PUBLIKASI KARYA ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun oleh: RENDI NIRM : E

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Wisnu Widyatmadja Taufik Hery Purwanto

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAKUALAMAN, KOTA YOGYAKARTA

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN KASUS DI KOTA BANDUNG BAGIAN BARAT

EVALUASI PENEMPATAN LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA SEMARANG

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAKUALAMAN, KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

Identifikasi Kawasan Rawan Kebakaran di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan Sistem Informasi Geografis

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Citra Quickbird untuk menperoleh data variabel penelitian. Digunakan teknik

Rizqi Agung Wicaksono Zuharnen Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ABSTRACT

PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING DENSIFIKASI BANGUNAN DI DAERAH PERKOTAAN MAGELANG

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN KECAMATAN PAKUALAMANKOTA YOGYAKARTA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PERMUKIMAN DENGAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ZONASI KERENTANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat)

SKRIPSI. Diajukan oleh: Disusun oleh : Gani Ahmad Pratama NIM :E

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Hasil penelitian yang pernah dilakukan

EVALUASI PENEMPATAN LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA SEMARANG

TOMI YOGO WASISSO E

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KAWASAN INDUSTRI DI WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI KABUPATEN KARAWANG

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG TAHUN Publikasi Ilmiah. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK PEMETAAN PERMUKIMAN KUMUH DAN TINGKAT PRIORITAS PENANGANAN DI KECAMATAN SEMARANG UTARA

ANALISIS PERSEBARAN KAWASAN PERUMAHAN TIDAK BERSUSUN OLEH PENGEMBANG DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS SPASIAL KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

ANALISIS KESESUAIAN MEDAN UNTUK BANGUNAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL

ANALISIS POTENSI KEKERINGAN GEOMORFOLOGI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

KAJIAN KUALITAS PERMUKIMAN DENGAN CITRA QUICKBIRD DAN SIG DI KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA. Wahyu Tirto Prasetyo¹ dan Sri Rahayu²

PEMODELAN SPASIAL TINGKAT KERAWANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KOLEKTOR SEKUNDER KELURAHAN TERBAN KOTA YOGYAKARTA

Pemetaan Kualitas Permukiman dengan Menggunakan Penginderaan Jauh dan SIG di Kecamatan Batam Kota, Batam

ANALISIS NILAI LAHAN KECAMATAN GONDOMANAN KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN APLIKASI SIG DAN PENGINDERAAAN JAUH

Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung

ANALISIS HARGA DAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN SEWON DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) DI KABUPATEN WONOSOBO PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGGUNAAN CITRA GEOEYE-1 DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN NGAGLIK, KABUPATEN SLEMAN

KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN GIS UNTUK PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH DI KOTA SURABAYA

Keyword: Quickbird image data, the residential area, evaluation

ANALISIS KESESUAIAN MEDAN UNTUK BANGUNAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2006 DAN2010 DI KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi besarnya perubahan

Pemetaan Estimasi Volume- (Dyah Novita I)

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan aspek fisik maupun aspek sosial dan budaya. Pembangunan

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KOTA BEKASI. Dyah Wuri Khairina

ARAHAN PEMANFAATAN LOKASI PERUMAHAN BERDASARKAN FAKTOR KEBENCANAAN (Wilayah Studi Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah)

BAB I PENDAHULUAN. pusat aktivitas dari penduduk, oleh karena itu kelangsungan dan kelestarian kota

1.3 Tujuan Penelitian

KAJIAN TINGKAT KERAWANAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN BANTUL. Oleh: Eni Yuniastuti 1 dan Diah Respati 2

PEMETAAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH KOTA BUKITTINGGI

LAPORAN PENELITIAN. Oleh: Dyah Respati Suryo Sumunar

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA PADANG ABSTRACT

EVALUASI PERKEMBANGAN LAHAN PERMUKIMAN BERBASIS PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA MAGELANG DAN SEKITARNYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

Bangunan Berdasarkan Citra Landsat 5 TM dan Sentinel 2A MSI (Kasus: Kota Salatiga) Anggito Venuary S

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS DAERAH POTENSI LONGSORLAHAN DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

