CASE STUDY PPIC: PT. ASG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Panduan Pengadaan (Procurement) Barang dan Jasa

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk dapat menghasilkan produk dengan optimal. Namun

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

1. Kaleng Three Piece Produk yang dihasilkan untuk jenis kaleng three piece antara lain adalah: Open Top Can Liver Lid Can Easy Open Top Can Aerosol C

Evaluasi Layout Departemen Produksi PT ABC Menggunakan Analisis Kuantitatif Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI (METODE KLASIK) AULIA ISHAK Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. BAB I PENDAHULUAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III PROSES PRODUKSI. III.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong. persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB 3 DATA UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

PERENCANAAN MATERIAL YANG DIBUTUHKAN (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING)

BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

Bab 8 Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

BAB II BAHAN RUJUKAN

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi

Abstrak. Kata Kunci : Perencanaan, Material Requirement Planning, Period Order Quantity, Economy Order Quantity, Lot for lot.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MANAJEMEN PERSEDIAAN BSP MANAJEMEN PERSEDIAAN 1

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

Transkripsi:

CASE STUDY PPIC: PT. ASG DISKRIPSI PERUSAHAAN PT. ASG adalah perusahaan yang bergerak di sektor industri manufaktur dengan jenis produk kemasan kaleng, yang berawal dari sebuah industri pengolahan makanan dalam kaleng Dengan perkembangan bisnis yang semakin mantap tahun-tahun ini, ASG tetap memfokuskan usahanya pada bidang produksi kemasan kaleng dengan pasar industri non-food terutama untuk penggunaan bahan pendukung bangunan seperti: cat, thinner, dempul, pernis, politur dan sebagian kecil jenis produk lain seperti lem, grease, minyak, serta beberapa produk lain. Pelanggan utama dalam sektor ini meliputi pemain utama di bidangnya seperti PT. Propan Raya, PT. Bina Adi Daya, PT. Nisannindo Mulia Abadi, PT. Nippon Paint, PT. Trico Paint dan PT. Avia Avian. PROSES PRODUKSI Bagian produksi di perusahaan ASG merupakan bagian Produksi-Assembly yang bertanggung jawab melakukan proses perakitan komponen dengan body kaleng. Assembly adalah proses menyatukan badan dan komponen-komponen dengan menggunakan mesin flexing, welding, flanging, seaming atau mesin lain. Pembuatan kemasan kaleng dilakukan dengan menyambung lembaran plat timah hingga membentuk kaleng. Jenis-jenis kaleng yang diproduksi di PT. Arthawena ada 3 macam, yakni kaleng dengan bentuk bulat (round can-line manual), bentuk bulat (round can-line auto) dan kaleng dengan bentuk kotak persegi (rectangular can). Berikut ini merupakan alur proses produksi- assembly kaleng yang dapat dilihat pada flowchart di bawah ini: Mulai Rounding Welding Jenis kaleng Round can (line manual) Round can (line auto) Rectangular can ISS/OSS Expanding Latex ujung (bila perlu) Latex ujung / lem copal / ISS (bila perlu) Seaming ring atau top end Seaming ring atau top end Seaming top end OSS OSS (bila perlu) Selesai

Berikut untuk penjelasan masing masing prosesnya: 1. Rounding / Flexing Proses rounding adalah proses penggulungan lempeng plat timah untuk membentuk bodi kaleng sebelum proses welding. 2. Welding Welding adalah proses penyambungan body untuk pembentukan kaleng selain dengan proses keaping dan soldering. Penyambungan kaleng menggunakan sistem ini disebut juga welding side seam. 3. Expanding Expanding adalah proses pembentukan body hasil welding menjadi bentuk kotak. Selain itu, expander pada juga digunakan untuk membentuk kerucut/ cone pada kaleng. 4. merupakan proses untuk menghasilkan Flange Width (bagian dari body yang akan masuk dalam proses seaming). 5. Double Seam Double Seam adalah proses untuk menyambung atau merangkai untuk menjadikan sebuah kaleng dari body dan komponen-komponen pendukung seperti bottom, ring dan top end/top lid. Proses seaming dibagi menjadi 2 yaitu seaming bottom dan seaming ring/top end/top lid. 6. Proses Prestart Proses prestart adalah proses yang dilakukan sebelum proses curling, untuk kaleng tanpa ring dengan tutup top lid. Fungsi proses ini adalah membentuk bentuk awal sebelum bagian atas dari kaleng ditekuk. 7. Proses Curling Cara kerja proses curling sebenarnya hampir sama dengan proses flanging. Perbedaannya dengan proses flanging adalah terletak pada hasil yang didapat. Pada proses flanging menghasilkan dua sisi body yang membentuk flange width sedangkan pada proses curling salah satu sisi membentuk curling atau gulungan. 8. Proses Beading Fungsi dari proses ini pada kaleng adalah sebagai penahan top lid (tutup) sehingga pada saat penutupan tidak masuk terlalu dalam ke body kaleng. Pada proses ini membentuk beading pada kaleng. 9. Proses Riveting Fungsi riveting adalah sebagai tempat pemasangan handle plastik untuk kaleng-kaleng yang menggunakan handle sebagai alat bantu mengangkat atau membawa. HARGA PRODUK Berikut ini merupakan harga produk jadi produksi PT. ASG : No Nama Produk Harga Produk 1 manual Rp 4.500/unit 2 auto Rp 5.000/unit 3 Rectangular can Rp 5.500/unit DATA PENJUALAN Data penjualan selama Tahun 2012 untuk produk manual, auto, dan Rectangular can adalah sebagai berikut : Deskripsi Periode Waktu (Bulan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 81 70 99 94 104 70 88 80 107 75 95 102 manual auto 213 224 222 291 265 267 151 248 243 238 236 189

