLE CENTRED MAINTENANCE

Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.

MODUL VIII STUDI KASUS PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN BALLMILL DENGAN BASIS RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE )

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

PERENCANAAN PERAWATAN MESIN OKUMA HJ 28 DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA BAGIAN SERVICE ENGINEER

Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2884

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4793

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

Evaluasi Keandalan Sistem Mesin Kontrol Bahan Bakar Pada Pesawat Boeing 737 Classic Garuda Indonesia

SHINTALISTYANI Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T. M.Eng

Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya)

STUDI PERFORMANSI PADA FOTOTERAPI UNIT DI RSU HAJI SURABAYA. Nur Muflihah*)

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

IMPLEMENTASI TEKNIK KEANDALAN UNTUK MENGOPTIMALKAN INTERVAL PERAWATAN PADA SISTEM COAL FEEDER (Studi Kasus: PT. PJB UP Paiton)

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2491

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

STE TE HE E SE. Indicator Perusahaan (95%) (95%) (95%) (95%) (95%)

ANALISIS SISTEM PERAWATAN KOMPONEN GENERATOR STARTER PADA MESIN PESAWAT DI PT XYZ

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 155 Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3) Ratna Bhakti P S, dan Sudiyono Kromodihardjo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6111 Indonesia e-mail: ratnabhaktips@gmail.com, sudiyono_kromod@me.its.ac.id Abstrak PLTU Paiton Unit 3 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi listrik menggunakan bahan baku batubara yang terletak di Paiton, Probolinggo. Untuk mencapai target, proses produksi dilakukan 24 jam selama 1 tahun tanpa henti. Program pemeliharaan mesin sangat penting untuk kelancaran proses produksi. Dalam rangka mencapai target tersebut dituntut adanya kelancaran batubara dari silo hingga surface burner menggunakan pulverizer. Data dari Departemen Engineering menunjukkan bahwa beberapa subsistem pulverizer sering mengalami kerusakan yang dapat menimbulkan kegagalan pada sistem tersebut. Penelitian tugas akhir ini menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) untuk menurunkan tingkat breakdown mesin dan downtime produksi. Data historis kerusakan pulverizer dianalisa. Kemudian kegagalan dari suatu komponen yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi dari sistem diidentifikasi menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Selanjutnya menggunakan RCM Decision Worksheet untuk mengetahui bagian dari sistem yang gagal dan perlu dilakukan tindakan perbaikan dan pencegahan berdasarkan kegagalan yang ada agar kejadian yang sama tidak terulang dan menentukan kegiatan perancang perawatan yang tepat pada setiap komponen Berdasarkan analisis data secara Reliability Centered Maintenance (RCM) terdapat 12 failure mode yang terjadi pada pulverizer. 3 failure mode dapat dicegah dengan scheduled restoration task, 8 failure mode dapat dicegah dengan scheduled discard task, dan 1 failure mode dapat dicegah dengan redesign. Analisis kuantitatif menggunakan distribusi kegagalan dengan perangkat lunak Weibull++6 didapatkan MTBF 288,66 jam, MTBF hydraulic pump 575,6 jam, MTBF 5381,65 jam dan MTBF 525,17 jam. Kata kunci: perancangan perawatan, Reliability Centered Maintenance, pulverizer, keandalan. I. PENDAHULUAN PLTU Paiton Unit 3 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi listrik menggunakan bahan baku batubara yang berada di daerah Paiton, Probolinggo. Produksi listrik yang dihasilkan mampu mencapai 85 MW. Untuk mencapai target produksi setiap harinya, proses produksi dilakukan setiap hari selama 24 jam selama 1 tahun. Dalam rangka mencapai target tersebut setiap harinya dituntut adanya kelancaran proses pengiriman batubara dari silo hingga mencapai surface burner boiler menggunakan mesin bernama pulverizer. Pulverizer merupakan suatu mesin yang vital sebagai penunjang proses produksi listrik. Pulverizer digunakan untuk menggiling batu bara yang semula berbentuk bongkahan menjadi bentuk butiran halus dan selanjutnya dikirim ke burner boiler sebagai bahan utama proses pembakaran di dalam boiler [1]. Di dalam pulverizer terdapat beberapa komponen yang menunjang sistem agar dapat berjalan dengan baik, apabila salah satu komponen mengalami masalah maka seluruh sistem akan berhenti. Apabila sistem berhenti maka proses produksi butiran batubara akan terhenti dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Untuk mencapai produktivitas usaha yang tinggi, PLTU Paiton Unit 3 selalu melakukan usaha untuk meningkatkan ketersediaan peralatan proses produksi. Kualitas dan kelancaran proses produksi sangat dipengaruhi oleh kondisi peralatan produksi, dalam hal ini adalah kondisi mesin-mesin produksi dan mesin pendukung. Kinerja suatu sistem atau instalasi produksi akan mengalami penurunan kondisi setelah beroperasi dalam jangka waktu tertentu. Terhentinya proses produksi akibat kerusakan mesin secara mendadak dapat menyebabkan berhentinya proses selanjutnya sehingga akan mengurangi tingkat produksi. Untuk menanggulangi terjadinya kerugian seperti itu perlu diadakan tindakan perawatan terhadap peralatan produksi secara berkala, terjadwal dan tidak terjadwal. Dengan demikian usaha perawatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mendukung produksi perusahaan. Menurut data dari PLTU Paiton Unit 3 pada bulan April 215 hingga Januari 216, mesin mengalami perawatan cukup banyak sehingga mengakibatkan terganggunya proses produksi. Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi pada sistem perawatan untuk mengurangi kerusakan pada komponenkomponen pulverizer serta nilai kerugian produksi dapat seminim mungkin. Data frekuensi kerusakan sistem pulverizer Unit 3 selama bulan Mei 212 hingga Juli 215 dapat dilihat pada gambar 1.

