NO KRITERIA AUDIT PEMENUHAN / DOKUMENTASI AUDIT FAKTA AUDIT STATUS YA TIDAK

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

A. KRITERIA AUDIT SMK3

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR: PER.05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA

INTEPRETASI AUDIT SMK3 BERDASARKAN PP NO 50 TAHUN 2012

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG

SISTEM MANAJEMEN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KUISIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH

MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

PERTEMUAN #8 PENGELOLAAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN K3 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

Elemen 3 ORGANISASI & PERSONIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

DAFTAR DOKUMEN INTERNAL. 0. Manual Sistem Manajemen K3 01/AJS/MK

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

Dany Rahma Saputra 1), Yulianto 2)

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S.

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

Sistem manajemen mutu Persyaratan

1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Pembangunan nasional diarahkan menuju terwujudnya masyarakat yang maju, adil, makmur dan mandiri dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3)

Persyaratan Dokumentasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Persyaratan Dokumentasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. Area kerja di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara meliputi Area 1 (Train

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

PROSEDUR KOMUNIKASI DAN KONSULTASI

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

PRAKUALIFIKASI UMUM CSMS (Contractor Safety Management System)

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci: Penerapan K3, SMK3

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DI WILAYAH SUMATERA BARAT ARTIKEL

BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP SERTIFIKAT ISO TAHUN

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

Lampiran 2 FORMAT RENCANA K3 KONTRAK (RK3K)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

Kepemimpinan & Komitmen

MANUAL PROSEDUR PROSEDUR AUDIT INTERNAL

Transkripsi:

Checklist Audit SMK3 NO KRITERIA AUDIT PEMENUHAN / DOKUMENTASI AUDIT FAKTA AUDIT STATUS YA TIDAK.. Adanya kebijakan K3 yang tertulis, bertanggal dan secara jelas menyatakan tujuan-2 K3 dan komitmen perusahaan dalam memperbaiki kinerja K3 2..2 Kebijakan yang ditandatangani oleh pengusaha dan atau pengurus 3..3 Kebijakan disusun oleh pengusaha dan atau pengurus setelah melalui proses konsultasi dengan wakil tenaga kerja 4..4 Perusahaan mengkomunikasikan kebijakan K3 kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor, pelanggan dan pemasok dengan tata cara yang tepat. 5..5 6..6. Apabila diperlukan, kebijakan khusus dibuat untuk masalah K3 yang bersifat khusus. Kebijakan K3 dan kebijakan khusus lainnya ditinjau ulang secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan tsb mencerminkan perubahan yang terjadi dalam peraturan perundangan.

7.2.. Tanggung jawab dan wewenang untuk mengambil tindakan dan melaporkan kepada semua personil yang terkait dalam perusahaan yang telah ditetapkan harus disebarluaskan dan didokumentasikan 8.2.2. Penunjukan penanggung jawab K3 harus sesuai peraturan perundangan yang berlaku 9.2.3 Pemimpin unit kerja dalam suatu perusahaan bertanggung jawab atas kinerja K3 pada unit kerjanya 0.2.4. Perusahaan mendapat saran-saran dari ahli bidang K3 yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan.2.5. Petugas yang bertanggung jawab menangani keadaan darurat mendapatkan latihan dan diberi tanda pengenal agar diketahui oleh seluruh orang yang ada diperusahaan. 2.2.6. Kinerja K3 dimasukkan dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan lain yang setingkat.

3.2.7. Pimpinan unit kerja diberi informasi tentang tanggung jawab mereka terhadap tenaga kerja kontraktor dan orang lain yang memasuki tempat kerja. 4.2.8. Tanggung jawab untuk memelihara dan mendistribusikan informasi mengenai perundangan K3 yang telah ditetapkan 5.2.9. Pengurus bertanggung jawab secara penuh untuk menjamin sistem manajemen K3 dilaksanakan 6.3.. Pengurus harus meninjau ulang pelaksanaan SMK3 secara berkala untuk menilai kesesuaian dan efektifitas SMK3 7.3.2. Hasil peninjauan ulang dicatat dan didokumentasikan 8.3.3. Apabila memungkinkan, hasil tinjauan ulang dimasukkan ke dalam perencanaan tindakan manajemen

9.4.. Keterlibatan tenaga kerja dan penjadwalan konsultasi dengan Wakil Perusahaan yang ditunjuk didokumentasikan 20.4.2. Dibuatkan prosedur yang memudahkan konsultasi mengenai perubahan-perubahan yang mempunyai implikasi terhadap K3 2.4.3 Sesuai dengan peraturan perundangan perusahaan telah membentuk P2K3 22.4.4. Ketua P2K3 adalah pengurus atau pimpinan puncak 23.4.5. Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 sesuai dengan peraturan perundangan 24.4.6. P2K3 menitikberatkan kegiatan pada pengembangan kebijakan dan prosedur untuk mengendalikan risiko 25.4.7. P2K3 mengadakan pertemuan secara teratur dan hasilnya disebarluaskan di tempat kerja 26.4.8. P2K3 melaporkan kegiatannya secara teratur sesuai dengan peraturan perundangan 27.4.9. Apabila diperlukan, dibentuk kelompok kerja yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku 28.4.0 Apabila kelompok-kelompok kerja telah terbentuk, maka tenaga kerja diberi informasi struktur kelompok kerja tersebut. Sub Total Elemen 0 0

29 2... Petugas yang berkompeten telah mengidentifikasikan dan menilai potensi bahaya dan risiko K3 yang berkaitan dengan operasi 30 2..2. Perencanaan strategi K3 perusahaan telah ditetapkan dan diterapkan untuk mengendalikan potensi bahaya dan risiko K3 yang telah teridentifikasi, yang berhubungan dengan operasi 3 2..3. Rencana khusus yang berkaitan dengan produk, proses, proyek atau tempat kerja tertentu telah dibuat. 32 2..4. Rencana didasarkan pada potensi bahaya dan insiden, serta catatan K3 sebelumnya. 33 2..5. Rencana tersebut menetapkan tujuan K3 perusahaan yang dapat diukur, menetapkan prioritas dan menyediakan sumber daya. 34 2.2.. Manual SMK3 meliputi kebijakan, tujuan, rencana, dan prosedur K3 serta menentukan tanggung jawab K3 untuk semua tingkatan dalam perusahaan. 35 2.2.2. Apabila diperlukan manual khusus yang berkaitan dengan produk, proses, atau tempat kerja tertentu telah dibuat 36 2.2.3. Manual SMK3 mudah didapat oleh semua personil dalam perusahaan.

