BAB I PENDAHULUAN. lingkungan itulah yang menjadi isu utama dari konsep Corporate Social. Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis Indonesia. Masyarakat telah semakin kritis dan mampu melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini wacana tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi yang melakukan aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. 5. Bantuan kepada masyarakat terdiri dari bantuan korban bencana alam,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba untuk sebesar-besarnya kemakmuran pemagang saham.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menjaga image dan reputasi perusahaan dimata masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat, semakin tinggi harga

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukannya, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab secara sosial.

BAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan beasiswa bagi pelajar atau pekerja yang berprestasi, disebabkan oleh aktifitas dari kegiatan produksi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang ditempuh oleh negara-negara sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Perusahaan muncul sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang di sekeliling yang menggunakannya. Akan tetapi sekarang hutan. emas dan batubara (Akuntan Indonesia, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (profit) yang sebesar-besarnya (Megawati, 2009:1). Menurut Kurniati, (2011:18),

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DENGAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI PERUSAHAAN

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan akuntansi yang pesat setelah terjadi revolusi industri

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan calon

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan semata (profit-oriented). Prinsip dasar yang kemudian diterima

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kerusakan lingkungan dan masyarakat (Prastowo dan Huda, 2011:39).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND SOCIAL ACCOUNTING)

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian terhadap lingkungan yang memunculkan tuntutan tanggung jawab

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

KEBIJAKAN KEMENTERIAN BUMN TENTANG PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) harus dilandasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus acuan bertindak bagi para staf atau professional Public Relations (PR)

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAGIAN I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada para shareholder,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya berfokus kepada laba saja. Perusahaan dituntut untuk lebih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Eksistensi suantu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah mitra yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan menentukan keberhasilan pembangunan bangsa. Dua aspek penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara keduanya sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan memperhatikan aspek finansial atau ekonomi, sosial, dan lingkungan itulah yang menjadi isu utama dari konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Penerapan CSR sebagai komitmen usaha untuk beroperasi sesuai perundangan-undangan yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan pihak-pihak yang menjadi stakeholder-nya antara lain karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Elkington dalam Suharto (2006) mengemukakan 3 prinsip dasar CSR yang disebut konsep triple bottom line yang terdiri dari profit, people dan planet (3P). Artinya tidak hanya melakukan kegiatan bisnis demi mencari keuntungan (profit), melainkan juga ikut memikirkan kebaikan, kemajuan, dan 1

kesejahteraan masyarakat (people) dan lingkungan (planet), dengan ikut melakukan berbagai kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat. Bentuknya dapat berupa bantuan pendidikan, sarana dan prasarana umum, bantuan bencana serta gerakan penghijauan lingkungan yang biasanya bertajuk kegiatan peduli perusahaan. Pada dasarnya dengan melakukan kegiatan itu, perusahaan telah diuntungkan dengan mendapat hak untuk mengelola sumber daya alam yang ada dalam masyarakat, selain itu melalui kegiatan sosialnya perusahaan memperlihatkan komitmen moralnya kepada masyarakat agar memperoleh pengakuan dan kepercayaan yang semakin kuat dari semua komunitasnya, dengan demikian kehadiran perusahaan tersebut diterima dalam masyarakat tersebut demi kelangsungan usaha (Keraf, 1998:123-124). Implementasi CSR merupakan perwujudan komitmen yang dibangun oleh perusahaan untuk memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Dengan perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholder yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku secara sosial bertanggung jawab. Namun sayangnya, saat ini tidak sedikit perusahaan yang melaksanakan kegiatan CSR hanya sebagai formalitas untuk menggugurkan tanggung jawab dan kewajiban perusahaan terhadap undang-undang yang sudah dibuat oleh pemerintah. Pemerintah sudah menetapkan UU No. 40 Tahun 2007 Bab V Pasal 74 tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas 2

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Agar pelaksanaan CSR tidak hanya sebagai formalitas perusahaan saja, maka sebuah perusahaan harus dapat melaksanakan CSR dengan maksimal. Selain undang-undang diatas dikeluarkannya juga Peraturan Menteri BUMN no.per-09/mbu/07/2015 tanggal 03 juli 2015 tentang Program Kemitraan Dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki tujuan yang sama, serta diperkuatnya dengan peraturan pemerintah yang tertulis dalam PP No 47 thn 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Dalam banyak kasus, resistensi masyarakat terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan lingkungan dan dinamika sosial kerap mengundang berbagai persoalan yang berdampak terhadap stabilitas usaha dari perusahaan tersebut seperti PT. Lapindo Brantas yang tak kunjung selesai, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan itu telah dinilai gagal dalam menjaga eksistensinya di masyarakat, yang pada akhirnya akan menyebabkan kerugian pada perusahaan itu sendiri, konflik masyarakat Aceh dengan Exxon Mobile yang mengelola gas bumi di Arun, pencemaran lingkungan oleh Newmont di Teluk Buyat.(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34534/3/Chapter%20II. pdf diakses senin tgl 4 april 2016 jam 11:09). Beberapa perusahaan juga tidak menerapkan TJSL dengan baik sesuai dengan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yaitu PT. Freeport Indonesia di Tembagapura sampai Timika, PT. Citra Palu Mineral di Poboya, PT. Kelian Equatorial Mining di Kelian, PT. Adaro Indonesia 3

