*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci: Penerapan K3, SMK3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci: Penerapan K3, SMK3"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. PEMBANGKIT LISTRIK NASIONAL (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO SEKTOR PEMBANGKIT MINAHASA PLTP LAHENDONG Christine A. Johannes*, Paul A. T. Kawatu*, Nancy S. H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Implementasi sistem manajemen K3 dalam organisasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja K3 dengan melaksanakan upaya K3 secara efisien dan efektif sehingga resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah atau dikurangi. Penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) semakin penting dan menjadi standar yang perlu dilengkapi dalam dunia kerja, untuk mengoptimalkan proses kerja serta mengupayakan faktor resiko yang meniminal mungkin dari semua tahap produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Pembangkit Listrik Nasional Wilayah Suluttenggo Sektor Pembangkit Minahasa PLTP Lahendong. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan informan diambil 7 responden. Berdasarkan peneitian ini disimpulkan bahwa pada penerapan SMK3 sudah berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan K3 yang berlaku dalam perusahaan dan perencanaan serta pelaksanaannya mengikuti sesuai dengan standard operasional prosedur yang ada berdasarkan dengan ISO yang digunakan di perusahaan. UU no. 1 tahun 1970 mengenai keselamatan kerja pada pasal 13 yang menyebutkan barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan menaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan. Namun ada juga yang tidak mengikuti prosedur yang sudah diberlakukan di perusahaan karena proses tindak penegasan yang masih kurang serta tenaga ahli K3 yang belum ada dalam perusahaan tersebut. Sebagai saran penelitian ini, lebih meningkatkan tindak penegasan dalam kebijakan K3 dengan melakukan briefing sebelum melaksanakan pekerjaan, memberikan sanksi tegas kepada pekerja yang tidak menaati peraturan yang berlaku, perlu melakukan perekrutan tenaga ahli K3 di perusahaan untuk mengawasi pekerjaan dan kegiatan K3 yang dilakukan di lingkungan kerja. Kata kunci: Penerapan K3, SMK3 1

2 PENDAHULUAN Berbagai perubahan dan tantangan dalam dunia industri dan pekerjaan menimbulkan terjadinya kondisi yang lebih kompetitif dan dibutuhkan proses produksi yang efektif. Kondisi yang seperti ini tentunya membutuhkan kegiatan tenaga kerja yang lebih, baik kuantitas dan kualitasnya, sehingga barang dan jasa yang dihasilkan akan bermanfaat bagi manusia dan tidak menimbulkan dampak buruk di kemudian hari. International Labour Organization (ILO) menilai penerapan SMK3 di Indonesia kurang memuaskan dan menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat dua terendah di dunia dalam penerapan K3, yaitu menempati urutan ke 152 dari 153 negara. Dipaparkan bahwa dari perusahaan berskala besar, hanya sekitar 317 perusahaan (2,1%) yang menerapkan SMK3 dan standar keselamatan kerja di Indonesia pun merupakan yang paling buruk jika dibandingkan dengan negara-negara lain dikawasan Asia Tenggara. Hal ini dapat dikaitkan dengan tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia (Herlina, 2016). Penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) semakin penting dan menjadi standar yang perlu dilengkapi dalam dunia kerja, untuk mengoptimalkan proses kerja serta mengupayakan faktor resiko yang meniminal mungkin dari semua tahap produksi. Apabila dari pemilihan bahan baku, proses produksi sampai kepada distribusi hasil dapat dikelolah dengan standar K3 yang baik, maka diyakini bahan yang dihasilkan berkualitas tinggi dan dapat diakui serta dipasarkan secara luas. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Sektor Pembangkitan Minahasa PLTP Lahendong merupakan salah satu unit yang bertugas untuk memproduksi energi listrik dengan memanfaatkan uap panas bumi. Perusahaan ini juga merupakan salah satu tempat yang memiliki potensi bahaya kecelakaan kerja yang tinggi sehingga harus adanya pengendalian kecelakaan kerja di perusahaan dengan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). perusahaan ini sampai tahun 2016 belum pernah terjadi satupun kecelakaan akibat kerja sehingga memperoleh zero accident. Namun, ditemukan ada beberapa masalah yang mempengaruhi sistem manajemen K3 di perusahaan yaitu: 1). ada beberapa tenaga kerja yang akan memasuki area kerja tidak mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan. 2). Ada beberapa pekerja yang belum memahami mengenai kebijakan keselamatan kerja yang ditetapkan perusahaan dalam hal kelengkapan penggunaan alat pelindung diri. 3). kurangnya penyediaan alat-alat pelindung diri di perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik mengambil penelitian mengenai analisis Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Sektor Pembangkitan Minahasa PLTP Lahendong. 2