37 2.3.. Informasi tentang kegiatan dan masalah K3 disebarluaskan secara sistematis kepada seluruh tenaga kerja perusahaan. 38 2.3.2. Catatan-catatan informasi K3 dipelihara dan disediakan untuk seluruh tenaga kerja dan orang lain yang datang ke tempat kerja. 39 3... Prosedur yang terdokumentasi mempertimbangkan identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang dilakukan pada tahap melakukan perancangan atau perancangan ulang. Sub Total Elemen 2 0 0 40 3..2. Prosedur dan instruksi kerja untuk penggunaan produk, pengoperasian sarana produksi dan proses yang aman disusun selama tahap perancangan. 4 3..3. Petugas yang kompeten telah ditentukan untuk melakukan verifikasi bahwa perancangan memenuhi persyaratan K3 yang ditetapkan 42 3..4. Semua perubahan dan modifikasi perancangan yang mempunyai implikasi terhadap K3 diidentifikasikan, didokumentasikan, ditinjau ulang dan disetujui oleh Petugas yang berwenang sebelum pelaksanaan

43 3.2. Prosedur yang terdokumentasi harus mampu mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya K3, lingkungan dan masyarakat, dimana prosedur tersebut digunakan pada saat memasok barang dan jasa dalam suatu kontrak. 44 3.2.2. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan pada tahap tinjauan ulang kontrak oleh personel yang berkompeten. 45 3.2.3. Kontrak-kontrak ditinjau ulang untuk menjamin bahwa pemasok dapat memenuhi persyaratan K3 bagi pelanggan 46 3.2.4. 47 4... Catatan tinjauan ulang kontrak dipelihara dan didokumentasikan Dokumen K3 mempunyai identifikasi status, wewenang, tanggal pengeluaran dan tanggal modifikasi Sub Total Elemen 3 0 0 48 4..2. Penerima distribusi dokumen tercantum dalam dokumen tersebut. 49 4..3. Dokumen K3 terbaru disimpan secara sistematis pada tempat yang ditentukan 50 4..4. Dokumen usang segera disingkirkan dari penggunaannya sedangkan dokumen usang yang disimpan untuk keperluan tertentu diberi tanda khusus

5 4.2.. Terdapat sistem untuk membuat dan menyetujui perubahan terhadap dokumen K3. 52 4.2.2. Apabila memungkinkan diberikan alasan terjadinya perubahan dan tertera dalam dokumen atau lampirannya. 53 4.2.3. Terdapat prosedur pengendalian dokumen atau daftar seluruh dokumen yang mencantumkan status dari setiap dokumen tersebut dalam upaya mencegah penggunaan dokumen usang 54 5.. Terdapat prosedur yang terdokumentasi yang dapat menjamin spesifikasi teknik dan informasi lainnya yang relevan dengan K3 telah diperiksa sebelum keputusan untuk membeli. Sub Total Elemen 4 0 0 55 5..2. Spesifikasi pembelian untuk setiap sarana produksi, zat kimia atau jasa harus dilengkapi spesifikasi yang sesuai dengan persyaratan peraturan per-undangan dan standar K3 yang berlaku 56 5..3. Konsultasi dengan tenaga kerja yang potensial berpengaruh pada saat keputusan pembelian dilakukan apabila persyaratan K3 dicantumkan dalam spesifikasi pembelian.

57 5..4. Kebutuhan pelatihan, pasokan APD, dan perubahan terhadap prosedur kerja perlu dipertimbangkan sebelum pembelian, serta ditinjau ulang sebelum pembelian, serta pemakaian sarana dan bahan kimia. 58 5.2.. Barang dan jasa yang telah dibeli diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi pembelian. 59 5.3. Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, sebelum digunakan terlebih dahulu diidentifikasi potensi bahaya dan dinilai risikonya. Catatan tersebut dipelihara untuk memeriksa prosedur ini 60 5.3.2. Produk yang disediakan oleh pelanggan dapat diidentifikasi dengan jelas. 6 6... Petugas yang berkompeten telah mengidentifikasikan bahaya yang potensial dan telah menilai resiko resiko yang timbul dari suatu proses kerja. Sub Total Elemen 5 0 0 62 6..2. Apabila upaya pengendalian risiko diperlukan maka upaya tersebut ditetapkan melalui tingkat pengendalian. 63 6..3. Terdapat prosedur kerja yang didokumentasikan dan jika diperlukan diterapkan suatu sistem "ijin kerja" untuk tugas-tugas berisiko tinggi.

64 6..4. Prosedur atau petunjuk kerja untuk mengelola secara aman seluruh risiko yang teridentifikasi didokumentasikan. 65 6..5. Kepatuhan dengan peraturan, standar dan ketentuan pelaksanaan diperhatikan pada saat mengembangkan atau melakukan modifikasi prosedure atau petunjuk kerja. 66 6..6. Prosedur kerja dan instruksi kerja dibuat oleh petugas yang berkompeten dengan masukan dari tenaga kerja yang di-persyaratkan untuk melakukan tugas dan prosedur disahkan oleh pejabat yang ditunjuk. 67 6..7. Alat pelindung diri disediakan bila diperlukan dan digunakan secara benar serta dipelihara selalu dalam kondisi layak pakai. 68 6..8. Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan telah laik pakai sesuai dengan standar dan atau peraturan perundangan yang berlaku. 69 6..9. Upaya pengendalian risiko ditinjau ulang apabila terjadi perubahan pada proses kerja. 70 6.2.. Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan.

7 6.2.2 Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan tingkat risiko tugas 72 6.2.3. Pengawas ikut serta dalam identifikasi bahaya dan membuat upaya pengendalian. 73 6.2.4. Pengawas diikutsertakan dalam pelaporan dan penyelidikan penyakit akibat kerja dan kecelakaan, serta wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada Pengurus 74 6.2.5. Pengawas ikut serta dalam proses konsultasi 75 6.3.. Persyaratan tugas tertentu, termasuk persyaratan kesehatan diidentifikasi dan dipakai untuk menyeleksi dan penempatan tenaga kerja. 76 6.3.2. Penugasan pekerjaan harus berdasarkan pada kemampuan dan tingkat ketrampilan yang dimiliki oleh masing-masing tenaga kerja 77 6.4.. Perusahaan melakukan penilaian lingkungan kerja untuk mengetahui daerah-daerah yang memerlukan pembatasan ijin masuk. 78 6.4.2. Terdapat pengendalian atas tempat-tempat dengan pembatasan ijin masuk 79 6.4.3. Fasilitas-fasilitas dan layanan yang tersedia di tempat kerja sesuai dengan standar dan pedoman teknis

80 6.4.4. Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu darurat harus dipasang sesuai dengan standar dan pedoman teknis. 8 6.5.. Penjadwalan pemeriksaan dan pemeliharaan sarana produksi serta peralatan mencakup verifikasi alat-alat pengaman dan persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan, standar dan pedoman teknis. 82 6.5.2. Semua catatan yang memuat data-data secara rinci dari kegiatan pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan-perubahan yang dilakukan atas sarana produksi harus disimpan dan dipelihara. 83 6.5.3. Sarana produksi yang harus terdaftar memiliki sertifikat yang masih berlaku. 84 6.5.4. Perawatan, perbaikan dan setiap perubahan harus dilakukan personel yang berkompeten. 85 6.5.5. Apabila memungkinkan, sarana produksi yang akan diubah harus sesuai dengan persyaratan peraturan perundangan yang berlaku. 86 6.5.6. Terdapat prosedur permintaan pemeliharaan yang mencakup ketentuan mengenai peralatan-peralatan dengan kondisi keselamatan yang kurang baik dan perlu untuk segera diperbaiki.

87 6.5.7. Terdapat suatu sistem penandaan bagi alat yang sudah tidak aman lagi jika digunakan atau yang sudah tidak digunakan. 88 6.5.8. Apabila diperlukan, dilakukan penerapan sistem penguncian pengoperasian (lock out system) untuk mencegah agar sarana produksi tidak dihidupkan sebelum saatnya. 89 6.5.9. Prosedur persetujuan untuk menjamin bahwa peralatan produksi dalam kondisi yang aman untuk dioperasikan 90 6.6.. Apabila perusahaan dikontrak untuk menyediakan pelayanan yang tunduk pada standar dan UU K3, maka perlu disusun prosedur untuk menjamin bahwa pelayanan memenuhi persyaratan. 9 6.6.2. Apabila perusahaan diberi pelayanan melalui kontrak dan pelayanan tunduk pada standar dan perundangan K3, maka perlu disusun prosedur untuk menjamin bahwa pemberian pelayanan memenuhi persyaratan 92 6.7.. Keadaan darurat yang potensial (didalam atau diluar tempat kerja) telah diidentifikasi dan prosedur keadaan darurat tersebut telah didokumentasikan. 93 6.7.2. Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau ulang secara rutin oleh petugas yang kompeten.

