BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang dilakukan, pokok permasalahan yang diangkat, pembatasan

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRACT. Veronia Anggrek ( )

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, pokok permasalahan yang dihadapi, pembatasan masalah, tujuan

ABSTRAK ANALISIS BIAYA PENGUMPULAN E-WASTE (LIMBAH ELEKTRONIK) DI DKI JAKARTA: STUDI KASUS PENGUMPULAN DI

Abstrak. Kata Kunci: Limbah elektronik, Reverse logistics, Model simulasi, Analisis biaya. Abstract

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS EMPAT ALASAN UNTUK MENJUAL NOTEBOOK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRACT. PILOT PROJECT FOR COLLECTING END-OF-LIFE MOBILE PHONES BY USING DROP-OFF METHOD (xv + 96 pages, 10 tables, 22 figures, 4 appendix)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan diantara perusahaan-perusahaan elektronik terutama dalam bidang

PERBANDINGAN NILAI PELANGGAN PADA PRODUK TELEPHONE SELULER DENGAN MEREK NOKIA DAN SONY ERICSSON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Tabel 1.1 Penjualan Telepon Seluler di Indonesia Tahun Vendor Penjualan 2007

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 3,32 5,24 7,07 3,6 Konstruksi 6,11 6,97 6,36 5,22 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengeluarkan produk-produk terbaru mereka yang berkualitas untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terus berkembang di kehidupan sehari-hari dimana ditandai dengan

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka. butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

Kajian tentang Pengelolaan Limbah Elektronik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Smartphone dan Tablet PC saat ini telah. memproduksi Smartphone berbasis android, vendor-vendor ini

2 Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

Pengelolaan Sampah Berkelanjutan untuk Kota Depok. Alin Halimatussadiah Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Setiap perusahaan ingin berhasil

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input) dari kegiatan produksi, perdagangan, pertanian, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Limbah Elektronik (E-Waste) DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI DKI JAKARTA 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN. melanda sendi-sendi kehidupan manusia, dimana penggunaan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan cara berkomunikasi menjadi lebih efisien dan hemat waktu.

I. PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat dan mempengaruhi kegiatan manusia. Salah satu bentuk dari

FAKTOR PENENTU KETERLANJUTAN PEMBANGUNAN : 1. FAKTOR BIOFISIK 2. FAKTOR SOSIAL BUDAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Gambar dari Rear Tipper Vessel [9]

PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya melihat merk dan promosi yang dilakukan perusahaan. Pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang maupun masa depan. Banyak negara memperdebatkan masalah ini dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masuk dan berkembangnya era modernisasi ternyata memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. smartphone telah menjadi kebutuhan gaya hidup yang dianggap penting bagi

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan alat-alat transportasi pun semakin meningkat. Alat transportasi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat banyak orang

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

BAB 5 ANALISIS DATA. Kapasitas Kendaraan. Gambar 5.1. Influence Diagram

BAB I PENDAHULUAN. luar daerah. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan sewaktu-waktu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis elektronik. hal ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mengurangi pemborosan (waste) ataupun segala sesuatu yang

PRESENTASI TUGAS AKHIR ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GADGET BERBASIS TEKNOLOGI WEARABLE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal tersebut dapat

ANALISIS KINERJA DAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN TERMINAL BARANG DI KOTA DENPASAR

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi produsen yang unggul dalam penyediaan kebutuhan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari, selain itu jalan juga memegang peranan penting

E-WASTE MANAGEMENT. Prepared by Hanna Lestari, M.Eng

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. pastinya berdampak pula pada para produsen atau supplier alat-alat berat tersebut.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kota yang memiliki mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Limbah kaleng bekas aluminium 330 ml. (Sumber : lit. 11)

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan browsing di internet untuk melakukan pencarian informasi kuliner.

IDENTIFIKASI SAMPAH ELEKTRONIK (E-WASTE) TELEPON SELULER DI SURABAYA SKRIPSI. Diajukan Oleh : YONIE SATRIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ini. Seiring dengan hal tersebut manusia sebagai pemakai (user), teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi tersebut, salah satunya dengan menggunakan handphone.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk tetap eksis di bidang usahanya masing-masing baik produk maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki handphone sebagai sarana untuk berkomunikasi. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang pasti akan berkaitan dengan teknologi baik itu kegiatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi pendahuluan penelitian seperti latar belakang masalah dari penelitian yang dilakukan, pokok permasalahan yang diangkat, pembatasan masalah yang digunakan, tujuan penelitian serta sistematika penulisan dari tugas akhir ini. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari seiring dengan kemajuan zaman. Namun ternyata perkembangan teknologi ini berbanding lurus dengan pertambahan jumlah sampah elektronik. Menurut suatu artikel pada Merdeka (2006), Perkembangan teknologi bukan hanya mengubah pola konsumsi dari kebutuhan jadi gaya hidup, tapi juga melambungkan jumlah sampah elektronik (e-waste) berupa barang elektronik bekas serta limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Hal ini dikarenakan para produsen produk elektonik akan terus melakukan inovasi pada produk mereka dan menyesuaikannya dengan teknologi yang ada. Bermunculannya produk elektronik baru tentu saja mengakibatkan semakin cepatnya tren penggantian produk elektronik lama dengan produk elektronik yang lebih baru. Sebagai imbasnya, proses penumpukan sampah dari produk elektronik tersebut akan menjadi semakin cepat dengan jumlah yang tidak sedikit. 1

