Luas permukaan. Jarak zat pelarut dan zat terlarut. Suhu.

dokumen-dokumen yang mirip
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor BOGOR.

MODUL III TRANSPORTASI MEMBRAN SEL

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

TRANSPORTASI TRANSMEMBRAN MEMBRAN SEL

DIFUSI MOLEKUL DAN TEKANAN OSMOTIK CAIRAN SEL

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3)

Siti Nur Faedah Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

LAPORAN PRAKTIKUM PLASMOLISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OSMOSIS & PENYERAPAN ZAT PADA TUMBUHAN 1 Oleh : Drs. Suyitno Al. MS. 2

OSMOSIS LATAR BELAKANG

KOMPONEN KIMIA MEMBRAN SEL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMEABILITAS AZKI AFIDATI PUTRI ANFA ( ) KELOMPOK 3B (A)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGUKURAN POTENSIAL OSMOTIK DAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Transportasi pada Membran Plasma. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR TRANSPORT MEMBRAN SEL

BIOLOGI SEL. Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran)

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II POTENSIAL AIR PADA SEL TUMBUHAN

Sulistyani M.Si

- Difusi air melintasi membrane permeabel aktif dinamakan osmosis. Keseimbangan air pada sel tak berdinding Jika suatu sel tanpa dinding direndam

A. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang potongan jaringan umbi ubijalar? 2.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PLASMOLISIS

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan

BIOLOGI UMUM SEMESTER GASAL 2014/2015 PRODI PENDIDIKAN FISIKA OLEH TIM LAYANAN BIOLOGI

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

EzLearn.my BAB 3 SOALAN OBJEKTIF. 1. Rajah 1 menunjukkan struktur membran plasma. Rajah 1. Manakah antara molekul berikut dapat merentasi P

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL. Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. Sri Sugiwati, SSi., MSi.

ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) GASAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

MEMBRAN PLASMA. Selaput sel : Bagian dari protoplasma terluar yang membatasi sel dari lingkungan

BY SMA NEGERI 16 SURABAYA

BIOLOGI SEL. Chapter III Membran dan Dinding Sel

Sistem Transportasi Tumbuhan L/O/G/O

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

TRANSPORTASI. Dr. Refli., MSc Jurusan Biologi FST UNDANA Kupang, 2015

BAB 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN. STANDART KOMPETENSI Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

THE TOUR CYTOL CYT OGY OGY T : he Study of Cells V sualisasi sualisasi sel sel : :mikroskop meningkatkan n resolusi (jarak (jarak an tar obyek

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Hasil Penelitian dan Pembahasan

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Pertemuan : Minggu ke 1 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Rumah tangga air pada tumbuhan Sub pokok

BAB II MEMBRAN SEL. Gambar 2.1. Sel membran secara aktual. Tampak terlihat dua sel membran yang berdekatan.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

20 % w/w = 100% 26.67% x =

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN KOMPOSISI KIMIA MEMBRAN SEL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMEABILITAS

MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt

I Sifat Koligatif Larutan

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si

HKSA DENGAN SIFAT MEMBRAN SEL

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

Skala ph dan Penggunaan Indikator

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan UUD 45 pada alinea ke empat, yang bertujuan untuk

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

Sifat-sifat Fisis Larutan

Sifat Koligatif Larutan

MEMBRAN BIOLOGIS DAN MEKANISME ABSORPSINYA. Tim Teaching MK Biofarmasetika

Kegiatan Belajar 1: Sifat Koligatif Larutan. Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada kimia larutan.