94 6.7.3. Tenaga kerja mendapat instruksi dan pelatihan mengenai prosedur keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat risiko 95 6.7.4. 96 6.7.5. Petugas penanganan keadaan darurat diberikan pelatihan khusus Instruksi keadaan darurat dan hubungan keadaan darurat diperlihatkan secara jelas/menyolok dan diketahui oleh seluruh tenaga kerja. 97 6.7.6. Alat dan sistem tanda bahaya keadaan darurat diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala 98 6.7.7. Kesesuaian, penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat keadaan darurat telah dinilai oleh petugas yang berkompeten. 99 6.8.. Perusahaan telah mengevaluasi alat PPPK dan menjamin bahwa setiap PPPK yang ada memenuhi standar dan pedoman teknis yang berlaku. 00 6.8.2. Petugas PPPK telah dilatih dan ditunjuk sesuai dengan peraturan perundangan 0 7... 02 7..2 Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur Inspeksi dilaksanakan bersama oleh wakil pengurus dan wakil tenaga kerja yang telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi potensi bahaya Sub Total Elemen 6 0 0

03 7..3. Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas di tempat yang diperiksa. 04 7..4. Daftar periksa (Checklist) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat inspeksi. 05 7..5. Laporan inspeksi diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai kebutuhan. 06 7..6. 07 7.2.. Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektifitasnya. Pemantauan lingkungan tempat kerja dilaksanakan secara teratur dan hasilnya dicatat dan dipelihara. 08 7.2.2. Pemantauan lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologis, radiasi, dan psikologis. 09 7.3.. Terdapat sistem yang terdokumentasi mengenai identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan dan penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur dan uji mengenai kesehatan dan keselamatan. 0 7.3.2. 7.4.. Alat dipelihara dan dikalibrasikan oleh petugas yang berkompeten. Sesuai dengan peraturan perundangan, kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada tempat kerja yang mengandung bahaya harus dipantau.

2 7.4.2. Perusahaan telah mengidentifikasikan keadaan dimana pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan ini. 3 7.4.3. Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai peraturan perundangan. 4 7.4.4. Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan perundangan. 5 7.4.5. Catatan mengenai pemantauan kesehatan dibuat sesuai dengan peraturan perundangan 6 8... Terdapat prosedur proses pelaporan sumber bahaya dan personil perlu diberitahu mengenai proses pelaporan sumber bahaya terhadap K3 Sub Total Elemen 7 0 0 7 8.2.. Terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin bahwa semua kecelakaan penyakit akibat verja serta insiden di tempat kerja dilaporkan. 8 8.2.2. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilaporkan sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundangan. 9 8.3.. Perusahaan mempunyai prosedur penyelidikan kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dilaporkan

20 8.3.2. Penyelidikan dan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas atau ahli K3 yang telah dilatih. 2 8.3.3. Laporan penyelidikan berisi saran-saran dan jadwal waktu pelaksanaan usaha perbaikan. 22 8.3.4. Tanggung jawab diberikan kepada petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan tindakan perbaikan sehubungan dengan laporan penyelidikan. 23 8.3.5. Tindakan perbaikan didiskusikan dengan tenaga kerja di tempat terjadi kecelakaan. 24 8.3.6. Efektifitas tindakan perbaikan dipantau. 25 8.4.. Terdapat prosedur untuk menangani masalah K3 yang timbul, sesuai dengan peraturan perundangan. 26 8.4.2. Tenaga kerja diberi informasi mengenai prosedur serta menerima informasi kemajuan penyelesaiannya. 27 9... Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai risiko yang berhubungan dengan penanganan secara manual dan mekanis. Sub Total Elemen 8 0 0 28 9..2. Identifikasi dan penilaian dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten.

29 9..3. Perusahaan menerapkan dan meninjau ulang cara pengendalian risiko yang berhubungan dengan penanganan secara manual dan mekanis. 30 9..4. Posedur untuk penanganan bahan meliputi metode pencegahan terhadap kerusakan, tumpahan, dan kebocoran. 3 9.2.. Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan disimpan dan dipindahkan dengan cara yang aman sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 32 9.2.2. Terdapat prosedur yang menjelaskan persyaratan pengendalian bahan yang dapat rusak atau kadaluarsa. 33 9.2.3. Terdapat prosedur menjamin bahwa bahan dibuang dengan cara yang aman sesuai dengan peraturan perundangan. 34 9.3.. Perusahaan telah mendokumentasikan prosedur mengenai penyimpanan, penanganan, dan pemindahan bahan-bahan berbahaya yang sesuai dengan persyaratan peraturan perundangan, standar dan pedoman teknis. 35 9.3.2. Lembar Data Keselamatan Bahan yang komprehensif untuk bahan-bahan berbahaya harus mudah didapat.

36 9.3.3. Terdapat sistem untuk mengidentifikasi dan pemberian label pada bahan bahan berbahaya. 37 9.3.4. Rambu peringatan bahaya dipampang sesuai dengan persyaratan peraturan perundangan dan standar yang berlaku. 38 9.3.5. Terdapat prosedur yang didokumentasikan mengenai penanganan bahan secara aman bahan-bahan berbahaya. 39 9.3.6. Petugas yang menangani bahan-bahan yang berbahaya diberi pelatihan mengenai cara penanganan yang aman. 40 0.. Perusahaan mempunyai prosedur untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, mengarsipkan, memelihara dan menyimpan catatan K3. Sub Total Elemen 9 0 0 4 0..2 Undang-undang, peraturan, standar dan pedoman teknis yang relevan dipelihara pada tempat yang mudah didapat. 42 0..3 Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga kerahasiaan catatan. 43 0..4 Catatan mengenai peninjauan ulang dan pemeriksaan dipelihara. 44 0..5 Catatan kompensasi kecelakaan kerja dan rehabilitasi kesehatan dipelihara.

45 0.2. Data K3 yang terbaru dikumpulkan dan dianalisa. 46 0.2.2 Laporan rutin K3 dibuat dan disebarluaskan di dalam perusahaan. 47.. Audit Sistem Manajemen K3 yang terjadwal dilaksanakan untuk memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan untuk menentukan apakah kegiatan tersebut efektif. Sub Total Elemen 0 0 0 48..2 Audit Internal Sistem Manajemen K3 dilakukan oleh petugas yang berkompeten dan independen di perusahaan. 49..3 Laporan audit didistribusikan kepada manajemen dan petugas lain yang berkepentingan. 50..4 Kekurangan yang ditemukan pada saat audit diprioritaskan dan dipantau untuk menjamin dilakukannya tindakan perbaikan. 5 2.. Analisa kebutuhan pelatihan yang mencakup persyaratan K3 telah dilaksanakan Sub Total Elemen 0 0 52 2..2 Rencana pelatihan K3 telah disusun bagi semua tingkatan dalam perusahaan. 53 2..3 Pelatihan harus mempertimbangkan perbedaan tingkat kemampuan dan latar belakang pendidikan.

