BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak penduduknya yang mengalami gangguan jiwa, salah satu gangguan jiwa yang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENYUTRADARAAN ESSAY FILM SEPASANG DAUN RINDU MENGENAI TAARUF AN ESSAY FILM SEPASANG DAUN RINDU DIRECTING ABOUT TAAROF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diakses 28/9/ :38 AM 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. mengambil sikap dalam menghadapi perkembangan teknologi dan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan karya yang berasal dari imajinasi pengarang, imajinasi

BAB I PENDAHULUAN. terlihat di kota Yogyakarta. Ini terlihat dari banyaknya komunitaskomunitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN )

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pemahaman tentang

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pendidikan Islam sudah diajarkan bagaimana bergaul yang benar

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi diartikan sebagai sebuah proses penyampaian pesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Islami. Pernikahan Dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB 1 PENDAHULUAN. bertanggung jawab saat pra-produksi, produksi dan pasca produksi. dari siapapun, termasuk penulis naskah, sutradara atau produser.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan, LN tahun 1974 Nomor 1, TLN no. 3019, Perkawinan ialah ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Beberapa dekade lalu, orang tua sering menjodohkan anak mereka dengan

penerbit dan penyusun menyelesaikan buku Biografi dari WS. Rendra.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada hakikatnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan untuk dapat melanjutkan generasi manusia secara turun-temurun. Untuk itu, antara laki-laki dan perempuan perlu adanya hubungan kepercayaan yang terikat melalui komitmen yang disebut dengan Pernikahan. Dalam hubungan antara laki-laki dengan perempuan juga diperlukan keserasian agar rumah tangga yang dibina dalam pernikahan menjadi nyaman dan dapat berjalan dengan baik. Pada masa kini, masyarakat khususnya anak muda yang berusia matang dan siap untuk menikah menggunakan istilah pacaran sebagai cara mereka untuk mengenal pasangan satu sama lain agar menemukan pasangan yang baik bagi kehidupan mereka. Disisi lain ternyata pacaran memiliki potensi yang lebih besar untuk mengarah ke hal negatif seperti menyalurkan nafsu, kesenangan sesaat, eksistensi dalam pergaulan, bahkan sampai pergaulan bebas. Pacaran dianggap sebagai hasrat manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk ingin memiliki satu sama lain tanpa ingin ikatan resmi seperti menikah. Komitmen yang mereka buat dalam pacaranpun sederhana dengan berlandaskan sama-sama suka dan ingin saling mengasihi. Semakin lama hasrat itupun semakin bertambah dan semakin mengarah ke layaknya suami istri. Hal ini lah yang akhirnya menimbulkan istilah pergaulan bebas. Dengan demikian tujuan utama dalam pacaran pun semakin tersingkir dan makna yang dibentuk juga semakin berubah ke arah negatif. Dalam Islam, ada cara tersendiri untuk menemukan pasangan yang baik pada lakilaki dan perempuan untuk membangun keluarga yang serasi dan harmonis. Sebutan untuk keluarga harmonis dalam Islam yaitu keluarga sakinah, mawadah, dan warahmah. Dan proses perkenalan untuk mencapai keluarga harmonis tersebut di kenal dengan istilah Taaruf. 1

Dalam pandangan Islam, secara bahasa Taaruf dapat diartikan dengan kenalan. Namun secara makna, Taaruf adalah sebuah kegiatan bersilaturahmi, berkenalan dengan tatap muka, atau bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Biasanya tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh untuk pasangan hidup yang akan dinikahi. Dalam praktiknya, Taaruf sangat berbeda dengan pacaran. Taaruf secara syariat agama Islam diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW bagi pasangan yang ingin menikah. Perbedaan yang jelas antara Taaruf dengan pacaran yaitu dari segi tujuan dan manfaatnya. Menurut Islam, tujuan pacaran lebih mengarah kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat. Sedangkan Taaruf sendiri tujuannya murni untuk mengetahui calon pasangan. Menurut prosesnya pun, Taaruf tetap menjaga laki-laki dan perempuan dengan tidak membiarkan mereka untuk berduaan. Pihak laki-laki boleh menanyakan hal apapun untuk mengetahui calon istrinya dan begitu pula sebaliknya dengan saling membawa wali. Hal ini pun dilakukan, agar kedua pasangan bisa saling mengenal satu sama lain dengan berdialog. Oleh karena itu perlu adanya edukasi tentang pola hubungan masyarakat khususnya anak muda dengan lawan jenis mereka agar dapat menemukan pasangan yang serasi tanpa meninggalkan syariat agama Islam. Salah satu media yang dapat digunakan untuk mengedukasi hal tersebut yaitu film. Film merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk meraih segmentasi muda sebagaimana yang telah dilakukan oleh Hanung bramantyo dalam film Ayat - Ayat Cinta (2008) yang melalui cerita fiksi dapat mengangkat topik agama ke dalam cerita cinta. Film tersebut memiliki gaya penyutradaraan yang mengarahkan penonton menikmati perasaan cinta sang tokoh yang bergejolak namun harus bisa menahannya karena ada aturan dalam agama. Sehingga penonton secara tidak langsung dapat diedukasi tentang sudut pandang Keislaman. Film memiliki jenis yang beragam dalam menyampaikan pesan. Salah satu jenis film yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan edukasi tentang agama Islam yaitu Essay Film. 2