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN

Teori Kinetik Gas. C = o C K K = K 273 o C. Keterangan : P2 = tekanan gas akhir (N/m 2 atau Pa) V1 = volume gas awal (m3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

4 Hasil dan Pembahasan

Difusi gas merupakan campuran antara molekul satu gas dengan molekul lainnya yang

Rima Puspa Aryani : A1C311010

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO)

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal

FISIOLOGI SEL. TIM PENGAJAR FISIOLOGI MANUSIA Departemen Gizi Masyarakat,FEMA, IPB 2015 Dr. Katrin Roosita_sel 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA MEDISINAL SEMESTER GANJIL PENGARUH ph DAN PKa TERHADAP IONISASI DAN KELARUTAN OBAT

UJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI HEWAN

Fisiologi Tumbuhan. PNA 2462 B/D Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra

III. SINYAL TRANSDUKSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat Koligatif Larutan

Membran biologi. Bagaimana dengan membran sel (membran biologi)? Bersifat tidak larut dalam air Bersifat fleksibel

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

Transkripsi:

LAPORAN DIFUSI-OSMOSIS Abstrak Difusi adalah peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan tenaga kinetik bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi tinggi ke derajat konsentrasi rendah baik melalui selaput pemisah maupun tidak dan tanpa menggunakan energi. Jadi, pada difusi konsentrasi molekul akan sama pada semua bagian. Osmosis merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi membran yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang berbeda. Proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik atau perpindahan air dari molekul larutan yang potensial airnya tinggi ke potensial yang rendah melalui membran selektif permeabel (semipermeabel). Difusi osmosis terjadi pada membran kentang dengan adanya perubahan tinggi skala pada osmometer semakin tinggi konsentrasi maka kecepatan difusi semakin cepat. Sebagian besar data menunjukan gerakan keatas pada peristiwa difusi osmosis Kata kunci : Difusi, Osmosis, Hipotonik, Hipertonik I. PENDAHULUAN 1.1 Dasar Teori Difusi adalah peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan tenaga kinetik bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi tinggi ke derajat konsentrasi rendah baik melalui selaput pemisah maupun tidak dan tanpa menggunakan energi. Jadi, pada difusi konsentrasi molekul akan sama pada semua bagian. Proses ini akan terus berlangsung hingga dicapai titik keseimbangan. Contoh peristiwa difusi adalah: a. Masuknya air ke dalam akar, kemudian bergerak dari sel ke sel dan akhirnya meninggalkan tubuh tumbuhan dalam bentuk nap air. b. Masuknya gas karbondioksida ke dalam tubuh tumbuhan dan keluarnya gas oksigen ke luar tubuh tumbuhan (Luqman, 2012). Difusi terjadi dari ruang yang berkosentrasi lebih tinggi ke ruang yang berkonsentrasi lebih rendah, apabila kedua benda dipisahkan oleh membran permeabel terhadap zat tersebut. Difusi berlangsung menurut konsentrasi dari suatu gradient atau suatu kemiringan. Proses ini pada umumnya terdapat pada sel seperti perembesan oksigen, karbondioksida, glukosa, asam amino dan garam mineral ( Yatim,1990). Mekanisme difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan

H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam garam mineral, tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi. Kecepatan difusi ditentukan oleh : Jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua cara: a. Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut lipid. b. Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor (Kimball, 1999). Osmosis merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi membran yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang berbeda. Proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik atau perpindahan air dari molekul larutan yang potensial airnya tinggi ke potensial yang rendah melalui membran selektif permeabel (semipermeabel). Membran selektif permeabel adalah selaput pemisah yang hanya dapat dilalui oleh air dan molekul-molekul tertentu yang larut di dalamnya. Molekul-molekul yang dapat melewati membran semipermeabel adalah molekulmolekul asam amino, asam lemak dan air, sedangkan molekul zat yang berukuran besar misalnya polisakarida(pati) dan protein tidak dapat melewati membran semi permeabel tersebut tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran. Larutan yang memiliki konsentrasi tinggi memiliki tekanan osmosis yang tinggi pula maupun sebaliknya. Setiap sel hidup merupakan sistem osmosis. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonis) terhadap cairan sel maka air dalam sel akan terisap keluar. Hal itu akan menyebabkan plasma menyusut. Jika air sel terus terisap keluar akan menyebabkan plasma terlepas dari sel-sel dan sel akan mengerut. Sebaliknya jika sel berada dalam larutan hipotonis (lebih encer daripada cairan sel), air dari luar sel akan masuk ke dalam sel sehingga sel mengembang. Contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke dalam air garam (sulistyowati, 2010). Menurut (Alkatiri, 1996) Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada sel hidup : Ukuran zat terlarut: semakin banyak zat terlarut maka peristiwa terjadinya osmosis akan semakin cepat. Karena zat terlarut memiliki tekanan osmotik yang berfungsi untuk memecah zat pelarut bergerak melalui membrane semipermeable.

