BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di era globalisasi ini memiliki pengaruh yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan, harus dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya saham dari suatu emiten relative bisa di kontrol daripada deposito dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perkembangan yang sangat signifikan. Bahkan pernah dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga saham. Bila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat subprime mortgages (kredit perumahan) yang berimbas ke sektor

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang biasanya digunakan semakin susah untuk diperoleh. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. kerugian perusahaan serta arus kas. Informasi-informasi tersebut akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. lebih sedikit. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang boros dan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. laba tesebut di tahan untuk membiayai investasi di masa mendatang. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. adanya sumber-sumber yang dapat menghasilkan keuntungan. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. Holding period adalah lamanya waktu yang diperlukan investor untuk berinvestasi UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. serta Atkins dan Dyl (1997) holding period merupakan rata-rata panjangnya waktu

BAB I PENDAHULUAN. BBM. Kenaikan harga BBM rata-rata sebesar 40% yaitu premium dari Rp 4500

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Undang Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995). Menurut Tandelilin (2010:2)

Pengaruh Perubahan Informasi Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. modal memiliki dua fungsi yang sangat penting dalam suatu negara yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dalam arti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi,

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pasar modal dapat menjadi salah satu sarana untuk menambah modal

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. pemodal dengan kinerja emiten. Setiap harinya harga saham di pasar sekunder selalu

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari investor. Investor dapat melakukan investasi dipasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan go publik. Harga saham terbentuk dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber dan alternatif bagi perusahaan disamping bank. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dengan menjalankan dua fungsi. Fungsi pertama ialah fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. spread, market value dan variance return terhadap stock holding period

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini peran pasar modal sangat penting bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia termasuk Indonesia, melalui pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi. Salah satunya adalah sebagai alat untuk memprediksi keuntungan (return)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ginting, 2012)

I. PENDAHULUAN. Indeks kompas 100 merupakan suatu indeks saham yang terdiri dari 100 saham

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, keberadaan pasar modal membantu kebutuhan pendanaan jangka

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar sehingga dapat menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul Transaction

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham,

I. PENDAHULUAN. Sektor energi memiliki peran penting dalam pembangunan. Sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan cara melakukan penawaran saham kepada masyarakat di bursa

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengaruh Likuiditas Saham dan Pertumbuhan Penjualan Produk Terhadap Harga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya.

BAB I PE DAHULUA. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 telah menghancurkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tingkat pertumbuhan perusahaan. Tidak hanya pihak konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana atau tambahan modal. Pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sunariyah (2011:5) Sunariyah (2011:49). Fahmi (2012:86)

Judul : Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa efek Indonesia (BEI)

I. PENDAHULUAN. Pasar Modal (Bursa Efek/Stock Exchange) merupakan tempat untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di era globalisasi ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian suatu negara, karena pasar modal memiliki peranan yang sangat penting baik bagi dunia usaha, pemodal, lembaga penunjang pasar modal maupun bagi pemerintah. Menurut undang-undang nomor 8 tahun 1995 pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Pasar modal merupakan pasar yang menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal juga akan memberikan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Salah satu jenis investasi yaitu saham. 1

2 Seorang investor yang memiliki saham suatu perusahaan akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Investor atau pemilik saham memiliki kebebasan untuk memilih saham yang go public, berapa banyak saham yang akan dibeli dan berapa lama financial asset tersebut akan dipegang. Keputusan yang diambil pemegang saham mengenai berapa lama jangka waktu penanaman modalnya ke dalam suatu saham perusahaan akan berpengaruh terhadap capital gain dan dividen yang akan diperolehnya, namun kebanyakan investor kesulitan untuk menentukan jangka waktu penanaman modal mereka. Untuk itu, salah satu pertimbangan penting terkait pada keputusan strategis para investor dalam berinvestasi adalah penentuan masa kepemilikan (holding period) saham. Menurut Assogbavi dan Leonard (2008) menyatakan bahwa strategi holding period akan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Volume perdagangan mencerminkan holding period terhadap suatu saham di perusahaan oleh investor (Sari dan Abundanti 2015). Tabel 1.1 Volume Perdagangan Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 Sektor Pertambangan Volume Perdagangan (juta saham) 2010 2011 2012 2013 2014 Batubara 134,348 165,228 78,765 69,067 74,717 Minyak dan gas bumi 125,569 124.127 113,789 102,217 66,583 Logam dan mineral lainnya 17,735 10,370 10,810 12,038 19,900 Batu-batuan 18,010 2,182 6,285 2,484 473 Lainnya - - - - -