Abdul Jawad, Bachrun Nurdjali, Tri Widiastuti

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI SUB DAS KALI PUTIH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Pendayagunaan Informasi Geospatial Untuk Optimalisasi Otonomi Daerah 2013 ISBN:

Oleh: IVAN ARIANTO E

PENGKAJIAN POTENSI RESAPAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI STUDI KASUS CEKUNGAN BANDUNG TESIS MAGISTER. Oleh : MARDI WIBOWO NIM :

DISUSUN OLEH : FAIZAL KUSUMA JATI E

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

PEMETAAN DAERAH RAWAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Estimasi Volume Sampah Domestik dan Rekomendasi Rute Pengangkutan Sampah Berdasarkan Analisis Spasial di Kota Surakarta

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

NASKAH PUBLIKASI. Resti Ayu Apsari E FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Interpretasi dan Uji Ketelitian Interpretasi. Penggunaan Lahan vii

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mousafi Juniasandi Rukmana E

IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN ROB UNTUK EVALUASI TATA RUANG PEMUKIMAN DI KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN TINGKAT RISIKO BANJIR ANTARA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN PADA ASPEK TATA GUNA LAHAN. (Kasus: Sub DAS Bengawan Solo Hulu)

Analisis Kesesuaian Lokasi Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Publik Di Kecamatan Palu Timur Dan Palu Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PENDAHULUAN. Desi Etika Sari 1, Sigit Heru Murti 2 1 D3 PJ dan SIG Fakultas Geografi UGM.

Kharisma Fitriani Barandi Sapta Widartono,S.Si., M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN VEGETASI BERDASARKAN NILAI NDVI DAN FAKTOR BIOFISIK LAHAN DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

PEMBUATAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI NJOP BUMI KECAMATAN GEDONGTENGEN DENGAN BERBASIS WEB GIS. Saddam Alkhindi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Geografi, Pendekatan Geografi, dan Konsep Geografi

Transkripsi:

ANALISIS ZONASI DAERAH RAWAN BENCANA KEBAKARAN DI KECAMATAN DANUREJAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PUBLIKASI KARYA ILMIAH Disusun Oleh RENDI E.100 120 037 Kepada FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2014

2

3

ANALISIS ZONASI DAERAH RAWAN BENCANA KEBAKARAN DI KECAMATAN DANUREJAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI Zoning Analysis Of Fire Risk Areas In The District Of Yogyakarta City Danurejan Using Remote Sensing And Geographic Information Systems By Rendi¹, Munawar Cholil² dan Aditya Saputra 3 ¹Mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta ², 3 Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102 e-mail : DoppelgangerC1huy@gmail.com ABSTRACT This research was the application of geographic information systems and remote sensing. The purpose of this study was to determine the level of vulnerability to catastrophic fires in the area of research and analyzing spatial distribution fire urban susceptibility. The parameter used was the density of the buildings, the layout of the building, roadway width, the size of the building, the distance to the fire stations, the distance to the river, and the quality of building materials used and internal activity. The weighting factor for the determination of sample points bas using cluster sampling method, while the process was using geographic information system (GIS). GIS used for digitizing, classification and layouting. Based on the results of fire urban susceptibility map of Danurejan district are classified into 4 classes as follows: class is not safe area of 25.31 hectares is an area with quality building materials with a permanent semi- regular layout building up regularly. Moderate level class with an area of approximately 31.31 hectares with a building density of high quality semi- permanent building materials. High urban fire class / prone has an area of approximately 23.20 hectares is an area that is dominated by ugly density, quality of building materials and semi- permanent internal activities and classes were very prone to have an area of about 26.68 hectares is an area of dense awakening density, layout irregular buildings, large buildings and measuring the quality of building materials nun permanent. keyword : urban fire, GIS, remote Sensing. 1

