HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU BANGUNSARI SEMIN GUNUNG KIDUL TAHUN Oleh ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Observasional Analitik study yaitu

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Dan rancangan

PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI KALURAHAN SUMBER KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA. Oleh

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

Oleh Nofemi Puspaningrum 1) dan 2) Catur Setyorini Mahasiswa, Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KELAS IBU HAMIL DI DESA WATES SIMO BOYOLALI TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Sunarti 2) ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

Oleh 1) Mega Andini 2) Anita Dewi L 2) Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitis yaitu penelitian yang

sedangkan status gizi pada balita sebagai variabel terikat.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

GAMBARAN SIKAP IBU HAMILTENTANG PERAWATAN PAYUDARA SELAMA HAMIL DI POS KESEHATAN DESA PUNDUNGREJO TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PADUKUHAN PUCANGANOM DESA WEDOMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survei melalui dan

Umi Sa adah, Asih Setyorini

Oleh. 2) Lilik Hanifah 2) Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta PENDAHULUAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-36 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

METODE PENELITIAN. d 2. dimana n : Jumlah sampel Z 2 1-α/2 : derajat kepercayaan (1.96) D : presisi (0.10) P : proporsi ibu balita pada populasi (0.

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh. Catur Setyorini 1) dan Deti Ekowati 2) Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Bayi Balita, Kartu Menuju Sehat

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU BANGUNSARI SEMIN GUNUNG KIDUL TAHUN 2014 Oleh Miftakhul Jannah 1) Siti Maesaroh 2) ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU BANGUNSARISEMIN GUNUNG KIDUL TAHUN 2014. Tingkat pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi balita. Kekurangan gizi adalah salah satu penyebab dari tingginya angka kematian pada bayi dan anak serta dapat menurunkan mutu kehidupan, terganggunya pertumbuhan dan perkembangan mental. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita di posyandu bangunsari semin gunung kidul.desain penelitian ini menggunakan analitik dengan jenis rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu dan balita di posyandu bangunsari semin gunung kidul dengan subyek penelitian sebesar 55 responden. Variabel bebas adalah tingkat pendidikan ibu dan variabel terikat status gizi balita. Pengumpulan data dengan wawancara, KMS, kohort balita. Analisa data univariate menggunakan distribusi frekuensi dan bivariate menggunakan kendall tau.hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu mayoritas SMP sejumlah 24 ibu balita (43,6%), status gizi balita mayoritas kurang sejumlah 22 balita (40%). Hasil uji statistik kendall tau = 0,386 dengan signifikan 0,001. Maka signifikansi menggunakan rumus Z, didapatkan hasil (4,16>1,96) jadi Ho ditolak dan Ha diterima.simpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita. Kata kunci : Tingkat Pendidikan Ibu, Status Gizi balita PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua yang memerlukan perhatian untuk tumbuh kembangnya, karena kekurangan gizi pada periode emas ini bersifat Irreversibel (tidak dapat pulih). Data tahun 2010 memperlihatkan 5 juta balita Indonesia kekurangan gizi, diantaranya 4,9% mengalami gizi buruk. Kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak 2 Hasil analisis data Susenas tahun 2012 terhadap status gizi balita di Indonesia dengan menggunakan metode z-score baku WHO-NCHS, ditemukan gizi baik 72,02%, Kurang Energi Protein (KEP) ringan/sedang 17,13%, dan Kurang Energi Protein (KEP) berat 7,53%. Adapun untuk wilayah Yogyakarta (Miftakhul Jannah, Siti Maesaroh) 42