Frekuensi Kerusakan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 156 8 7 6 5 4 3 2 1 grinding roller hydraulic pump Sistem Gambar 1. Grafik Frekuensi Kerusakan Pulverizer PLTU Paiton Unit 3 pada bulan Mei 212-Juli 215 Pada Gambar 1 sistem yang mempunyai frekuensi kerusakan terbanyak adalah hydraulic oil pump,,, dan sehingga objek penelitian difokuskan pada empat sistem tersebut. Permasalahan terkait seringnya terjadi kerusakan pada komponen Pulverizer dapat diatasi dengan menentukan perancangan kegiatan perawatan yang tepat dengan memperhitungan nilai keandalan keempat subsistem. Penelitian ini akan merancang kegiatan pemeliharaan yang tepat dengan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM). Komponen pulverizer yang sering mengalami kerusakan diidentifikasi penyebab kegagalannya agar mendapatkan rekomendasi perancangan kegiatan pada setiap komponen untuk menurunkan tingkat breakdown mesin dan downtime produksi. Kemudian, dari data kegagalan (downtime) dapat diketahui nilai keandalannya menggunakan perangkat lunak Weibull++6. Dengan melihat kompleksnya permasalahan yang ada, maka pembatasan masalah dilakukan sebagai berikut: 1. Komponen yang dianalisis adalah, hydraulic pump,, dan pada pulverizer PLTU Paiton Unit 3. 2. Data yang diteliti adalah historis kerusakan pulverizer dari bulan Mei 212 sampai Juli 215. 3. Faktor teknis jenis peralatan yang digunakan, tatacara pembongkaran dan pemasangan mesin tidak masuk dalam pembahasan. II. METODE PENELITIAN Penelitian tugas akhir ini dilakukan dari studi literatur dan studi lapangan untuk mengetahui kondisi perusahaan sehingga dapat dilakukan identifikasi permasalahan dan mendapatkan data pendukung penelitian dari tahun 212-215, selanjutnya pengolahan data menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM). Tahap yang pertama deskripsi sistem, batasan sistem, pengumpulan data kerusakan, failure mode and effect analysis (FMEA) merupakan proses mengidentifikasi kegagalan dari suatu komponen yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi dari sistem kerja pulverizer yang mungkin terjadi [2], RCM Decision Worksheet merupakan metode analisis maintenance task yang dipilih dari mode kegagalan yang ada sehingga diketahui tingkat prioritas dalam penanganan masing-masing mode kegagalan berdasarkan kategorinya. III. PENGOLAHAN DATA A. Analisis Pemilihan Komponen Kritis Dari hasil penentuan komponen-komponen kritis akan dapat memetakan komponen apa yang dapat menyebabkan kegagalan dati turbin pulverizer. Penentuan komponen ini didasarkan pada seringnya komponen tersebut mengalami kegagalan. Berdasarkan dari data frekuensi kerusakan dari Departemen Maintenance dan Engineering ditemukan komponen yang memiliki frekuensi kerusakan paling tinggi diantaranya, hydraulic pump, dan, sehingga analisa komponen difokuskan pada keempat komponen tersebut. B. Deskripsi Sistem Batasan sistem penelitian pada pulverizer PLTU Paiton Unit 3 yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan produksi boiler mengguuunakan sistem penggilingan batubara untuk menggiling dan menghasilkan partikel batubara halus dengan spesifikasi sekitar 68%-72% dari total produk dengan fineness 2% dari produk atau 3 micron. Pulverizer mengkonsumsi antara 5-67 ton batubara per hari. C. Data Kerusakan Dari hasil data kerusakan yang didapatkan dari tahun Mei 212-Juli 215 terdapat 5 kali