Essay Film merupakan jenis film yang penyampaian pesannya secara lugas, disampaikan oleh narator dan dikemas dengan sinematik yang menarik. Dalam memproduksi sebuah Essay Film. Peran Sutradara dalam penyutradaraan suatu karya film sangat dominan dari awal pra produksi sampai paska produksi. Dengan gaya penyutradaraan yang tepat seperti memfokuskan pada penceritaan dalam film, dapat membuat penonton menjadi dibawa untuk memahami situasi serta emosi yang ada dalam film. Hal ini membuat pesan atau gagasan yang ingin dituangkan dalam film tersebut menjadi lebih tersampaikan kepada penonton. Oleh karena itu, gaya penyutradaraan yang digunakan dalam menyutradarai sebuah film menjadi hal yang penting dalam menjadikan film sebagai media informasi yang dapat memberikan pesan kepada penonton. 1.2. Permasalahan 1.2.1. Identidikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka masalah yang timbul adalah sebagi berikut : Pergaulan bebas pada umumnya muncul dari hubungan yang berlandaskan nafsu dan mempunyai rasa ingin memiliki namun tidak ingin terikat. Sikap setiap orang pada umumnya berpikir untuk mencari pasangan yang baik tanpa memikirkan untuk menjadi pasangan yang baik. Kurangnya wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang hubungan yang ditawarkan melalui pola Taaruf. Dalam Taaruf, Keharmonisan dalam rumah tangga tidak hanya ditentukan oleh keserasian pada pasangan namun niat awal pernikahan yang berlandaskan Allah SWT. Essay Film masih jarang di ketahui oleh masyarakat, sehingga jenis media ini akan menjadi pengalaman baru bagi penikmat film. Oleh karena itu, dengan mengangkat tema agama dalam Essay Film ini tentu juga akan menarik minat masyarakat untuk belajar agama. Pentingnya peran Sutradara dalam perancangan Essay Film. 3

1.2.2. Batasan Masalah Setelah mengidentifikasi masalah diatas, maka agar pembahasan tidak terlalu meluas perlu adanya pembatasan masalah yaitu penulis akan memfokuskan permasalahan pada sikap pelaku Taaruf dalam menemukan pasangan yang baik yang dikemas dalam bentuk Essay Film sehingga mampu memberikan pengalaman edukasi yang baru kepada masyarakat. 1.2.3. Rumusan Masalah 1. Bagaimana membuat unsur naratif tentang sikap pelaku Taaruf dalam menemukan pasangan yang baik? 2. Bagaimana penyutradaraan dalam Essay Film Sepasang Daun Rindu mengenai Taaruf? 1.3. Ruang Lingkup Dari identifikasi masalah yang telah ada serta agar pembahasan lebih terarah, maka penulis memberikan ruang lingkup masalah pada perancangan ini. Adapun ruang lingkup tersebut adalah : 1.3.1 Apa Media film yang dirancang meliputi media utama berupa Essay Film 1.3.2 Siapa Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan Usia : 18 s/d Belum Menikah Demografis : Perkotaan 1.3.3 Bagian mana Dalam perancangan media film ini, penulis akan berperan dan berbicara melalui sudut pandang sutradara secara objektif sesuai dengan hasil analisis yang telah di lakukan. 4

1.3.4 Mengapa Penulis mengarahkan fokus penelitian hanya sampai proses menemukan pasangan yang baik agar permasalahan tidak meluas terlalu jauh dalam urusan keluarga dan dikhawatirkan membuka aib. Karena proses Taaruf menggiring pelakunya hanya sampai ke proses pernikahan. 1.3.5 Tempat Media film ini akan diinformasikan secara Online dan Offline. Online yaitu melalui media sosial sedangkan offline melalui festival film maupun penayangan-penayangan di kegiatan screening maupun kajian film. 1.3.5 Waktu Waktu dari penayangan film ini direncanakan pada tahun 2016. 1.4. Tujuan Perancangan 1. Untuk dapat memahami pembuatan unsur naratif tentang sikap pelaku Taaruf dalam menemukan pasangan yang baik. 2. Untuk dapat menggambarkan cara penyutradaraan Essay Film Sepasang Daun Rindu mengenai Taaruf. 1.5. Manfaat Perancangan Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : A. Secara Umum 1. Perancangan ini dapat digunakan sebagai media edukasi yang menghibur. 2. Perancangan ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan di bidang keilmuan terkait. B. Secara Khusus 1. Sebagai tinjauan untuk penelitian selanjutnya. 2. Untuk menambah dan memperkaya kreasi lokal Indonesia di bidang perfilman. 5

