BAB V PENUTUP. fungsi verba frasal berpartikel off. Analisis verba frasal berpartikel off pada tesis ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB VI PENUTUP. Tesis ini menguraikan analisis ciri semantis, konstruksi gramatikal, makna

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai kalimat bahasa Inggris adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB V PENUTUP. temuan dan hasil analisis. Subbab kedua membahas mengenai saran-saran dari

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. klausa bukanlah kalimat karena klausa harus tergabung dengan klausa lainnya

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah aspek penting dalam interaksi manusia. Ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. sebab kalimat tanya tidak pernah lepas dari penggunaan bahasa sehari-hari

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

URUTAN KATA VERBA FRASAL PADA RAGAM TULIS LARAS JURNALISTIK BAHASA INGGRIS

BAB V PENUTUP. Tesis ini telah menguraikan analisis konstruksi gramatikal dasar, makna

BAB I PENDAHULUAN. Studi dalam penelitian ini berkonsentrasi pada kelas verba dalam kalimat

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

TATARAN LINGUISTIK (3):

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

V E R B A F R A S A L D A L A M N O V E L T H E S T A R S S H I N E D O W N K A R Y A S H I D N E Y S H E L D O N JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya. (follow up) dari hasil penelitian analisis kontrastif ini.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu pesan dari seseorang ke orang lain. Berbahasa yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengungkapkan ide atau gagasan juga untuk sekedar menginformasikan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

RINGKASAN PENELITIAN

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan alam yang sangat menakjubkan. Summer Institute of

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

TATARAN LINGUISTIK (3):

BAB V P E N U T UP. adverbia dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab berdasarkan pada tinjauan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. tentang morfologi, sintaksis, morfosintaksis, verba transitif, dan implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. novel. Novel menggunakan beragam jenis kata dengan kategori dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

AGEN DALAM KALIMAT PASIF BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR SEMANTIS VERBA UJARAN BAHASA SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pesebab (Payne, 2002: 175). Ketiga, konstruksi tersebut menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai

The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

Perbedaan antara Frasa Nomina sebagai Objek. dan Frasa Nomina sebagai Komplemen Objek. dalam Klausa Bahasa Inggris 1. oleh:

5 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang dipakai

BAB V PENUTUP. pembahasan dalam tesis ini. Adapun, saran akan berisi masukan-masukan dari. penulis untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

KAIDAH STRUKTUR FRASE

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tesis ini menguraikan analisis mengenai konstruksi gramatikal, makna, dan fungsi verba frasal berpartikel off. Analisis verba frasal berpartikel off pada tesis ini dimulai dengan analisis sintaksis pada konstruksi gramatikal verba frasal berpartikel off, kemudian dilanjutkan dengan kajian semantis yang diurai dalam klasifikasi makna verba frasal berpartikel off, dan terakhir berupa analisis fungsifungsi apa saja yang dapat ditemukan pada verab frasal berpartikel off. Hal ini sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah dirumuskan dalam bab I. Pada penelitian ini ditemukan sekurang-kurangnya 80 verba berpartikel off. Verba berpartikel off dibentuk dari verba dan partikel off. Verba pembentuk verba frasal ini melingkupi verba tindakan, verba pengalam, maupun verba proses. Konstruksi pada verba frasal berpartikel off berbeda dengan konstruksi verba preposisional off. Analisis tanpa merubah konstruksi kedua konstituen ini dapat dilihat dari objek verba, digambarkan dengan diagram pohon dan dari segi pengucapan. Ciri pertama yang membedakan kedua konstruksi ini adalah pada verba berpartikel off objek berupa frasa nomina sedangkan verba preposisional off objek berupa frasa preposisi. Selanjutnya, digambarkan dengan diagram pohon partikel off akan berada pada satu cabang dengan verba, sedangkan preposisi akan terpisah dalam cabang yang berbeda dari verba. Dari segi pengucapan, tidak ada jeda antara verba dan partikel, sedangkan pada verba dan preposisi terdapat jeda 163

164 yang memisahkannya. Oleh karena ciri-ciri di atas masih sering kali tidak dapat membedakan kedua kontruksi ini dibutuhkan suatu alat analisis untuk membedakannya, dan digunakanlah analisis alternasi konstruksi pada verba berpartikel dan verba preposisional. Untuk membedakan kedua konstruksi ini digunakan alternasi konstruksi yang dapat digunakan pada verba frasal berpartikel off dan verba preposisional off. Alternasi yang pertama adalah bahwa frasa nomina objek dari verba frasal dapat berada di antara verba dan partikel maupun setelah partikel. Di lain pihak, frasa nomina pada frasa preposisi tidak dapat ditempatkan diantara verba dan preposisi, karena preposisi sesuai dengan istilahnya mendahului frasa nomina dan tidak mengikuti frasa nomina. Hal ini juga berlaku pada objek berupa pronomina. Alternasi yang kedua adalah dengan mengkoordinasikan objek frasa nomina dengan verba frasal. Pada alternasi ini partikel dan frasa nomina tidak dapat dikoordinasikan dengan partikel dan frasa nomina yang lainnya. Alternasi yang terakhir adalah bahwa menempatkan frase nomina objek dari verba frasal di awal kalimat dapat terterima jika tanpa partikel karena hal ini mengindikasikan frase nomina merupakan suatu unit. Akan tetapi memindahkan frasa nomina objek dengan partikel tidak terterima karena verba dan partikel merupakan satu unit sehingga tidak dapat dipisahkan. Berbeda halnya dengan verba preposisional, yang jika frasa nomina dikedepankan di awal kalimat preposisi akan dapat juga dikedepankan di awal kalimat karena preposisi dengan frasa nomina merupakan satu unit. Dari alternasi-alternasi inilah, verba frasal dan verba preposisional dapat dibedakan.

