ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR
PENDAHULUAN Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah penyakit yg disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) HIV : HIV-1 : penyebab b AIDS yg umum HIV-2 : di Afrika tengah/barat HIV adalah virus retro yg menginfeksi i sistem imun terutama sel limfosit T CD4 +, sel T yg memiliki reseptor dgn afinitas tinggi untuk HIV
Transmisi HIV melalui : Cairan tubuh yg terinfeksi : Hubungan seksual Homoseksual Penggunaan jarum terkontaminasi Transfusi darah atau produk darah Transmisi vertikal dari ibu ke janin Infeksi HIV merupakan sebab defisiensi imun sekunder terpenting, telah menginfeksi > 40 juta orang
STRUKTUR 1. HIV HIV virus RNA bentuk sferis (Ф 1000 Angstrom) Retrovirus famili lentivirus Struktur HIV-1 terdiri atas 2 untaian RNA yg identik yg merupakan genom virus berhubungan dgn p17 dan p24 berupa inti polipeptida Semua komponen tersebut diselubungi envelop membran fosfolipid yg berasal dari sel pejamu Protein gp120 dan gp41 yg disandi virus ditemukan dlm envelop Diuntai RNA ada enzim reverse transcriptase
2. SEL TARGET DAN RESEPTOR Virus menginfeksi sel dengan menggunakan glikoprotein envelop yg disebut gp120 (120 kd glikoprotein) i yg terutama mengikat sel CD4 + dari reseptor kemokin (CXCR4 dan CCR5) dari sel manusia Makrofag, monosit dan sel dendritik dapat diinfeksinya Astrosit, beberapa sel epitel dan spermatozoa dapat diinfeksi HIV melalui reseptor alternatif (galactosylceramide) untuk gp120
3. IMUNOPATOGENESIS AIDS A. ciri-ciri imunologik utama Menginfeksi sel CD4 + dari sistem imun, termasuk limfosit it T, monosit-makrofag, sel dendritik folikular, dan sel Langerhans Defek menyeluruh secara progresif dari imunitas humoral dan selular Menghabiskan T limfosit CD4 + Aktivasi poliklonal limfosit B dengan meningkatkan produksi Ig Penyakit terus berlanjut meskipun respon imun humoral dan selular begitu hebat kepada virus
B. Patogenesis Virus biasanya masuk tubuh dgn menginfeksi sel Langerhans di mukosa vagina atau rektum yg kemudian bergerak dan bereplikasi di kelenjar getah bening setempat Virus kemudian disebarkan melalui viremia yg disertai dgn sindrom dini akut berupa panas, mialgia dan artralgia Pejamu memberi respons seperti terhadap virus umumnya Virus menginfeksi sel CD4 +, makrofag dan sel dendritik dalam darah dan organ limfoid
Antigen virus nukleokapsid, p24 dapat g p, p p ditemukan dalam darah selama fase ini Fase ini kmd dikontrol sel TCD8 + dan antibodi dalam sirkulasi terhadap p24 dan protein envelop gp 120 dan gp 41 Efikasi sel Tc dalam mengontrol virus terlihat dari menurunnya kadar virus Respons imun tersebut menghancurkan HIV dalam kelenjar getah bening yg merupakan reservoir utama HIV selama fase selanjutnya dan fase laten
Dalam folikel limfoid, virus terkonsentrasi dalam bentuk kompleks imun yg diikat SD Meskipun hanya kadar rendah virus diproduksi dalam fase laten, destruksi sel CD4 + berjalan terus dalam kelenjar limfoid Akhirnya jumlah sel CD4 + dalam sirkulasi menurun. Hal ini dapat memerlukan beberapa b tahun Kemudian menyusul fase progresif kronis dan penderita menjadi rentan terhadap berbagai infeksi oleh kuman non patogenik
c. Siklus hidup HIV Siklus hidup HIV berawal dari infeksi sel, produksi DNA virus dan integrasi ke dalam genom, ekspresi gen virus dan produksi partikel virus Virus menginfeksi sel menggunakan gp 120 terutama mengikat sel CD4 + dan reseptor kemokin (CXCR4 dan CCR5) Membran virus bersatu dengan membran sel pejamu virus masuk sitoplasma, envelop dilepas oleh protease dan RNA bebas
Kopi DNA dari RNA virus disintesis oleh enzim transkriptase dan kopi DNA bersatu dengan DNA pejamu DNA yg terintegrasi disebut provirus Provirus dapat diaktifkan, sehingga diproduksi RNA dan protein virus Virus membentuk struktur inti, bermigrasi ke membran sel memperoleh envelop lipid dari sel pejamu, dilepas (virus HIV) dapat menular dan siap menginfeksi Integrasi provirus dapat tetap laten dalam sel terinfeksi (bulan tahun) tersembunyi dari sistem imun pejamu, bahkan dari terapi antivirus
Abnormalitas pd imunitas humoral HIV stimulasi sel B secara poliklonal dan non spesifik hipergammaglobulinemia (IgA dan IgG) IgM toxoplasma gondii / CMV Fungsi neutrofil Neutralizing antibody respons antibodi terhadap HIV sangat lemah bertahun hidup dan menginfeksi sel lain
d. Pengaruh HIV terhadap sistem imun HIV terutama menginfeksi sel CD4 + (Th) jumlah, fungsi Th : peranan sentral mengatur sistem imun (selular l humoral) hampir keseluruhan respon imun tidak berlangsung normal
Abnormalitas pada imunitas seluler Sel Th : jumlah dan fungsi menurun CD4 < 200 /ul AIDS Makrofag : fungsi fagositosis dan kemotaksis infeksi kandida albikans dan toksoplasma gondii Sel Tc : Kemampuan menghancurkan sel terinfeksi Virus Reaktifasi laten : herpes zoster Diferensiasi sel keganasan Sel NK : kemampuan menghancurkan langsung