3 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret-Juni Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang yaitu 1 orang manajer unit, 1 orang Supervisor Operasi, 1 orang Supervisor Pemeliharaan, 1 orang Supervisor K2, lingkungan dan administrasi, 1 orang staff operasi, 1 orang staff pemeliharaan, 1 orang staff K3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan instrument berupa wawancara/checklist wawancara, alat perekam suara (voice recorder) dan alat tulismenulis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian primer dan sekunder. Data primer yang diperoleh melalui hasil wawancara secara mendalam dengan para informan, dan dokumentasi. Data sekunder diperoleh melalui telaah dokumen seperti peraturan perundang-undangan, profil perusahaan dan literatur yang terkait dengan penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif naratif. Teknik ini ada tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Penelitian ini menggunakan triangulasi data berupa triangulasi metode dan triangulasi sumber untuk menjaga keakuratan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Sektor Pembangkitan Minahasa PLTP Lahendong merupakan salah satu unit dan PLN Sektor Pembangkitan Minahasa yang bertugas untuk memproduksi energi listrik dengan memanfaatkan uap panas bumi. Proyek pembangunan PLTP Lahendong ( 1 20 MW) dimulai sejak tahun 1996 dan beroperasi komersial sejak tanggal 21 Agustus Energi listrik yang dihasilkan dari PLTP Lahendong disalurkan ke sistem interkoneksi Minahasa dan Kotamobagu. Uap yang dimanfaatkan oleh PLTP Lahendong untuk membangkitkan tenaga listrik disuplai oleh Pertamina berdasarkan Perjanjian Jual Beli Uap tahun PLTP Lahendong mempekerjakan tenaga kerja dari dalam dan luar perusahaan. Tenaga kerja yang berstatus karyawan PLN terdiri dari karyawan tetap dan karywan kontrak. saat ini PLTP Lahendong memiliki karyawan sebanyak 57 orang dan menempatkan sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan serta mengembangkannya secara maksimal. PLTP Lahendong terletak sekitar 30 km sebelah selatan kota Manado dan didirikan diatas area yang harusnya mencapai 5 hektar tepatnya di Jl. Esa Matuari Kelurahan Tondangow Kota Tomohon. Karakteristik Informan Karakteristik informan pada penelitian ini dapat dilihat dari umur masing-masing. Terdapat 2 orang yang berumur tahun, 1 orang berumur tahun, 1 orang berumur tahun dan 3 orang berumur tahun. Adapun informan dilihat berdasarkan pendidikan terakhir yaitu 3

4 SMK/sederajat terdapat 2 orang, D1 terdapat 1 orang, D3 terdapat 2 orang dan S1 terdapat 2 orang. Adapun karakteristik informan dilihat dari masa kerja. Terdapat 5 orang dengan masa kerja 1-15 tahun, 2 orang dengan masa kerja tahun. Adapun karakteristik informan dilihat dari jabatan yaitu Informan pertama yaitu Manajer Unit, Informan kedua yaitu Supervisor Operasi, Informan ketiga yaitu Supervisor Pemeliharaan, Informan keempat yaitu Supervisor K2, lingkungan dan administrasi, Informan kelima yaitu staff operasi, Informan keenam yaitu Staff pemeliharaan, informan ketujuh yaitu staff K3. Penerapan Sistem Manajemen K3 Hasil penelitian menunjukkan PLTP Lahendong sudah menerapkan SMK3 yang didukung oleh ketersediaan prosedur kerja untuk meminimalisasi kecelakaan kerja, instruksi kerja, formulir pendukung serta standar dan perundangan yang terkait. Adapun aturan-aturan yang wajib ditaati baik karyawan, vendor/mitra kerja maupun tamu dalam memasuki area lingkungan kerja yang sejalan dalam UU no. 1 tahun 1970 mengenai keselamatan kerja pada pasal 13 yang menyebutkan barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan menaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan. Hasil penelitian yang sama ditemui pada penelitian yang dilakukan di PT. Koprima Shandy Sejahtera yang bergerak di bidang konstruksi pembangunan sudah menerapkan SMK3 yang memuat dokumen berupa prosedur kerja, instruksi kerja serta struktur organisasi K3 dan digunakan sebagai bahan pelatihan pegawai PT. Koprima Shandy Sejahtera untuk memahami komitmen perusahaan dan peranan dalam SMK3. Kebijakan Sistem Manajemen K3 A. Kebijakan K3 Hasil penelitian di PLTP Lahendong bahwa bentuk kebijakan K3 yaitu lebih fokus ke komitmen baik dalam komitmen perusahaan maupun komitmen individu masing-masing untuk pengembangan dalam program K3 dan mematuhi segala peraturan yang berlaku serta membudayakan K3 dalam lingkungan kerja. Sama halnya dengan hasil penelitian di PT. Metindo Era Sakti yang menyatakan bahwa kebijakan K3 merupakan komitmen dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam perusahaan dan juga sudah menajdi himbauan agar pekerja wajib mengikuti peraturan yang berlaku. B. Tinjauan Awal Berdasarkan hasil wawancara tinjauan awal yang dilakukan oleh PLTP Lahendong adalah melaksanakan identifikasi potensi bahaya, melakukan penilaian resiko atau istilahnya HIRAC kemudian diberi nilai atau score mulai dari potensi bahaya rendah sampai potensi bahaya tinggi. Kemudian ada juga kegiatan rutin yang dilakukan berupa simulasi K3. 4