Penumpukan sampah elektronik terutama menjadi masalah bagi negaranegara berkembang, termasuk Indonesia. Rahardjo (2010) menyebutkan bahwa Indonesia sebagai negara berkembang menjadi salah satu sasaran pembuangan sampah elektronik dari industri di negara-negara maju. Masuknya 9 truk peti kemas berisi monitor komputer bekas dari Massachusetts, Amerika Serikat, pada 2009, salah satu buktinya. Sedangkan, pemerintah Indonesia sendiri masih belum memiliki perhatian khusus pada masalah pembuangan sampah elektronik ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya sekitar 20,000 titik rawan penyelundupan ataupun pelabuhan yang rawan untuk dijadikan tempat pembuangan limbah elektronik ataupun berbahaya lain dari negara-negara maju (Antara Bali, 2000). Hal ini menyebabkan semakin banyaknya sampah elektronik yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Sehingga dibutuhkan suatu usaha internal yang berfokus dalam pengumpulan sampah elektronik serta diikuti dengan penanggulangannya. Penelitian ini hanya difokuskan pada wilayah DKI Jakarta yang berperan sebagai pusat ekonomi Indonesia serta sebagai salah satu propinsi yang memiliki populasi terbanyak di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Halim (2010), diketahui bahwa penduduk DKI Jakarta ternyata masih ragu-ragu untuk melakukan daur ulang sehingga diperlukan komunikasi dan sosialisasi lebih lanjut. Sebelumnya telah dilakukan tiga penelitian yang bersangkutan, yaitu simulasi pengumpulan sampah elektronik pada wilayah DKI Jakarta oleh Tatimu (2011), analisis biaya pengumpulan sampah elektronik pada wilayah DKI Jakarta oleh Tunggono (2011) serta studi kelayakan pengembangan fasilitas daur ulang pada wilayah Jabodetabek oleh Mellini (2010). 2

Pada penelitian Tatimu (2011) mengenai simulasi pengumpulan sebelumnya terdapat beberapa fitur yang belum dimasukkan, seperti: closed-loop route, kapasitas sumber daya yang digunakan (kendaraan), distribusi waktu kedatangan sampah elektronik dan biaya per unit sampah elektronik. Disamping itu, pada studi kelayakan pengembangan fasilitas daur ulang yang dilakukan oleh Melini (2010), metode pengumpulan yang dipakai adalah dengan melakukan pembelian sampah elektronik dari pemulung. Pengumpulan oleh pemulung bersifat pasif, hanya menunggu dari konsumen. Selain itu, konsumen juga tidak teredukasi mengenai usaha daur ulang sampah elektronik. Metode tersebut selain membutuhkan modal biaya yang tidak sedikit juga membutuhkan jaringan koneksi yang cukup besar. Metode lain yang dapat dilakukan dan layak untuk diuji dalam pengumpulan sampah elektronik adalah metode drop-off points. Metode seperti ini sudah cukup terkenal dan telah diterapkan oleh beberapa perusahaan elektronik besar seperti Nokia, Sony Ericsson, Samsung, Motorola, HP, dan LG. Penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk mengembangkan lebih lanjut mengenai proses pengumpulan dengan menggunakan metode drop-off points dan daur ulang sampah elektronik pada wilayah DKI Jakarta. Untuk itu, akan dilakukan suatu simulasi pengumpulan sampah elektronik dari beberapa drop-off points menuju suatu distribution center. Hasil dari simulasi tersebut adalah rute sistem pengumpulan sampah elektronik yang baru serta biaya transportasi per unit sampah elektronik hasil pengumpulan. Biaya transportasi per unit ini dapat dikombinasikan dengan biaya pendirian stand pengumpulan (setup cost) dari 3

