EVALUASI KONDISI PERKERASAN LENTUR DAN PREDIKSI UMUR LAYAN JALINTIM PROVINSI SUMATERA SELATAN (Study Kasus: Ruas Batas Prov. Jambi Peninggalan)

dokumen-dokumen yang mirip
TESIS. Disusun Oleh: JOLIS NAINGGOLAN S

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI PENGGUNAAN AGREGAT EX SUMLILI SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI ATAS TERHADAP KERUSAKAN JALAN STRATEGIS NASIONAL / JALUR 40

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

ANALISIS KERUSAKAN KONSTRUKSI JALAN ASPAL DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (STUDI KASUS : JALAN LETJEND HERTASNING)

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN PADA JALAN S.M. AMIN KOTA PEKANBARU DENGAN PERBANDINGAN METODE BINA MARGA DAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Jalan Ir. Sutami No. 36A Surakarta Telp:

EVALUASI KONDISI JALAN UNTUK KEPERLUAN REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN

ANALISA BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN JALAN DAN UMUR SISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

PENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN JALAN TERHADAP UMUR LAYAN (Studi Kasus: Ruas Jalan Abepura-Kota Raja Km Km )

Studi Penanganan Ruas Jalan Bulu Batas Kota Tuban Provinsi Jawa Timur Menggunakan Data FWD dan Data Mata Garuda

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN JALAN TERHADAP UMUR LAYAN (Studi Kasus: Ruas Jalan Abepura-Kota Raja Km Km )

EVALUASI NILAI KONDISI PERKERASAN JALAN NASIONAL DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) DAN METODE BENKELMAN BEAM (BB)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Metode desain tebal lapis tambah (overlay) terkinimenggunakan. lendutan/defleksi ini menjadi lebih kecil dari lendutan ijin.

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BIAYA PENANGANAN JALAN NASIONAL BERDASARKAN KONDISI KERUSAKAN JALAN DAN MODULUS EFEKTIF PERKERASAN PADA RUAS JALAN NASIONAL DI DEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

ABDIAS TANDY ARRANG Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Palopo ABSTRAK

ANALISIS TEBAL LAPIS TAMBAH DAN UMUR SISA PERKERASAN AKIBAT BEBAN BERLEBIH KENDARAAN (STUDI KASUS RUAS JALAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

KELAS JALAN, MUATAN SUMBU TERBERAT, DAN PERMASALAHAN BEBAN LEBIH KENDARAAN

Kata Kunci : Jalan Raya, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index (PCI).

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

SKRIPSI. Disusun sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

1. PENDAHULUAN. Jalan memiliki syarat umum yaitu dari segi konstruksi harus kuat, awet dan kedap. Supardi 1)

PROGRAM PEMELIHARAAN JALAN NASIONAL BERDASARKAN NILAI KERATAAN PERMUKAAN, NILAI LENDUTAN, DAN NILAI MODULUS ELASTISITAS PERKERASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

melintang atau memanjang dan disebabkan oleh pergerakan plat beton dibawahnya) Kerusakan alur/bahu turun (lane / shoulder drop-off)...

Perbandingan Perencanaan Tebal Lapis Tambah Metode Bina Marga 1983 dan Bina Marga 2011

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur (Studi Kasus Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KERUSAKAN DAN DESAIN PERBAIKAN OUTER RING-ROAD KOTA MADIUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara

PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) METODE PD T B DAN METODE SDPJL PADA RUAS JALAN KLATEN-PRAMBANAN

Eri Susanto Haryadi. Program Studi Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Teknik Sipil ISSN

EVALUASI UMUR SISA RUAS JALAN KARTASURA KLATEN. Tugas Akhir

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Kaku (Studi Kasus Ruas Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur Dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute Dan Metode PCI

BAB IV METODE PENELITIAN

Dosen, Diploma 4 Perancangan Jalan dan Jembatan, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Buketrata,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KERUSAKAN JALAN BETON DI KAWASAN INDUSTRI KIMA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN

EVALUASI UMUR LAYAN JALAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN BEBAN BERLEBIH DI RUAS JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PCI (Studi Kasus : Ruas Jalan Blora Cepu ) 1 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN LAPIS TAMBAHAN PERKERASAN JALAN DENGAN METODE HRODI (RUAS JALAN MELOLO WAIJELU) Andi Kumalawati *) ABSTRACT

Bab V Analisa Data. Analisis Kumulatif ESAL

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian Ruas Jalan Piyungan-Prambanan Sumber : Google Maps

