BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS NUMERIK SISTEM PENGERINGAN DAGING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENGERING ENERGI SURYA

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan

PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) DALAM MENGANALISIS SISTEM PENGERING IKAN TUNA BERTENAGA SURYA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN KOLEKTOR SURYA SATU LALUAN TERHADAP WAKTU PROSES PENGERINGAN

ANALISA LAJU ALIRAN FLUIDA PADA MESIN PENGERING KONVEYOR PNEUMATIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI CFD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI KAYU TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA

KAJIAN SUHU DAN ALIRAN UDARA DALAM KEMASAN BERVENTILASI MENGGUNAKAN TEKNIK COMPUTATIONAL DYNAMIC (CFD) Emmy Darmawati 1), Yudik Adhinata 2)

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN I.1

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengeringan Untuk Pengawetan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman sukun tumbuh tersebar merata di seluruh daerah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING PISANG TENAGA SURYA DAN BIOMASSA (Bagian Pemanas)

Simulasi Kondisi sirkulasi udara di dalam suatu ruangan ibadah

I PENDAHULUAN. dikonsumsi khususnya anak anak dalam periode pertumbuhan agar tumbuh

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya ikan laut Indonesia pada tahun 2006 sebesar 4,8 juta ton dan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata)

Distribusi Temperatur Pada Microwave menggunakan Metode CFD

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. para peternak saat ini. Hal tersebut disebabkan permintaan bahan pangan berupa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEMPE YANG TAHAN DISIMPAN. Disusun Oleh :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN...

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN dari RUMPUT LAUT CAMPURAN dan. Disusun Oleh : Linda Rusdiana Purnama Sari I Mada Puspa Indah I

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah yang banyak dihadapi oleh negara-negara di dunia

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KASUS KADAR FORMALIN PADA TAHU DAN KADAR PROTEIN TERLARUT TAHU DI SENTRA INDUSTRI TAHU DUKUH PURWOGONDO KECAMATAN KARTASURA

UJI PERFORMANSI ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) TIPE RAK DENGAN PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERINGAN KERUPUK UYEL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia memperoleh sinar matahari sepanjang tahun. Kondisi ini memberi peluang dan tantangan dalam usaha mengurangi ketergantungan pada energi yang bersumber dari fosil, seperti minyak bumi. Pengeringan hasil laut dalam kegiatan usaha mengawetkan produk secara tradisional, perlu mendapatkan sentuhan teknologi karena beberapa hal, seperti diuraikan dalam (Ekadewi A dkk), dimana proses pengeringan ikan pada prinsipnya adalah proses mengurangi kadar air dalam ikan. Proses pengeringan secara alami yang diperlukan untuk mengawetkan ikan mempunyai beberapa kekurangan seperti: waktu yang lama, perlu beberapa kali proses pembalikan dan kurang higienis. Penjelasan lebih lanjut untuk menguatkan bahwa perlu dilakukan perbaikan proses produksi, diuraikan dalam (Abdullah, 2003) yakni, untuk mencegah bakteri dan enzyme bekerja dalam ikan, selain mengurangi kadar air dalam ikan, diperlukan juga pengendalian temperatur dan RH udara tempat penyimpanan ikan. Untuk memperbaiki kualitas produk, melalui perbaikan tahapan proses, dalam hal ini pengeringan ikan tuna dengan sentuhan teknologi, diperlukan perubahan dalam proses pengeringan tradisional tersebut. 1