5 Pada hasil penelitian di PT. Metindo Era Sakti menyatakan bahwa identifikasi bahaya yang dilakukan di PT. Metindo Era Sakti berupa kegiatan pelatihan dan penjelasan K3. Perencanaan K3 A. Tujuan dan Sasaran K3 dan Upaya Pengendalian Bahaya Hasil penelitian di PLTP Lahendong menyatakan bahwa dalam pengendalian bahaya yang dilakukan dengan mengantisipasi potensi bahaya melalui perencanaan untuk mengusulkan apa yang perlu diperbaiki. Selain itu, mengikuti SOP yang sudah disediakan dan melakukan pemeriksaan pada alat-alat K3 seperti APAR dan APAB. Ada juga hasil penelitian di PT. Pupuk Sriwidjaja menyatakan bahwa menerapkan rencana strategi K3 untuk mengendalikan potensi bahaya di tempat kerja dan mempunyai prosedur terdokumentasi dengan mempertimbangkan identifikasi bahaya dan penilaian resiko. B. Skala Prioritas dan Indikator Pencapaian Skala prioritas yang dilakukan oleh PLTP Lahendong sudah berjalan dengan baik namun belum sepenuhnya direalisasi karena ada pekerja yang terkadang lupa dengan peraturan K3 yang ada di lingkungan kerja. Namun, adapun skala prioritas dan indikator pencapaiannya didapatkan hasil kecelakaan kerja yang belum pernah terjadi di lingkungan kerja atau zero accident. Pada hasil penelitian pada Proyek Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno menyatakan bahwa dalam indikator Kinerja digunakan untuk mengetahui penilaian kinerja dan hasil pencapaian SMK3 yaitu dengan adanya arsip atau dokumen-dokumen seperti lembar inspeksi K3, identifikasi bahaya, laporan data kecelakaan kerja dan lain-lain. C. Sistem Pertanggung Jawaban Pada sistem pertanggung jawaban di PLTP Lahendong dimuat dalam Job Description untuk masing-masing posisi baik itu sebagai pejabat, karyawan, vendor maupun sebagai tamu. selain itu juga ada laporan yang dibuat oleh pengawas K3 ketika mengawasi pekerjaan yang ada. setelah dibuat laporan akan dimasukkan ke manajer dan diteruskan ke kantor Sektor. Pelaksanaan K3 A. Upaya dalam menghadapi keadaan darurat dan pemulihan Dari hasil penelitian, sistem tanggap darurat di PLTP Lahendong tetap mengikuti SOP yang ada. dalam lingkungan kerja juga sudah dilengkapi dengan rambu-rambu K3 dan juga peralatan seperti APAR, APAT, emergency lamp, P3K. Selain itu, perusahaan juga melaksanakan kegiatan simulasi tanggap darurat dan training K3. Pada hasil penelitian di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang menyatakan bahwa perusahaan ini pernah melakukan simulasi jika terjadi kebakaran. Prosedur untuk menghadapi 5