Gunung kidul ditemukan gizi baik 78,24%, Kurang Energi Protein (KEP) ringan/sedang 12,84%, dan Kurang Energi Protein (KEP) berat 4,73%. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kejadian Kurang Energi Protein (KEP) masih relatif tinggi di Indonesia 3. Sedangkan persentase balita dengan gizi kurang Berat Badan/Umur (BB/U) Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 4,88% 4. Banyak faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi gizi buruk. Namun penyebab dasar terjadinya gizi buruk ada dua hal yaitu sebab langsung dan sebab tidak langsung. Sebab langsung adalah kurangnya asupan gizi dari makanan dan akibat terjadinya penyakit bawaan yang mengakibatkan mudah terinfeksi penyakit. Sedangkan kemiskinan diduga menjadi penyebab utama terjadinya gizi buruk. Selain kemiskinan, faktor lingkungan dan budaya turut andil dalam kasus gizi buruk 6.Pendidikan ibu dikatakan mempengaruhi status gizi balita, hal ini disampaikan pada buku laporan Milenium Development Golds (MDGs) yang diterbitkan oleh departemen kesehatan.anak dengan ibu berpendidikan rendah memiliki angka mortalitas dari pada anak dengan ibu berpendidikan tinggi 7. Peran orang tua sangat berpengaruh terutama pada ibu, karena seorang ibu berperan dalam pengelolaan rumah tangga dan berperan dalam menentukan jenis makanan yang akan dikonsumsi keluarganya 8. Posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul mempunyai data jumlah seluruh balita ada 63 dan terdapat 45 balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS). Dilihat dari status gizi balita berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U) yaitu dari 45 balita yang melakukan penimbangan rutin hasil dari penimbangan didapatkan N1 (berat badan naik sampai melebihi warna hijau) ada 17 anak dan N2 (berat badan naik tetapi masih di warna yang sama) ada 3 anak, T1(berat badan tidak naik tetapi masih diwarna yang sama) ada 16 anak dan T2 (berat badan tidak naik keluar atau turun dari warna yang sebelumnya) ada 9 anak. Keadaan tersebut menunjukan masih adanya masalah gizi pada balita.berdasarkan hasil wawancara dengan 4 orang ibu balita didapatkan ibu tersebut masing-masing berpendidikan SD dan SMP. Oleh karena itu peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Balita di Posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul Tahun 2014. 2. Identifikasi masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah Bagaimana Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Balita di Posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul Tahun 2014? 3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita di Posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul Tahun 2014. Sedangkan Tujuan khususnya adalah : (a) Untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu balita di Posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul tahun 2014 (b) Untuk mengetahui status gizi balita berdasarkan BB/U di Posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul tahun 2014 dan (c) (Miftakhul Jannah, Siti Maesaroh) 43

Untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita di Posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul tahun 2014. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian analitik adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara efek tertentu dengan faktor tertentu jadi tidak ada tindak lanjut atau follow up 20.Pendekatan penelitian ini adalah metode Cross sectional yaitu metode yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu saat, dilakukan dengan cepat dan sekaligus bisa menggambarkan individu 19 2. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 variabel, yaitu variabel bebas dan terikat 20.Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan ibu balita.variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah status gizi balita. 3. Definisi operasional Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan 20. Tabel 1. Definisi Operasional No Variabel Definisi Kategori Alat ukur Skala 1. Variabel bebas : Tingkat Pendidikan Ibu 2. Variabel terikat: Status gizi balita Operasional Tingkat Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh ibu balita Pengukuran status gizi balita dengan mengukur Berat badan menurut umur (BB/U) Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Pergurua n tinggi Gizi lebih Gizi baik Gizi sedang Gizi kurang Gizi buruk Wawancara KMS, Kohort Balita Pengukuran Ordinal Ordinal 4. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu dan balita di posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul Tahun 2014 berjumlah 55 responden.dalam penelitian ini tidak menggunakan tehnik sampling.penelitian ini menggunakan subyek penelitian Subyek penelitian adalah dimana keseluruhan dari populasi digunakan sebagai sampel 20. Subyek penelitian dari penelitian ini adalah semua ibu dan balita di posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul pada bulan Maret Tahun 2014 yang berjumlah 55 responden. (Miftakhul Jannah, Siti Maesaroh) 44