Dosen Program Studi Teknik Sipil D-3 Fakultas Teknik Universitas riau

PENCAPAIAN TEBAL PERKERASAN JALAN KAKU ANTARA BEBAN AKTUAL DAN STANDAR

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (Studi Kasus : Jalan Purwokerto Ajibarang Kabupaten Banyumas)

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Kaku (Studi Kasus Ruas Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

ANALISIS DAMPAK BEBAN OVERLOADING KENDARAAN BERAT ANGKUTAN BARANG TERHADAP UMUR RENCANA DAN BIAYA KERUGIAN PENANGANAN JALAN

(STRENGTH AND LIFE DESIGN ANALYSIS FOR SEMARANG-

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur merupakan public service obligation, yaitu sesuatu yang

STUDI PENGARUH BEBAN BELEBIH (OVERLOAD) TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

BAB IV METODE PENELITIAN

EVALUASI STRUKTURAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE AASHTO 1993 DAN AUSTROADS 2011 (STUDI KASUS : JALINTIM, TEMPINO - BATAS SUMSEL)

BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi pustaka. Metode penelitian. Orientasi lapangan.

BAB IV METODE PENELITIAN

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN MENGGUNAKAN METODE BENKELMAN BEAM PADA RUAS JALAN SOEKARNO HATTA, BANDUNG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

EVALUASI KERUSAKAN RUAS JALAN PULAU INDAH, KELAPA LIMA, KUPANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada. perkembangan wilayah permukiman dan industri di daerah perkotaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memberikan kenyamanan kepada pengemudi selama masa pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3.1. Diagram Nilai PCI

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. ketempat lain. Kegiatan perpindahan orang dan barang dari satu tempat asal ke

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

EVALUASI KONDISI PERKERASAN LENTUR DAN PREDIKSI UMUR LAYAN JALINTIM PROVINSI SUMATERA SELATAN (Study Kasus: Ruas Batas Prov. Jambi Peninggalan) Jolis Nainggolan 1), Ary Setyawan 2), Arif Budiarto ) 1) Mahasiswa 2) ) Dosen Email: jolis.uns@gmail.com Banyaknya faktor penyebab kerusakan jalan membuat sisa umur layan eksisting perkerasan sulit diprediksi sehingga rencana rehabilitasi dan pemeliharaan jalan jangka panjang di suatu ruas jalan tertentu sulit untuk terealisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kondisi kerusakan dan memprediksi sisa umur layan perkerasan di Jalintim Sumatera Selatan. Jenis penelitian ini deskriptif analisis, yang diawali dengan menentukan lima segmen jalan dengan kondisi kerusakan bervariatif secara visual, lalu dilakukan penilaian kondisi secara detail menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI) dan diprediksi sisa umur layannya dengan metode lendutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa segmen I memiliki kondisi baik dengan sisa umur layan 2,9 tahun, segmen II memiliki kondisi buruk dengan sisa umur layan 0,65 tahun, segmen III memiliki kondisi sangat baik dengan sisa umur layan 4,4 tahun, segmen IV memiliki kondisi buruk dengan sisa umur layan 0,11 tahun, dan segmen V memiliki kondisi sempurna dengan sisa umur layan,57 tahun. Kata kunci: perkerasan, PCI, umur layan, lendutan PENDAHULUAN Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi untuk memikul beban dari kendaraan yang berjalan di atasnya, dan selama pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Jenis perkerasan jalan yang dikenal selama ini terdiri dari tiga jenis, yaitu perkerasan lentur, perkerasan kaku, kombinasi dari keduannya. Sukirman (200) menyebutkan bahwa perkerasan lentur adalah lapisan perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya, sedangkan perkerasan kaku adalah lapisan perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan pengikatnya. Lapisan perkerasan yang menggabungkan perkerasan lentur dan kaku dinamakan perkerasan komposit. Struktur perkerasan jalan biasanya dirancang dengan umur rencana tertentu. Umur rencana jalan baru sebagaimana yang disebutkan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/201 adalah 20 tahun untuk jenis perkerasan lentur dan 40 tahun untuk jenis perkerasan kaku. Pada akhir umur rencana tersebut, suatu perkerasan jalan perlu direncanakan untuk diperbaiki. Walaupun demikian, umur aktual atau umur layan suatu perkerasan jalan pada kenyataannnya tidak selalu sesuai dengan umur layan yang ditetapkan saat perancangannya, dapat lebih lama atau lebih cepat tercapai dari umur rencananya. Struktur perkerasan jalan yang tidak mencapai umur sesuai rencana, dapat dikatakan bahwa jumlah pengulangan beban sumbu desain yang dipikul oleh perkerasan jalan tersebut lebih besar dari yang direncanakan. Pengulangan sumbu yang lebih besar ini juga akan berdampak pada penurunan nilai kondisi perkerasan jalan yang lebih cepat dari yang direncanakan. Mulyono (201) menyebutkan bahwa indeks kondisi perkerasan jalan akan menurun seiring dengan bertambahnya beban lalu lintas per tahun. Selain dari dampak beban lalu lintas, banyak faktor penyebab kerusakan perkerasan jalan, antara lain kualitas dari pekerjaan konstruksi yang tidak memenuhi standar mutu, pemeliharaan yang buruk, genangan dan gerusan air, karakteristik tanah dasar yang memiliki potensi pengembangan dan penyusutan yang tinggi, dan faktor desain lainnya. Akibat dari banyaknya faktor penyebab kerusakan jalan, timbul ketidakpastian umur layan jalan, atau dengan kata lain sisa umur layan suatu perkerasan jalan sulit untuk diprediksi. Ketidakpastian umur layan jelas akan mempengaruhi integritas perencanaan yang selama ini dijadikan rujukan, serta mempengaruhi rencana prioritas penanganan rehabilitasi jalan jangka panjang di suatu ruas jalan tertentu. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini, penulis mencoba mengevaluasi kondisi perkerasan dan memprediksi sisa umur layan eksisting suatu ruas jalan yang kerap mengalami kerusakan dini. Dalam hal ini, penulis akan mengambil studi kasus pada salah satu ruas yang berada di jalintim Sumatera Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kondisi, 45