6 keadaan darurat atau bencana diuji untuk mengetahui keandalan pada saat kejadian yang sebenarnya. Pengujian prosedur tersebut dilakukan Fire Brigade Indofood (FBI) yang memiliki kompetensi kerja. B. Prosedur Pelaporan Kecelakaan Pada hasil penelitian di PLTP Lahendong prosedur pelaporan kecelakaan hanya disebutkan dalam bentuk laporan. Namun, saat ada kejadian kecelakaan kerja harus melapor ke pihak lokal baru diteruskan ke kantor sektor. Hasil penelitian di di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang hanya menyatakan bahwa Perusahaan juga membuat prosedur rencana pemulihan keadaan darurat secara cepat mengembalikan pada kondisi yang normal. C. Pendokumentasian Hasil penelitian yang dilakukan di PLTP Lahendong ada berupa foto-foto, video, catatan-catatan atau dokumen K3, data K3, hasil investigasi, kegiatan simulasi, pelatihan K3, kegiatan inspeksi dan hasil audit. Semuanya di atur oleh bidang K2 lingkungan dan Administrasi bagian staff K3. Hasil penelitian di PT. Merindo Era Sakti juga membuat prosedur pemeliharaan dan pemantauan pengukuran K3 untuk mengevaluasi kondisi kinerja K3 di perusahaan secara umum. PT. Merindo Era Sakti juga melakukan kegiatan inspeksi yang bertujuan untuk kondisi lingkungan kerja dan melihat hubungan dengan penerapan K3 sehingga apabila ditemui permasalahan K3 dapat segera di ambil tindakan perbaikan. Pada hasil penelitian di PT. Pupuk Sriwidjaja telah menempatkan personel yang mempunyai kualifikasi yang dibutuhkan seperti Ahli K3 dan Operator-operator mesin yang bersertifikat. Perusahaan juga telah mengintegrasikan Sistem Manajemen K3 dengan Sistem Manajemen Mutu. Perusahaan juga telah memiliki prosedur pendokumentasian dan pengendalian dokumen. Perusahaan hanya perlu memantau pelaksanaannya dilapangan sehingga benarbenar memberikan hasil yang diharapkan Pemantauan dan Evaluasi Program K3 PLTP Lahendong Pemantauan di PLTP Lahendong dilakukan sekali setahun baik dari pihak internal yaitu dari audit sektor pembangkitan minahasa ataupun pihak eksternal dari PLN jasa sertifikasi dan pemerintah yaitu Disnaker Tomohon. Hasil penelitian di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle cabang Semarang mengatakan bahwa Pihak keselamatan dan kesehatan kerja telah melakukan audit secara berkala setiap 3 bulan sekali untuk melihat apakah hasil inspeksi 61 dan langkah pengendalian yang telah dilakukan tersebut masih berfungsi dengan baik. Pada hasil penelitian di PT. Pupuk Sriwidjaja juga menyatakan bahwa telah melakukan identifiksai dan dokumentasi kesemua aktifitas yang memerlukan pemantauan, pemeriksaaan, dan pengukuran. 6

7 Personil yang dilibatkan mempunyai klasifikasi, kualifikasi, dan pelatihan yang dipersyaratkan. Audit internal dilakukan tiap 1 tahun sekali, audit internal ini dilakukan untuk memeriksa kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan serta efektifitasnya.dan audit eksternal SMK3 dilaksanakan oleh badan audit dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI setiap 3 tahun sekali. Adapun hasil audit dijadikan masukan untuk tinjauan manajemen. Pemantauan dan Evaluasi Program K3 di PLTP Lahendong Pemantauan di PLTP Lahendong dilakukan sekali setahun baik dari pihak internal yaitu dari audit sektor pembangkitan minahasa ataupun pihak eksternal dari PLN jasa sertifikasi dan pemerintah yaitu Disnaker Tomohon. Hasil penelitian di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle cabang Semarang mengatakan bahwa Pihak keselamatan dan kesehatan kerja telah melakukan audit secara berkala setiap 3 bulan sekali dan melihat apakah hasil inspeksi 61 serta langkah pengendalian yang telah dilakukan masih berfungsi dengan baik. Tinjauan Ulang Tinjauan ulang di PLTP Lahendong dilakukan ketika hasil audit mendapatkan temuan-temuan maka akan segera di lakukan perbaikan namun temuan-temuan hasil audit yang didapatkan akan diutamakan dari pihak internal. Jika sudah diperbaiki, dilanjutkan dengan temuan-temuan dari pihak eksternal. Adapun hasil penelitian di PT. Pupuk Sriwidjaja ruang lingkup Tinjauan ulang menyangkut sistem dan kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan, Materi rapat seperti Evaluasi terhadap penerapan sistem, Tujuan Sasaran Program, Hasil Temuan audit, Hasil Temuan inspeksi K3. Hasil rapat yang telah didiskusikan ditindaklanjuti, didokementasikan kepada pihak terkait untuk ditindak lanjuti. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dari pelaksanaan penelitian di PLTP Lahendong disimpulkan bahwa: 1. Sistem Manajemen K3 di PLTP Lahendong dalam menerapkan SMK3 telah didukung oleh ketersediaan prosedur kerja untuk meminimalisasi kecelakaan kerja. Ada juga instruksi kerja, formulir pendukung dan standarisasi, dan perundang-undangan yang terkait diperusahaan. 2. Kebijakan K3 di PLTP Lahendong sudah dilaksanakan dengan baik dengan memprioritaskan komitmen baik komitmen dalam perusahaan maupun komitmen individu untuk pengembangan dalam program K3. 3. Perencanaan K3 di PLTP Lahendong dalam mengantisipasi pengedalian bahaya hanya mengikuti SOP yang ada sehingga skala prioritas dan indikator pencapaian perusahaan 7