54 2..4 Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang mempunyai kemampuan dan pengalaman yang memadai serta diakreditasi menurut peraturan perundangan yang berlaku. 55 2..5 Terdapat fasilitas dan sumber daya memadai untuk pelaksanaan pelatihan yang efektif. 56 2..6 Perusahaan mendokumentasikan dan menyimpan catatan seluruh pelatihan. 57 2..7 Evaluasi dilakukan pada setiap sesi pelatihan untuk menjamin peningkatan secara berkelanjutan. 58 2..8 Program pelatihan ditinjau ulang secara teratur untuk menjamin agar tetap relevan dan efektif. 59 2.2. Anggota manajemen eksekutif dan pengurus berperan serta dalam pelatihan yang mencakup penjelasan tentang kewajiban hukum dan prinsip-prinsip serta pelaksanaan K3 60 2.2.2 Manajer dan supervisor menerima pelatihan yang sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka. 6 2.3. Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja termasuk tenaga kerja baru dan yang dipindahkan agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara aman.

62 2.3.2 Pelatihan diselenggarakan kepada tenaga kerja apabila ditempat kerjanya terjadi perubahan sarana produksi atau proses. 63 2.3.3 Apabila diperlukan diberikan pelatihan penyegaran kepada semua tenaga kerja. 64 2.4. Perusahaan mempunyai program pengenalan untuk semua tenaga kerja dengan memasukkan materi kebijakan dan prosedur K3. 65 2.4.2 Terdapat prosedur yang menetapkan persyaratan untuk memberikan taklimat (briefing) kepada pengunjung dan mitra kerja guna menjamin K3 66 2.5. Perusahaan mempunyai sistem untuk menjamin kepatuhan terhadap persyaratan lisensi atau kualifikasi sesuai dengan peraturan perundangan untuk melaksanakan tugas khusus, melaksanakan pekerjaan atau mengoperasikan peralatan. Sub Total Elemen 2 0 0 Total 0 0 Pemenuhan SMK3-66 Kriteria 0.00

N/A KETERANGAN

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0 0

0 0 %

Checklist Audit SMK3 NO KRITERIA AUDIT PEMENUHAN / DOKUMENTASI AUDIT FAKTA AUDIT STATUS.. Adanya kebijakan K3 yang tertulis, Perusahaan membuat kebijakan K3 yang tertulis, bertanggal dan secara jelas menyatakan bertanggal dan isinya mencakup tujuan dan pernyataan tujuan-2 K3 dan komitmen perusahaan komitmen perusahaan mengenai pelaksanaan K3 di dalam memperbaiki kinerja K3 tempat kerja. 2..2 Kebijakan yang ditandatangani oleh Penandatangan kebijakan K3 harus manajemen senior pengusaha dan atau pengurus perusahaan (bisa pemilik atau jabatan tertinggi di plant) 3..3 Kebijakan disusun oleh pengusaha dan atau Proses konsultasi bisa dalam bentuk suatu rapat yang pengurus setelah melalui proses konsultasi membahas perumusan isi kebijakan dimana peserta dengan wakil tenaga kerja rapat bisa dari anggota P2K3 (wakil tenaga kerja)/wakil departemen. Lihat pada notulensi rapat pembahasan kebijakan ini. 4..4 Perusahaan mengkomunikasikan kebijakan Bentuk komunikasi kebijakan K3 ini bisa melalui; K3 kepada seluruh tenaga kerja, tamu, penempelan, pembacaan. Saat briefing pagi, kartu kontraktor, pelanggan dan pemasok dengan pengenal Visitor, lampiran dalam kontrak, materi briefing tata cara yang tepat. bagi tamu, papan pengumuman di pintu masuk dll. 5..5 Apabila diperlukan, kebijakan khusus dibuat Kebijakan K3 khusus dibuat sesuai kebutuhan untuk masalah K3 yang bersifat khusus. perusahaan (tidak wajib harus ada), contoh kebijakan mengenai bahaya kimia, alcohol & drugs, dll.

6..6. Kebijakan K3 dan kebijakan khusus lainnya Ada mekanisme untuk meninjau ulang isi kebijakan ditinjau ulang secara berkala untuk secara berkala misal melalui rapat management review menjamin bahwa kebijakan tsb meeting tahunan, rapat P2K3 atau rapat lainnya. Bila ada mencerminkan perubahan yang terjadi perubahan nama perusahaan, manajemen, visi, dll maka dalam peraturan perundangan. kebijakan juga harus direvisi. Jadwal waktu tinjauan sebaiknya dicantumkan. 7.2.. Tanggung jawab dan wewenang untuk Ada dokumen yang menjelaskan tanggung jawab dan mengambil tindakan dan melaporkan wewenang seseorang (bisa dari manajemen dan pekerja) kepada semua personil yang terkait dalam untuk mengambil tindakan dan melapor mengenai K3 perusahaan yang telah ditetapkan harus (co: laporan kecelakaan, sumber bahaya, inspeksi; disebarluaskan dan didokumentasikan tindakan penanganan darurat, P3K, penghentian pekerjaan) 8.2.2. Penunjukan penanggung jawab K3 harus Ada beberapa Penanggung jawab K3 yang sesuai SKP Dokter Pemeriksa Kesehatan sesuai peraturan perundangan yang berlaku peraturan perundangan : Tenaga Kerja belum ada. - dokter perusahaan (Permenaker 0/MEN/976), - Paramedis (Permenaker 0/MEN/979), - Sekretaris P2K3 (Permenaker 02/MEN/992), - regu darurat/kebakaran (Kepmenaker 86/999) 9.2.3 Pemimpin unit kerja dalam suatu Bisa dilihat dalam job descriptionnya, bukti keterlibatan perusahaan bertanggung jawab atas kinerja misalnya turut andil dalam penilaian kinerja unit, ikut K3 pada unit kerjanya serta dalam inspeksi K3, ikut serta rapat K3 unit. 0.2.4. Perusahaan mendapat saran-saran dari ahli Bisa berupa laporan kinerja K3 dari konsultan/pegawai bidang K3 yang berasal dari dalam maupun pengawas (luar) dan laporan audit internal K3, inspeksi luar perusahaan K3, dll

.2.5. Petugas yang bertanggung jawab Bisa dilihat dari sertifikat pelatihan, dokumentasi latihan Tanda pengenal tiap petugas belum menangani keadaan darurat mendapatkan darurat, absensi latihan. Tanda Pengenal misal, topi / tersedia latihan dan diberi tanda pengenal agar helm khusus, bage, warna baju dll. diketahui oleh seluruh orang yang ada diperusahaan. 2.2.6. Kinerja K3 dimasukkan dalam laporan Jelas. Kinerja K3 misal meliputi angka kecelakaan, Laporan tahunan tauhn 200 tahunan perusahaan atau laporan lain yang jumlah klaim kecelakaan, prestasi/penghargaan K3, % belum dibuat. setingkat. pencapaian target, dll. 3.2.7. Pimpinan unit kerja diberi informasi tentang Lihat pada job description, bukti keterlibatan seperti ikut tanggung jawab mereka terhadap tenaga menilai kinerja K3 kontraktor, melakukan inspeksi K3, ikut kerja kontraktor dan orang lain yang serta dalam rapat-rapat dengan kontraktor, observasi memasuki tempat kerja. lapangan,dll. 4.2.8. Tanggung jawab untuk memelihara dan Telah ditunjuk personil atau bagian yang memiliki Minor mendistribusikan informasi mengenai tanggung jawab ini. Lihat pada job description atau perundangan K3 yang telah ditetapkan tanyakan langsung pada Personil yang terkait dengan tanggung jawab ini 5.2.9. Pengurus bertanggung jawab secara penuh Lihat tanggung jawab manajemen baik pada kebijakan untuk menjamin sistem manajemen K3 K3, manual SMK3 atau job descnya. Bukti dilaksanakan pelaksanaannya dapat dilihat pada kriteria.3. sampai.3.3 6.3.. Pengurus harus meninjau ulang Kegiatan tinjauan ulang ini bisa dalam bentuk rapat pelaksanaan SMK3 secara berkala untuk manajemen yang khusus membahas kinerja SMK3, rapat menilai kesesuaian dan efektifitas SMK3 P2K3 bulanan atau rapat pembahasan hasil audit internal SMK3.