di Warukin, PT. Newmont Minahasa Raya di Minahasa, PT. Karimun Granite di Pulau Karimun, PT. Koba Tin di Pulau Bangka, PT. Dairy Mining, PT. Rio Tinto di Sulawesi, Perusahaan-perusahaan tambang batubara di Ka limantan Selatan dan Kalimantan Timur, Pertambangan Tanpa Izin (PETI) di Pulau Bangka dan Ombilin, Sumatera Barat serta di pulau-pulau lainnya. (Irwandy Arif, Perencanaan Tambang Total Sebagai Upaya Penyelesaian Persoalan Lingkungan Dunia Pertambangan Indonesia, disampaikan pada Seminar : Pertambangan, Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat, di Universitas Samratulangi Manado, pada 06 Agustus 2007, hal. 5-6). Menurut Wibisono (2007) dalam Rosyida dan Nasdian (2011) perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan CSR pada umumnya menggunakan tahapan implementasi CSR sebagai berikut: mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantapan dan evaluasi. Hal ini dibutuhkan agar program CSR yang diterapkan dapat berjalan efektif dan berhasil. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) telah merealisasikan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) untuk masyarakat dilingkungan kerja PTPN III sesuai yang telah digariskan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab V TJSL pasal 74 ayat 1 4. Wujud nyata dari program tersebut telah direalisir oleh PTPN III dalam berbagai sektor yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar yang notabene adalah stakeholder yang nantinya diharapkan akan membangun imej 4

positif dari masyarakat terhadap PTPN III yang pada gilirannya dapat meminimalisir potensi konflik dengan masyarakat sekitar. Setiap tahun, PTPN III mengembalikan sebagian dari laba bersih Perusahaan kepada masyarakat khususnya komunitas di sekitar wilayah usaha PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagai wujud kepedulian Perusahaan dalam bentuk dana Kemitraan dan Bina Lingkungan. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial Perusahaan yang senantiasa menjalin hubungan mutualisme dengan masyarakat sekitar, sehingga pertumbuhan yang dialami Perusahaan bisa dinikmati tidak hanya oleh karyawan Perusahaan tapi juga oleh masyarakat yang lebih luas, dimana Kemitraan dan Bina Lingkungan merupakan alokasi laba setelah pajak sebesar 1 s/d 2 % untuk Kemitraan dan 1 s/d 2 % untuk Bina Lingkungan. Dapat disampaikan bahwa PTPN III diberi kepercayaan oleh Kantor Kementerian Negara BUMN untuk menjadi koordinator BUMN di dalam penyaluran PKBL. (http://www.ptpn3.co.id/pdf_files/ar_2012.pdf diakses 2 april 2016). Program-program tanggung jawab sosial yang dilakukan PTPN III adalah pertama, tanggung jawab sosial di bidang Lingkungan Hidup, pada sektor pelestarian alam PTPN III melakukan kegiatan penghijauan diberbagai daerah di Provinsi Sumatera Utara bekerjasama dengan institusi pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat seperti penghijauan di kawasan Danau Toba yaitu penanaman bibit pohon seluas 200 ha di Kabupaten Simalungun bekerjasama dengan Kodam I/Bukit Barisan. Bantuan Bina Lingkungan wujud kepedulian PTPN III untuk 15 Desa Binaan (Desa Tertinggal) salah satunya Desa 5

Panungkiren terletak di Kec. STM Hilir Kab. Deli Serdang. Kedua tanggung jawab sosial di bidang Ketahanan Pangan, untuk sektor ketahanan pangan PTPN III juga telah menyalurkan bantuan saprodi berupa benih padi, pupuk dan pestisida kepada 36 Kelompok Tani di 20 Desa, 16 Kecamatan yang tersebar di 6 kabupaten propinsi Sumatera Utara yaitu Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batubara, Simalungun, Asahan dan Labuhan Batu Utara dengan luasan 999 ha lahan masyarakat petani. Ketiga, Tanggung Jawab Sosial di bidang Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan yaitu olahraga, Pada Tahun 2011-2013 PTPN III telah menyalurkan dana sebesar Rp562,433,014 meliputi bantuan sarana dan prasaran olahraga. Peringatan Hari Besar/Perayaan, PTPN III telah menyalurkan dana sebesar Rp8,542,079,000,- meliputi bantuan pelaksanaan perayaan hari besar keagamaan, hari besar nasional, peringatan ulang tahun institusi dan kegiatan keagamaan dari berbagai institusi dan stakeholder di berbagai daerah di Propinsi Sumatera Utara. Pelestarian Alam, PTPN III pada tahun 2011-2013 telah menyalurkan dana sebesar Rp624,295,119,- untuk pelestarian alam. Pangan dan Hortikultura, PTPN III telah menyalurkan dana sebesar Rp9,870,357,228,- untuk program ketahanan pangan meliputi bantuan saprodi/saprotan yaitu berupa benih padi unggul dan benih jagung non hibrida, pupuk dan bahan kimia tanaman kepada kelompok tani dan pelaksanaan gelar pasar murah bagi masyarakat kurang mampu dilingkungan unit usaha PTPN III yang tersebar di 9 Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara selama tiga tahun terakhir. Sarana/Prasarana Umum, PTPN III telah menyalurkan dana sebesar Rp19,993,769,018,- meliputi pengaspalan jalan, pengerasan jalan, pembangunan 6

