ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS GOGAGOMAN KOTA KOTAMOBAGU. Maurien Chintia Carundeng*, Nancy S. H. Malonda*, Jootje. M. L. Umboh,* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat penting di Indonesia dan sering menimbulkan suatu letusan kejadian luar biasa (KLB) dengan kematian yang besar. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu jumlah penderita DBD pada tahun 2014 yaitu 84, dan jumlah penderita DBD terbanyak berada di Puskesmas Gogagoman dengan jumlah penderita 36 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur atau menyingkirkan barang bekas dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Gogagoman Kota Kotamobagu. Penelitian yang dilaksanakan merupakan jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan case control study. Populasi penelitian adalah masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Gogagoman yang menderita DBD dan yang tidak menderita DBD, Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi kasus, 36 responden yang dimasukan dalam kelompok kasus dan yang menjadi sampel untuk kelompok kontrol berjumlah 36 responden dengan perbandingan kasus : kontrol yaitu 1:1 berjumlah 72 responden. Pada penelitian ini dilakukan matching pada kelompok umur dan jenis kelamin. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisis bivariat dengan menggunakan Uji Chi Square untuk mengetahui apakah ada hubungan antara menguras tempat penampungan air (TPA), menutup tempat penampungan air (TPA), mengubur barang bekas dengan kejadian DBD di Puskesmas Gogagoman. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan menguras tempat penampungan air dengan kejadian Demam Berdarah Dengue p = 0.000 (p<0.05) dan nilai OR =5.9 (CI=2.137-16.342). Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara kebisaan menutup tempat penampungan air dengan kejadian Demam Berdarah Dengue p = 0.004 (p<0.05) dan nilai OR 4,3 (1.571-12.187). Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan antara kebiasaan mengubur barang bekas dengan kejadian Demam Berdarah Dengue p = 0.000 (p>0.05) dan nilai OR 3,7 (2.365-6.006). Melakukan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gogagoman melalui kegiatan PKK, arisan, ibadah, atau kegiatan lainnya agar masyarakat selalu menjaga kebersihan dan pencegahannya dengan Pemberantasan sarang nyamuk, seperti Menguras TPA, Menutup TPA dan Mengubur barang bekas. Kata kunci: DBD, Menguras TPA, Menutup TPA, Mengubur barang bekas 8
ABSTRACT Dengue hemorrhagic fever was one of the important public health's problem in Indonesia and often lead to extraordinary events with large loss. Dengue hemorrhagic fever was a disease caused by dengue virus and transmitted through the bite of Aedes Aegypti and Aedes Albopictus. Based on data from the health department of Kotamobagu city, number of patients with dengue hemorrhagic fever on 2014 was 84, and the most was in Gogagoman's health center with 36 cases. The purpose of this study was to determine the relationship between habitual of drain water reservoirs, close the water reservoirs, bury or get rid of junk with dengue hemorrhagic fever on Gogagoman's Health Center, Kotamobagu city. This study was analytical survey design with case control approach. The population was people in Gogagoman's health center who suffered Dengue Hemorrhagic Fever and neither. Sample was the total population of the case, 36 for the case group and 36 as control group with comparison case: control was 1:1, amounted to 72 people. Matching has been done in the age group andgender. Data has taken by questionnaire. Bivariate analysis was using the chi-square test to determine whether there was a relationship between habitual of drain water reservoirs, close the water reservoirs, bury or get rid of junk with dengue hemorrhagic fever on Gogagoman's Health Center. The results showed that there was a relationship between habitual drain water reservoirs with dengue fever, p value = 0.000 (p < 0.05) and OR = 5.9 (CI = 2.137-16.342).there was a relationship between the habit of closing the water reservoirs with dengue fever, p value 0.004 (p < 0.05) and OR = 4.3 (1.571-12.187). There was a relationship between the habits of thrift buried with dengue hemorrhagic fever with p value = 0.000 (p < 0.05) and OR = 3.7 (2.365-6.006). Doing outreach to the community through the activities of the gathering, worship so that people maintain hygiene and prevention through mosquito eradication, such as drain, close the water reservoirs, and bury thrift. Keywords : DHF, Drain water reservoir, Close the water reservoir, Bury thrift 9