7.3.2. Hasil peninjauan ulang dicatat dan Lihat pada notulensi rapat bentuk tindakan perbaikan didokumentasikan atau corrective action yang akan dilakukan. 8.3.3. Apabila memungkinkan, hasil tinjauan ulang Cari dokumen berupa notulensi rapat, absensi kehadiran dimasukkan ke dalam perencanaan tindakan rapat. manajemen 9.4.. Keterlibatan tenaga kerja dan penjadwalan Ada dokumen tentang kegiatan konsultasi (bisa dalam konsultasi dengan Wakil Perusahaan yang bentuk rapat K3, rapat P2K3, daily meeting, briefing,dll) ditunjuk didokumentasikan dalam bentuk notulensi kegiatan, jadwal atau time table kegiatan. Wakil perusahaan bisa seorang safety representatif di tiap dept, anggota P2K3, 20.4.2. Dibuatkan prosedur yang memudahkan Tanyakan bagaimana tata cara menyampaikan konsultasi mengenai perubahan-perubahan masalah/issue K3 akibat perubahan ditempat kerja dari yang mempunyai implikasi terhadap K3 pekerja. Perubahan yang dimaksud bisa tempat kerja, cara kerja, alat & bahan yang dirasa pekerja membahayakan dirinya. 2.4.3 Sesuai dengan peraturan perundangan Lihat dokumen berupa surat penunjukan P2K3 dari perusahaan telah membentuk P2K3 Depnaker 22.4.4. Ketua P2K3 adalah pengurus atau pimpinan Lihat pada dokumen.4.3 siapa yang menjabat sebagai puncak ketua P2K3? Seharusnya Pengurus atau Pimpinan puncak Perusahaan

23.4.5. Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 sesuai Sekretaris P2K3 harus ahli K3 sesuai dengan dengan peraturan perundangan Permenaker 02/MEN/992. Lihat pada sertifikat dan surat penunjukan AK3. 24.4.6. P2K3 menitikberatkan kegiatan pada Lihat pada program-program K3 yang direncanakan pengembangan kebijakan dan prosedur atau sedang dilaksanakan selama ini. Agar lebih yakin untuk mengendalikan risiko dapat dilihat bagaimana kegiatan atau posedur manajemen risiko yang ada. 25.4.7. P2K3 mengadakan pertemuan secara Minimal dilakukan kali dalam satu bulan. Perhatikan teratur dan hasilnya disebarluaskan di pada Notulen Rapat P2K3 yang selama ini sudah tempat kerja berjalan 26.4.8. P2K3 melaporkan kegiatannya secara Sesuai peraturan Permenaker04/MEN/987 tiap 3 bulan teratur sesuai dengan peraturan sekali kegiatan P2K3 harus dilaporkan ke Dinas perundangan setempat. 27.4.9. Apabila diperlukan, dibentuk kelompok Bila memang dibentuk namun ini disesuaikan lagi kerja yang sesuai dengan peraturan dengan kondisi di dalam perusahaan. Perlu dibentuk perundangan yang berlaku atau tidak? 28.4.0 Apabila kelompok-kelompok kerja telah Bila dibentuk maka harus di cek ke pekerja dengan terbentuk, maka tenaga kerja diberi wawancara apakah mereka tahu mengenai struktur informasi struktur kelompok kerja tersebut. kelompok kerja ini Sub Total Elemen

29 2... Petugas yang berkompeten telah Ada petugas/personil/tim yang melakukan manajemen Tim risk assessment sudah mengidentifikasikan dan menilai potensi risiko di tempat kerja. Kompetensi dilihat dari trainingnya dibentuk, namun belum bahaya dan risiko K3 yang berkaitan dengan (bisa sertifikat) atau wewenangnya (lihat job desc-nya) mendapatkan training tentang risk operasi atau kita lihat hasil kerjanya yaitu Dokumen Risk assessment. Management yang sudah ada. Harus dilihat dokumen manajemen risikonya dan prosedurnya. 30 2..2. Perencanaan strategi K3 perusahaan telah Terdapat rencana atau program kegiatan untuk ditetapkan dan diterapkan untuk mengendalikan risiko yang diidentifikasi di 2... mengendalikan potensi bahaya dan risiko K3 Perhatikan detil rencana tersebut. Bentuk dokumen yang telah teridentifikasi, yang berhubungan dapat berupa program/rencana K3. dengan operasi 3 2..3. Rencana khusus yang berkaitan dengan Sebenarnya item ini sama dengan 2..2 namun mungkin produk, proses, proyek atau tempat kerja lebih spesifik detil rencananya tertentu telah dibuat. 32 2..4. Rencana didasarkan pada potensi bahaya Bila rencana yang disusun dan diterapkan berasal dari dan insiden, serta catatan K3 sebelumnya. kegiatan manajemen risiko otomatis kriteria ini terpenuhi. 33 2..5. Rencana tersebut menetapkan tujuan K3 Dilihat pada detil dari tiap rencana/program K3, apa perusahaan yang dapat diukur, menetapkan tujuannya/sasaran, siapa pelaksananya, adakah fasilitas prioritas dan menyediakan sumber daya. yang dibutuhkan.

34 2.2.. Manual SMK3 meliputi kebijakan, tujuan, Dokumen berupa manual SMK3 rencana, dan prosedur K3 serta menentukan tanggung jawab K3 untuk semua tingkatan dalam perusahaan. 35 2.2.2. Apabila diperlukan manual khusus yang Dokumen berupa manual khusus (Misal manual untuk berkaitan dengan produk, proses, atau pengelolaan Bahan Kimia, Limbah, Manual untuk tempat kerja tertentu telah dibuat Ergonomi, dll) 36 2.2.3. Manual SMK3 mudah didapat oleh semua Manual disimpan pada lokasi yang mudah diakses oleh personil dalam perusahaan. personil perusahaan 37 2.3.. Informasi tentang kegiatan dan masalah K3 Bentuknya bisa berupa papan pengumuman, foto-foto, disebarluaskan secara sistematis kepada poster, verbal dalam briefing / apel dll seluruh tenaga kerja perusahaan. 38 2.3.2. Catatan-catatan informasi K3 dipelihara dan Bentuk catatan K3 ini bisa banyak (laporan kegiatan, disediakan untuk seluruh tenaga kerja dan tempelan pada papan pengumuman,catatan training dll) orang lain yang datang ke tempat kerja. dan harus disimpan dengan baik dokumentasinya. Sub Total Elemen 2 39 3... Prosedur yang terdokumentasi Ada dokumen tertulis berupa prosedur perancangan mempertimbangkan identifikasi bahaya dan yang didalamnya ada identifikasi aspek K3. Lihat detil isi penilaian risiko yang dilakukan pada tahap prosedurnya, bagaimana identifikasi dilakukan? melakukan perancangan atau perancangan ulang.

