PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebut seseorang yang pergi dari kampung halamannya untuk menetap serta

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERSEPSI REMAJA TENTANG PERAN AYAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH JURUSAN DI PERGURUAN TINGGI NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA

KEMANDIRIAN PADA ANAK TENGAH DARI LATAR BELAKANG BUDAYA YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI HALAMAN SAMPUL DEPAN

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) PADASISWA DI SMA NEGERI 2 BABELAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

PENGARUH ORANG TUA MERANTAU TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS XI SMA NEGERI JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

DAFTAR PUSTAKA. Haditono.S, 1991, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta, Gadjah Mada University

DAMPAK PSIKOLOGI ANAK YANG DITINGGAL ORANG TUANYA MERANTAU. (Studi Kasus di SD Negeri 02 Nglegok Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar)

SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 NASKAH PUBLIKASI

STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

DAFTAR PUSTAKA. Santrock, J. W. (2003). Adolescene: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

BAB I PENDAHULUAN. apabila individu dihadapkan pada suatu masalah. Individu akan menghadapi masalah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Anak remaja sebenarnya tidak mempunyai masa yang jelas. Remaja. tergolong kanak-kanak, mereka masih harus menemukan tempat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEPRIBADIAN TANGGUH PADA SISWA KORBAN KEKERASAN TEMAN SEBAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju

Suka bolos, berkelahi dengan anak sini dan luar, suka minum-minum, suka merokok, pernah bantah guru

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS VII SMPN 2 PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Shafique Dunia Pendidikan. Jakarta: PT. Pustaka Binaan.

GAYA PEMECAHAN MASALAH YANG DIMILIKI SISWA SMA NEGERI I PARONGPONG BANDUNG. Cesarina Silaban Dosen Akademi Perawatan Surya Nusantara Pematangsiantar.

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dijelaskan bahwa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Remaja merupakan bagian perkembangan yang penting dan unik,

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

oleh Dr Triana Noor Edwina, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

KEMANDIRIAN PADA ANAK YANG DIASUH ORANGTUA TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi Abu, sholeh Munawar, 2004, Psikologi Perkembangan, Jakarta: PT Rineka Cipta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kesempatan untuk pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimana pada masa tersebut merupakan periode peralihan dan perubahan. Hurlock

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. setiap aspek kehidupan seperti menjadi lebih terbuka menerima teknologi,

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PENGENDALIANN DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMPN 5 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja (Hurlock, 2003). Di dalam masa remaja juga terdapat tahapan perkembangan yang

PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN

KEMANDIRIAN REMAJA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA SMP NEGERI 3 TERAS BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap orang lain, khususnya terhadap lawan jenis. Perasaan saling mencintai,

Hubungan Remaja dengan Orangtua,Saudara kandung & Teman Sebaya

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG IDENTITAS DIRI REMAJA PADA SISWA SMA KARTIKA I-2 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luar. Perubahan-perubahan tersebut menjadi tantangan besar bagi

DINAMIKA PSIKOLOGIS PEREMPUAN YANG MELAKUKAN PERNIKAHAN DI USIA DINI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. positif dan dampak negatif dalam kehidupan kita. Berbagai macam orang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

DAMPAK PERILAKU PENGGUNAAN MINUMAN KERAS DI KALANGAN REMAJA DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

PENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA REMAJA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Observasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

STUDI KOMPARATIF HARGA DIRI BERDASARKAN POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan kematangan fisik hingga emosi. Kematangan emosi yang dimiliki

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah. Perkelahian tersebut sering kali menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali

KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jenis Kelamin Tahun Agustus Agustus

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORI

SKRIPSI. Oleh: Firdian Hidayat FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

DAN LINGKUNGAN PERGAULAN DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selain sebagai makhluk pribadi, juga merupakan makhluk sosial.