PENDAHULUAN Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. DBD merupakan penyakit demam akut yang menyerang terutama anak berumur kurang dari 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa, yang disertai dengan manifestasi perdarahan, menimbulkan syok yang dapat menyebabkan kematian (Zulkoni, 2011). Tempat perkembangbiakan biasanya penampungan air bersih seperti bak mandi, ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain. Insiden penyakit dengue telah bertambah secara dramatis terutama di daerah tropis (Sembel, 2009). Pada tahun 2010 penyakit dengue telah tersebar di 33 provinsi, 440 Kab/Kota. Sejak ditemukan pertama kali kasus DBD meningkat terus bahkan sejak tahun 2004 kasus meningkat sangat tajam. Kenaikan kasus DBD berbanding terbalik dengan angka kematian (CFR) akibat DBD, dimana pada awal ditemukannya di Surabaya dan Jakarta CFR sekitar 40% kemudian terus menurun dan pada tahun 2010 telah mencapai 0,87% (Kemenkes, 2011). Berdasarkan data penyakit DBD di Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu jumlah penderita DBD pada tahun 2010 yaitu 147 kasus dengan 2 kematian, pada tahun 2011 jumlah penderita yaitu 94 kasus, tahun 2012 jumlah penderita yaitu 168 kasus dengan 1 kematian, tahun 2013 jumlah penderita yaitu 155 kasus dengan 1 kematian, tahun 2014 jumlah penderita yaitu 84 kasus. Pada tahun 2014 jumlah penderita DBD terbanyak berada di Puskesmas Gogagoman dengan jumlah penderita 36 kasus (Dinkes Kota Kotamobagu). Pencegahan dari DBD tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu Aedes aegypti dan Aedes Albopictus. Pengendalian nyamuk tersebut dengan kebersihan lingkungan sekitar dan peranan keluarga dalam melaksanakan pemberntasan sarang nyamuk (PSN) demam berdarah dengue (Sucipto, 2011). Kegiatankegiatan tersebut meliputi pembersihan jentik dengan program pemberantasan sarang nyamuk dan menggunakan ikan (ikan kepala timah, cupang, sepat) serta pencegahan gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu, obat nyamuk, repellent serta tidak melakukan kebiasaan berisiko (tidur siang, mengantung baju) dan penyemprotan atau fogging (pengasapan), serta program yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan RI ialah menguras, menimbun dan mengubur (3M) (Zulkoni, 2011). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue di Puskesmas Gogagoman. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan desain Case Control study dengan pendekatan retrospektif. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat, Kota Kotamobagu. Pada bulan Januari Maret 2015. Populasi dalam penelitian sebanyak 36 10
responden dengan sampel dalam penelitian adalah total populasi kasus, 36 responden yang dimasukan dalam kelompok kasus dan yang menjadi sampel untuk kelompok kontrol berjumlah 36 responden dengan perbandingan kasus : kontrol yaitu 1 : 1 berjumlah 72 Responden. Pada penelitian ini dilakukan matching pada kelompok umur dan jenis kelamin. Instrumen yang dipakai adalah kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada masyarakat. Analisis univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik individu/ karekteristik responden variabel penelitian. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara menguras tempat penampungan air (TPA), menutup tempat penampungan air (TPA), mengubur barang bekas dengan kejadian DBD di Puskesmas Gogagoman dengan menggunakan uji statistikuji Chi Square pada tingkat kemaknaan 95%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan umur responden pada kelompok kasus dan kontrol paling banyak berada pada kelompok umur 21-30 tahun yaitu sebesar 41,7% dan paling sedikit adalah kelompok umur 61-70 yaitu sebesar 2,8%. Untuk jumlah responden berdasarkan jenis kelamin pada kelompok kasus dan kontrol yang paling banyak adalah responden laki-laki yaitu sebesar 52,8 % dan paling sedikit adalah responden perempuan yaitu sebesar 47.2%. Untuk jumlah responden berdasarkan pendidikan pada kelompok kasus yang paling banyak adalah tidak tamat SD yaitu sebesar 22,2%, dan paling sedikit adalah sarjana yaitu sebesar 2,8%. Pada kelompok kontrol yang paling banyak adalah Tamat SMA yaitu sebesar 30,6% dan paling sedikit adalah Tamat SD yaitu sebesar 2,8%. B. TINDAKAN MENGURAS TEMPAT PENAMPUNGAN AIR (TPA) Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelompok kasus tidak sering menguras tempat penampungan air 34.7%, dan yang sering menguras tempat penampungan air 15,3%. Sedangkan pada kelompok kontrol diketahui paling banyak 36,1% responden sering menguras tempat penampungan air dan yang tidak sering menguras tempat penampungan air 13,9%. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Jaya (2013) di Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makasar yang tidak menguras tempat penampungan air 94.0% dan yang sering menguras tempat penampungan air 20.0%. C. TINDAKAN MENUTUP TEMPAT PENAMPUNGAN AIR Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelompok kasus 27,8% tidak menutup tempat penampungan air dan 22,2% menutup tempat penampungan air. Sedangkan pada 36 responden pada kelompok kontrol yang paling banyak adalah 38.9% yang menutup tempat penampungan air dan 11.1% yang tidak menutup tempat penampungan air. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Jaya (2013) di 11
Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makasar yang tidak menutup tempat penampungan air 69.3% dan yang sering menutup tempat penampungan air 30,7%. D. TINDAKAN MENGUBUR BARANG BEKAS Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelompok kasus paling banyak responden yang mempunyai kebiasaan tidak mengubur barang bekas 50,0% dan responden yang mempunyai kebiasaan mengubur barang bekas 0,0%. sedangkan pada kelompok kontrol paling banyak responden yang mempunyai kebiasaan mengubur barang bekas 31.9% dan responden yang tidak mempunyai kebiasaan mengubur barang bekas 18.1% Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Jaya (2013) di Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makasar yang menunjukan bahwa yang tidak mengubur barang-barang bekas 56.2% dan yang mengubur barang-barang bekas 43.8%. E. HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN MENGURAS TEMPAT PENAMPUNGAN AIR DENGAN KEJADIAN DBD DI PUSKESMAS GOGAGOMAN KOTA KOTAMOBAGU Tabel 1. Hubungan antara Tindakan Menguras Tempat Penampungan Air dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Tindakan Menguras TPA Tidak Sering Menguras Sering Menguras Kasus Kontrol Jumlah n % n % n % 25 34,7 10 13,9 35 48,6 11 15,3 26 36,1 37 51,4 Jumlah 36 50 36 50 72 100 p value OR CI (95%) 0.000 5.9 2.137-16.342 Hasil penelitian menggunakan uji chi square menunjukan bahwa nilai probabilitas sebesar 0.000 dengan (p < 0.05). hasil tersebut menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara menguras tempat penampungan air dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di wilayah Puskesmas Gogagoman Kota Kotamobagu dengan nilai OR yaitu 5.9 (CI 95%=2.137-16.342) maka dapat dikatakan bahwa responden yang tidak sering menguras tempat penampungan air mempunyai resiko 5.9 kali lebih besar menderita Demam Berdarah Dengue dibandingkan responden yang sering menguras tempat penampungan air. Penelitian yang dilakukan Winarsih (2013) di Gajamungkur Kota Semarang di dapat hasil nilai probabilitas 0,011 yang menyatakan ada hubungan antara menguras tempat penampungan air dengan kejadian Demam Berdarah Dengue dengan nilai OR 3.8 (CI 95% =1.341-11.172) maka dapat dikatakan responden yang tidak sering menguras tempat penampungan air 12
mempunyai resiko 3.8 kali lebih besar menderita Demam Berdarah Dengue dibandingkan responden yang sering menguras tempat penampungan air.hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamza, dkk (2013) yang dilakukan di Wilayah Kelurahan Perumas Way Hlim Kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa terdapat hubungan terdapat hubungan antara menguras tempat penampungan air dengan kejadian DBD dengan p value = 0,000. F. HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN MENUTUP TEMPAT PENAMPUNGAN AIR DENGAN KEJADIAN DBD DI PUSKESMAS GOGAGOMAN KOTA KOTAMOBAGU Tabel 2. Hubungan Tindakan Menutup Tempat Penampungan Air dengan kejadian Demam Berdarah Dengue Tindakan Menutup TPA Tidak Menutup Kasus Kontrol Jumlah n % n % n % 20 27,8 8 11,1 28 38,9 Menutup 16 22,2 28 38,9 44 61,1 Jumlah 36 50 36 50 72 100 p value OR CI (95%) 0.004 4.3 1.571-12.187 Hasil penelitian menggunakan uji chi square menunjukan bahwa nilai probabilitas sebesar 0.004 dengan (p < 0.05). Hasil tersebut menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara menutup tempat penampungan air dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Gogagoman Kota Kotamobagu dengan nilai OR yaitu 4.3 (CI 95% = 1.571-12.187) maka dapat dikatakan bahwa responden yang tidak menutup tempat penampungan air mempunyai resiko 4,3 kali lebih besar menderita Demam Berdarah Dengue dibandingkan responden yang menutup tempat penampungan Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Jaya (2013) di Kelurahan Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar menunjukkan ada hubungan antara menutup tempat penampungan air dengan keberadaan Aedes aegypti dengan p = 0.000. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamza, dkk (2013) yang dilakukan di Wilayah Kelurahan Perumas Way Hlim Kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara menguras tempat penampungan air dengan kejadian DBD dengan p value = 0,062. air. G. HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN MENGUBUR BARANG BEKAS DENGAN KEJADIAN DBD DI PUSKESMAS GOGAGOMAN KOTA KOTAMOBAGU Tabel 3. Hubungan Tindakan Mengubur Barang Bekas dengan kejadian Demam Berdarah Dengue 13