40 3..2. Prosedur dan instruksi kerja untuk Saat perancangan dilakukan apakah juga telah dibuat penggunaan produk, pengoperasian sarana WI/prosedur khusus untuk produk/sarana/proses yang produksi dan proses yang aman disusun dirancang atau dirancang ulang. selama tahap perancangan. 4 3..3. Petugas yang kompeten telah ditentukan Ada personil yang ditunjuk untuk melakukan verifikasi untuk melakukan verifikasi bahwa aspek K3 telah dipenuhi dalam rancangan. Personil ini perancangan memenuhi persyaratan K3 bisa internal (misal Ahli K3) atau eksternal (misal petugas yang ditetapkan pengawas K3, konsultan atau Perusahaan Jasa K3 yang ditunjuk) 42 3..4. Semua perubahan dan modifikasi Lihat pada dokumennya berupa catatan atau notulensi perancangan yang mempunyai implikasi review perancangan, checklist kesesuaian desain terhadap K3 diidentifikasikan, dengan aspek K3, tanda tangan pengesahan rancangan didokumentasikan, ditinjau ulang dan oleh petugas di 3..3. disetujui oleh Petugas yang berwenang sebelum pelaksanaan 43 3.2. Prosedur yang terdokumentasi harus Adanya dokumen berupa prosedur yang dimaksud. Disini mampu mengidentifikasi dan menilai potensi kita sebagai pemasok barang atau jasa tsb. Bentuk bahaya K3, lingkungan dan masyarakat, dokumennya bisa berupa notulensi rapat review sebelum dimana prosedur tersebut digunakan pada kontrak jadi, checklist identifikasi aspek K3 dalam saat memasok barang dan jasa dalam suatu kontrak yang telah terisi. kontrak. 44 3.2.2. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko Siapa yang melakukan kegiatan identifikasi aspek K3 dilakukan pada tahap tinjauan ulang kontrak yang dibutuhkan saat memenuhi suatu kontrak? Bisa oleh personel yang berkompeten. Personil dari P2K3 atau Safety Dept.

45 3.2.3. Kontrak-kontrak ditinjau ulang untuk Bila 3.2. sudah ada dan diterapkan maka kriteria ini menjamin bahwa pemasok dapat memenuhi tentunya otomatis akan dipenuhi. Disini kita sebagai persyaratan K3 bagi pelanggan pihak pemasok kepada pelanggan kita. 46 3.2.4. Catatan tinjauan ulang kontrak dipelihara Dokumennya berupa catatan review kontrak / checklist dan didokumentasikan pemenuhan persyaratan K3 dalam suatu kontrak Sub Total Elemen 3 47 4... Dokumen K3 mempunyai identifikasi status, Status dokumen bisa berupa nomor khusus, wewenang wewenang, tanggal pengeluaran dan bisa berupa siapa Personil yang menyetujui dokumen, tanggal modifikasi terdapat tanggal pengeluaran dan modifikasi dimana terjadi perubahan 48 4..2. Penerima distribusi dokumen tercantum Ada daftar distribusi penerima dokumen dalam dokumen tersebut. 49 4..3. Dokumen K3 terbaru disimpan secara Dokumen disimpan pada lokasi tertentu yang telah sistematis pada tempat yang ditentukan ditetapkan sebelumnya 50 4..4. Dokumen usang segera disingkirkan dari Perusahaan harus memastikan bahwa dokumen K3 yang penggunaannya sedangkan dokumen usang sedang beredar adalah dokumen terbaru/revisi terakhir. yang disimpan untuk keperluan tertentu Bila di-simpan maka diberi tanda misalkan "obselete" diberi tanda khusus 5 4.2.. Terdapat sistem untuk membuat dan Ada prosedur untuk melakukan perubahan terhadap menyetujui perubahan terhadap dokumen suatu dokumen. Bila pernah berubah tunjukan catatan K3. perubahan tsb.

52 4.2.2. Apabila memungkinkan diberikan alasan Pada dokumen yang telah berubah biasanya dilampirkan terjadinya perubahan dan tertera dalam keterangan perubahan yang dilakukan, tgl modifikasi dan dokumen atau lampirannya. siapa yang menyetujui perubahan tsb. 53 4.2.3. Terdapat prosedur pengendalian dokumen Perusahaan memiliki suatu daftar yang berisi semua atau daftar seluruh dokumen yang judul dokumen K3 yang dipergunakan termasuk mencantumkan status dari setiap dokumen statusnya (misalkan revisi keberapa) tersebut dalam upaya mencegah penggunaan dokumen usang Sub Total Elemen 4 54 5.. Terdapat prosedur yang terdokumentasi Ada dokumen tertulis mengenai prosedur pembelian Prosedur telah dibuat. yang dapat menjamin spesifikasi teknik dan barang atau jasa dimana ada kegiatan pemeriksaan item informasi lainnya yang relevan dengan K3 K3 yang terkait dengan barang atau jasa yang dibeli. telah diperiksa sebelum keputusan untuk membeli. 55 5..2. Spesifikasi pembelian untuk setiap sarana Kriteria ini merupakan aplikasi dari kriteria 5.. dimana Checklist aspek K3 belum dibuat produksi, zat kimia atau jasa harus perusahaan dapat menunjukkan contoh catatan untuk barang yang dibeli. dilengkapi spesifikasi yang sesuai dengan purchase order yang memasukkan item K3 saat persyaratan peraturan per-undangan dan pembeliannnya. standar K3 yang berlaku 56 5..3. Konsultasi dengan tenaga kerja yang Kegiatan konsultasi ini dapat disebutkan dalam isi potensial berpengaruh pada saat keputusan prosedur 5.. atau dapat ditunjukkan bukti berupa pembelian dilakukan apabila persyaratan K3 notulensi meeting/input dari pihak user kepada dicantumkan dalam spesifikasi pembelian. pembelian.

57 5..4. Kebutuhan pelatihan, pasokan APD, dan Kebutuhan pelatihan, APD, dll ini bisa disebutkan dalam perubahan terhadap prosedur kerja perlu prosedur pembelian atau buktinya berupa catatan dipertimbangkan sebelum pembelian, serta purchase order yang telah lengkap item K3-nya. ditinjau ulang sebelum pembelian, serta pemakaian sarana dan bahan kimia. 58 5.2.. Barang dan jasa yang telah dibeli diperiksa Setiap barang dan jasa yang masuk harus diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui pembelian. sebelumnya. Misal dokumen persetujuan penerimaan barang oleh pihak gudang. 59 5.3. Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, Barang dan jasa yang dipasok pelanggan maksudnya sebelum digunakan terlebih dahulu barang/jasa yang dipergunakan/diproses di tempat kerja diidentifikasi potensi bahaya dan dinilai kita untuk kemudian setelah selesai dikembalikan lagi risikonya. Catatan tersebut dipelihara untuk kepada Pelanggan. Bukti penerapan kegiatan ini bisa memeriksa prosedur ini dicantumkan dalam prosedur tersendiri atau melalui kegiatan manajemen risiko seperti yang dilakukan pada 2.. 60 5.3.2. Produk yang disediakan oleh pelanggan Buktinya berupa label, penomoran atau tanda pada dapat diidentifikasi dengan jelas. barang dari pihak pelanggan Sub Total Elemen 5