165 Analisis pada bab II dilanjutkan dengan analisis semantis gramatikal pada verba frasal dan argumennya. Analisis ini dikaitkan dengan struktur argumen dengan verba frasal atau dengan kata lain mengenai transitivitas verba frasal. Ditemukan adanya perubahan yang terjadi pada transitivitas verba pembentuk verba frasal, di mana tidak semua sifat transivitas pada verba mengikuti saat telah berbentuk verba frasal. Perubahan yang ditemukan berupa (1) verba transitif dan intransitif menjadi verba frasal transitif pada verab frasal call off, cut off, keep off, lay off, pack off, rattle off, see off, sell off, shake off, tip off, touch off, dan write off; (2) verba transitif dan intransitif menjadi verba frasal intransitif pada verba frasal drop off, goof off, mouth off, move off, nod off, pop off, push off, stop off, dan wear off; (3) verba transitif menjadi verba frasal intransitif pada verba frasal make off, square off, dan tail off; (4) verba intransitif menjadi verab frasal transitif pada verba frasal reel off dan tick off; dan (5) verba transitif menjadi verba frasal transitif dan intransitif pada verba frasal brush off, log off, dan tee off. Selain struktur argumen dengan satu dan dua argumen di atas, ditemukan pula verba frasal yang dapat bervalensi dengan tiga argumen, sehingga membentuk verba frasal dwitransitif. Verba frasal yang dapat bervalensi dengan tiga argumen adalah break off, burn off, cast off, check off, get off, let off, dan take off. Masih berkaitan dengan analisis semantis gramatikal, analisis yang terakhir pada bab II mengenai peran semantis argumen terhadap verba frasal. Pada kalimat transitif terdapat agen sebagai argumen subjek pada kalimat aktif dan sebagai argumen objek pada kalimat pasif. Pada kalimat intransitif, argumen subjek dapat

166 berupa agen, penderita, maupun potensial agen, yaitu benda bukan animet yang nampak dapat bergerak dengan sendirinya yang dibantu oleh mesin. Analisis bab III berkaitan dengan makna yang dimiliki oleh verba berpartikel off. Makna yang dimiliki verba preposisional dapat dipastikan memiliki makna yang literal, berbeda halnya dengan verba frasal yang seringkali berupa nonkompisisional maupun komposisional sebagian atau dengan kata lain memiliki makna yang idiomatis. Makna pada verba frasal tidak dapat diurai langsung dari unsur pembentuknya, akan tetapi terdapat unsur aspektual yang konsisten di dalam beberapa verba frasal. Oleh karena itu, verba frasal diklasifikasikan ke dalam dua klasifikasi yaitu verba frasal aspektual dan verba frasal non-aspektual. Verba frasal aspektual kemudia terbagi lagi menjadi dua, yang pada verba frasal berpartikel off ditemukan dua jenis aspek, yaitu aspek kala mulai dan aspek kala selesai. Pada bab IV analisis pada verba frasal berpartikel off dihubungkan dengan penggunaannya dalam suatu tuturan. Fungsi yang pertama adalah fungsi aspektual, di mana pada verba frasal berpartikel off ditemukan adanya aspek kala yang konsisten, yaitu kala mulai atau inseptif dan kala selesai atau kompletif. Pada fungsi ini, verba pada verab frasal berpartikel off dapat berupa verba pangtual maupun duratif tetapi berkahir menjadi verba frasal aspketual inseptif maupun kompletif dengan ciri pangtual. Fungsi yang kedua berkaitan dengan situasi penggunaan unit kebahasaan, yaitu fungsi formal dan informal. Pada dasarnya verba frasal merupakan ragam yang lebih informal, meskipun demikian terdapat beberapa verba frasal yang dapat digunakan dalam situasi formal seperti cast off dan take off. Fungsi yang terakhir adalah fungsi ekspresi. Fungsi ini berkaitan dengan kajian pragmatik,