penelitian Tunggono, 2011. Akhirnya didapatkan suatu biaya total per unit sampah elektronik dengan metode pengumpulan drop-off points. Biaya total per unit tersebut akan dikonversi menjadi biaya per kg sampah elektronik dengan metode pengumpulan drop-off points. Biaya per kg ini selanjutnya akan menggantikan harga per kg sampah elektronik dengan metode pengumpulan sebelumnya (pembelian dari pengepul). Kemudian akan dilakukan analisis biaya dari fasilitas daur ulang sampah elektronik yang didapatkan melalui kegiatan pengumpulan metode drop-off points. 1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka permasalahan yang ingin dipecahkan adalah belum adanya simulasi pengumpulan sampah elektronik metode drop-off points dengan fitur closed-loop route, kapasitas sumber daya yang digunakan (kendaraan), distribusi waktu kedatangan sampah elektronik dan biaya per unit sampah elektronik. Selain itu, permasalahan yang lain adalah belum adanya analisis biaya fasilitas daur ulang sampah elektronik hasil pengumpulan dengan metode drop-off points. 1.3 Pembatasan Masalah Berikut merupakan beberapa pembatasan yang digunakan: a. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software ProModel Versi 4.5. Hal ini dikarenakan peneliti cukup familiar dengan penggunaan software tersebut (mata pelajaran Sistem Simulasi semasa kuliah). 4

b. Metode yang digunakan untuk pengumpulan sampah elektronik adalah metode drop-off points. c. Simulasi dijalankan selama satu tahun (1 tahun terdiri dari 52 minggu). Hari kerja hanya berlangsung Senin sampai Jumat, dengan jam kerja per hari adalah 12 jam. d. Lokasi stand (berjumlah 21 lokasi) serta unsur biaya untuk kegiatan pendirian stand pengumpulan sampah elektronik didapatkan dari penelitian sebelumnya oleh Tunggono (2011). Selain itu, terdapat penambahan satu lokasi penempatan stand (Tamini Square), yaitu pada wilayah Jakarta Timur (total 22 lokasi). e. Penentuan jarak antar lokasi menggunakan Google Maps. f. Biaya transportasi yang diperhitungkan dalam simulasi hanya biaya bahan bakar, biaya sewa truk, dan biaya pekerja. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan kali ini adalah membuat suatu simulasi pengumpulan sampah elektronik metode drop-off points dengan menambahkan fitur closed-loop route, kapasitas sumber daya yang digunakan (kendaraan), distribusi waktu kedatangan sampah elektronik dan biaya per unit sampah elektronik serta memasukkan hasil model simulasi dalam analisis biaya fasilitas daur sampah elektronik hasil pengumpulan. 5

1.5 Sistematika Penulisan Pada bagian ini berisikan sistematika penulisan dari penelitian yang dilakukan, tahap dimulai dari pendahuluan hingga kesimpulan dan saran. BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, pokok permasalahan yang dibahas, pembatasan masalah yang digunakan, tujuan dari penelitian yang dilakukan serta sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai studi pustaka mengenai pengertian dan kondisi perkembangan sampah elektronik (e-waste) saat ini, pembahasan akan reverse logistics, pembahasan serta penelitian-penelitian mengenai reverse logistics network, pembahasan mengenai analisis biaya, penjelasan mengenai simulasi dengan ProModel Versi 4.5, serta distribusi kedatangan dan pelayanan yang dipakai. BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini khusus akan dijelaskan mengenai urutan tahap per tahap langkah penelitian yang dilakukan pada saat penelitian. Penjelasan mengenai metode penelitian juga akan disajikan dalam bentuk diagram. BAB 4 MODEL SIMULASI Bab mengenai model simulasi ini berisi pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan dalam pembuatan simulasi pengumpulan sampah elektronik serta asumsi yang digunakan. Selain itu, pada bab ini juga berisi mengenai identifikasi dari proses simulasi pengumpulan sampah elektronik dan input dari setiap elemen 6

yang dimasukkan dalam model simulasi. Terakhir pada bab ini juga ditunjukkan tampilan hasil model simulasi dan hasil laporan simulasi secara umum. BAB 5 SKENARIO MODEL SIMULASI Bab ini dimulai dengan perencanaan skenario dari model simulasi pengumpulan sampah elektronik yang akan dijalankan serta tampilan model simulasinya. Kemudian, dilanjutkan dengan penentuan jumlah truk serta perhitungan untuk mendapatkan jumlah replikasi model simulasi. Setelah jumlah replikasi telah dihitung, selanjutnya akan ditunjukkan tampilan hasil laporan dari setiap skenario model simulasi. Bab ini ditutup dengan perhitungan biaya per unit serta biaya per kg dari sampah elektronik hasil pengumpulan. BAB 6 ANALISIS BIAYA Pada bab ini akan dilakukan analisis biaya fasilitas daur ulang sampah elektronik hasil pengumpulan. Pertama-tama akan ditunjukkan aliran kas dengan menggunakan biaya per kg dari skenario terpilih. Kemudian, melalui indikator pada aliran kas tersebut, yaitu IRR dan NPV, akan dilihat apakah pengembangan fasilitas ini layak untuk diusahakan atau tidak secara finansial. Selain itu, akan dilakukan perbandingan dengan analisis biaya pengembangan fasilitas daur ulang sampah elektronik hasil pembelian dari pengepul. BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan analisis pada bab sebelumnya. Kesimpulan yang didapat diharapkan dapat menjawab pokok permasalahan yang ada dan saran juga dapat menjadi masukan untuk perbaikan. 7