6 6... Petugas yang berkompeten telah Perusahaan telah menunjuk personil untuk melakukan Tim risk assessment telah dibentuk mengidentifikasikan bahaya yang potensial risk assessment. Bukti penerapan bisa dilihat dari sesuai MoM P2K3 tgl 3 Januari dan telah menilai resiko resiko yang timbul laporan Risk Assessment yang telah dilakukan. 20. dari suatu proses kerja. Kompetensi Petugas ini dilihat dari sertifikat atau catatan pelatihan, jobdesc atau wewenangnya atau track record pengalaman serta laporan risk assessment yang telah dilakukannnya selama ini. 62 6..2. Apabila upaya pengendalian risiko Penerapannya sama dengan 6.., coba dilihat pada Tim risk assessment telah diperlukan maka upaya tersebut ditetapkan laporan risk assessmentnya terutama pada kolom bentuk dibentuk, namun pelaksanaan risk melalui tingkat pengendalian. pengendalian risiko yang diusulkannya. assessmentnya belum dilakukan. Sehingga belum bisa ditentukan pengendalian resiko yang ada. 63 6..3. Terdapat prosedur kerja yang Ada dokumen tertulis prosedur/wi di tempat kerja. Untuk Telah tersedia work instruction didokumentasikan dan jika diperlukan ijin kerja misalnya hot work permit dll tergantung dari untuk pekerjaan-pekerjaan yang diterapkan suatu sistem "ijin kerja" untuk proses yang ada ditempat kerja beresiko tinggi tugas-tugas berisiko tinggi. 64 6..4. Prosedur atau petunjuk kerja untuk Penerapannya sama dengan 6..3 yaitu prosedur atau Pada work instruction yang ada mengelola secara aman seluruh risiko yang WI yang sudah mempertimbangkan faktor K3. Akan lebih belum menjelaskan potensi bahaya teridentifikasi didokumentasikan. jelas lagi bila WI itu dicantumkan potensi bahayanya. yang ada.

65 6..5. Kepatuhan dengan peraturan, standar dan Bila ada perubahan terhadap prosedur/wi maka ketentuan pelaksanaan diperhatikan pada perubahan tersebut mengacu pada peraturan, standar saat mengembangkan atau melakukan atau ketentuan lainnya yang terkait. Biasanya pada modifikasi prosedure atau petunjuk kerja. dokumen prosedur/wi dapat dicantumkan section standar/acuan/peraturan yg diacu. 66 6..6. Prosedur kerja dan instruksi kerja dibuat Pada prosedur / WI lihat siapa personil yang membuat, oleh petugas yang berkompeten dengan personil yang menyetujui dan masukan bisa dilihat dari masukan dari tenaga kerja yang dipersyaratkan notulensi rapat yang membahas perubahan prosedur / untuk melakukan tugas dan WI tersebut. prosedur disahkan oleh pejabat yang ditunjuk. 67 6..7. Alat pelindung diri disediakan bila diperlukan Lihat penerapannya di lapangan, apakah APD dipakai? dan digunakan secara benar serta dipelihara APD dipakai dengan benar? Bagaimana kondisinya? selalu dalam kondisi layak pakai. Ambil sampel saja. 68 6..8. Alat pelindung diri yang digunakan Kesesuaian APD dengan standar/per-uu dilihat pada APD sudah sesuai SNI yaitu dipastikan telah laik pakai sesuai dengan spesifikasi teknis dari pihak Supplier. Mereka mengacu menggunakan krisbow standar dan atau peraturan perundangan ke standart mana? Atau mungkin lihat sertifikasi produk yang berlaku. misal SNI, BS, ISO dll dari APD tersebut. 69 6..9. Upaya pengendalian risiko ditinjau ulang Sama dengan 6.. dimana ada review terhadap suatu apabila terjadi perubahan pada proses kerja. hasil risk assessment. Lihat pada laporannya. 70 6.2.. Dilakukan pengawasan untuk menjamin Ada kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan pekerjaan di tempat kerja. Biasanya menjadi tanggung dengan aman dan mengikuti setiap prosedur jawab Supervisor atau yang setingkat. Lihat pada uraian dan petunjuk kerja yang telah ditentukan. tanggung jawabnya. Bukti dokumen bisa berupa catatan / Log inspeksi harian.

7 6.2.2 Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat Lihat kembali pada uraian tanggung jawab pada 6.2. kemampuan mereka dan tingkat risiko tugas atau adanya kegiatan pemantauan bagi Karyawan baru atau program on the job training. 72 6.2.3. Pengawas ikut serta dalam identifikasi Idem dengan 6.2., lihat pada job desc-nya. Bukti bahaya dan membuat upaya pengendalian. penerapan berupa laporan inspeksi/laporan sumber bahaya atau lainnya. 73 6.2.4. Pengawas diikutsertakan dalam pelaporan Pengawas terlibat dalam kegiatan pelaporan dan dan penyelidikan penyakit akibat kerja dan penyelidikan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Lihat kecelakaan, serta wajib menyerahkan pada prosedur pelaporan dan penyelidikan kecelakaan laporan dan saran-saran kepada Pengurus kerja (elemen 8) dan item pada 6.2. (uraian jobdesc). Lihat juga pada dokumen pelaporan dan hasil penyelidikan kecelakaan yang pernah terjadi. 74 6.2.5. Pengawas ikut serta dalam proses Proses konsultasi disini bisa berupa keterlibatan Pengawas sudah dilibatkan dalam konsultasi pengawas dalam rapat yang membahas masalahmasalah kegiatan konsultasi dalam kegiatan K3 dalam area pengawasannya. meeting P2K3 75 6.3.. Persyaratan tugas tertentu, termasuk Perusahaan menetapkan syarat kesehatan dalam persyaratan kesehatan diidentifikasi dan penerimaan pegawai. Lihat pada prosedur penerimaan dipakai untuk menyeleksi dan penempatan pegawai dan data data aktifitas pemeriksaan kesehatan tenaga kerja. Karyawan selama ini. 76 6.3.2. Penugasan pekerjaan harus berdasarkan Idem dengan 6.3. pada kemampuan dan tingkat ketrampilan yang dimiliki oleh masing-masing tenaga kerja

77 6.4.. Perusahaan melakukan penilaian lingkungan Adanya dokumen atau daftar daerah-daerah di tempat kerja untuk mengetahui daerah-daerah yang kerja yang memerlukan ijin masuk. Atau cek langsung ke memerlukan pembatasan ijin masuk. lapangan 78 6.4.2. Terdapat pengendalian atas tempat-tempat Pada daerah-daerah tsb dilakukan pengendalian yang dengan pembatasan ijin masuk dapat berupa ijin tertulis, penguncian, rambu2 dll. 79 6.4.3. Fasilitas-fasilitas dan layanan yang tersedia Fasilitas disini yaitu kamar mandi, wastafel, loker/ruang di tempat kerja sesuai dengan standar dan ganti, musholla, ruang makan, kantin,dll. Layanan yaitu pedoman teknis penyediaan air minum bersih, layanan makan, dll. 80 6.4.4. Rambu-rambu mengenai keselamatan dan Rambu K3 (safety sign, warning sign, poster,dll) dan tanda pintu darurat harus dipasang sesuai tanda pintu dipasang sesuai standar yang diacu dengan standar dan pedoman teknis. Perusahaan. Yang penting rambu tersebut masih dalam kondisi baik, terlihat dan dimengerti oleh Pekerja. 8 6.5.. Penjadwalan pemeriksaan dan Perusahaan mempunyai dokumen berupa jadwal pemeliharaan sarana produksi serta pemeliharaan sarana produksi yang dipergunakan di peralatan mencakup verifikasi alat-alat tempat kerja. pengaman dan persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan, standar dan pedoman teknis. 82 6.5.2. Semua catatan yang memuat data-data Perusahaan menyimpan catatan-catatan pemeliharaan Telah tersedia jadwal perawatan secara rinci dari kegiatan pemeriksaan, yang dilakukan. dan pemeriksaan peralatan sesuai pemeliharaan, perbaikan dan perubahanperubahan perundangan (tercantum di yang dilakukan atas sarana program kerja) dan perawatan produksi harus disimpan dan dipelihara. rutin.