ABSTRAK Penelitian ini merupkan penerapan sistem informasi geografi dan penginderaan jauh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerawanan bencana kebakaran di daerah penelitian dan menganalisis agihan spasial tingkat kerawanan kebakaran kebakaran di daerah penelitian. Parameter-parameter yang digunakan adalah kepadatan bangunan, tata letak bangunan, lebar jalan masuk, ukuran bangunan, jarak terhadap kantor pemadam kebakaran, jarak terhadap sungai, kualitas bahan bangunan dan aktivitas internal.metode yang digunakan adalah faktor pembobot dan untuk penentuan titik sampel menggunakan metode cluster sampling. Proses analisis menggunakan software aplikasi sistem informasi geografi (SIG) yaitu menggunakan software ArcGIS versi 10. selain itu software digunakan untuk mendigitasi, klasifikasi dan pengolahan data seperti overlay serta pembuatan layout. Hasil yang diperoleh berupa peta kerawanan kebakaran di Kecamatan Danurejan. Adapun klasifikasi tingkat kerawanan kebakaran terbagi menjadi 4 kelas yaitu: kelas tidak rawan seluas 25,31 Ha merupakan daerah dengan kualitas bahan bangunan permanen dengan tata letak bangunan semi teratur hingga teratur. Kelas kerawanan sedang dengan luas sekitar 31,31 Ha merupakan kepadatan bangunan tinggi dengan kualitas bahan bangunan semi permanen. Kelas kerawanan tinggi/rawan memiliki luas sekitar 23,20 Ha merupakan daerah yang di dominasi oleh kepadatan jelek, kualitas bahan bangunan semi permanen dan aktivitas internal sedang dan kelas sangat rawan memiliki luas sekitar 26,68 Ha merupakan daerah yang kepadatan bangunnya padat, tata letak bangunan tidak teratur, ukuran bangunan besar dan kualitas bahan bangunan nun permanen. Kata kunci : kebakaran, permukiman, SIG, penginderaan jauh. PENDAHULUAN Daya tarik wilayah perkotaan mengakibatkan pemusatan penduduk. Hal tersebut mendorong terjadinya perubahan dan perkembangan perkotaan. Ada beberapa hal yang sering muncul. salah satunya adalah masalah pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk yang selalu bertambah akan menimbulkan permsalahan dalam kehidupan perkotaan. Untuk memenuhi perkembangan fisik akan semakin besar dan lama kelamaan akan semakin sulit, sementara lahan yang digunakan tidak pernah bertambah. Memaksakan lahan perkotaan untuk dapat menampung sekian banyak penduduk, akibatnya daerah perkotaan mengalami proses perkembangan daerah terbangun yang cukup kompleks yang dapat berupa semakin luasnya lahan terbangun maupun densifikasi (pemadatan). Keadaan yang demikian akan menyebabkan turunnya kualitas lingkungan di perkotaan. Lahan tidak akan cukup lagi untuk memberikan 2

kenyamanan tempat tinggal, memberikan berbagai fasilitas kehidupan yang layak, hal demikian disebabkan karena penggunaan lahan di daerah tersebut tidak teratur, terutama dalam hal penataan bangunan. Rendahnya tingkat penataan dan kesemrawutan pada lahan-lahan yang padat menimbulkan permasalahan dalam keselamatan manusia pada lingkungan bangunan tersebut. Salah satunya adalah kekhawatiran terhadap rawannya bahaya kebakaran. Secara administrasi wilayah Kecamatan Danurejan masih masuk ke dalam bagian Kota Yogyakarta. Di wilayah Danurejan ini juga terdapat beberapa Universitas swasta yang menjadi salah satu faktor daya tarik utama untuk mendukung perkembangan wilayah ke arah perkotaan. Pemilihan lokasi penelitian ini terdapat di Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. Daerah ini dipilih dengan pertimbangan antara lain yaitu, pertama belum tersedianya peta tingkat kerawanan kebakaran, kedua ketersedianya data yang mendukung untuk penelitian ini dan terakhir adalah karena daerah ini memiliki kondisi fisik bangunan yang bervariasi, sehingga tingkat kerawanannya juga bervariasi. 3 Rawan kebakaran merupakan kondisi yang berpotensi menimbulkan bahaya api yang tidak diinginkan dan dapat merugikan berupa materi maupun nyawa sekaligus. Untuk menentukan tingkat kerawanan kebakaran, diperlukan data dan informasi tentang kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap meluasnya kebakaran. Variabel-variabel terpilih dalam menentukan kerawanan kebakaran tersebut adalah kepadatan bangunan, tata letak bangunan, lebar jalan masuk, ukuran bangunan, kualitas atap bangunan dan aktivitas internal. Di samping itu penilaian juga mempertimbangkan faktor penghambat menyebarnya kebakaran yang terjadi, yaitu jarak terhadap kantor pemadam kebakaran, jarak terhadap sungai, dan ketersediaan hidran (Sony Setiawan, 2001). Adapun yang dimaksud faktor penghambat kebakaran dalam hal ini dimaksud adalah fasilitas pemadam kebakaran yang dapat mencegah menjalarnya api sehingga kebakaran tidak terjadi secara luas. Di dalam penelitian ini menggunakan citra satelit Quickbird. Citra satelit Quickbird memiliki resolusi spasial paling tinggi diantara citra satelit yang ada saat ini, sehingga citra satelit Quickbird ini mampu digunakan dalam studi perkotaan. Kenampakan pada citra Quickbird ini dapat dijadikan dasar untuk mengenali