prediksi sisa umur layan, dan mencari hubungan antara nilai kondisi dan sisa umur layan perkerasan di ruas jalan batas Provinsi Jambi-Peninggalan Jalintim Sumatera. Lokasi METODE PENELITIAN Lokasi dan Jenis Penelitian Lokasi penelitian ini berada di ruas jalan batas Provinsi Jambi-Peninggalan Jalintim Sumatera Selatan. Perkerasan jalan di lokasi ini diidentifikasi kerap memiliki umur layan aktual yang selalu lebih rendah dari umur rencana yang ditetapkan atau yang sering disebut dengan istilah kerusakan dini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu menggambarkan umur layan seperti apa ruas jalan tersebut jika diperbandingkan dengan kondisi permukaan perkerasan. Peta lokasi dan jaringan jalan Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Gambar 1. Sumber: BBPJN III Palembang Gambar 1. Peta Lokasi dan Jaringan Jalan Provinsi Sumatera Selatan. Sampel Penelitian Penelitian ini memanfaatkan lima segmen yang berada di ruas jalan batas Provinsi Jambi-Peninggalan. Lokasi masing-masing segmen jalan tersebut dapat dilihat pada Ilustrasi Gambar 2. Kelima segmen yang diteliti memiliki kondisi yang bervariatif. Kondisi visual kelima segmen tersebut dapat dilihat seperti yang disajikan pada Gambar. Gambar 2. Ilustrasi Lokasi Segmen Jalan Yang Diteliti 46