5. Alat dan metodepengumpulan Data Alat pengumpulan adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah di olah. Jenis instrument penelitian berupa angket, checklist, pedoman wawancara, pedoman pengamatan dan alat pemeriksaan laboratorium 19. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kartu Menuju Sehat (KMS), Kohort Bayi dan tabel Kategori Status Gizi berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U). Tidak dilakukan uji validitas, realibilitas karena sudah baku dari Depkes RI. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari 20.Data primer dari penelitian ini data pendidikan ibu balita, diperoleh dari wawancara langsung dengan ibu balita, apabila ibu tidak datang waktu posyandu mendatangi rumah ibu balita tersebut. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitiannya 20. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah Kartu Menuju Sehat (KMS) dan Kohort Balita 6. Metode pengolahan data dan analisa data Metode pengolahan data bertujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh digunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis 21. a. Editing Merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.editing dilakukan di lapangan, bila ada kekurangan atau ketidaksesuaian dapat segera dilengkapi dan disempurnakan 20.Pada penelitian ini editing dilakukan setelah selesai melakukan penelitian kemudian meneliti kembali apakah ada kekurangan atau kesalahan dalam penelitian yang dilakukan. b. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Data yang telah terkumpul diubah bentuknya ke dalam bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode untuk memudahkan menganalisis data 20. Pada penelitian ini Tingkat pendidikan yaitu SD diberi kode 1, SMP diberi kode 2, SMA diberi kode 3, dan Perguruan Tinggi diberi kode 4.Status gizi yang lebih diberi kode 4, baik diberi kode 3, kurang diberi kode 2, buruk diberi kode 1. c. Tabulating Data yang telah diberi kode kemudian disusun dan ditampilkan dalam bentuk tabel 20. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariat Analisa Univariatmenganalisa variabel variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi untuk mengetahui karakteristik dari subyek penelitian.pada analisa univariat data (Miftakhul Jannah, Siti Maesaroh) 45

yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik.untuk mencari distribusi frekuensi menggunakan rumus sebagai berikut 20 df = f x 100 % N keterangan : df : presentase f : frekuensi N : jumlah responden Analisa Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel, yaitu variabel bebas dan terikat dengan uji statistik dengan menggunakan Uji Korelasi yaitu dengan dengan menggunakan korelasi Kendal tau untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebihdengan program SPSS (Statistical Product Service Solution) for Windows versi 16.00, dengan rumus 23 : τ = ΣA- ΣB N(N-1) 2 Keterangan : τ : koefisien korelasikendal tau N: jumlah anggota sampel Uji signifikansi koefisien korelasi menggunakan rumus Z yaitu : Z hitung =τ 2(2N+5) 9N(N-1) Penelitian ini dikatakan signifikan atau Ho ditolak jika dari hasil perhitungan nilai Z hitung Z tabel (ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita di posyandu bangunsari semin gunung kidul) dan sebaliknya penelitian dikatakan tidak signifikan atau Ho diterima jika Z hitung Z tabel (tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita di posyandu bangunsari semin gunung kidul. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ini dilakukan di Posyandu Bangunsari yang terletak di desa Bangunsari kecamatan Semin kabupaten Gunung Kidul.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 15 Maret 2014 jumlah ibu dan balita di Posyandu Bangunsari masing masing berjumlah 55 dengan hasil sebagai berirkut : (Miftakhul Jannah, Siti Maesaroh) 46