Transkripsi:

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana (S-1) Diajukan Oleh : Danastri Prihantini F 100 090 161 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh : Danastri Prihantini F 100 090 161 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

ABSTRAKSI PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MERANTAU Danastri Prihantini Dr. Sri Lestari, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta psy.danastri@gmail.com Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi problem psikososial pada remaja yang orang tuanya merantau. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner terbuka. Informan dalam penelitian ini adalah 58 remaja yang terdiri dari 32 lakilaki dan 26 perempuan yang berusia 12 sampai 18 tahun yang kedua orang tuanya masih hidup dan merantau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sembilan bentuk problem psikososial yang muncul pada remaja laki-laki adalah membolos, bertengkar, main billiard, merokok, minum minuman keras, berjudi, main kartu, berkelahi, dan tawuran. Problem psikososial yang dialami remaja perempuan adalah membolos, bertengkar, berkelahi, dan main kartu. Kata kunci: problem psikososial, remaja, merantau PENDAHULUAN Remaja merupakan suatu periode yang sudah mulai berani untuk menunjukkan dirinya tetapi masih mudah untuk terpengaruh oleh lingkungan sosialnya. Oleh karena itu pada usia ini anak membutuhkan perhatian khusus dan masih membutuhkan bimbingan dan dukungan dalam menghadapi masalahnya sendiri (Gunarsa, 2001). Secara khusus keluarga yaitu orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam pengajaran nilai-nilai bagi anak. Kurangnya peran orang tua dalam pengajaran, pengasuhan, dan bimbingan kepada anak akan mempengaruhi perkembangan anak

tersebut sepanjang hidupnya, apalagi untuk orang tua yang merantau. Mayoritas perantau di Jawa Tengah baik dengan tujuan dalam negeri maupun luar negeri, meninggalkan pengasuhan anaknya kepada kakek nenek atau saudara terdekatnya, sehingga antara anak dan orang tua kurang memiliki kedekatan dan kelekatannya kurang terbentuk. Kelekatan terhadap orang psikologis atau problem psikososial kepada anak tersebut di masa remajanya. Problem psikososial merupakan problem yang muncul pada anak, dalam hal ini remaja yang berhubungan dengan hubungan sosial yang mencakup faktor-faktor psikologis (Chaplin, 2011). Achenbach dan Edelbrock (dalam Steinberg, 2011), memaparkan bahwa masalah psikososial seperti tua diketahui memiliki pengaruh masalah-masalah penyalahgunaan yang besar pada citra diri, terutama yang bekaitan dengan beberapa aspek yang sangat penting bagi sesama remaja, seperti gambaran fisik, sasaran pekerjaan, dan seksualitas (O koon dalam Geldard & Geldard, 2011). zat-zat terlarang, masalah perilaku seperti kenakalan, pembolosan, antisosial, serta masalah emosi dan kognisi seperti depresi, kecemasan, atau fobia. Kelekatan pada masa kanakkanak dengan orang tua akan Dengan meninggalkan berpengaruh pada banyak pengasuhan anak kepada orang ketiga selain orang tua, maka akan pengalaman remaja di kemudian harinya serta dapat mempengaruhi memberikan dampak-dampak remaja dalam menghadapi situasi-

situasi yang berpotensi menyebabkan stres dan problem-problem psikososial (Geldard & Geldard, 2011). Hal ini seperti yang telah dijabarkan oleh Bakker, Elings-Pels, dan Reis (2009), mengenai dampak dari remaja yang ditinggal orang tuanya migrasi, remaja memiliki problem psikososial yang diakibatkan dari tidak terbentuknya kelekatan anak dengan orang tua. Tujuan pada penelitian ini adalah mengidentifikasi problem psikososial pada remaja yang ditinggal orang tuanya merantau. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Data penelitian akan diungkap dengan menggunakan wawancara mendalam dan kuesioner terbuka. Informan penelitian dipilih dengan cara purposive sampling yang berjumlah 58 responden dengan karakteristik yaitu remaja yang kedua orang tuanya merantau yang berada pada usia 12 s.d. 18 tahun. Data-data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan cara mencampurkan prosedur umum dengan langkah-langkah khusus, yaitu (Creswell, 2012): (1) Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis; (2) Membaca keseluruhan data; (3) Melakukan pengkodean (coding) data; (4) Kategorisasi data; (5) Menghitung persentase; (6) Mendeskripsikan kategori dan tema dan (7) Menginterpretasi atau memaknai data. HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi problem psikososial remaja yang ditinggal orang tuanya merantau. Orang tua yang merantau termasuk

salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam terbentuknya problem psikososial pada remaja, hal ini sesuai dengan pengertian yang kemukakan oleh Bakker, Elings-Pels and Reis (2009), yang mengungkapkan dampak dari remaja yang ditinggal orang tuanya migrasi atau merantau, remaja memiliki problem psikososial yang diakibatkan dari tidak terbentuknya kelekatan anak dengan orang tua. Problem psikososial yang dialami remaja yang orang tuanya merantau dapat diidentifikasikan menjadi sembilan bentuk problem, yakni diantaranya main kartu, membolos, main billiard, betengkar, berkelahi, merokok, tawuran, berjudi, dan minum minuman keras. Edelbrock (dalam Steinberg, 2011), yakni selama masa remaja terdapat tiga kategori masalah diantaranya masalah penyalahgunaan zat termasuk alkohol dan nikotin, gangguan internalisasi yang diwujudkan dalam bentuk gangguan emosi, dan gangguan eksternalisasi atau masalah perilaku. Apabila definisi Achenbach & Edelbrock (dalam Steinberg, 2011) diuraikan lebih lanjut yang termasuk dalam masalah penyalahgunaan zat yaitu nikotin dalam bentuk merokok dan minum minuman keras yang diantaranya adalah alkohol. Gangguan emosi yang diakibatkan dari masalah perilaku remaja seperti perilaku agresi yang dialami, yaitu rasa Problem-problem psikososial khawatir dan takut ketika subjek tersebut sesuai dengan definisi yang dikemukan oleh Achenbach dan melakukan perilaku agresi tersebut. Ada beberapa masalah perilaku yang

terbentuk dan dialami remaja yang orang tuanya merantau yaitu bertengkar, berkelahi, tawuran, serta masalah perilaku lain seperti membolos, berjudi, main kartu, dan main billiard. Apabila problem psikososial dibedakan berdasarkan jenis kelamin responden. Problem psikososial yang berupa penyalahgunaan zat nikotin, alkohol, gangguan internalisasi, dan eksternalisasi dialami oleh responden laki-laki, sedangkan untuk responden perempuan tidak melakukan penyalahgunaan zat, tetapi hanya gangguan internalisasi dan ekternalisasi. Hal ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Ritakallio (dalam Steinberg, 2011) yang memaparkan bahwa gangguan internalisasi dan eksternalisasi lebih sering terjadi dan terlihat di antara anak perempuan dibandingkan pada anak laki-laki. Gangguan internalisasi dan eksternalisasi yang dialami remaja perempuan ini ditunjukkan dengan adanya data yang menyebutkan perilaku yang dialami remaja perempuan diantaranya adalah perasaan khawatir, takut, malu, serta membolos, bertengkar, berkelahi, dan main kartu seperti yang tercantum dalam tabel 23. Perilaku yang dialami responden laki-laki diantaranya adalah membolos, bertengkar, main billiard, merokok, minum minuman keras, berjudi, main kartu, berkelahi, dan tawuran. Hal ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Ritakallio (dalam Steinberg, 2011) yang memaparkan bahwa diantara anak laki-laki, masalah perilaku seperti perilaku ekstrim yang dianggap normal untuk anak laki-laki

adalah perilaku yang lebih agresif dan sulit diatur. Apabila definisi Ritakallio (dalam Steinberg, 2011) dijabarkan lebih lanjut, perilaku agresif yang dialami responden laki-laki seperti perilaku bertengkar, tawuran, dan yang merokok dan minum minuman keras. Papalia, Olds dan Fieldman (2009) yang menyebutkan mengenai faktor pendorong remaja untuk melakukan penyalahgunaan narkoba dan zat terlarang diantaranya adalah karakteristik temperamen, kontrol berkelahi, serta perilaku yang sulit dorongan yang buruk, pengaruh diatur diantaranya membolos, main billiard, merokok, minum minuman keras, berjudi, dan main kartu, seperti yang tercantum dalam tabel 23. Disini peneliti ingin memaparkan mengenai bentuk problem psikososial yaitu: (1) masalah penyalahgunaan zat; dan (2) gangguan emosi dalam masalah perilaku. 1. Masalah penyalahgunaan zat Masalah penyalahgunaan zat pada remaja yang orang tuanya merantau, yaitu penyalahgunaan zat nikotin dan alkohol seperti remaja keluarga, masalah perilaku seperti agresivitas, kurangnya komitmen terhadap pendidikan, penolakan teman sebaya, bergaul dengan pengguna narkoba dan zat terlarang, memiliki teman-teman yang menggunakan dan mentolerir penggunaan narkoba, merasa diasingkan dan memiliki sifat sebagai pemberontak, memandang positif terhadap pengguna narkoba serta mencoba narkoba sejak usia dini. Apabila definisi Papalia, Olds dan Fieldman (2009) dijabarkan