Tindakan Mengubur Barang Bekas Tidak Mengubur Kasus Kontrol Jumlah n % n % n % 36 50 23 31,9 23 31,9 Mengubur 0 0 13 18,1 49 68,1 p value OR CI (95%) 0.000 3.7 2.365-6.006 Jumlah 36 50 36 50 72 100 Hasil penelitian menggunakan uji chi square menunjukan bahwa nilai probabilitas 0.000 (p < mengubur barang bekas dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. 0.05) hasil tersebut menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara antara mengubur barang bekas dengan kejadian Demam Berdarah Dengue dengan nilai OR 3.7 (CI 95% = 2.365-6.006). Maka dapat dikatakan bahwa responden yang tidak mengubur barang bekas mempunyai resiko 3,7 kali lebih besar menderita Demam Berdarah Dengue dibandingkan responden yang mengubur barang bekas. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarsih (2013) di Kelurahan Gajahmungkur Kota Semarang dengan nilai p = 0.004 artinya ada hubungan antara mengubur barang bekas dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. Didapatkan nilai OR= 4.747 dengan 95%CI=1,575-14,312 menunjukan bahwa responden yang tidak mengubur barang bekas mempunyai resiko 4,747 kali lebih besar menderita DBD dari pada responden yang mengubur barang bekas. Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamza (2013) di Wilayah Kelurahan Perumnas Way Halim Kota Bandar Lampung dengan nilai p = 0,084 yang artinya tidak ada hubungan antara KESIMPULAN 1. Ada hubungan antara tindakan menguras tempat penampungan air dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Gogagoman Kota Kotamobagu dimana responden yang tidak sering menguras tempat penampungan air mempunyai resiko 5.9 kali lebih besar menderita Demam Berdarah Dengue dibandingkan responden yang sering menguras tempat penampungan air. 2. Ada hubungan antara tindakan menutup tempat penempungan air dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Gogagoman dimana responden yang tidak menutup tempat penampungan air mempunyai resiko 4,3 kali lebih besar menderita Demam Berdarah Dengue dibandingkan responden yang menutup tempat penampungan air. 3. Ada hubungan antara tindakan mengubur barang bekas dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Gogagoman Kota Kotamobagu dimana responden yang 14
tidak mengubur barang bekas mempunyai resiko 3,7 kali lebih besar menderita Demam Berdarah Dengue dibandingkan responden yang mengubur barang bekas. SARAN 1. Disarankan bagi petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Gogagoman dapat melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Gogagoman melalui kegiatan yang ada dimasyarakat seperti PKK, arisan, ibadah, atau kegiatan lainnya agar masyarakat selalu menjaga kebersihan dan pencegahannya dengan Pemberantasan sarang nyamuk, seperti Menguras TPA, Menutup TPA, Mengubur barang bekas. 2. Disarankan kepada masyarakat dan masingmasing keluarga agar melaksanakan kegiatan PSN secara rutin dan teratur satu minggu sekali di rumah masing-masing. 3. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu untuk lebih meningkatkan program kampanye gerakan menguras, menutup, daan mengubur barang bekas. DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu. 2013. Profil Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu. Jaya, Ibrahim, Anwar. 2013. Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD Dengan Keberadaan Larva Aedes aegypti Di Wilayah Endemis DBD Kelurahan Kassi- Kassi Kota akassar. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Kemenkes. 2011. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Sembel D. 2009. Entomologi Kedokteran. CV. Andi Offset. Yogyakarta Sucipto C. 2011. Vektor Penyakit Tropis. Gosyen Publishing. Yogyakarta Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Tamza, Suhartono, Dharminto. 2013. Hubungan Faktor Lingkungan Dan Perilaku Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kelurahan Perumnas Way Halim Kota Bandar Lampung. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 2, No 2, April 2013 Winarsih S. 2013. Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah Dan Perilaku PSN Dengan Kejadian DBD. Jurnal Kesehatan Masyarakat ISSN 2252-6781 Zulkoni A. 2011. Parasitologi. Nuha Medika. Yogyakarta 15