83 6.5.3. Sarana produksi yang harus terdaftar Perusahaan memiliki sertifikat sarana produksi yang Sertifikat pengujian instalasi listrik, memiliki sertifikat yang masih berlaku. masih berlaku. Beberapa sarana produksi tsb antara lain penyalur petir, pembangkit listrik bejana tekan (Permenaker 0/MEN/982), pesawat masih berlaku angkat dan angkut (Permanker 05/MEN/985), Lift (Permenaker 03/MEN/999), Pesawat Uap (Peraturan Uap tahun 930) 84 6.5.4. Perawatan, perbaikan dan setiap perubahan Lihat kompetensi personil yang melakukan kegiatan Tehnisi listrik belum bersertifikat harus dilakukan personel yang perawatan sarana produksi tsb. (sertifikat, lisensi, berkompeten. pengalamannya) 85 6.5.5. Apabila memungkinkan, sarana produksi Idem dengan 6.5.3. Untuk detilnya dapat dilihat pada isi Perubahan belum pernah yang akan diubah harus sesuai dengan peraturan perundangannya. Atau tanyakan apakah dilakukan. persyaratan peraturan perundangan yang pernah ada perubahan yang dilakukan? berlaku. 86 6.5.6. Terdapat prosedur permintaan pemeliharaan Ada prosedur (tertulis lebih baik) mengenai kegiatan yang mencakup ketentuan mengenai pemeliharaan sarana produksi. Contoh dokumen peralatan-peralatan dengan kondisi misalnya Work Order Form. keselamatan yang kurang baik dan perlu untuk segera diperbaiki. 87 6.5.7. Terdapat suatu sistem penandaan bagi alat Penandaan pada mesin/sarana produksi yang sedang Prosedur LOTO telah dibuat yang sudah tidak aman lagi jika digunakan diperbaiki atau rusak ini dapat dituangkan dalam atau yang sudah tidak digunakan. prosedur pemeliharaan atau prosedur Lock Out dan Tag Out (LOTO).

88 6.5.8. Apabila diperlukan, dilakukan penerapan Terdapat mekanisme penguncian (lihat bentuk/sistem Prosedur LOTO telah dibuat, sistem penguncian pengoperasian (lock out penguncian yang digunakan) namun belum dijalankan system) untuk mencegah agar sarana produksi tidak dihidupkan sebelum saatnya. 89 6.5.9. Prosedur persetujuan untuk menjamin Ada prosedur untuk menjamin sarana yang diperbaiki Prosedur LOTO telah dibuat, bahwa peralatan produksi dalam kondisi sudah aman untuk digunakan kembali. Biasanya dalam namun belum dijalankan yang aman untuk dioperasikan bentuk suatu dokumen pengesahan pengoperasian sarana produksi. Atau bagian dari prosedur LOTO. 90 6.6.. Apabila perusahaan dikontrak untuk Pelayanan atau jasa disini termasuk dalam PJK3 menyediakan pelayanan yang tunduk pada (perusahaan jasa K3) sesuai dengan Permenaker standar dan UU K3, maka perlu disusun 04/MEN/995 yang meliputi jasa konsultan K3, jasa prosedur untuk menjamin bahwa pelayanan pabrikasi,pemeliharaan, reparasi dan instalasi teknik K3, memenuhi persyaratan. jasa kesehatan kerja, jasa Audit K3 dan jasa pembinaan K3. Bila kita sebagai penyedia jasa tersebut maka persyaratan harus dipenuhi. Namun bila kita sebagai pelanggan (6.6.2) maka dapat dilihat pada elemen 5 9 6.6.2. Apabila perusahaan diberi pelayanan (pada prosedur pembelian) dimana sudah didetilkan melalui kontrak dan pelayanan tunduk pada standar dan perundangan K3, maka perlu disusun prosedur untuk menjamin bahwa pemberian pelayanan memenuhi persyaratan spesifikasi K3 ini dalam pembelian barang dan jasa. Spesifikasi ini bisa berupa surat penunjukan PJK3 dari depnaker RI. 92 6.7.. Keadaan darurat yang potensial (didalam Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan darurat yg Prosedur rencana tanggap darurat atau diluar tempat kerja) telah diidentifikasi mungkin terjadi (fire, spill, ledakan, banjir, huru hara,dll). sudah dibuat. dan prosedur keadaan darurat tersebut telah Hal ini dibuktikan dengan adanya dokumen tertulis didokumentasikan. berupa prosedur keadaan darurat perusahaan.

93 6.7.2. Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau Prosedur tsb harus dilakukan simulasi untuk mengetahui ERP drill tahun 200 sudah ulang secara rutin oleh petugas yang kompeten. sesuai atau efektif diterapkan. Simulasi paling tidak bisa dilakukan x dalam setahun. Lihat catatan laporan & evaluasi simulasi ini dan dievaluasi oleh petugas yang kompeten (bisa bagian K3 atau pihak luar misal kerja sama dng dinas kebakaran) dilakukan. Untuk 20 akan dilakukan dilakukan ERP drill untuk kebakaran. 94 6.7.3. Tenaga kerja mendapat instruksi dan Perusahaan telah membuat instruksi keadaan darurat ERP drill tahun 200 sudah pelatihan mengenai prosedur keadaan dan telah diinformasikan kepada seluruh karyawan. Lihat dilakukan. Untuk 20 akan darurat yang sesuai dengan tingkat risiko catatan atau daftar hadir latihan/sosialisasi instruksi tsb. dilakukan dilakukan ERP drill untuk kebakaran. 95 6.7.4. Petugas penanganan keadaan darurat Khusus petugas darurat telah diberi pelatihan spesifik Petugas P3K dan petugas peran diberikan pelatihan khusus darurat. Dokumen berupa daftar hadir atau sertifikat kebakaran klas D telah diberikan pelatihan. Untuk tim kebakaran dapat mengacu ke training. Kepmenaker 86/MEN/999. 96 6.7.5. Instruksi keadaan darurat dan hubungan Jelas. Verifikasi dilakukan dng melihat kondisi di Signed sudah terpasang untuk keadaan darurat diperlihatkan secara lapangan, apakah instruksi tsb jelas, terlihat dan semua APAR, assembly point dan jelas/menyolok dan diketahui oleh seluruh tenaga kerja memahaminya. evacuation road tenaga kerja. 97 6.7.6. Alat dan sistem tanda bahaya keadaan Lihat pada catatan-catatan inspeksi, pengujian dan darurat diperiksa, diuji dan dipelihara secara sertifikat hasil pengujian, dan laporan maintenancenya. berkala 98 6.7.7. Kesesuaian, penempatan dan kemudahan Posisi alat darurat (APAR, Hidran, Spill Kit, Shower, untuk mendapatkan alat keadaan darurat kotak P3K,dll) jelas dilihat, tidak terhalang dan bertanda telah dinilai oleh petugas yang berkompeten. jelas oleh Karyawan.