kerawanan terhadap kebakaran pada bangunan. Caranya adalah dengan identifikasi kondisi lingkungan fisiknya. Informasi yang dapat disadap pada citra adalah kepadatan bangunan, ukuran bangunan, tata letak bangunan, lebar jalan masuk, kualitas atap bangunan, dan jarak terhadap sungai. Informasi yang tidak dapat disadap dari citra, diindikasikan dengan kerja lapangan adalah jarak terhadap pemadam kebakaran dan aktivitas internal. Pada penelitian ini akan mengkaji tentang kemanfaatan paramater-parameter yang menentukan tingkat rawan kebakaran pada suatu daerah terbangun dengan menggunakan citra satelit Quickbird tahun 2012. Persyaratan suatu lokasi untuk dapat menilai tingkat kerawanan kebakaran antara lain dapat dilihat dari kepadatan bangunan, tata letak bangunan, lebar jalan masuk, ukuran bangunan, kualitas atap bangunan, jarak terhadap kantor pemadam kebakaran, jarak terhadap sungai, akitivitas internal dan ketersediaan hidran. Blok bangunan yang dianggap relatif aman dari bahaya kebakaran memiliki kepadatan bangunan yang rendah, tata letak teratur, lebar jalan masuk cukup untuk dilalui mobil pemadam kebakaran, tersedia tandon air yang cukup untuk memadamkan api, dan kualitas bahan bangunan No. permanen atau tahan terhadap api dan tidak mudah terbakar. Gambaran kejadian peristiwa kebakaran di Kecamatan Danurejan tahun 2011 dapat disajikan dalam Tabel 1.1 di bawah ini. Tabel 1.1 Data Kebakaran dalam Kota dalam Provinsi Tahun 2011 Lokasi 1 Jl. Sutomo 29 Danurejan 2 Jl.Taman Krida, Danurejan Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kota Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui tingkat kerawanan kebakaran di daerah Penelitian dan (2) Menganalisis agihan tingkat kerawanan kebakaran di daerah penelitian. Yang Terbakar Bengkel kaki Lima Salon dan Laundri Penyebab Api untuk tambal ban Konsleting Listrik METODE PENELITIAN Analisis data untuk menentukan tingkat kerawanan kebakaran dilakukan secara kuantitatif, yaitu dengan pengharkatan berjenjang tertimbang terhadap setiap variabel yang terpilih. Setiap variabel tersebut diklasifikasikan lagi menjadi 3 kelas. Harkat yang diberikan kepada setiap kelas variabel berkisar antara 1 3 bergantung kepada besar kecilnya pengaruh yang diberikan. Variabelvariabel tersebut selain diberi harkat juga Kecamatan Danurejan Danurejan 4

