BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian

BAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi rumusan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan dan pembangunan di Indonesia setelah masa kejayaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance,

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. bagian akhir bab ini menjelaskan tentang keterbatasan-keterbatasaan dan saran untuk

B A B 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntabilitas pemerintah daerah menjadi perhatian sejak bergulirnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang peneliti melakukan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. dan akuntabilitas pada instansi pemerintah semakin meningkat. Selain itu tuntutan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

B A B 5 K E S I M P U L A N D A N I M P L I K A S I

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang ditandai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. mengeksplorasi faktor-faktor consequence (akibat) dari diterapkannya salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, permasalahan akuntabilitas publik menjadi sangat penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pemikiran yang mendasari teori institusional (Institutional Theory) adalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB I PENDAHULUAN. runtuhnya rezim orde baru yang sentralistik dan otoriter. Rakyat bertransformasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Ringkasan Evaluasi atas implementasi sistem pengukuran kinerja di organisasi sektor

BAB I INTRODUKSI. Dana transfer Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah untuk. pemerintah desa mencapai 90% dari total dana yang dikelola desa

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan reformasi manajemen pemerintahan di seluruh dunia, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Daerah yang berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan hak-hak DPRD, menangkap aspirasi yang berkembang di masyarakat, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah menjadi sangat penting. Masyarakat berharap bahwa

BAB I INTRODUKSI. Penelitian ini menjelaskan fenomena proses implementasi akuntansi berbasis

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (Good Governance). Terselenggaranya pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. pengklasifikasian, penganalisisan dan pelaporan transaksi keuangan dari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan sektor publik dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya isu di masyarakat yang menggambarkan kegagalan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Politik, akan tetapi dibidang keuangan negara juga terjadi, akan tetapi reformasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menunjukkan buruknya pengelolaan (bad governance) dan buruknya birokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan satu paket kebijakan tentang otonomi daerah yaitu: Undang-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah menuntut adanya partisipasi masyarakat dan. transparansi anggaran sehingga akan memperkuat pengawasan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum terjadinya reformasi keuangan di Indonesia, Laporan Keuangan

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan baik berupa Undang-Undang (UU) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan reformasi pengelolaan keuangan negara. Paket peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor publik diakhiri dengan proses pertanggungjawaban publik, proses inilah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak dapat dibendung dan

BAB I PENDAHULUAN. mengedepankan akuntanbilitas dan transparansi Jufri (2012). Akan tetapi dalam

reformasi yang didasarkan pada Ketetapan MPR Nomor/XV/MPR/1998 berarti pada ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 menjadi dasar pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. memburuk, yang berdampak pada krisis ekonomi dan krisis kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, Dewan Perwakilan. rakyat Daerah (DPRD), dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. peraturan baru di bidang pengelolaan keuangan Negara dan searah, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu undang-undang

PERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN. (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penganggaran partisipatif..., 1 Amaliah Begum, FE Universitas UI, 2009 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi diawal 1998 dapat dikatakan tonggak perubahan bangsa Indonesia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, hingga kontribusi yang diharapkan dari penelitian. Disamping itu, bab ini juga menjelaskan sistematika penulisan dalam penelitian. Latar belakang masalah menguraikan landasan pemikiran peneliti. Rumusan masalah menunjukkan masalah pokok yang akan diteliti. Tujuan penelitian merupakan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian. Kontribusi penelitian berisi uraian manfaat yang akan diberikan dari hasil penelitian. Sistematika penulisan memaparkan urutan penyusunan isi dari laporan penelitian. 1.1. Latar Belakang Masalah Tumbangnya masa Orde Baru telah mendorong Indonesia memasuki era reformasi birokrasi. Reformasi ini telah mendorong konsep Good Government Governance (GGG) masuk ke dalam tubuh pemerintahan Republik Indonesia. Esensi dari GGG adalah perbaikan sistem dengan mengutamakan kepentingan masyarakat dan segala keputusan yang dibuat oleh pemerintah dimonitor oleh seluruh pihak. Oleh karena itu, tuntutan akuntabilitas menjadi sangat tinggi karena akuntabilitas merupakan pedoman dalam pengambilan keputusan administratif dan penyediaan layanan (Wang, 2002) yang tentunya dapat dijadikan sebagai tolak ukur pelaksanaan pemerintahan. Bahkan, dalam Undang-Undang Nomor 28 1