3 Total 295,661 301,907 209,650 185,805 161,573 Sumber: www.idx.co.id data diolah. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa volume perdagangan sektor pertambangan mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Menurut Margareta dan Diantini (2014) bahwa volume perdagangan yang berfluktuasi mencerminkan keputusan investor terhadap lamanya kepemilikan suatu saham berubah-ubah. Volume perdagangan tinggi mencerminkan bahwa investor sering memperjual belikan sahamnya yang berarti pula bahwa saham tersebut tidak ditahan investor dalam jangka waktu yang panjang. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi volume perdagangan maka semakin rendah holding period saham. Tabel 1.2 Data Perkembangan Holding Period Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 Perusahaan Holding Period (bulan) 2010 2011 2012 2013 2014 ADRO 1,39 1.96 2,81 2,30 2,09 ANTM 1,27 2,49 2,49 2,30 1,51 ELSA 0,48 2,44 1,05 1,71 0,51 INCO 2,16 4,69 4,11 4,30 2,67 ITMG 2,13 2,12 2,92 3,69 2,58 MEDC 1,11 2,46 2,74 1,68 5,54 PTBA 2,40 3,04 3,26 3,52 2,77 RUIS 7,04 1,84 3,86 0,29 2,63 TINS 1,31 2,37 4,65 3,28 2,21 Sumber: www.idx.co.id : data diolah. Tabel 1.2 diatas menunjukkan seberapa lama investor menahan kepemilikan sahamnya di sektor pertambangan. Dari tahun ke tahun perusahaan mengalami holding period yang fluktuasi. Rata-rata perusahaan mengalami penurunan.

4 Penurunan holding period ini disebabkan karena aksi investor yang menjual atau melepas kepemilikan sahamnya. Aksi jual investor ini disebabkan karena beberapa faktor yaitu karena pelemahan dan tidak stabilnya harga minyak dan batubara dunia. Tahun 2008, harga minyak dunia yang turun ke level 114 dollar AS-116 dollar AS per barrel. Harga minyak yang turun justru direspons investor pasar modal Indonesia dengan melakukan aksi jual saham besar-besaran. Tekanan terhadap IHSG itu secara umum dipengaruhi jatuhnya indeks di semua sektor. Namun, yang dinilai menjadi pemicu utama adalah jatuhnya harga saham sektor pertambangan. Indeks sektor pertambangan turun 161,99 poin (6 persen) menjadi 2.536,45 dan anjlok lagi 121,49 poin (4,79 persen) pada perdagangan Selasa (12/8), menjadi 2.414,96. Sektor pertambangan sangat rentan terhadap pergerakan harga minyak karena batu bara dan CPO merupakan produk substitusi emas hitam itu. Turunnya harga minyak dipastikan akan menekan harga komoditas batu bara dan CPO dan selanjutnya berpengaruh terhadap kinerja saham perusahaan pertambangan. Saat indeks sektor pertambangan terkoreksi, IHSG tertekan cukup kuat. Hal itu karena IHSG sangat dipengaruhi oleh sektor pertambangan yang terdiri atas saham-saham dengan kapitalisasi cukup besar. Saham Bumi Resources, misalnya, memiliki kapitalisasi pasar 6,19 persen dari total kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI sebesar Rp 1.607 triliun.

5 Total kapitalisasi pasar sektor pertambangan hampir 25 persen dari total kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI. Komposisi ini menunjukkan naik turunnya harga saham di sektor pertambangan dan akan memberikan pengaruh sebesar 25 persen terhadap pergerakan IHSG. (Reinhard Nainggolan, 2008) Kamis, 10 Juli 2008. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kambali meradang dipimpin saham tambang. Anjloknya bursa Wall Street dan merosotnya harga batubara dunia memicu aksi jual investor terhadap sektor ini Pelaku pasar masih khawatir tentang pelambatan ekonomi dunia terutama dampak dari krisis subprime mortgage yaitu kerugian kredit dan tingginya harga minyak dunia. Sementara turunnya harga batubara dunia US$ 12 ke level US$ 113 per metrik ton melemahkan saham pertambangan. Indeks-indeks benchmark di BEI ini bahkan anjlok melebihi penurunan yang dialami oleh bursa-bursa lain di Asia. Kondisi ini didorong oleh aksi jual saham batubara setelah harga komoditas itu anjlok tajam. Investor melakukan profit taking terhadap saham tambang seperti PTBA (PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk) dan ITMG (PT Indo Tambangraya Megah Tbk). (Abdul Rauf, 2008) Tahun 2011 saham-saham produsen batubara dilanda aksi jual. Ambil contoh PT Bumi Resources (BUMI) dan PT Adaro Energy (ADRO). Pada pukul 10.38, saham BUMI anjlok 4,10% menjadi Rp 1.990. Sejumlah broker yang banyak melepas saham ini antara lain: OSK Nusadana Securities senilai Rp 13,63 miliar, Woori Korindo Securities senilai Rp 2,85 miliar, dan