Tebal membran: semakin tebal suatu membrane akan memperhambat terjadinya osmosis. Karena dapat menyebabkan semakin sulitnya zat terlarut menembus membrane tersebut. Luas permukaan Jarak zat pelarut dan zat terlarut Suhu. Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menemukan fakta mengenai gejala difusi-osmosis, mengamati efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan disfusi, menunjukan arah gerakan air pada peristiwa disfusi-osmosis mendeskripsiskan pengertian disfusi osmosis. II. METODE KERJA 2.1 Alat dan Bahan Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan difusi osmosis dengan mengunakan beberapa konsentrasi pada larutan garam dan kentang. Percobaan ini memerlukan beberapa alat seperti penggaris,pulpen, pipa kaca berskala sebanyak 6 buah, cawan petri dua buah, pisau atau kater, tusuk gigi, pelubang gabus dan beker glass berukuran 1000 ml. Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah kentang, larutan garam dengan konsentrasi (25%,50%,75% dan larutan kontrol 0%) sebagai konsentrasi zat. 2.2 Cara Kerja Tahapan percobaan ini dimulai dari dipersiapkan alat dan bahan yang kita butuhkan,lalu kentang yang kita punya dipotong kubus dengan ukuran sisi 3 cm sebanyak 3 potong, pada bidang sayatan dibuat dua lubang dengan pelubang gabus degan kedalaman 2 cm,lalu gunakan tusuk gigi untuk mengangkat jaringan kentang yang telah dibor dengan pelubang gabus,lalu pada pipa kaca berskla kita tandai 2cm untuk kedalaman lubang dan 0,5 untuk volum awalnya. Lalu pada masing-masing kentang yang dilubangi masukan larutan garam dengan konsentrasi berbeda 0,5 cm pada tiap kentang dan pada sisi yang lainmya masukan laturan kontrol 0,5. Lalu di amati perubahan setiap 6 jam. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel kenaikan larutan gula pada pipa gelas berskala (ml)

Jam Pertumbuhan cairan dalam pipa kaca berskala Kontrol 25% Garam 25% Kontrol 50% Garam 50% Kontrol 75% Garam 75% 0 0.5 cm 0.5 cm 1 cm 1 cm 0.7 cm 0.7 cm 1 0.5 cm 0.7 cm 2 cm 2 cm 0.7 cm 2.5 cm 2 1.3 cm 1.5 cm 2 cm 2 cm 1.9 cm 2.6 cm 3 1.5 cm 1.7 cm 2.1 cm 2 cm 2 cm 3 cm 4 0.4 cm 1.8 cm 2.3 cm 2 cm 2 cm 3 cm Jumla h 4,2 cm 6,2 cm 9,4 cm 9 cm 7,3 cm 11,8 cm Grafik 1. Pertumbuhan cairan dalam pipa kaca berskala Pertumbuhan Cairan dalam Pipa Kaca Berskala angka pertumbuhan (Cm) 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Grafik 2. Jumlah pertumbuhan cairan dalam pipa kaca berskala