Tahun 1999 akuntabilitas telah dijadikan sebagai salah satu asas umum penyelenggaraan negara yang dimaknai sebagai asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negera harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Tuntutan akuntabilitas di sektor publik ini pada akhirnya meningkatkan kebutuhan akan perbaikan dan peningkatan kinerja dalam pemerintahan. Konsep kinerja sendiri meliputi adanya indikator, target dan menempatkan penekanan pada keluaran (Gajda-Lüpke, 2009). Peningkatan kinerja dan keberhasilan dalam reformasi administrasi membutuhkan pengembangan pengelolaan dan kerangka pengukuran kinerja (Sotirakou dan Zeppou, 2006). Sistem pengukuran kinerja yang merupakan hirarki tujuan dan ukuran kinerja dirasa mampu membantu menciptakan desain dan implementasi strategi serta dapat berkontribusi pada misi efektivitas, target, dan pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan (Sotirakou dan Zeppou, 2006). Selain itu, salah satu keunggulan pengukuran kinerja adalah lebih menekankan pada pengelolaan hasil dan kemampuan untuk mengukur organisasi publik berdasarkan model masukan-keluaran-outcome (Johnsen, 2005) sehingga adanya pengukuran kinerja ini tentu akan berperan penting dalam menjawab konsep kinerja. Kesadaran akan pentingnya penerapan sistem pengukuran kinerja sebenarnya telah dirasakan oleh pemerintah Indonesia. Hal ini terbukti dari dibuatnya Sistem Pengukuran Kinerja (SPK) berdasarkan Peraturan Presiden No. 2

7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan keputusan kepala LAN No.589/IX/6/Y/1999 yang diganti dengan No. 239/IX/6/8/2003 tentang Laporan Tahunan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) oleh Pemerintahan Indonesia yang digunakan untuk menentukan indikator-indikator kinerja sehingga ketercapaian kinerja dapat terukur jelas. Adanya SPK ini diharapkan mampu mengarahkan pemerintah untuk terus meningkatkan akuntabilitas. Keberadaan aturan tentang SPK dalam pemerintahan, baik pusat maupun daerah telah mengindikasikan bahwa tekanan ekternal memotivasi diterapkannya SPK dalam menjalankan roda pemerintahan. Seperti yang telah dinyatakan Akbar et al., (2012) bahwa implementasi SPK dan indikator kinerja di Indonesia lebih bertujuan untuk memenuhi kebutuhan regulasi daripada membuat organisasi tersebut lebih efektif dan efisien. Fenomena ini menunjukkan bahwa teori institusional telah melandasi proses homogenisasi institusi di Indonesia. Penjelasan terjadinya proses homogenisasi ini sesuai dengan teori New Institutional Sociology yang menekankan bahwa organisasi diselenggarakan dalam sebuah matrik simbolik sebagai upaya untuk mendapatkan legitimasi. Akibatnya, sebuah organisasi akan menjadi semakin sama dengan organisasi lain yang serupa sebagai hasil dari kekuatan isomorfisma (DiMaggio dan Powell, 1983). Isomorfisma sendiri merupakan proses penghambat yang memaksa satu unit dalam suatu populasi menyerupai unit lain yang menghadapi pengaturan kondisi lingkungan yang sama yang dalam prosesnya dapat berwujud tekanan koersif, mimetik maupun normatif (DiMaggio dan Powell, 1983). 3