diberi faktor pembobot (weighting factor). Bobot yang diberikan kepada setiap variabel berkisar antara 1 3 tergantung kepada besar kecilnya pengaruh yang diberikan. Besarnya nilai penimbang masing-masing parameter dapat dilihat pada Tabel 1.11 di bawah ini. Tabel 3.9 Faktor Penimbang Parameter- Parameter Penilaian Kerawanan Kebakaran No 1. 2. 3. Variabel Kepadatan bangunan Tata bangunan Lebar masuk letak jalan Faktor Penimbang 4. Ukuran bangunan 1 5. Jarak terhadap kantor pemadam kabakaran 6. 7. Jarak sungai Kualitas bangunan terhadap bahan 8. Aktivitas internal 2 Sumber : Suharyadi dalam Iman (2007), dengan perubahan Setelah didapatkan nilai total, maka untuk mengkelaskan nilai-nilai tersebut menjadi 4 kelas maka dicari nilai interval. Nilai interval merupakan pembatas antara satu kelas kerawanan dengan kelas lainnya. Interval tersebut dapat dicari dengan rumus : 3 2 2 1 1 3 Interval kelas = nilai tertinggi nilai terendah jumlah kelas Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelas kerawanan kebakaran permukiman, seperti pada Tabel 3.10 : Tabel 3.10 Kelas Rawan Kebakaran Kelas No Kesesuaian Lahan Harkat Total 1 Sangat Rawan 38-45 2 Rawan 30 37 3 Sedang 22 29 4 Tidak Rawan 14 21 Sumber : Pengolahan data Cara perhitungannya sebagai berikut Jumlah Kelas = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 8 = 3.98 = 4 Range = (Jumlah Maksimum Nilai-nilai dari paramater lahan - Jumlah Minimumnya) / kelas = ((9+6+6+3+3+3+9+6) - (3+2+2+1+1+1+3+2)) / 4 = 48 15 / 4 = 8,25 = 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Zonasi rawan kebakaran diperoleh dari hasil overlay antara 8 peta paramater yang 5

dibutuhkan. Dengan penyusunan peta-peta parameter lahan tersebut dapat ditentukan daerah yang memiliki tingkat kerawanan kebakaran yang paling tinggi hingga tidak rawan. Setelah dilakukan penggabungan diperoleh nilai minimum pada daerah penelitian sebesar 14 dan nilai tertinggi 50, sehingga interval nilai yang diperoleh adalah 8. Untuk kelas tidak rawan memiliki rentang nilai 14-21, kelas agak rawan memiliki nilai 22-29, kelas rawan memiliki rentang nilai 30-37 dan kelas sangat rawan memiliki rentang nilai 38-45. Pada daerah penelitian didominasi oleh kelas rawan, karena memiliki pembatas yang tinggi hampir di setiap parameter lahan. Seperti, kepadatan bangunan yang tinggi, ukuran bangunan kecil, tata letak bangunan yang tidak teratur dan memiliki parameter lain yang termasuk jelek, sehingga dapat mempercepat potensi munculnya kebakaran. Pada Gambar 4.9, untuk kelas tidak rawan dan sedang memiliki potensi yang kecil dalam memunculkan kebakaran. Pada kelas tersebut memiliki nilai terendah atau harkat terendah. Hanya beberapa paramater saja yang memiliki nilai yang tinggi jadi dalam penanganannya memerlukan waktu yang singkat dan relatif mudah. Kelas kerawanan dalam Kecamatan Danurejan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1. Tabel Luas Dan Kelas Kerawan Kebakaran Kelurahan Kelas Luas (Ha) Bausasran Rawan 14,43 Tegal Panggung Rawan 8,77 Suryamatjan Tegal Panggung Sub Total 23,20 Sangat Rawan 8,76 Sangat Rawan 17,92 Sub Total 26,68 Bausasran Sedang 27,64 Tegal Panggung Sedang 3,67 Bausasran Suryamatjan Sub Total 31,31 Tidak Rawan 6,94 Tidak Rawan 18,37 Sub Total 25,31 Total 106,50 Dari Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Danurejan sebagian besar didominasi oleh daerah dengan tingkat kerawanan kebakaran sedang dan daerah dengan tingkat kerawanan kebakaran sangat rawan. Hal ini bisa dilihat bahwa daerah dengan tingkat kerawanan kebakaran sangat rawan dengan 6