jembatan, parit pembuangan air, pembangunan sarana ibadah yang telah direalisasikan di Kabupaten Labuhanbatu, Asahan, Serdang Bedagai, Tapanuli Selatan dan Propinsi Aceh (KSO PTPN I III). (http://www.ptpn3.co.id/pdf_files/ar_2009.pdf diakses 3 april 2016). Perusahaan yang telah mengimplementasikan CSR sebaiknya beberapa program CSR memikirkan program di bidang lingkungan yang dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan eksistensi lingkungan serta mewujudkan sustainable development seperti yang diterapkan PTPN III. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, dimana seperti yang diungkapkan Widjaja yaitu suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Hal ini berarti Widjaja memikirkan dampak perusahaan bagi sekitaran baik dilihat dari masyarakatnya atau pun daerah lingkungannya. Dampak postif yang diperoleh dari CSR bukan sekedar keuntungan ekonomi saja tetapi lebih dari itu, yaitu keuntungan secara sosial dan lingkungan bagi keberlanjutan perusahaan. Tuntutan Pemerintah kepada perusahaan untuk melakukan CSR bukan hanya sekedar aplikasi semata, namun juga masyarakat sebagai objek CSR perlu diperhatikan. Masyarakat tidak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang yang diperlukannya, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab secara sosial. Karena selain terdapat ketimpangan ekonomi antara pelaku usaha dengan masyarakat sekitarnya, 7

kegiatan operasional perusahaan umumnya juga memberikan dampak negatif, seperti fakta yang terjadi diatas yaitu eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan disekitar operasi perusahaan. Itulah yang kemudian melatarbelakangi konsep CSR yang paling primitif. Pemerintah mengeluarkan undang-undang tentang CSR berharap perusahaan mampu mendukung pembangunan masyarakat dengan memperhatikan dari sisi lingkungan hidup. Berdasarkan uraian di atas penulis melihat bahwa adanya ketidakseimbangan penerapan CSR dengan dampak yang terjadi terhadap lingkungan yang merisaukan masyarakat. Seharusnya beberapa program CSR di bidang lingkungan dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan eksistensi lingkungan serta mewujudkan sustainable development. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Implementasi CSR PTPN III untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan ( Studi Pada PTPN III Medan). I.2 Fokus Masalah Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, masyarakat dan lingkungan jika dilaksanakan secara tepat. Penerapan CSR yang tepat salah satunya dapat membantu pemerintah mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, menarik simpati masyarakat dan menaikkan citra perusahaan oleh karena itu perlunya implementasi CSR yang benar guna mencapai tujuan dan sasaran yang tepat. Dilihat dari latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus masalah peneliti adalah Bagaimana Implementasi 8

Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Oleh sebab itu peneliti dalam hal ini akan melakukan penelitian dengan mengobservasi dan mewawancarai informan yaitu pihak yang berkaitan dalam hal ini seperti staf CSR di PTPN III Medan mengetahui segala hal tentang kegiatan coorporate sosial responsibility. Pihakpihak yang terkait di CSR PTPN III akan dimintai pendapat atau tanggapan dengan program dan tindakan apa saja yang sudah dan akan dilakukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu peneliti ingin mencari tahu informasi melalui observasi apakah kegiatan yang dilakukan oleh CSR ini bukan hanya sekadar gengsi untuk menaikkan citra perusahaan di mata publik sebab kegiatan yang dilakukan oleh CSR ini bukanlah kegiatan yang bersifat mencari untung saja (profit oriented) sehingga adanya manajemen CSR. Pembahasan lain yang berkaitan dengan masalah ini kemungkin besar akan muncul saat melakukan wawancara di lapangan yaitu dari jawabanjawaban yang diberikan oleh informan. Sehingga dengan melakukan observasi dan wawancara yang mendalam dalam penelitian ini akan semakin menyempurnakan penelitian ini. 9

I.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III untuk mendukung pembangunan berkelanjutan? 2. Apakah yang menjadi hambatan pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III? 3. Bagaimana strategi pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III untuk mendukung pembangunan berkelanjutan? I.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. 2. Untuk mengetahui apa yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan CSR PTPN III. 3. Untuk mengetahui strategi pelaksanaan CSR PTPN III dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. 10

I.5 Manfaat Penelitian adalah : Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini 1. Secara akademis, penelitian ini merupakan salah satu syarat penyelesaian program studi sarjana Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan. 3. Secara praktis, sebagai masukan/sumbangan pemikiran bagi PTPN III Medan. 11