14 12 10 8 6 4 2 4.2 Jumlah Pertumbuhan c 6.2 0 kontrol 25% garam 25% kontrol Pada percobaan kali ini kita memasukan cairan kedalam pipa kaca bersekala, prinsip percobaannya yaitu larutan garam dimasukkan didalam lubang pada kentang, air pada kentang yang konsentrasinya lebih banyak berdifusi ke dalam larutan garam yang memiliki konsentrasi air yang lebih sedikit, sehingga air dalam pipa kaca bertambah/ naik. Hal ini terjadi karena potensial sukrosa lebih kecil ( lebih negatif ) dibandingkan dengan potensial kentang sehingga sel kentang kehilangan air dan mengalami plasmolisis dan menyebabkan air dalam pipa kaca bertambah. Pada hasil percobaan disfusi osmosis ini pada Grafik 1. Pada jam ke 1 kita mengetahui bahwa kenaikan air naik 9 turun, seharusnya kenaikan air akan bertambah karena pergerakan difusi yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dimana air memiliki konsentrasi tinggi dan air garam memiliki konsentrasi rendah sehinga terjadinya pertambahan larutan pada pipa kaca berskala. Begitupun pada pada jam kedua mengalami hal yang sama. Kita mengamati perubahan tersebut 1 kali 4 jam. Pada data yang telah didapatkan lihat pada Grafik 1. pertambahan optimum terdapat pada jam ke 3 dan ke 4 yang memiliki ketinggian 3 cm, bahwa semakin rendah konsentrasi maka pertambahan air yang semakin banyak dengan membutuhkan waktu yang lama. Karena sifat osmosis adalah memiliki waktu yang lama dalam proses keseimbangannya. Pada percobaan ini pertambahan terdapat perbedaan tingkat perubahan volume pada konsentrasi yang berbeda oleh karena itu dalam percobaan ini benar bahwa konsentrasi yang tinggi akan bergerak kekonsentrasi rendah sehingga konsentrasi rendah memiliki jumlah pertambahan yang besar. Pada Grafik 2. dapat dilihat hasil yang kita dapatkan jumlah keseluruhan pertambahan larutan pada pipa kaca

berskala adalah 11,8 cm dari konsentrasi 75% dan jumlah terendah didapatkan 4,2 cm dari konsentrasi 25 %. Pada percobaan ini di lihat dari grafik 2 pertambahan tingkat perubahan volume naik turun pada konsentrasi yang berbeda, seharusnya pertambahan larutan relatif naik hal ini disebabkan karena bocornya lubang pada kentang sehingga mengakibatkan air keluar dari lubang kentang tersebut. Data yang didapat juga diperoleh adanya perbedaan kenaikan pada larutan kontrol dengan larutan yang berkonsentrasi, seharusnya larutan kontrol akan relative stabil tidak berubah hal ini dikarenakan karena kebocoran yang menyebabkan perbedaan kenaikan pada larutan kontrol dengan larutan yang berkonsentrasi pada kentang itu. IV. KESIMPULAN Difusi merupakan gerakan penyebaran suatu partikel ( air, molekul zat terlarut, gas atau ion-ion) dari daerah yang potensial kimianya lebih tinggi menuju daerah yang potensial kimianya lebih rendah.. sedangkan osmosis merupakan gerakan penyebaran suatu partikel ( air, molekul zat terlarut, gas atau ion-ion) dari daerah yang encer menuju tempat yang lebih pekat. Difusi osmosis terjadi pada membran kentang dengan adanya perubahan tinggi skala pada osmometer semakin tinggi konsentrasi maka kecepatan difusi semakin cepat. Sebagian besar data menunjukan gerakan keatas pada peristiwa difusi osmosis. DAFTAR PUSTAKA Alkatiri, S. 2010. Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model Palangkaraya, Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang, Vol. 1, No. 1, Hal : 24-37 Suyitno.2014. Petunjuk Praktikum FisiologiTumbuhan.Yogyakarta:Fakult as Matematika dan IPA. Kimball, J.K. 1999. Biologi Universitas. Jakarta : Erlangga. Luqman. 2012. Analisa Temperatur Pada Proses Difusi Obat Dalam Membran Dengan Metode Diferensial Parabolik Untuk Mendeteksi Sinyal Fotoakustik, Jurnal Ilmiah GIGA, Vol. 11, No. 3, Hal: 45-56 Sulustyawati, 2010. Biologi Umum I. Angkasa Bandung : Bandung. Yatim, 1990.