Teori isomorfisma institusional ini sesuai dengan konteks di Indonesia karena kondisi pemerintah daerah di Indonesia yang tidak terdapat kompetisi bebas melainkan masing-masing pemerintah daerah Indonesia bersaing untuk mendapatkan legitimasi melalui kekuatan politik (Akbar et al., 2012). Penelitian dari Akbar et al., (2012) telah membuktikan bahwa isomorfisma melandasi pemerintah daerah di Indonesia dalam menerapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan indikator kinerja. Khususnya, penelitian ini menemukan bahwa mandat legislatif memiliki pengaruh signifikan terhadap pengembangan indikator kinerja yang mengindikasikan bahwa pemerintah dalam mengimplementasikan SPK dikarenakan adanya tuntutan pihak eksternal yang dalam kasus ini berupa peraturan atau undang-undang. Hal ini mengindikasikan bahwa tekanan isomorfisma yang sumbernya berasal dari pihak luar organisasi telah mendasari langkah pemerintah daerah dalam mengimplementasikan SPK. Adanya tekanan ini memaksa organisasi untuk mengadopsi suatu perubahan tanpa memiliki bukti bahwa perubahan akan meningkatkan efisiensi terkait dengan tujuan yang hendak dicapai organisasi. Akibatnya, pelaksanaan perubahan tersebut hanya bersifat seremonial seperti yang terjadi di pemerintah daerah Indonesia yang hanya menggunakan indikator kinerja untuk pelaporan formal, persyaratan legislatif atau politik saja (Akbar et al., 2012). Cavalluzo dan Ittner (2004) menemukan hasil yang mendukung teori institusional bahwa organisasi pemerintah mengimplementasikan SPK yang dalam penelitiannya berupa sistem kontrol manajemen untuk memenuhi persyaratan legislatif tetapi tidak menggunakan sistem tersebut untuk tujuan 4

internal. Sedangkan penelitian-penelitian terdahulu terkait SPK di Indonesia baru menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan indikator kinerja (Akbar et al., 2012) dan faktor-faktor yang berpengaruh pada penggunaan SPK (Wijaya dan Akbar, 2013) yang membuktikan eksistensi isomorfisma. Penelitian ini berusaha untuk mempertegas adanya pengaruh tekanan institusional isomorfisma dalam proses penggunaan sistem pengukuran kinerja dan akuntabilitas. Penelitian ini juga akan menguji hubungan antara kapabilitas sumber daya manusia terhadap tekanan institusional isomorfisma dengan penggunaan sistem pengukuran kinerja. Kapabilitas mengacu pada kemampuan organisasi untuk melakukan serangkaian tugas secara terkoordinasi, memanfaatkan sumber daya organisasi, dengan tujuan untuk mencapai hasil akhir tertentu (Helfat dan Peteraf, 2003). Adanya kekuatan internal organisasi berupa kapabilitas ini menjadi keunggulan kompetitif tersendiri bagi organisasi ketika dihadapkan dengan organisasi lain yang serupa. Jika perusahaan atau organisasi memiliki lebih banyak sumberdaya dan kapabilitasnya lebih kuat, ketergantungan pada lingkungan eksternal akan lebih kecil, sehingga akan mendorong pada pengaruh lingkungan eksternal yang lebih lemah (Li dan Ding, 2013). Penelitian dari Li dan Ding (2013) telah membuktikan bahwa kapabilitas di suatu perusahaan ternyata mampu melemahkan tekanan institusional isomorfisma terkait dengan diterapkannya internasionalisasi. Namun, hasil penelitian dalam konteks sektor privat dan publik dimungkinkan berbeda sehingga penelitian ini bermaksud 5