Rectangular can 105 119 109 123 127 106 108 105 128 97 102 101

KOMPONEN PRODUK JADI Produk manual, auto, dan Rectangular can dibuat dari komponen sub- assembly plat timah dan handle kaleng. Berikut ini tabel kuantitas kebutuhan masing masing komponen sub-assembly : Komponen Sub-assembly manual auto Rectangular can Lempeng plat 3 3 3 timah Handle kaleng 1 1 1 KOMPONEN SUB-ASSEMBLY Komponen sub-assembly yang digunakan merupakan raw-material yang diperoleh dari supplier PT ASG. Berikut ini merupakan harga komponen sub-assembly dan nilai lead time rata rata : Average Lead Harga Time Lempeng plat timah 2 minggu Rp 105.000/ unit Handle kaleng 3 minggu Rp 3.500/ unit Pembayaran dilakukan pada akhir minggu dimana komponen sub-assembly tersebut telah dikirimkan. Jadwal pengiriman biasanya dilakukan pada awal minggu. Biaya tambahan sebesar Rp 15.000 diberikan untuk setiap pemesanan pada minggu dimana terjadi pemesanan. Data pengambilan komponen sub-assembly pada gudang komponen sub-assembly untuk delapan minggu terakhir adalah sebagai berikut: Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 Lempeng plat timah 450 550 450 400 550 530 545 580 Handle kaleng 150 148 156 140 160 169 169 170 PERAKITAN Terdapat sembilan mesin yang digunakan untuk perakitan komponen sub-assembly. Rata rata tingkat perakitan untuk masing masing mesin adalah sebagai berikut : Rata rata (perakitan 40 jam/ minggu) Lempeng plat timah 2000 2100 2000 1500 1200 1900 1800 1700 - Handle kaleng - - - - - - - - 600 Waktu set up mesin untuk masing masing mesin adalah sebagai berikut : Set up Waktu (jam) Lempeng plat timah 5 6 5 4 4 3 2 2 - Handle kaleng - - - - - - - - 2 Biaya perakitan untuk masing masing mesin adalah sebagai berikut : Biaya perakitan Biaya (Rp/jam)

mesin per jam 100000 150000 100000 90000 75000 85000 80000 75000 55000 Satu orang operator dipekerjakan secara full time pada masing-masing mesin. 40 jam per minggu merupakan standar kerja operator dengan upah Rp 30.000 tiap jamnya. Upah lembur diberikan sebesar Rp 8.000 untuk tiap jamnya dengan batas waktu lembur sampai 4 jam tiap minggu. Stock barang yang telah dirakit selama satu minggu menjadi bagian stock produk barang jadi pada awal minggu berikutnya. STOCK AWAL Stock harus dilakukan pada masing-masing tahap produksi yang ada. Stock pada posisi awal, pada minggu ke 0 (berdasarkan datan historis pengambilan stock sampai minggu ke 8) adalah sebagai berikut: Stock Dalam Pemesanan Dalam Proses Produk jadi Perakitan Lempeng plat 1500 4500 1300 1850 timah Handle kaleng 2000 2500 1800 1600 BIAYA-BIAYA Biaya overhead yang ditetapkan sebesar Rp 2.500.000,00 tiap minggu untuk biaya administrasi dan overhead proses manufaktur. biaya untuk carrying cost (biaya pengangkutan dan penyimpanan) per tahun sebesar Rp 15.000,00 per unit per tahun. QUESTION : a. Lakukan perhitungan dan analisa perencanaan sumber daya manufaktur (manufacture resurces planning) pada study case PT. ASG di atas! b. Susunlah perencanaan pengadaan dan produksi mulai dari aggregate planning! c. Lakukan perhitungan dengan menggunakan independent method (EOQ dan EPQ) dan dependent method (MRP). (Sesuaikan dengan karakteristik yang dibutuhkan produk / material). d. Analisis biaya yang dibutuhkan untuk 1 tahun ke depan! ~GOOD LUCK~