8 mendapatkan hasil kasus kecelakaan kerja zero accident. 4. Pelaksanaan K3 di PLTP Lahendong dalam upaya mengahadapi keaadan darurat serta pemulihan keadaan darurat tetap mengikuti prosedur dan instruksi kerja yang ada dan membuat dokumentasi dalam bentuk laporan untuk dilaporkan ke kantor sektor Pembangkitan Minahasa. 5. Pemantauan dan Evaluasi K3 di PLTP Lahendong dilaksanakan setahun sekali dari pihak Internal yaitu dari Audit Sektor Minahasa dan pihak Eksternal yaitu dari PLN Jasa Sertifikasi. 6. Tinjauan ulang atau Tinjauan manajemen dilakukan ketika terdapat temuan-temuan hasil audit baik dari pihak internal maupun eksternal dan langsung membuat tindakan perbaikan. SARAN 1. Pada penerapan SMK3 di lingkungan PLTP Lahendong, perusahaan harus melakukan penegasan yang lebih ketat mengenai kebijakan K3 karena tidak semua pekerja tahu mengenai kebijakan K3. 2. Perlu adanya pengkomunikasikan mengenai kebijakan K3 dengan cara melakukan briefing sebelum melaksanakan pekerjaan dan mengingatkan akan peraturan yang berlaku di lingkungan kerja dengan mengingatkan akan penggunaan APD. 3. Memberikan sanksi tegas kepada pekerja yang menaati peraturan K3 yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. 4. Lebih sering mengadakan pelatihan K3 atau diklat kepada pekerja khususnya pekerja yang sering di bekerja di luar ruangan. 5. Perlu merekrut Tenaga Ahli K3 agar di dalam pekerjaan ada pengawasan dari bagian K3. DAFTAR PUSTAKA Herlina, Y Analisis Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Semen Padang. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.( d/eprint/18142). Diakses pada tanggal 12 April Jeyratman, J. Koh. David Buku Ajar Praktir Kedokteran Kerja. Jakarta. Buku Kedokteran EGC. Pangkey, F Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja (SMK3) pada Proyek Konstruksi di Indonesia (studi kasus: pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno Manado).Alumni S2 teknik Sipil Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi. ( 8

9 p/jime/article/view/4232/3761).diaks es pada tanggal 7 April PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Sektor Minahasa PLTP Lahendong Dokumen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manual K3.Tondangow. Syafrianto Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di PT Metindo Era Sakti Bekasi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.( dle/ /62739). Diakses pada tanggal 19 Juli Syartini, T Penerapan SMK3 dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. ( Diakses pada tanggal 19 Juli

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. PEMBANGKIT LISTRIK NASIONAL (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO SEKTOR PEMBANGKIT MINAHASA PLTP LAHENDONG Christine A. Johannes*, Paul

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah penelitian selesai dilaksanakan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Hasil identifikasi terhadap manajemen K3 menunjukkan bahwa perusahaan belum

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Sebelumnya Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan pustaka-pustaka yang mendukung. Pustakapustaka yang digunakan adalah penelitian-penelitian

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Hasil penilaian awal terhadap SMK3 di CV Roda Jati menunjukkan bahwa dari 25 klausul yang disyaratkan oleh OHSAS 18001:2007, hanya ada 4 klausul yang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang mencoba merebut pasar yang ada di

Lebih terperinci

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR Latar Belakang PP No. 50 Tahun 2012 PENGERTIAN PASAL 1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan memiliki keinginan untuk tetap bertahan dan berkembang dalam berbagai situasi dan kondisi perekonomian dan lingkungan pasar yang selalu