melakukan analisis interaksi dari kapabilitas organisasi sektor publik terhadap tekanan institusional isomorfisma dengan penggunaan sistem pengukuran kinerja. 1.2. Perumusan Masalah Keharusan untuk melakukan pengukuran kinerja bagi Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di Indonesia mulai muncul saat dibuatnya Peraturan Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan keputusan kepala LAN No.589/IX/6/Y/1999 yang diganti dengan No. 239/IX/6/8/2003 Tentang Laporan Tahunan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah. Harapan dari adanya peraturan untuk pelaksanaan SPK ini adalah agar tercipta akuntabilitas dalam pelaksanaan pemerintahan. Namun dalam pelaksanaannya, pemerintah daerah hanya melaksanakan SPK untuk memenuhi kebutuhan regulasi saja (Akbar et al., 2012). Terjadinya perubahan organisasional tersebut dikarenakan suatu organisasi lebih berusaha mencapai keuntungan legitimasi daripada meningkatkan kinerja substantif (Ashworth et al., 2009). Perubahan yang didorong oleh tuntutan pihak eksternal tersebut menandakan adanya tekanan institusional dalam pemerintah daerah di Indonesia. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini berusaha memperjelas pengaruh tekanan institusional khususnya dengan menggunakan teori institusional isomorfisma yaitu tekanan koersif, mimetik, dan normatif terhadap proses diterapkannya sistem pengukuran kinerja dan akuntabilitas dengan menguji pengaruh langsung antar keduanya. Selain itu, penelitian ini akan menguji kapabilitas organisasi (Li dan Ding, 2013) yang dilihat dari kapabilitas 6

manajemen sumber daya manusianya dalam memoderasi hubungan antara tekanan institusional isomorfisma dengan penggunaan sistem pengukuran kinerja. Keberadaan kapabilitas sumber daya manusia sektor publik yang baik diduga akan mampu mengurangi dampak adanya tekanan eksternal. Adanya rumusan masalah di atas serta dengan membatasi ruang lingkup penelitian pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, maka pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah tekanan institusional isomorfisma memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan sistem pengukuran kinerja? 2. Apakah kapabilitas sumber daya manusia mempengaruhi hubungan antara tekanan institusional isomorfisma dengan penggunaan sistem pengukuran kinerja? 3. Apakah penggunaan sistem pengukuran kinerja memiliki pengaruh positif terhadap akuntabilitas kinerja? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melakukan observasi adanya pengaruh antara tekanan institusional, penggunaan SPK, dan Akuntabilitas serta menguji pengaruh moderasi dari kapabilitas sumber daya manusia antara tekanan institusional dan penggunaan SPK. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris baik kuantitatif maupun kualitatif bahwa tekanan institusional isomorfisma terjadi dalam lingkup implementasi sistem pengukuran kinerja dan 7

akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik serta menunjukkan pentingnya peningkatan kapabilitas sumber daya manusia dalam mengurangi dampak tekanan eksternal sehingga internalisasi akan kebutuhan penerapan sistem pengukuran kinerja akan lebih menguat. Selain itu, penelitian ini berusaha mengembangkan model hubungan tekanan institusional, kapabilitas sumber daya manusia, implementasi sistem pengukuran kinerja, dan akuntabilitas organisasi sektor publik. 1.4. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: 1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori, terutama di bidang akuntansi manajemen sektor publik dalam hal pemahaman yang lebih komprehensif terkait proses pelembagaan implementasi SPK berdasarkan perspektif isomorfisma. 2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak manajemen pemerintah pusat maupun daerah untuk lebih menyadari akan adanya tekanan institusional dan semakin meningkatkan kapabilitas sumber daya manusianya untuk menghasilkan penggunaan SPK dan akuntabilitas yang lebih baik. 3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya 8

fiskal yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk masyarakat sesuai dengan harapan GGG. 1.5. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disajikan dalam 5 bab sebagai berikut. BAB I Pendahuluan Bab ini menyajikan gambaran umum yang mendasari dilaksanakannya penelitian. Bab ini meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Literatur dan Hipotesis Bab II ini menguraikan tinjaun teoritis mengenai teori-teori dan penelitianpenelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik dalam penelitian ini yang kemudian dipakai sebagai landasan dalam penyusunan hipotesis. BAB III Metode Penelitian Bab ini memberi penjelasan terkait metode penelitian yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Bab ini berisi rincian jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, variabel dan definisi operasional variabel peneliti, serta teknik analisis data. BAB IV Analisis Data dan Pembahasan Bab ini menjelaskan mengenai data penelitian, hasil pengolahan data penelitian, serta pembahasannya. 9

BAB V Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran Penelitian Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan penelitian ini. Bab ini berisikan kesimpulan, implikasi penelitian, diskusi, keterbatasan dan saran-saran penelitian selanjutnya. 10