2 Untuk dapat membuat suatu alat pengering yang efektif dalam proses dan efisien dalam waktu sesuai dengan kebutuhan, diperlukan suatu perencanaan yang matang dalam mendesain alat tersebut. Agar dapat menekan besar biaya desain dan biaya produksi dari pembuatan alat pengering, salah satunya dapat menggunakan simulasi komputer. Simulasi computer yang digunakan untuk memprediksi pola aliran udara pengering di dalam alat pengering ini, adalah Computational Fluid Dynamics (CFD). Untuk memproduksi alat pengering yang sesuai dengan harapan maka diperlukan simulasi komputer dengan program CFD. Berkembangnya teknologi pengeringan dewasa ini telah memberikan banyak kemudahan dalam proses pengeringan untuk meningkatkan nilai tambah suatu produk yang bernilai ekonomi. Salah satu wujud penerapan teknologi yang telah dilakukan adalah pada proses pengeringan rumput laut dengan kapasitas 25 kg dengan memanfaatkan panas sinar matahari sebagai sumber energi utamanya, (Suryana, 2012). Melihat besarnya peranan proses pengeringan, sebagai bagian dari usaha meningkatkan nilai tambah suatu produk, terutama untuk penyimpanan yang cukup lama, kami akan mendesain ulang alat tersebut untuk produk dengan bahan dasar ikan tuna. Dasar pemikiran dalam proses pengeringan ini adalah menurunkan kadar air ikan tuna hingga kadar air tingkat tertentu, melalui integrasi fungsi penyerap panas (kolektor surya), dalam ruang pengering. Gelombang pendek dari sinar matahari dilewatkan melalui bidang dinding transparan, dan selanjutnya diserap oleh kolektor surya serta komponen-komponen lain di dalam sistem pengering. Dengan demikian, dapat mengakibatkan meningkatnya suhu udara di dalam ruang pengering. Peningkatan suhu tersebut kemudian digunakan

3 sebagai media pengering untuk memanaskan dan mengurangi kadar air yang terdapat pada ikan tuna. Dewasa ini banyak orang yang menyukai ikan tuna karena proteinnya yang tinggi. Ikan merupakan sumber asam amino essensial dan mineral. Komposisi kimia ikan tuna terdiri dari air sekitar 68%, protein 26%, lemak 2.5%, nitrogen terlarut non protein 1.65%, dan bahan-bahan anorganik 0.65%, (Badan Standarisasi Nasional, SNI 01-3947-1995). Ikan memiliki kadar air yang cukup tinggi sehingga merupakan salah satu bahan makanan yang cepat busuk. Untuk dapat memperpanjang daya pakai dan umur simpan dari lkan tersebut, maka ikan perlu dikeringkan. Setelah dikeringkan, ikan tetap memiliki kandungan gizi seperti protein, lemak, karbohidrat yang merupakan sumber kalori. Dalam bentuk kering ikan dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan melalui proses pengeringan terlebih dahulu, ikan dapat diolah untuk berbagai keperluan olahan berbahan dasar ikan tuna. 1.2 Rumusan Masalah Melihat permasalahan yang dihadapi seperti latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam kajian ini adalah : -Bagaimanakah pola aliran fluida media pengering bila ikan tuna disusun dalam bentuk matriks (dalam baris dan kolom)? -Berapakah waktu yang diperlukan agar tingkat pengeringan yang diharapkan, dapat tercapai?

4 1.3 Batasan Masalah Untuk menjaga supaya karya tulis ini dapat lebih terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan, maka permasalahan akan dibatasi sebagai berikut : 1. Ikan tuna dipakai sebagai bahan untuk dianalisa dalam sistem pengering yang menggunakan energi surya. 2. Penganalisaan hanya dilakukan terhadap energi surya yang masuk ke dalam sistem pengering 3. Untuk menganalisa pola aliran udara dan distribusi suhu, dari udara pengering di dalam sistem pengeringan. Program yang digunakan adalah program simulasi CFD. Adapun program simulasi CFD yang digunakan adalah Fluent 6.3.26 dan software Gambit 2.2.30. 4. Udara lingkungan dianggap konstan. 5. Aliran dalam alat pengering adalah laminer 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang ada di dalam sistem pengering ikan tuna antara lain : pola aliran udara dan distribusi suhu dapat diketahui dengan menggunakan pemodelan simulasi CFD (Computational Fluid Dynamics), serta waktu yang diperlukan untuk mencapai tingkat kekeringan ikan tuna yang diharapkan.

5 1.5 Manfaat Penelitian Kegagalan biaya dan tidak efisiennya pembuatan alat secara manual dapat di atasi dengan pemanfaatan desain sistem pengering ikan tuna dengan pemodelan simulasi CFD, sehingga dapat mengurangi biaya dan waktu pembuatan alat pengering ikan tuna. Hal ini disebabkan oleh optimalnya proses perancangan produk perangkat pengering tersebut.