lebih lanjut karakteristik temperamen, kontrol dorongan yang buruk dan memiliki sifat sebagai pemberontak ini dijelaskan dengan adanya data yang menyebutkan bahwa remaja yang orang tuanya dengan data yang menyebutkan bahwa ketika subjek sedang bermasalah dengan orang tuanya baik ayah maupun ibu, mereka cenderung akan merokok dan minum minuman keras seperti yang merantau melakukan tercantum dalam tabel 30, 31, 36 dan penyalahgunaan zat dan alkohol 37. ketika mereka sedang bermasalah baik bermasalah dengan orang tua, teman, maupun pacar, selain itu juga disebutkan bahwa ada beberapa remaja yang menunjukkan perilaku memberontak seperti membantah, dan sampai pergi dari rumah apabila dimarahi orang tuanya, seperti yang tercantum dalam tabel 8, 30 dan 36. Pengaruh keluarga seperti yang dijelaskan Papalia, Olds dan Fieldman (2009) menjadi salah satu faktor pendorong terbentuknya remaja yang merokok dan minum minuman keras. Hal ini sesuai Faktor pendorong lainnya yang sesuai dengan penjelasan Papalia, Olds dan Fieldman (2009) adalah bergaul dengan teman yang merokok dan minum minuman keras. Remaja menyebutkan bahwa mereka akan merokok dan minum minuman keras ketika sedang berkumpul dengan teman, apabila tidak merokok mereka diejek temannya sehingga merasa malu apabila tidak merokok. Perilaku minum minuman keras ini juga terjadi ketika remaja dan temantemannya sedang menonton konser dangdut, atau ketika ada acara

hajatan yang merupakan suatu situasi yang sangat memungkinkan remaja billiard. Orang tua yang merantau merupakan penyebab utama untuk berkumpul dengan terbentuknya masalah perilaku atau temantemannya, serta banyak dari mereka yang juga melakukan perilaku lain seperti perilaku agresi yang berupa perilaku bertengkar, tawuran, serta masalah perilaku seperti membolos yang terbentuk karena kurang adanya komitmen yang jelas terhadap pendidikan. Usia anak yang tergolong dini (12 sampai 18 tahun) dalam mencoba rokok dan minuman keras ini semakin menguatkan terbentuknya anak sebagai perokok dan peminum minuman keras. 2. Gangguan emosi dan masalah perilaku Gangguan emosi disebabkan karena masalah perilaku. Masalah perilaku tersebut seperti bertengkar, berkelahi, tawuran, membolos, berjudi, main kartu, dan main kenakalan remaja. Hal ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Santrock (2012) bahwa kenakalan remaja disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah remaja yang berasal dari status sosial yang rendah, peran keluarga, seperti kurangnya dukungan dari keluarga terlebih orang tua, kurangnya pengawasan dari orang tua, dan memiliki atau bergaul dengan teman sebaya yang terlibat dalam kenakalan remaja. Apabila definisi Santrock (2012) dijabarkan lebih lanjut bahwa penyebab kenakalan remaja salah satunya adalah remaja yang berasal dari status sosial yang rendah. Hal ini dijelaskan dari data yang menyebutkan bahwa sebelum orang

tua merantau sosial ekonomi keluarga remaja tergolong dalam status sosial yang rendah, terlihat dari kakek nenek remaja yang bekerja dirumah sebagai petani dan beberapa orang tua merantau diluar negeri sebagai pembantu rumah tangga atau buruh pabrik. Peran keluarga seperti dukungan dari keluarga terlebih orang tua, serta kurangnya pengawasan dan pengasuhan dari orang tua menjadi salah satu faktor terbentuknya kenakalan remaja. Hal ini terlihat dari data yang menyebutkan bahwa ketika orang tua mengetahui anaknya melakukan kenakalan seperti membolos, bertengkar, berkelahi, tawuran, main billiard dan main kartu serta berjudi, orang tua hanya menegur saja dan ada yang membiarkan, walaupun ada beberapa yang memarahi atau bahkan menghukum, tetapi hal itu hanya berlaku ketika pertama kali saja, untuk seterusnya mereka dibiarkan oleh orang tuanya. Dengan kurangnya pengasuhan, pengawasan dan dukungan dari orang tua seperti yang telah dijelaskan tersebut, remaja akan mencari dukungan lain yaitu misalnya dari pergaulan subjek atau teman subjek. Pemaparan Santrock (2012) yang meyebutkan bahwa memiliki atau bergaul dengan teman sebaya yang terlibat dalam kenakalan remaja akan menyebabkan remaja juga ikut melakukan kenakalan tersebut. Remaja yang orang tuanya merantau memiliki pergaulan dalam berteman yang kurang baik. Teman-teman remaja yang orang tuanya merantau adalah mereka sendiri yang orang tuanya juga merantau, bertengkar, berkelahi, tawuran, main billiard,