6 Mandiri Sekuritas senilai Rp 2,64 miliar. Sedangkan saham ADRO tercatat turun 2,62% menjadi Rp 2.850. Tiga broker yang paling banyak menjual saham ini adalah PT Kim Eng Securities senilai Rp 3,37 miliar, Deutsche Securities senilai Rp 2,35 miliar, dan AmCapital Indonesia senilai Rp 2,27 miliar. Disinyalir, penurunan harga dua saham ini mengikuti arah pergerakan harga batubara dunia. Berdasarkan estimasi enam analis yang disurvei Bloomberg, harga acuan kontrak batubara pelabuhan Newcastle Australia diprediksi sebesar US$ 118 per metrik ton tahun depan. Padahal, di 2011, harga rata-rata batubara mencapai US$ 122. (Barratut Taqiyyah, 2011) Pada Tahun 2013, investor pasar modal kurang mengapresiasi saham sektor pertambangan di sepanjang kuartal pertama 2013. Persepsi investor terhadap saham sektor pertambangan masih negatif yang membuat investor melepas kepemilikan sahamnya, itu pula yang menyebabkan saham sektor pertambangan masih dalam tren penurunan. Kondisi tersebut menjadi penahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa efek Indonesia (BEI). Dalam data BEI sepanjang kuartal I 2013 indeks pertambangan mengalami tekanan sebesar 4,78 persen. Rencana pemerintah untuk menerapkan aturan pelarangan ekspor batubara berkalori rendah, menjadi salah satu pemicu aksi investor menjual saham-saham pertambangan produsen batubara. Pelemahan saham-saham sektoral pertambangan, khususnya sub sektor batubara dipicu harga batubara dunia yang belum kembali menguat sejak tahun lalu sehingga berdampak terhadap kinerja fundamental emiten produsen batubara.

7 Salah satu syarat saham sektor pertambangan kembali menjadi penggerak IHSG BEI yakni dengan kenaikan harga batubara minimal 10 persen dari harga saat ini yang berada di kisaran level 90 dolar AS per metrik ton. (Sucipto,2013) Dari beberapa contoh kasus diatas terlihat bahwa terdapat fenomena aksi jual yang dilakukan para investor karena diprediksi bahwa saham yang dimilikinya tidak menguntungkan dimasa mendatang. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Arma (2013) bahwa jika investor memprediksikan saham perusahaan yang dibelinya dapat menguntungkan, maka investor cenderung akan menahan sahamnya dalam jangka waktu yang lebih lama, dengan harapan bahwa harga jual saham tersebut lebih tinggi dimasa yang akan datang. Sebaliknya, investor akan segera melepas saham yang telah dibelinya, jika mereka memprediksikan harga saham tersebut akan mengalami penurunan. Hal ini dilakukan oleh para investor untuk mendapatkan gain yang sebesar-besarnya atas investasi yang dilakukan dan untuk meminimalkan terjadinya risiko yang akan dihadapinya. Faktor-faktor yang memengaruhi investor dalam memutuskan lamanya memegang saham antara lain bid-ask spread yang merupakan fungsi dari biaya transaksi (transaction cost) dan dividend payout ratio (Fitriyah dan Yayuk, 2011). Menurut Arma (2013), faktor-faktor yang memengaruhi investor dalam memutuskan lamanya memegang saham yaitu variabel market value dan variance of return. Holding period adalah lamanya waktu yang diperlukan investor untuk berinvestasi dengan sejumlah uang yang bersedia dikeluarkan. Holding period

8 juga berarti rata-rata panjangnya waktu investor menahan saham perusahaan selama jangka waktu atau periode tertentu (Ratnasari dan Astuti, 2014). Transaction cost adalah biaya yang timbul akibat adanya transaksi saham. Untuk menghitung transaction cost digunakan suatu ukuran yang dinamakan bidask spread. Bid-ask Spread adalah selisih harga beli tertinggi yang ditawarkan oleh pihak yang akan melakukan pembelian saham tersebut dengan harga jual terendah dari pihak yang akan bersedia menjual saham tersebut (Perangin-angin dan Fauzie, 2013). Market Value adalah nilai keseluruhan yang terjadi di pasar saham pada periode tertentu. Makin besar nilai pasar suatu perusahaan, maka makin lama pula investor menahan kepemilikan sahamnya karena investor menganggap bahwa perusahaan besar memiliki risiko yang lebih kecil dan mampu menghasilkan laporan dan informasi keuangan dengan baik. Oleh karena itu, market value merupakan variabel yang diperhatikan investor dalam menentukan lamanya holding period (Ratnasari dan Astuti, 2014). Faktor berikutnya adalah kebijakan dividen. Menurut Sartono (2008:281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Dividend payout ratio merupakan ukuran yang digunakan untuk menentukan besarnya kebijakan dividen perusahaan. Dividend payout ratio adalah rasio perbandingan dari dividen yang telah dibayarkan terhadap laba per lembar saham. Pembayaran dividen mencerminkan kondisi keuangan perusahaan dan memiliki dampak terhadap