kerusakan pada, 5 kali kerusakan pada hydraulic pump, 5 kali kerusakan pada, dan 7 kali kerusakan pada. D. Failure Mode and Effect Analysis Dari data kerusakan, selanjutnya kegagalan fungsi, modus kegagalan fungsi dan efek kegagalan fungsi dari tiap-tiap komponen. Analisis menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk menjelaskan fungsi (function) komponen didefinisikan sebagai kemampuan yang dapat dilakukan oleh suatu komponen untuk memenuhi standar kinerja yang diharapkan. Kegagalan fungsi (functional failure) komponen. Fungsi komponen didefinisikan sebagai ketidakmampuan komponen dalam mejalankan fungsi sehingga tidak dapat memenuhi standar kinerja yang diharapkan. Kegagalan fungsi (functional failure) komponen didefinisikan sebagai ketidakmampuan komponen dalam menjalankan fungsi sehingga tidak dapat memenuhi standar kinerja yang diharapkan. Modus kegagalan (failure mode) didefinisikan sebagai kejadian-kejadian yang mempunyai kemungkinan besar untuk menyebabkan kegagalan fungsi. Efek kegagalan (failure effect) didefinisikan sebagai dampak dari failure mode yang terjadi [3]. Sesuai diskusi dengan pihak Departemen Engineering PLTU Paiton Unit 3, keempat hal tersebut dimasukkan kedalam tabel Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk masingmasing subsistem pulverizer. Selanjutnya, tabel FMEA dapat dilihat untuk salah satu kerusakan utama pulverizer pada Tabel 1.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 157 Tabel 1. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) F. Rekomendasi Rekomendasi tindakan yang dihasilkan dengan pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) sebagai perencanaan tindakan terhadap masing-masing failure mode komponen dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel. 3. Rekomendasi Mintenance Task E. RCM Decision Worksheet Pada tahap ini analisis maintenance task menggunakan RCM Decision Worksheet. Analisa kegagalan sistem dilakukan berdasarkan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) yang telah didefinisikan sebelumnya. Berdasarkan hasil brainstorming dan diskusi dengan Departemen Pemeliharaan dan Departemen Engineering di PLTU Paiton Unit 3 maka maintenance task yang tepat ditentukan dengan menggunakan RCM Decision Diagram untuk masing-masing subsistem pada pulverizer.analisis maintenance task tersebut dimasukkan kedalam Tabel 2. Tabel. 2. RCM Decision Wokrsheet G. Analisa Kuantitatif Proses pengolahan data diawali dengan mengumpulkan daftar waktu antar kegagalan tiap subsistem untuk dilakukan uji distribusi menggunakan perangkat lunak Weibull++6. Selanjutnya data kegagalan tersebut dianalisis agar diketahui nilai probability density function, nilai keandalan, laju kegagalan dan nilai rata-rata waktu antar kegagalan (MTBF) dari tiap subsistem tersebut. Kemudian menghitung nilai keandalan dengan disertai preventive maintenance untuk membandingkan hasil keandalan tanpa preventive maintenance, keandalan dengan preventive maintenance, dan keandalan kumulatif preventive maintenance [4]. Tabel 4 Waktu Antar Kegagalan (TBF) Coal Feeder Dari hasil pengujian distribusi data waktu antar kegagalan pada table 4 tampak bahwa distribusi untuk data adalah distribusi Weibull 2 dengan parameter berikut: Beta (β) = 1,2661 ; Eta (η) = 567,49 1. Fungsi Padat Peluang Grinding Roller f(t) = 23,53 3,53 1 2,7593 3198,1736 ( t 3198,1736 ) t exp [ (