Gambar. Kondisi Visual Kelima Segmen Yang Diteliti. Variabel Penelitian tanah/faktor musim Variabel yang dijadikan acuan didalam penelitian ini Volume Kendaraan TM Lapisan aspal dibagi menjadi tiga bagian, yaitu variabel penilaian Beban Sumbu TM Lapisan aspal kondisi perkerasan jalan, variabel penentuan periode Kendaraan sisa umur layan, dan variabel hubungan antara nilai Faktor Distribusi Lajur TM Lapisan aspal kondisi perkerasan dan sisa umur layan jalan. Variabel Pertumbuhan lalu lintas Sisa umur layan (R) penilaian kondisi jalan dapat dilihat pada Tabel 1. Variabel hubungan antara nilai kondisi perkerasan dan Tabel 1. Variabel Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan. sisa umur layan jalan diperoleh dari hasil perhitungan nilai PCI dan sisa umur layan berdasarkan Tabel 1 dan Variabel Keterkaitan Analisis 2. Jenis Kerusakan Deduct Value Ukuran Kerusakan Deduct Value Teknik Pengumpulan Data Tingkat Kerusakan Deduct Value Data primer didapat langsung dari pengamatan dan Jumlah Data Jenis Coreccted Deduct pengukuran langsung di lapangan, yaitu berupa data Kerusakan Value dimensi segmen jalan, jenis dan tingkat kerusakan, Jumlah Deduct Value Coreccted Deduct ukuran kerusakan, serta ketebalan masing-masing Ijin Value lapisan segmen perkerasan. Coreccted Deduct Value Nilai PCI Data sekunder berupa data lendutan FWD, temperatur udara dan temperatur permukaan perkerasan, lalu lintas Variabel penentuan sisa umur layan dapat dilihat seperti yang disajikan pada Tabel 2. harian rata-rata, jenis lapisan struktur perkerasan, serta status dan kelas jalan diperoleh dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang. Data Tabel 2. Variabel Perhitungan Sisa Umur Layan Jalan. sekunder berupa beban sumbu aktual kendaraan diperoleh dari Uji petik penelitian sebelumnnya oleh Variabel Keterkaitan Analisis Mulyono (201) di ruas batas Provinsi Sumatera Baratkota Jambi. Khusus untuk data pertumbuhan lalu-lintas Lendutan Pada Pusat Lendutan Terkoreksi beban FWD diambil 5% sesuai Manual Desain Perkerasan Jalan Faktor koreksi beban uji Lendutan Terkoreksi (201) untuk jalan arteri. FWD Suhu Udara dan Suhu Lendutan Terkoreksi Teknik Analisis Data Permukaan Aspal Faktor muka air Lendutan Terkoreksi Analisis data meliputi: 47

1. Menganalisis kondisi perkerasan setiap segmen jalan yang diteliti dengan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI). 2. Menghitung sisa umur layan setiap segmen jalan yang diteliti dengan menggunakan metode lendutan hasil pengujian Falling Weight Deflectometer (FWD).. Membuat grafik pola (trend) hubungan (korelasi) antara nilai kondisi perkerasan (PCI) dan sisa umur Secara garis besar, tahapan penelitian dapat dilihat dari diagram alir yang telah disediakan pada Gambar 4. layan masing-masing segmen jalan yang telah diperoleh dengan cara pemodelan regresi, sehingga mengasilkan formula dan koefisian korelasinya. Tahapan Penelitian Gambar 4. Bagan Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Kondisi Perkerasan Demi ketelitian analisis, setiap segmen jalan dibagi lagi menjadi 10 unit sampel dengan luasan masing-masing unit adalah 700 m² (100 m x 7 m), seperti yang disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Pembagian Segmen Kedalam Unit Sampel Data kerusakan perkerasan setiap unit sampel pada masing-masing segmen jalan diperoleh langsung dari lapangan. Data hasil survei tersebut lalu dihitung untuk mendapatkan nilai PCI pada setiap unit sampel. Nilai rata-rata PCI unit sampel dalam satu segmen jalan merupakan nilai PCI pada segmen jalan yang ditinjau seperti yang dapat dilihat pada Tabel. 48

Gambar 6. Nilai PCI Setiap Unit Sampel Lima Segmen Penelitian Analisis Kondisi Perkerasan Nilai PCI dari masing-masing segmen adalah nilai ratarata setiap unit sampel yang diperoleh seperti Gambar 6. Setelah nilai PCI dari masing-masing segmen diperoleh, kemudian dilakukan interprestasi kondisi terhadap masing-masing segmen berdasarkan nilai PCI yang didapatkan dengan berpedoman pada skala penilaian yang disajikan pada Gambar 7. Gambar 8. Nilai PCI dan Interpretasi Kondisi Perkerasan. Gambar 6. Skala Penilaian PCI Nilai PCI dan interprestasi kondisi dari kelima segmen jalan yang diteliti dapat dilihat pada grafik yang disajikan pada Gambar 8. Berdasarkan dari grafik pada Gambar 8, terdapat dua segmen jalan yang mengalami kondisi paling jelek, yaitu pada segmen II dengan nilai PCI sama dengan 7,8 (buruk) dan pada segmen IV dengan nilai PCI sama dengan 9,0 (buruk). Berdasarkan matrik keputusan PCI yang dikeluarkan OGRA (Ontorio Good Roads Association) tahun 2009, sebaiknnya kedua segmen jalan ini dilakukan rekonstruksi, sedangkan segmen I, III, dan V perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan yang sifatnya pecegahan kerusakan agar kerusakan yang lebih parah dan mahal dapat dihindari. Prediksi Umur Layan Data asli berupa lendutan langsung yang diperoleh dari pengujian FWD dikoreksi terhadap faktor penyesuaian temperatur standar 5ºC, faktor muka air tanah/faktor musim, serta faktor koreksi beban FWD. Hasil perhitungan berupa data lendutan terkoreksi (dl) dapat dilihat seperti yang disajikan pada Gambar 9. 49