167 di mana pada suatu tuturan terdapat suatu tindakan yang tercermin di dalamnya. Dalam fungsi ekspresi ditemukan beberapa ekspresi di verba frasal berpartikel off, yaitu ekspresi penolakan pada verba frasal brush off, cut off, mouth off, dan sound off; (2) ekspresi ketakutan pada verba frasal back off; (3) ekspresi marah pada verba frasal kick off, tee off, tell off, tick off, dan walk off; (4) eksrepsi tidak suka pada verba frasal put off; (5) dan ekspresi bosan pada verba frasal turn off. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan manfaat penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya. Kajian ini merupakan pengembangan dari kajian mengenai verba frasal baik dari sudut pandang linguitik mikro maupun makro. Dari sudut pandang linguistik mikro, penelitian ini dikaji dengan kajian sintaksis dan semantiks. Dari sudut pandang linguistik makro, penelitian ini juga dikaji dengan kajian sosiolinguistik dan pragmatik. Selanjutnya, kajian ini juga menguatkan teori dari Elly Van Gelderen (2010:90-93) mengenai alternasi konstruksi verba frasal yang dapat membedakan konstruksi ini dengan verba preposisional. Penelitian ini juga mengkritisi pendapat dari Bas Aarts yang menyatakan bahwa verab frasal dan verba preposisional tidaklah berbeda akan tetapi hanyalah konstruksi verba dengan preposisi intransitif pada verba frasal dan preposisi transitif pada verba preposisional. Akan tetapi, pendapat Aarts berhasil disanggah di mana kedua konstruksi ini terbukti berbeda. Masih pada manfaat teoritis. Hasil penelitian ini juga memberi manfaat untuk menguatkan teori klasifikasi makna aspektual pada verba frasal oleh Celce- Murcia dan Larsen-Freeman. Walkova menyatakan bahwa teori yang dikemukakan oleh Celce-Murcia dan Larsen-Freeman tidak memiliki rincian pada makna mana

168 suatu verba frasal dapat dikategorikan memiliki makna aspektual di dalamnya. Berdasarkan pada penelitian ini, telah didapatkan verba frasal dan makna verba frasal yang memiliki makna aspektual dan telah berhasil mengklasifikasikannya sesuai dengan teori dari Celce-Murcia dan Larsen-Freeman. Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan manfaat praktis pada bab I. Penelitian ini dapat memperkaya wacana kajian partikel dan verba berpartikel dalam bahasa Inggris terutama pada konstruksi verba berpartikel off. Disebabkan oleh suatu verba frasal dapat memiliki beberapa makna, perlu diperhatikan makna yang akan digunakan dalam terjemahan. Oleh karena itu, konteks yang melingkupi verba frasal perlu diperhatikan guna mendapatkan terjemahan yang sesuai. Manfaat yang ketiga berkaitan dengan pembelajaran verba frasal. Agar siswa dapat menggunakan verba frasal sebagaimana mestinya karena satu verba frasal dapat memiliki beberapa makna bahkan belasan makna, perlu digunakan pengajaran bahasa Inggris dengan berdasarkan kontekstual kalimat. Siswa dapat diajarkan bahwa pada suatu konteks verba frasal dapat memiliki makna yang lain pada konteks yang lain pula. 5.2 Saran Penelitian ini telah menganalisa unit kebahasaan verba berpartikel off dengan kajian yang cukup beragam, mencakup sintaksis, semantis, sosiolinguistik, dan pragmatik. Tahapan penelitian ini ditujukan untuk mengetahui selain dari struktur bahasa yang dimiliki oleh verba frasal tetapi juga pada penggunaannya dalam suatu situasi sosial. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemantik ketertarikan terhadap bentuk-bentuk verba frasal yang lainnya.

169 Penelitian yang selanjutnya dapat mengaplikasikan teori-teori lain yang terdapat dalam bidang linguistik untuk mengetahui lebih jauh mengenai fenomena kebahasaan yang terdapat dalam verba frasal. Penggunaan teori bahasa struktural masih belum dikuasai sepenuhnya, oleh karena itu sebelum beranjak ke arah teori yang lebih kompleks diharapkan untuk dapat menganalisa suatu unit kebahasaan dalam lingkup linguistik mikro terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan oleh bahwa masih banyak hal yang dapat dikaji dengan kajian linguistik mikro yang kemudian dapat dilanjutkan dengan pengkajian mengenai fungsinya dengan kajian linguistik makro. Penelitian dengan sistematika penelitian ini masih sangat terbuka untuk dilakukan, mengingat banyaknya konstruksi verba berpartikel dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu masih sangat terbuka kesempatan untuk menganalisa satuan-satuan bahasa berupa verba frasal dengan kajian sintaks, semantis, maupun teori-teori yang lainnya. Hal ini guna untuk mengetahui secara keseluruhan mengenai konstruksi verba frasal yang masih sangat banyak permasalahannya, salah satunya adalah konstruksi dari verba frasal itu sendiri. Masih terdapat banya partikel dalam bahasa Inggris seperti on, in, out, up, down dan lain sebagainya yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian dalam bentuk verba berpartikel, mengingat setiap partikel memiliki karakteristik yang berbeda-beda.