Failure Rate, f(t)/r(t) Unreliability, F(t)=1-R(t) Reliability, R(t)=1-F(t) Reliability, R(t)=1-F(t) f(t) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 158 R eliasoft's W eibull++ 6. - w w w.w eibull.c om Probability Density Function 1,E-3 8,E-4 Weibull 4. Mean Time Between Failure (MTBF) Grinding Roller MTBF = ηґ ( 1 β + 1) 6,E-4 4,E-4 1 = 3198,1736Ґ ( 3,53 + 1) = 3198,1736 x,972 = 288,6589 jam 2,E-4 Gambar 2 Grafik pdf Dari Gambar 2 diketahui bahwa memiliki prosentase luasan di bawah kurva fungsi padat peluang yang besar sehingga probabilitas kegagalannya semakin besar. 2. Keandalan Grinding Roller 3,53 t R(t) = exp [ ( Gambar 3 Grafik pdf 2, 4, 6, 8, 1, R eliasoft's W eibull++ 6. - w w w.w eibull.c om 1,,8,6,4,2 Reliability vs Time 1, 2, 3, 4, 5, 17/1/217 2:24 Weibull 17/1/217 2:24 5. Analisa Keandalan Sistem Pulverizer Dari hasil analisa kuantitatif yang dilakukan pada sistem pulverizer, maka dapat disusun grafik tingkat keandalan, probabilitas kegagalan, fungsi kerapatan probabilitas, dan laju kegagalan tiap sub-sistem pada pulverizer. R eliasoft's W eibull++ 6. - w w w.w eibull.c om 1,,8,6,4,2 Reliability vs Time 1, 2, 3, 4, 5, Gambar 5 Grafik keandalan subsistem Pulverizer Multi-Plot F=6 / S= hydraulic pump 17/1/217 21:31 Gambar 5 adalah grafik keandalan sistem pulverizer menunjukkan bahwa pada interval waktu yang sama memiliki tingkat keandalan paling tinggi dibandingkan dengan, dan hydraulic pump. Gearbox memiliki tingkat keandalan lebih tinggi dibanding grinding roller. Sedangkan memiliki tingkat keandalan lebih tinggi dibanding. Dari Gambar 3 diketahui bahwa nilai keandalan dari grinding roller akan terus turun perlahan-lahan atau berkurang seiring dengan waktu operasional yang semakin bertambah. R eliasoft's W eibull++ 6. - w w w.w eibull.c om 1,,8 Unreliability vs Time Plot Multi-Plot F=6 / S= 3. Laju Kegagalan Grinding Roller λ(t) = 3,53 3,53 1 3198,1736 ( t 3198,1736 ) R eliasoft's W eibull++ 6. - w w w.w eibull.c om Failure Rate vs Time Plot,6,4 hydraulic pump 1,E-3 Weibull,2 8,E-4 6,E-4 4,E-4 2,E-4 2, 4, 6, 8, 1, Gambar 4 Grafik Laju Kegagalan Grinding Roller 17/1/217 2:24 Dari Gambar 4 diketahui bahwa laju kegagalan menunjukkan karakteristik wearout yaitu laju kerusakan yang cepat dengan bertambahnya waktu opersional atau pemakaian. Hal ini disebebkan oleh keausan peralatan dan pola kerusakannya tidak dapat diprediksi. 1, 2, 3, 4, 5, 17/1/217 21:33 Gambar 6 Grafik probabilitas kegagalan subsistem Pulverizer Gambar 6 adalah grafik probabilitas kegagalan sistem Pulverizer menunjukkan bahwa pada interval waktu yang sama memiliki tingkat probabilitas kegagalan paling rendah dibandingkan dengan, dan hydraulic pump. Gearbox memiliki tingkat probabilitas kegagalan lebih rendah dibandingkan dengan dan hydraulic pump. Sedangkan memiliki tingkat probabilitas lebih rendah dibandingkan dengan hydraulic pump.