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Relatif TingkatPendidikan Ibu Balita di Posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul Tahun 2014. No Tingkat Pendidikan Ibu Balita f % 1. SD 12 21,8 2. SMP 24 43,6 3. SMA 17 30,9 4. Perguruan Tinggi 2 3,6 Jumlah 55 100% Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden 55 ibu balita. Tingkat pendidikan ibu balita mayoritas adalah SMP sebanyak 24 ibu balita (43,6%) Tabel 3 Distribusi Frekuensi Relatif Status Gizi Balita Di Posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul Tahun 2014 No Status gizi balita Frekuensi % 1. Gizi lebih 0 0 2. Gizi baik 17 30,9 3. Gizi sedang 9 16,4 4. Gizi kurang 22 40,0 5. Gizi buruk 7 12,7 Total 55 100,0 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahuistatus gizi balita di posyandu bangunsari semin gunung kidul tahun 2014 mayoritas gizi kurang sebanyak 22 balita (40%). Tabel 4 Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Balita di Posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul Tahun 2014. No Tingkat Pendidikan Ibu Status Gizi Balita Berat Badan/Umur (BB/U) Total Gizi lebih Gizi baik Gizi sedang Gizi kurang Gizi buruk F % F % F % F % F % F % 1. SD 0 0 0 0 0 0 7 12,8 5 9,0 12 21,8 2. SMP 0 0 10 18,2 4 7,3 8 14,4 2 3,7 24 43,6 3. SMA 0 0 6 10,9 4 7,3 7 12,8 0 0 17 30,9 4. PT 0 0 1 1,8 1 1,8 0 0 0 0 2 3,6 Total 0 0 17 30,9 9 16,4 22 40 7 12,7 55 100 Berdasarkantabel diatas dapat diketahui bahwa ibu yang memiliki pendidikan rendah yaitu SD, status gizi balitanya dalam kategori kurang dan buruk. Sedangkan ibu yang memiliki pendidikan PT, status gizi balitanya dalam kategori sedang dan baik. (Miftakhul Jannah, Siti Maesaroh) 47

Tabel 5 Tabel Kendall Tau Di Posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul Tahun 2014 Kendall Tau Tingkat Pendidikan Status Gizi Tingkat Pendidikan Koefisien korelasi 1.000 0.386 Signifikansi. 0.001 N 55 55 Status Gizi Koefisien Korelasi 0.386 1.000 Signifikansi 0.001. N 55 55 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui hasil koefisien korelasi Kendall Tau sebesar (τ) 0,386 dengan angka signifikan 0,001. Berdasarkan hasil tersebut diketahui signifikan p value (0,001< α 0,05), karena N>30 maka signifikansi menggunakan Ztabel dengan perhitungan sebagai berikut : Z hitung =τ 0,386 2(2N+5) 2(2.55+5) = 4,16 9N(N-1) 9.55(55-1) sehingga nilai Z hitung lebih besar dari nilai Z tabel (4,16>1,96) jadi Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya ada Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Balita Tahun 2014. 2. Pembahasan a. Gambaran tingkat pendidikan ibu Berdasarkan tabel 2dari 55 responden didapatkan tingkat pendidikan ibu di posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul pada bulan Maret Tahun 2014 mayoritas adalah SMP sebanyak 24 ibu balita (43,6%). Anak dengan ibu berpendidikan rendah memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi dari pada anak dengan ibu berpendidikan tinggi 7.Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin diperoleh dari gagasan tersebut 8. Pendidikan dibagi menjadi 2 yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal itu sendiri adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar terdiri dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah, pendidikan menengah Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) dan pendidikan tinggi Merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Dan pendidikan non formal yaitu diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah atau pelengkap (Miftakhul Jannah, Siti Maesaroh) 48

pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat 11. b. Gambaran status gizi balita Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah balita 55. Status gizi balita di posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul tahun 2014 adalah status gizi balita mayoritas gizi kurang sebanyak 22 balita (40%), dan minoritas gizi buruk sebanyak 7 balita (12,7%). Dari data di atas dapat dilihat bahwa status gizi balita masih rendah. Ini dapat di artikan bahwa kesadaran ibu untuk memperhatikan status gizi balitanya masih kurang bisa juga ibu kurang memperhatikan pola makan balita tersebut. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan tubuh, baik kesehatan fisik maupun psikologis dalam variabel tertentu atau wujud dari ekspresi nutrisi dalam bentuk suatu variabel 8. Status gizi dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor internal terdiri dari usia, kondisi fisik, infeksi, sedangkan faktor eksternal terdiri dari pendapatan, pendidikan, pekerjaan dan budaya. Pendapatan dimana masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut 1, tingkat pendidikan sesorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap informasi yang ada. Sedangkan pendidikan tentang gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan status gizi yang baik 1. Tingkat pendidikan ibu banyak menentukan sikap dan tindak tanduknya dalam menghadapi berbagai masalah. Seorang ibu mempunyai peran yang penting dalam kesehatan dan pertumbuhan anak. Hal ini dapat ditunjukkan oleh kenyataan antara lain anak-anak dari ibu yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih tinggi akan mendapatkan kesempatan hidup serta tumbuh lebih baik dan mudah menerima wawasan lebih luas mengenai gizi 8, pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga 1, budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan 1. Budaya yang biasanya dilakukan oleh masyarakat yaitu pada saat bayi berusia 0-6 bulan sudah diberikan makanan pendamping seperti air tajin, teh manis dan nasi bubur. Oleh karena itu masyarakat jarang memberikan ASI eksklusif pada bayinya danbahkan tidak memberikan ASI 8. Efek dari status gizi balita yang kurang atau buruk adalah akan terjadi gangguan perkembangan otaknya kurang dan itu akan berpengaruh pada kehidupannya di usia sekolah dan prasekolah 17. Anak yang kekurangan gizi mudah mengantuk dan kurang bergairah yang dapat menganggu proses belajar di sekolah dan menurun prestasibelajarnya, daya pikir anak juga akan kurang, karena pertumbuhan otaknya tidak (Miftakhul Jannah, Siti Maesaroh) 49

optimal 3.Kemungkinan juga akan terjadi keadaan malnutrisi dan bahkan bisa lebih parah lagi 8. c. Hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita Berdasarkan tabel 4 ibu yang berpendidikan SD sebanyak 12 (21,8%) dengan status gizi balita mayoritas kurang sebanyak 7 (21,8%) balita, ibu yang berpendidikan SMP sebanyak 24 (43,6%) dengan status gizi balita mayoritas baik sebanyak 10 (18,18%) balita, ibu yang berpendidikan SMA sebanyak 17 (30,9%) dengan status gizi balita kurang sebanyak 7 (12,7%) balita, dan ibu yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 2 (3,6%) dengan status gizi balita baik dan sedang. Berdasarkan tabel 5 hhasil analisis bivariate dengan menggunakan uji statistik Kendall Tau diperoleh nilai korelasi Kendall Tau sebesar 0,386 dengan signifikansi sebesar p value 0,001 < α 0,05.Karena N= >30 maka signifikansi menggunakan rumus Z dan didapatkan hasil nilai Z hitung 4,16 dan nilai Z tabel 1,96 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima karena nilai Z hitung lebih besar dari nilai Z tabel (4,16>1,96). Sehingga kesimpulannya ada Di Posyandu Bangunsari Semin Gunung Kidul Tahun 2014. Dari hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas ibu memiliki balita yang status gizinya kurang yaitu ibu dengan pendidikan SMP sebanyak 24 (43,6%). Dimana pendidikan ibu mempengaruhi status gizi balita. Karena tingkat pendidikan ibu banyak menentukan sikap dan tindak tanduknya dalam menghadapi berbagai masalah. Seorang ibu mempunyai peran yang penting dalam kesehatan dan pertumbuhan anak. Hal ini dapat ditunjukkan oleh kenyataan antara lain anak-anak dari ibu yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih tinggi akan mendapatkan kesempatan hidup serta tumbuh lebih baik dan mudah menerima wawasan lebih luas mengenai gizi 8. Anak dengan ibu berpendidikan rendah memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi dari pada anak dengan ibu berpendidikan tinggi 7. Peran orang tua sangat berpengaruh terutama pada ibu, karena seorang ibu berperan dalam pengelolaan rumah tangga dan berperan dalam menentukan jenis makanan yang akan dikonsumsi keluarganya 8. Kurangnya asupan gizi bisa disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan 6.Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Fardhiasih dimana ada hubungan antara pendidikan dan pekerjaan orang tua serta pola asuh dengan status gizi balita di kota, kabupaten Tangerang, Banten 10. DAFTAR PUSTAKA 1. Suhardjo, 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi, Jakarta: Bumi Aksara 2. DepkesRI, 2010. Angka kematian bayi di Indonesia. http://www.depkesri.go.id Diakses tanggal 20 November 2014 pukul 20.00 WIB. (Miftakhul Jannah, Siti Maesaroh) 50