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control 148 BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control Questionnaires (ICQ), observasi, inspeksi dokumen, dan reperforming terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini dunia perindustrian selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pekerjaan yang ada dan memperluas lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang terus

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi baik besar ataupun kecil ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS PRAKUALIFIKASI CSMS 3.1. PROFIL KONTRAKTOR 1. Nama Perusahaan : Alamat Pos : Nomor Telephone/Fax :... Email : 2. Anggota Direksi NO JABATAN NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memproduksinya lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memproduksinya lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kepopuleran mi instan di era serba modern saat ini membuat perusahaan yang memproduksinya lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas bahan baku serta produktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembangkit PLTD Seuneubok terletak pada titik koordinat N : ,0 dan E :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembangkit PLTD Seuneubok terletak pada titik koordinat N : ,0 dan E : 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian PT.PLN (persero) Area Meulaboh telah mengoperasikan unit pembangkitan PLTD Seuneubok yang terletak di Jalan Iman Bonjol, Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri yang semakin berkembang menciptakan persaingan antar perusahaan semakin ketat untuk menjadi yang terbaik. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT STRUKTUR ORGANISASI HSE PROJECT MANAGER Ir. P Tanudjaja HSE OFFICER Suharso HSE SUPERVISOR Widianto HSE SUPERVISOR Deni Santoso HSE STAFF Jauhari J HSE STAFF

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap data sekunder dan data primer dengan menggunakan analisa kualitatif serta setelah melalui validasi kepada para

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, DRAFT PERBAIKAN RAPAT KEMKUMHAM TANGGAL 24 SEPT 2010 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Hand-out Industrial Safety Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tempat Kerja Produk/jasa Kualitas tinggi Biaya minimum Safety comes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat, banyak perusahaan yang pada awalnya hanya menggunakan mesin-mesin tradisional dan sederhana

Lebih terperinci

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-01 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 1 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3 CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3

Lebih terperinci

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) Caesario Alam Widjaja S 1, Heryanto Hartadi 2 and Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja atau perusahaan selalu dalam keadaan selamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Demi mendapatkan data-data di dalam penelitian ini digunakan teknik antara lain pengamatan langsung, wawancara dan meminta data data dari proyek tersebut.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Lia Irawati 1) Dr.Ir. Hendrik Sulistio., MT 2) Megawaty, ST., MT 3)

Lia Irawati 1) Dr.Ir. Hendrik Sulistio., MT 2) Megawaty, ST., MT 3) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PEKERJAAN PELEBARAN JALAN DIPONEGORO DAN JALAN CIPTO MANGUNKUSUMO KOTA SAMARINDA Lia Irawati 1) Dr.Ir. Hendrik Sulistio., MT ) Megawaty,

Lebih terperinci

A. KRITERIA AUDIT SMK3

A. KRITERIA AUDIT SMK3 LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 A. KRITERIA AUDIT SMK3 1 PEMBANGUNAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN K3 DI PT.INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG BERDASARKAN RESPON KARYAWAN

EVALUASI PELAKSANAAN K3 DI PT.INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG BERDASARKAN RESPON KARYAWAN EVALUASI PELAKSANAAN K3 DI PT.INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG BERDASARKAN RESPON KARYAWAN TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya ilmu dan teknologi telah memberikan dampak dan perubahan pada sektor industri. Pemanfaatan teknologi dalam proses industri memiliki resiko terhadap kesehatan

Lebih terperinci

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3 Sertifikat SMK3 Sertifikat SMK3 PP 50 tahun 2012 adalah penghargaan terhadap komitmen perusahaan yang telah menjalankan sesi konsultasi dan audit SMK3 Sertifikat Sistem Manajemen K3 pp 50 tahun 2012 Untuk

Lebih terperinci

Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (SMK3) (Studi Kasus Pada Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi) Fatma Ira Wahyuni 1 dan Refly Afrilia 2 Email: fatmairawahyuni@gmail.com 1 Dosen Prodi Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA Nama : Indah Wulandari NPM : 34413373 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Stephanus Benedictus Bera

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN RUMAH SAKIT HARAPAN JL. SENOPATI NO 11 MAGELANG 2016 KERANGKA ACUAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PENDAHULUAN Rumah Sakit sebagai salah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DI WILAYAH SUMATERA BARAT ARTIKEL