1.6. Metodologi Perancangan 1.6.1. Metode Pengumpulan data Penulis menggunakan metode kualitatif sebagai metode untuk mengumpulkan data dengan mengutamakan fenomena sebagai subjek yang dapat berkembang. Berikut merupakan cara yang dilakukan dalam pengumpulan data secara kualitatif : 1. Wawancara (Semi Terstruktur) Meminta sekelompok individu menceritakan kehidupan mereka. Dalam melakukan wawancara, penulis lebih mengarahkan pembicaraan ke posisi sharing agar narasumber dapat lebih nyaman dalam menceritakan pengalamannya. Adapun Narasumber yang dipakai oleh penulis untuk mengumpulkan data yaitu : Gilang sanjivani sebagai perempuan pelaku Taaruf yang sudah taat. Nanda Devitra sebagai perempuan pelaku Taaruf yang berhijrah. Noor Al-Kautshar sebagai laki-laki pelaku Taaruf yang berhijrah. Anita Hakim sebagai perempaun pelaku Taaruf yang sudah taat. Yusmin Nuryadin sebagai seorang ustad pengajar Tar-Q. 2. Studi Pustaka dan literatur a) Studi Pustaka Mempelajari data-data yang dikumpulkan dari buku-buku, hadist, dan kitab alquran mengenai Taaruf. Serta buku-buku mengenai penyutradaraan dan beberapa pustaka lainnya terkait perancangan yang dilakukan. b) Literatur Mempelajari film-film seperti Ayat Ayat Cinta dan beberapa jenis film terkait Taaruf lainnya serta Essay Film. 6

1.6.2. Metode analisis Metode analisis dipakai oleh penulis untuk menguraikan dan mengkaji data yang telah dikumpulkan menggunakan pendekatan naratif. Adapun tahap-tahap yang dilakukan penulis dalam menganalisis yaitu : a. Menulis data hasil wawancara ke dalam bentuk uraian paragraf. b. Membuat tabel komparasi dengan film karya sejenis. c. Mengelompokan narasumber kedalam tiga kategori, yaitu : Pelaku Taaruf yang taat. Pelaku Taaruf yang berhijrah. Pelaku khitbah. d. Membuat tabel analisis secara keseluruhan. e. Menulis secara rinci setiap subjek ke dalam fokus analisis yang terdiri dari 3 aspek, yaitu : Plot. Sebab-akibat. Ruang waktu. f. Menarik kesimpulan berdasarkan tabel. g. Menentukan tema besar dan keyword untuk Essay Film 1.6.3. Metode perancangan Dalam penelitian ini, penulis merancang sebuah Essay Film sebagai media utama untuk mengungkapkan gagasan hasil analisis kedalam bentuk visual. Adapun tahap-tahap yang dilakukan penulis untuk merancang Essay Film terdiri dari : a. Ide. b. Konsep kreatif. c. Penceritaan dengan menggunakan struktur tiga babak. d. Pra produksi, yang terdiri dari : - Interpretasi scenario. - Pemilihan pemain. - Konsep media. - Konsep visual. 7

e. Produksi. f. Paska produksi, yang terdiri dari : - Editing Offline. - Color Grading. - Sound FX. - Musik. 8

1.7. Kerangka Perancangan (Sumber : Penulis) 9

1.8. Pembabakan : Penulisan karya Tugas Akhir ini terbagi menjadi lima bab, yaitu : BAB I Pendahuluan Berisi latar belakang permasalahan dari topik yang diangkat, permasalahan, ruang lingkup, tujuan perancangan, model analisis, hingga pembabakan. BAB II Kerangka Teori Menjelaskan dasar dari teori-teori yang relevan sebagai panduan dalam perancangan. BAB III Data dan Analisis Berisi data yang berkaitan dengan perancangan dan analisa data. BAB IV Konsep & Hasil perancangan Menjelaskan konsep perencanaan dan gaya penyutradaraan Essay Film sampai selesai. BAB V Penutup Berisi kesimpulan dan saran. 10