Failure Rate, f(t)/r(t) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 159 R eliasoft's W eibull++ 6. - w w w.w eibull.c om,1 8,E-3 6,E-3 4,E-3 Failure Rate vs Time Plot Multi-Plot F=6 / S= hydraulic pump dikeluarkan oleh perusahaan apabila perawatan terlalu sering dilakukan, yaitu tiap 16 jam dan 2 jam maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akan lebih besar. Selain itu, kerugian yang ditimbulkan apabila pulverizer mengalami shutdown untuk perbaikan selama 2 hari dapat menurunkan beban listrik yang dihasilkan oleh PLTU dari 85 MW menjadi 45 MW per hari. 2,E-3 4, 8, 12, 16, 2, Gambar 7 Grafik laju kegagalan subsistem Pulverizer 17/1/217 21:38 Gambar 7 menunjukkan grafik laju kegagalan pulverizer menunjukkan karakteristik useful life pada yang ditandai dengan laju kegagalan yang konstan. Karakteristik wearout pada, hydraulic pump dan yang ditandai dengan laju kegagalan yang semakin naik seiring bertambahnya waktu operasional. 6. Preventive Maintenance pada Grinding Roller dengan Interval Waktu Inspeksi Preventive Maintenance dilakukan untuk menjaga keandalan suatu komponen sehingga tetap aktif menjalankan operasinya. Program preventive maintenance dapat mengurangi efek dari pemakaian yang melampaui batas dan memilliki pengaruh besar terhadap kelangsungan hidup sistem tersebut [5]. Berdasarkan parameter-parameter yang diperoleh dari analisa mesin menggunakan distribusi weibull 2, maka diperoleh : Reliability tanpa preventive maintenance berdasarkan persamaan 2.1: 3,53 t R(t) = exp [ ( Reliability dengan preventive maintenance berdasarkan persamaan 2.26: 3,53 t n1 R(t nt) = exp [ ( Reliability kumulatif preventive maintenance berdasarkan persamaan 2.25: R m (t) = R(1) n R(t n1) Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka nilai optimasi keandalan tanpa preventive maintenance, keandalan dengan preventive maintenance, serta keandalan kumulatif untuk berbagai nilai t dengan interval waktu 1 jam dapat diperoleh seperti ditunjukkan pada lampiran 3 sehingga didapatkan grafik seperti pada Gambar 8. Dari hasil analisa keandalan pada Gambar 8 didapatkan bahwa interval perawatan secara optimum dengan mempertimbangkan besar keandalan di atas,6 dilakukan pada besaran 26 jam yang ditunjukkan oleh garis hijau. Keandalan di atas,8 dilakukan pada besaran 2 jam ditunjukkan oleh garis merah. Keandalan di atas,9 dilakukan pada besaran 16 jam ditunjukkan oleh garis biru. Dari hasil analisa dan brainstorming dengan pihak perusahaan, maka dipilih kegiatan preventive maintenance setiap 26 jam dengan mempertimbangkan biaya yang 1.2 1.8.6.4.2 Grinding Roller 1 2 3 4 5 6 Rm (T=26) Rm (T=2) Rm (T=16) Gambar 8 Grafik keandalan setelah optimasi dengan berbagai interval waktu IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari analisa data secara kualitatitf pada empat subsistem pulverizer yang telah dilakukan dapat diketahui terdapat 12 failure mode yang terjadi, yaitu: 3 failure mode dapat dicegah dengan scheduled restoration task (preventive maintenance) yaitu tindakan rekondisi yang dilakukan untuk mengembalikan kemampuan asal atau melakukan overhaul pada saat atau sebelym batas umur yang telah ditetapkan tanpa memandang kondisi komponen pada saat perbaikan. 8 failure mode dapat dicegah dengan schedulued discard task (preventive maintenance) yaitu tindakan yang diambil dengan melakukan penggantian komponen rusak dengan komponen baru pada saat atau sebelum batas umur yang telah ditetapkan atau sesuai interval waktu tertentu tanpa memandang kondisi komponen saat penggantian. 1 failure mode dapat dicegah dengan redesign. Redesign mencakup perubahan dari kemampuan suatu sistem, termasuk di dalamnya adalah modifikasi peralatan atau prosedur kerja. Redesign dilakukan pada thrust beraing yang mengalami high temperature. Redesign yang direkomendasikan adalah mengganti material bearing dan mengganti sistem pelumasan. 2. Dari analisa data secara kuantitatif yang telah dianalisa menggunakan perangkat lunak Weibull++ 6 dapat diketahui nilai rata-rata waktu antar kegagalan (MTBF) masing-