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DI WILAYAH SUMATERA BARAT ARTIKEL IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DI WILAYAH SUMATERA BARAT ARTIKEL FATMA IRA WAHYUNI NPM : 0910018312043 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 pada Perusahaan Perkebunan di Sumatera Utara

Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 pada Perusahaan Perkebunan di Sumatera Utara Petunjuk Sitasi: Delvika, Y. (2017). Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 pada Perusahaan Perkebunan Di Sumatera Utara. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH PROSEDUR IJIN KERJA No. Dokumen : PT-KITSBS-19 No. Revisi : 00 Tanggal : April Halaman : i dari iv LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH No Nama Jabatan Tanda Tangan 1. RM. Yasin Effendi PLT DM ADM Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam dunia usaha baik itu pengusaha, pekerja itu sendiri maupun instansiinstansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke -

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke - BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke - 18 dan awal abad ke-19, industri mulai berkembang ke seluruh Eropa Barat dan Amerika Utara kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan wujud dari kewajiban sebuah perusahaan untuk melindungi pekerja berdasarkan amanah undang-undang (UU).

Lebih terperinci

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO Pengertian (definisi) resiko K3 (risk) ialah potensi kerugian yang bisa diakibatkan apabila berkontak dengan suatu bahaya ataupun terhadap kegagalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan penerapan suatu ilmu pengetahuan dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pecemaran,

Lebih terperinci

PRAKUALIFIKASI UMUM CSMS (Contractor Safety Management System)

PRAKUALIFIKASI UMUM CSMS (Contractor Safety Management System) UMUM CSMS (Contractor Safety Management System) Lampiran 2 3.1. PROFIL KONTRAKTOR 1. Nama Perusahaan : Alamat Pos : Nomor Telephone/Fax :.. Email : 2. Anggota Direksi NO JABATAN NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA.

DAFTAR PUSTAKA. DAFTAR PUSTAKA Baki Henong Sebastianus. 2015. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sebagai Peranan Pencegahan Kecelakaan Kerja Dibidang Konstruksi. Universitas Khatolik Widya Mandira Kupang. Kupang.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan total bagi rakyat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan total bagi rakyat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan total bagi rakyat Indonesia. Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Setiap warga Negara

Lebih terperinci

AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA Menimbang : a. bahwa terjadinya kecelakaan di tempat kerja sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan di setiap tempat kerja sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari tahun 2013 mencapai 114,1 juta orang dengan jumlah pekerja di sektor konstruksi sebesar

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk mempertahankan eksistensinya. Dengan kondisi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dunia kontruksi sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat dan bila di tinjau dari segi manajemen dan tekonologi kontruksi bangunan yang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat dan signifikan yang mendorong perusahaan meningkatkan produktivitas, kualitas, dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.

Lebih terperinci

KETUA LULUK CHUMAIYAH DIREKTUR UTAMA WAKIL KETUA EDHI SUTRISNO DIREKTUR OPERASIONAL ANGGOTA

KETUA LULUK CHUMAIYAH DIREKTUR UTAMA WAKIL KETUA EDHI SUTRISNO DIREKTUR OPERASIONAL ANGGOTA KETUA DIREKTUR UTAMA WAKIL KETUA EDHI SUTRISNO DIREKTUR OPERASIONAL SEKRETARIS HENDRATNO, ST HSE COORDINATOR ANGGOTA 1. Imam Poniman (Manager Opersional) 2. Fitri Handayani (Manager HRD) 3. Chairul Lutfi.H,

Lebih terperinci

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) 1 OBJEKTIF Menetapkan standar, prosedur dan kebijakan K3 di lingkungan kerja Melakukan sosialisasi K3 Menyediakan saran-saran ergonomis

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 25 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi K3 PT. Suka Jaya Makmur Kegiatan produksi di perusahaan mengandung bahaya cukup tinggi terutama pada kegiatan penebangan, penyaradan dan pengangkutan. Selain itu,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MK3 PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MK3 PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENGELOLAAN SUMBER DAYA MK3 PERTEMUAN #5 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG

Lebih terperinci

SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012

SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012 SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012 Pengantar Sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012, panduan yang digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Solichul HA. BAKRI, et al Ergonomi untuk Keselamatan, Keselamatan Kerja dan Produktivitas ISBN: 979-98339-0-6 Mengelola Kelelahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan industri digunakan berbagai tingkat teknologi sederhana atau tradisional sampai teknologi maju dan sangat maju. Semakin tinggi teknologi yang digunakan