3. Akhmadi, 2009. Permasalahan Gizi di Indonesia, http:// www./artikel/kesehatan/384-permasalahan-gizi-di-indonesia. html, diakses pada tanggal 23 November 2013 pukul 19.00 WIB. 4. Dinkes Propinsi DIY, 2012. Angka kematian bayi provinsiyogyakarta. http://www. Profil Dinkes Provinsi DIY.go.iddiakses tanggal 30 Desember 2013 pukul 10.00 WIB 5. Anindya, 2009. Kebutuhan Gizi Seimbang Anak Usia Sekolah, www./artikel/kesehatan/384-kebutuhan-gizi-seimbang-usiasekolah.html diakses pada tanggal 23 Oktober 2011. 6. Adhi Yogiswara, 2011. Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Ibu di Posyandu dengan status Gizi Balita di posyandu Manyaran Semarang barat. Fakultas Kedokteran Undip. http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/120 diakses tanggal 31 desember 2013 pukul 20.00 WIB. 7. Dian Kholika Hamal, 2011. Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan Orangtua serta Pola asuh dengan Status Gizi Balita di Kota dan Kabupaten Tangerang Banten. FIKESUHAMKA.http://www.stkipislambumiayu.ac.id/attachments/ar ticle/31/hubungan%20pendidikan%20dan%20pekerjaa N%20ORANGTUA%20%20.pdf diakses tanggal 31 desember 2013 pukul 20.00 WIB. 8. Supariasa, 2012. Penilaian Status Gizi, Jakarta : EGC 9. Dinkes Jateng, 2012. Angka kematian bayi provinsi jateng. http://www.dinkesjatengprov.go.id diakses tanggal 30 Desember 2013 pukul 10.00 WIB. 10. Fardhiasih Dwi Astuti, 2011. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan status Gizi Anak Prasekolah dan Sekolah Dasar di Kecamatan Godean. Universitas Ahmad Dahlan : Yogyakarta.http://journal.uad.ac.id/index.php/KesMas/article/download/1 237/647diakses tanggal 31 desember 2013 pukul 20.00 WIB. 11. Undang undang No. 20 tahun 2003 TentangSystem Pendidikan Nasional 12. Akhmad Sudrajat http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/definisi- pendidikan-definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003- tentang-sisdiknas/. Di akses 10 Januari 2014 jam 17.00 WIB. 13. Sukanto, 2005. Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali. 14. Ahmadi, A. 2004. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta 15. Iskandar, W. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI 16. Kemenkes RI. 2010. Stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Bakti Husada. 17. Atikah, P. 2010. Gizi dalam Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika (Miftakhul Jannah, Siti Maesaroh) 51

18. Soegeng, S. 2004. Kesehatan dan Gizi.Jakarta : Rineka Cipta. 19. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penellitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. 20. Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, D IV, SI, dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika. 21. Hidayat, A. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. 22. Departemen Kesehatan RI. 2010. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi Anak Balita. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta. 23. Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV ALFABETA. (Miftakhul Jannah, Siti Maesaroh) 52