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 16 masing subsistem, yaitu rata-rata waktu antar kegagalan (MTBF) dari adalah 288,66 jam. Rata-rata waktu antar kegagalan (MTBF) dari hydraulic pump adalah 575,6 jam. Rata-rata waktu antar kegagalan (MTBF) dari adalah 5381,65 jam. Rata-rata waktu antar kegagalan (MTBF) dari adalah 525,17 jam. 3. Dari keempat subsistem yang telah dianalisa, didapatkan 3 grafik, yaitu: Grafik tingkat keandalan keempat subsistem pulverizer, didapatkan bahwa memiliki tingkat keandalan paling tinggi dibandingkan dengan,, dan hydraulic pump Grafik probabilitas kegagalan pulverizer, didapatkan bahwa memliki tingkat probabilitas kegagalan paling rendah dibandingkan, dan, hydraulic pump. Grafik laju kegagalan pulverizer menunjukkan karakteristik useful life pada, karakteristik wearout pada, hydraulic pump dan coal feeder. B. Saran 1. Berdasarkan hasil dari pengolahan data secara kualitatif, penulis menyarankan agar Reliability Centered Maintenance (RCM) dapat diterapkan dalam sistem perawatan pulverizer di PLTU Paiton Unit 3. 2. Pihak perusahaan hendaknya melakukan tindakan perawatan pecegahan secara intensif untuk menghindari terjadinya kerusakan yang dapat mempengaruhi biaya perawatan dan perbaikan komponen. 3. Pelaksanaan kegiatan perawatan ini dapat dilakukan dengan meperhatikan pertimbangan kondsi komponen serta biaya yang diperlukan untuk perbaikan maupun penggantian komponen dari subsistem tersebut. Hal ini sangat penting untuk mengantisapasi terjadinya kegagalan. DAFTAR PUSTAKA [1] Pulverizer Maintenance Manual. Mitshubishi Heavy Industries. Japan. [2] J, Moubray. 1997. Reliability Centered Maintenance. New York: Industrial Press Inc. [3] National Aeronautics and Space Administration. 28. Reliability-Centered Maintenance Guide For Facilities and Collateral Equipment. Washington DC, USA. [4] Rindiyah, Anita. 214. Penurunan Persediaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance.. Tugas Akhir Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [5] C. E. Ebeling. 1997. An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering. McGraw-Hill Companies, Inc. Boston, USA.