luas total sekitar 26,68 dan disusul dengan kelas kerawanan kebakaran sedang dengan mempunyai luas sekitar 31,31 Ha. Sisanya merupakan kelas kebakaran rawan dengan luas total sekitar 23,20 Ha dan kelas kebakaran tidak rawan dengan luas total sekitar 25,31 Ha. Kelurahan Tegal Panggung memiliki kelas kerawanan kebakaran sangat rawan dengan luas sekitar 17,92 Ha. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu, kualitas bangunan yang buruk atau semi permanen, pola tidak teratur dan ukuran bangunan juga sehingga akan memudahkan api untuk terbakar ataupun merambat. ukuran lebar jalan kecil akan susah untuk melakukan penanggulangan kebakaran karena susah untuk di lewati oleh mobil pemadam kebakaran sehingga mobil tersebut hanya bisa melaju dengan kecepatan minimum. Sementara untuk kelas tidak rawan terletak di Kelurahan Suryamatjan dan Bausasran dengan luas total keduanya 25,31 Ha. Di kelurahan tersebut didominasi sebagian besar oleh kompleks perkantoran, hotel, dan jasa, sehingga menyebabkan tata letak bangunannya teratur dan aksesibilitas jalan masuknya sangat baik. Berdasarkan alasan itu juga tingkat kepadatan bangunan di Kelurahan Bausasran lebih jarang, apabila dibandingkan dengan Kelurahan Tegal Panggung. Untuk kualitas bahan bangunan yaitu permanen. Kelas kerawanan sedang terletak di Kelurahan Bausasran dan Tegal Panggung dengan luas total keduanya 31,31 Ha. Kelurahan Bausasran dan Tegal Panggung didominasi oleh kelas kerawanan sedang yang banyak terdapat permukiman dengan kualitas bahan bangunan semi permanen hal ini bisa menyebabkan penjalar api lebih cepat, bila dibandingkan dengan kualitas bahan bangunan permanen. 7

Gambar 4.9 Peta Kerawanan Kebakaran 8

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disimpulkan (1) Tingkat kerawanan kebakaran pada kelas tidak rawan terdapat di Kelurahan Bausasran dan Suryatmajan dengan luas 23,76%. Tingkat kerawanan sedang terdapat di Kelurahan Bausasran dan Tegal Panggung dengan luas 29,4%. Tingkat kerawanan rawan terdapat di Kelurahan Bausasran dan Tegal Panggung dengan luas 21,78%. Tingkat kerawanan sangat rawan terdapat di Kelurahan Suryatmajan dan Tegal Panggung dengan luas 25,05%. (2) Tingkat kerawanan kebakaran pada kelas tidak rawan mempunyai klasifikasi kelas parameter yang baik.tingkat kerawanan kebakaran kelas sedang pada umumnya mempunyai klasifikasi kelas parameter yang sedang, kecuali ukuran bangunannya baik dan aktivitas internal yang buruk. Tingkat kerawanan kebakaran kelas rawan pada umumnya mempunyai klasifikasi kelas parameter sedang, kecuali aktivitas internal dan tata letak bangunan buruk. Tingkat kerawanan kebakaran kelas sangat rawan pada umumnya mempunyai klasifikasi kelas parameter yang buruk, kecuali jarak terhadap sungai baik. DAFTAR PUSTAKA Arif. 2012. Pemanfaatan Citra Quickbird Dan Network Analyst Untuk Pemetaan Tingkat Kerawanan Kebakaran Permukiman Di Kecamatan Danurejan. Yogyakarta: Tugas Akhir. Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada. Herlina, 2004. Pemanfaatan Teknik Penginderaan Jauh untuk Pemetaan Tingkat Kerawanan Kebakaran Permukiman (kasus di Kecamatan Jatinegara dan Pulogadung, Jakarta Timur), Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Geografi. Unversitas Gadjah Mada. Rendi. 2012. Pemanfaatan Citra Quickbird dan SIG untuk Pemetaan Daerah Rawan Kebakaran Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta, Yogyakarta: Tugas Akhir. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Risyanto, 1990. Evaluasi Lingkungan Permukiman Desa Sinduadi Kabupaten Sleman Yogyakarta, Tesis. Yogyakarta : Fakultas Pasca Sarjana. UGM. 9

Sony Setiawan, 2001. Penggunaan Foto Udara dan Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Rawan Kebakaran Permukiman di Sebagian Kota Yogyakarta, Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Geografi. UGM. Suharyadi, 1989. Settlement Accesibility A Case Study In The South East Part of Chiangmai City Thailand. Yogyakarta : Fakultas Geografi. UGM. 10