(Sumber: BBPJN III Palembang) Gambar 9. Data Lendutan FWD Terkoreksi Pada Setiap Segmen Jalan Kelima segmen perkerasan yang diteliti berada di ruas jalan Provinsi Jambi-Peninggalan, yang mana memiliki data umum seperti pada Tabel Tabel. Data Umum Segmen Jalan (Sumber: Mulyono, 201) Analisis Sisa Umur Layan Hasil perhitungan prediksi sisa umur layan menggunakan metode lendutan menunjukkan adanya keberagaman sisa umur layan setiap segmen. Tingkatan sisa umur layan dari setiap segmen perkerasan jalan secara jelas dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 10. Lapisan Setiap Segmen Sedangkan data volume lalu lintas dari setiap golongan kendaraan yang lewat pada ruas jalan batas Provinsi Jambi-Peninggalan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. AADT ongan Kendaraan 2 4 5A 5B 6A 99 7 151 0 118 0 66 8 6 124 9 (Sumber: BBPJN III Palembang) 6B 69 7 7A 0 0 7B 2 7C Beban aktual golongan kendaraan yang mengalami overloading diperoleh dari uji petik penelitian sebelumnya di ruas Batas Sumatera Barat-Jambi, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5. 18 Gambar 11. Grafik Sisa Umur Layan Setiap Segmen Gambar 11 di atas menunjukkan bahwa segmen jalan yang memiliki sisa umur layan tertinggi sampai dengan terendah adalah segmen III, segmen V, segmen I, segmen II, dan segmen IV. Secara keseluruhan kelima segmen memiliki periode sisa umur layan yang sangat rendah, yaitu kurang dari 5 tahun. Sisa umur layan jalan akibat muatan berlebih (overloading), sangat berbeda jika dibandingkan dengan periode sisa umur layan akibat beban normal yang mengacu pada Bina Marga MST-10, seperti yang dilihat pada Gambar 12. Tabel 5. Berat Kendaraan Rata-rata 50

Suroso, T.W., 2008, Faktor-faktor penyebab kerusakan dini pada perkerasan jalan, Laporan penelitian Puslitbang Jalan dan Jembatan, Bandung Yu, J., 2005, Pavement Service Life Estimation and Condition Prediction, A Dissertation of Doctorate of Philosophy in Engineering, The University of Toledo. United States. Gambar 12. Sisa Umur Layan Akibat Beban Aktual dan Beban Normal MST-10. Perbedaan yang cukup signifikan ini memperkuat asumsi bahwa rendahnya sisa umur layan pada ruas jalan batas Provinsi Jambi-Peninggalan di Jalintim Sumatera Selatan diakibatkan oleh salah satu faktor, yaitu muatan berlebih (overloading) kendaraan yang lewat. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Anonim, 201, Manual Desain Perkerasan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta Anonim, 2009, Pavement Condition Index, Ontorio Good Roads Association, Canada. hawaiiasphalt.org/wp/wp-content/uploads/pci- 101.pdf. Anonim, 2005, Pedoman perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan metode lendutan, Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim, 2007, Standard Practice for Roads and Parking Lots Pavement Condition Index Surveys, D 64 07, ASTM International. USA. alipour, A., Jamshidi, E., Niazi, Y., Afsharikia, Z., dan Khadem, M., 2012, Effect of Aggregate Gradation on Rutting of Asphalt Pavements, Procedia - Social and Behavioral Sciences, www.sciencedirect.com Setyawan, A., Syafi i., dan Bakri, M., 201, Evaluasi Penggunaan Agregat Ex Sumlili Sebagai Material Lapis Pondasi Atas Terhadap Kerusakan Jalan Strategis Nasional/Jalur 40, Jurnal Teknik Sipil, Magister Teknik Sipil UNS, Surakarta. Mulyono, A.T., Wahyudi, W., dan Sandra, P.A., 201, Analysis of Pavement Condition Index (PCI) and Solution Alternative Of Pavement Damage Handling Due to Freight Transportation Overloading, Proceedings of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, Vol.9, http://easts.info/online/proceedings/vol9/index.html. Nurhudayah, Dato, A.K., dan Parung, H., 2009, Studi genangan air terhadap kerusakan jalan di kota Gorontalo, Simposium XII FSTPT, Surabaya. 51