9 persepsi pasar. Hal tersebut akan memberikan dampak pada pengambilan keputusan dalam menentukan holding period saham oleh investor, sehingga dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap holding period saham. (Kusumayanti,2014) Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ratnasari dan Astuti (2014). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ratnasari dan Astuti (2014) dalam jurnal yang berjudul Pengaruh Bid-ask Spread, Market Value, dan Variance Return Terhadap Holding Period Saham. Dalam Penelitian tersebut sampel yang digunakan sebanyak 24 perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana periode penelitian adalah tahun 2009-2012. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa bid-ask spread dan market value mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap holding period saham. Sedangkan variance return tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap holding period saham. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa variabel Variance Return tidak berpengaruh signifikan terhadap Holding Period Saham, maka penulis berinisiatif untuk menghapus variabel Variance Return dari penelitian ini. Perbedaan penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah penulis menambahkan variabel Dividend Payout Ratio sebagai variabel independen. Pemilihan variabel ini berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumayanti (2015) serta Sari dan Abundanti (2015). Uji statistik yang dilakukan pada penelitian tersebut menunjukkan terdapat pengaruh Dividend Payout Ratio yang signifikan terhadap Holding Period Saham. Selain

10 itu adanya objek penelitian dan periode penelitian, pada sebelumnya data yang digunakan dari perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ45 periode tahun 2009-2012, sedangkan penelitian ini menggunakan data dari perusahaan sektor pertambangan tahun 2010-2014. Berdasarkan fenomena dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis dan melakukan penelitian antar hubungan variabel-variabel tersebut dengan judul Pengaruh Transaction Cost, Market Value, dan Kebijakan Dividen Terhadap Holding Period Saham (Suatu Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan dan menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini agar dapat mencapai sasaran dalam penyusunannya penulis membatasi masalah-masalah yang akan dikemukakan sebagai berikut: 1. Bagaimana transaction cost pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 2. Bagaimana market value pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 3. Bagaimana kebijakan dividen pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 4. Bagaimana holding period saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.

11 5. Seberapa besar pengaruh transaction cost, market value, dan kebijakan dividen terhadap holding period saham secara parsial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 6. Seberapa besar pengaruh transaction cost, market value, dan kebijakan dividen terhadap holding period saham secara simultan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengelola data dan menganalisis kemudian ditarik kesimpulan, hal tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh transaction cost, market value, dan kebijakan dividen terhadap holding period saham. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui transaction cost pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 2. Untuk mengetahui market value pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 3. Untuk mengetahui kebijakan dividen pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 Bagaimana holding period saham pada perusahaan pertambangan.

12 4. Untuk mengetahui holding period saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh transaction cost, market value, dan kebijakan dividen terhadap holding period saham secara parsial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh transaction cost, market value, dan kebijakan dividen terhadap holding period saham secara simultan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk yang berkaitan dengan judul yang penulis ambil. Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini dibagi menjadi kegunaan praktis dan kegunaan teoritis. 1.4.1 Kegunaan Praktis/Empiris 1. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Pasundan. 2. Bagi Manajemen Perusahaan Peneliti berharap agar peneliti ini dapat menjadi wacana serta referensi bagi penentuan kebijakan-kebijakan perusahaan serta dapat dijadikan

13 sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan. 3. Bagi Peneliti Lain Penulis mengharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi tambahan yang berguna bagi penelitian selanjutnya mengenai topik yang sama serta menjadi salah satu tambahan informasi yang berguna bagi siapa saja yang membacanya. 1.4.2 Kegunaan Teoritis/Akademis Memberikan bahan pengetahuan dan memberikan sumbangan yang positif terhadap ilmu pengetahuan serta berbagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan meneliti lebih lanjut. Khususnya berkaitan dengan holding period saham. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyediakan informasi laporan keuangan tahunan perusahaan dengan mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www idx.co.id. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2016 sampai dengan selesai.