main kartu serta berjudi. Hal ini tergambar dalam gambar 6 mengenai hubungan remaja dengan teman dekat dan teman lingkungan tempat tinggalnya yang termasuk sangat dekat. Secara keseluruhan sebagian besar remaja membolos oleh ajakan dari teman sebayanya (tabel 24). Secara emosional remaja merasakan perasaan khawatir dan takut apabila ketahuan melakukan perilaku membolos, bertengkar, tawuran, dan perilaku lainnya. Hal ini sejalan dengan definisi yang dipaparkan oleh Achenbach dan Edelbrock (dalam Steinberg, 2011) yang menyebutkan bahwa gangguan emosi dan kognisi pada remaja itu seperti kecemasan, depresi, dan fobia. Sejalan dengan hal tersebut analisis data menyebutkan bahwa remaja yang orang tuanya merantau mengalami gangguan emosi hanya sebatas pada kecemasan yang terwujud dari rasa khawatir dan takut, tetapi tidak sampai pada depresi dan fobia. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara umum problem psikososial yang dialami remaja yang orang tua nya merantau diantaranya adalah membolos, bertengkar, main billiard, merokok, minum minuman keras, berjudi, main kartu, berkelahi, dan tawuran. Problem psikososial yang dialami responden laki-laki kurang lebih sama dengan responden perempuan. Keseluruhan responden laki-laki melakukan semua perilaku tersebut, tetapi untuk responden perempuan perilaku yang dilakukan seperti membolos, bertengkar, berkelahi, dan main kartu.

1. Masalah penyalahgunaan zat pada remaja yang orang tuanya merantau seperti merokok dan minum minuman keras. Secara umum tidak semua responden merokok dan minum minuman keras. Perilaku merokok dan minum minuman keras ini dialami oleh semua responden laki-laki, tetapi untuk responden perempuan tidak ada yang merokok dan minum minuman keras. 2. Gangguan emosi yang dialami remaja yang orang tuanya merantau adalah rasa cemas, khawatir, dan rasa takut. Perasaan ini terbentuk ketika responden melakukan perilaku kenakalan dan dialami oleh semua responden baik laki-laki maupun perempuan. 3. Masalah perilaku (Kenakalan) yang dialami remaja yang orang tuanya merantau berupa perilaku bertengkar, berkelahi, tawuran, membolos, berjudi, main kartu, serta main billiard. Semua responden mengalami masalah perilaku, baik responden laki-laki maupun perempuan. Semua responden laki-laki melakukan masalah perilaku diatas, begitupun dengan responden perempuan, letak perbedaanya hanya terletak pada responden perempuan tidak melakukan perilaku berjudi, tawuran, dan main billiard. DAFTAR PUSTAKA Bakker, C., Pels, M.E., dan Reis, M. (2009). The Impact of Migration on Children in The Caribbean: Unicef office for Barbados and Easter Caribbean. Paper, 4, 1-19. Chaplin, J. P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan oleh Kartini

Kartono. 2011. Jakarta: Rajawali Pers. Creswell, J. W. (2012). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed edisi ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Geldard, Kathryn., dan Geldard, David. (2011). Konseling Remaja: Pendekatan Proaktif untuk anak muda. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gunarsa, S. D. dan Gunarsa, Y. S. D. (2001). Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Papalia, D.E., Olds, S. W., dan Feldman, R. D. (2008). Human development: Perkembangan Manusia Edisi 10 Buku 2. Terjemahan oleh Brian Marswendy. 2009. Jakarta: Salemba Humanika. Santrock, John. W. (2012). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup edisi ketigabelas Jilid 1. Terjemahan oleh Benedictine Widyasinta. 2012. Jakarta: Erlangga. Steinberg, L. (2011). Adolescence. New York: McGraw-Hill.