Lebih terperinci

BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP SERTIFIKAT ISO TAHUN

BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP SERTIFIKAT ISO TAHUN BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP. 024-7474495 SERTIFIKAT ISO 17025 TAHUN 2005 Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Balai K3) Provinsi Jawa Tengah, mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pemerintah Indonesia banyak menghadapi tantangan yang tidak dapat dihindari yang mana ditandai dengan perdangan bebas. Meningkatnya teknologi informasi,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor penting dalam rangka perlindungan dunia kerja, dan juga sangat penting untuk produktivitas dan kelangsungan dunia

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI 5.1 Rancangan Audit Sistem Informasi Rancangan audit sistem informasi dapat dilihat dari skor rata-rata dilakukan perhitungan pada bab sebelumnya dari nilai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 39 BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 4.1 Analisa terhadap Fungsi Personalia Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisa atas fungsi

Lebih terperinci

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI SKRIPSI PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI (STUDI KASUS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG PADANG ) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001 LAMPIRAN 1: Usulan Elemen SMK3 UI USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001 1 KOMITMEN DAN KEBIJAKAN Sub-Elemen Kepemimpinan dan komitmen Tinjauan Awal Program Komite

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak lima tahun terakhir angkutan udara di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Data angkutan udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementrian Perhubungan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 Luthfil Hadi Anshari 1, Nizwardi Azkha 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas

Lebih terperinci

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #5 Ganjil 2015/2016

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #5 Ganjil 2015/2016 Materi #5 TIN211 - Keselamatan & Kesehatan Kerja Industri Definisi 2 Manajemen personalia, Istilah lain pengelolaan sumber daya manusia: Manajemen sumber daya manusia, Manajemen tenaga kerja. 6623 - Taufiqur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 28 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan,

Lebih terperinci

K3 Konstruksi Bangunan

K3 Konstruksi Bangunan K3 Konstruksi Bangunan LATAR BELAKANG PERMASALAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan,

Lebih terperinci

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Tugas Individu Farmasi Industri Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Disusun Oleh : Eka Wahyu Lestari 14340004 Dosen : Drs. Kosasih, M.Sc., Apt. Program Profesi Apoteker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak dikehendaki yang dapat menyebabkan cidera, sakit, atau kerusakan material. Kecelakaan tidak terjadi begitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

diakses pada tanggal 6 Agustus 2009

diakses pada tanggal 6 Agustus 2009 www.okleqs.worpress.com/2008/01/01/tanggap-darurat-kecelakaan-industri/, diakses pada tanggal 6 Agustus 2009 www.okleqs.wordpress.com/2008/01/03/emergensi-respons, diakses pada tanggal 6 Agustus 2009 www.okleqs.wordpress.com/2008/01/03/was-dal-tanggap-darurat/,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 106, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4668) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada Manajemen K3

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada Manajemen K3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada Manajemen K3 Referensi: 6623 Taufiqur Rachman 2013 Rudi Suardi. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi I. PPM. Jakarta http://mufari.files.wordpress.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008 tercatat sebesar 4.678 unit perusahaan dengan 1694,45 ribu orang tenaga kerja. Sektor industri dibedakan

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Pada bagian ini peneliti akan melakukan simpulan secara ringkas berdasarkan dari hasil pemaparan temuan dan pembahasan yang ada pada bab sebelumnya. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi dan industri di Indonesia mendorong munculnya industriindustri berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya kompetisi

Lebih terperinci

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi KEBIJAKAN K3 Konstruksi VISI PERUSAHAAN MENJADI BADAN USAHA TERKEMUKA DIBIDANG KONSTRUKSI, yang mengandung arti Menduduki posisi 3 besar dalam pencapaian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. BAB IV PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. Danayasa Arthatama Tbk. mencakup pelaksanaan seluruh fungsi manajemen dan ketaatan manajemen terhadap kebijakan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KONSEP TGL. 9-4-2003 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA MANAJEMEN K3

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA MANAJEMEN K3 #5 PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA MANAJEMEN K3 Definisi Istilah lain pengelolaan sumber daya manusia, antara lain: manajemen personalia, manajemen sumber daya manusia, manajemen tenaga kerja. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mengikuti perkembangan sains dan teknologi. Dikarenakan Negara

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mengikuti perkembangan sains dan teknologi. Dikarenakan Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Indonesia sebagai salah satu Negara yang sedang berkembang tentunya dituntut untuk mengikuti perkembangan sains dan teknologi. Dikarenakan Negara Indonesia

Lebih terperinci