= ( ) + + ( ) 10 1

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

Lampiran 2 Variabel & Metode dalam Penelitian

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Politeknik Negeri

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2011 di

Lampiran 1 Proses Pembuatan Tepung Bekatul Konvensional dan Fungsinal Proses Pembuatan Tepung Bekatul Konvensional. Bekatul segar. Pengayakan 60 mesh

Bab III Bahan dan Metode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Lampiran 1 Formulir organoleptik

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

III. Metode Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Penentuan Kadar Serat Larut

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Bahan dan Alat

Kadar protein = % N x 6.25

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

METODE PENELITIAN. A. Alat dan Bahan. B. Metode Penelitian. 1. Persiapan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan Penelitian

III. BAHAN DAN ALAT. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli November 2011 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Lembar penilaian indrawi biskuit MP-ASI Lembar Uji Penilaian Indrawi

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. BAHAN DAN METODE

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

: Methanol, DPPH, alumunium foil. antioksidan

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisik (Muchtadi & Sugiono 1989)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODE. Materi. Rancangan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

Tabel 5. Tahap penelitian dan analisis Tahap Tujuan analisis Tahapan Analisis Hasil analisis. Analisis. tepung jagung. Analisis mi.

Pupuk super fosfat tunggal

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

Transkripsi:

LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh perhitungan serat pangan, SD, dan RSD Total serat pangan (TDF) pada kacang kedelai metode AOAC TDF, % = [(bobot residu P A B) / (bobot sampel - Kadar Lemak - Kadar air)] x 0 Bobot residu = rata-rata bobot residu (g) untuk sepuluh ulangan sampel; P dan A = bobot (g) dari masing-masing protein dan abu yang ditentukan dari kedua ulangan sampel, dan bobot sampel = rata-rata bobot sampel (g) yang diambil. Kadar lemak dan air ialah masing-masing jumlah lemak dan air yang dihilangkan pada saat persiapan sampel. TDF, % = [(bobot residu P A B) / (bobot sampel + Kadar Lemak + Kadar air)] x 0 = [(0.5947 0.0001 0.043 0.0034) / (1.006-0.0131-0.014)] x 0 = 59.4 SD = x i x n 1 = (59.37 59.4) + + (59.4 59.4) 1 SD = 0. RSD analisis = SD x 0% = 0. 0% = 0.17% 59.4 RSD = (. ) = (..) = 1.08 36

Lampiran 3. dan F untuk TDF kacang kedelai metode AOAC dan metode Asp H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.1 + ( 1)0.3 + = 0.71 59.4 35. 0.71 1 + 1 = 75.97 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 3.169 dan -3.169 4. Keputusan H0 ditolak 5. Kesimpulan : rataan TDF kacang kedelai metode AOAC berbeda nyata dengan rataan TDF kacang kedelai metode Asp 43

Lampiran 4. dan F untuk TDF kacang tanah metode AOAC dan metode Asp H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.07 + ( 1)0.04 + = 0.71 1.49 1. 0.71 1 + 1 = 0.85 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 3.169 dan -3.169 5. Kesimpulan : rataan TDF kacang tanah metode AOAC tidak berbeda nyata dengan rataan TDF kacang tanah metode Asp Uji F H0 : s 1 = s Hi : s 1 s. Hipotesis uji = uji F F hitung = s = 0.07 = 3.06 s 0.04 H0 diterima bila F hitung < F α (v1, v) F tabel = 5.351 5. Kesimpulan : SD TDF kacang tanah metode AOAC tidak berbeda nyata dengan SD TDF kacang tanah metode Asp 44

Lampiran 5. dan F untuk TDF oat metode AOAC dan metode Asp H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.1 + ( 1)0.1 + = 0.71 13.64 11.84 0.71 1 + 1 = 5.661 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 3.169 dan -3.169 4. Keputusan H0 ditolak 5. Kesimpulan : rataan TDF oat metode AOAC berbeda nyata dengan rataan TDF oat metode Asp 45

Lampiran 6. dan F untuk TDF wortel metode AOAC dan metode Asp H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.09 + ( 1)0.1 + = 0.7 3.69 4.30 0.7 1 + 1 = 1.887 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 3.169 dan -3.169 5. Kesimpulan : rataan TDF wortel metode AOAC tidak berbeda nyata dengan rataan TDF wortel metode Asp Uji F H0 : s 1 = s Hi : s 1 s. Hipotesis uji = uji F F hitung = s = 0.09 = 0.44 s 0.1 H0 diterima bila F hitung < F α (v1, v) F tabel = 5.351 5. Kesimpulan : SD TDF wortel metode AOAC tidak berbeda nyata dengan SD TDF wortel metode Asp 46

Lampiran 7. dan F untuk IDF kacang kedelai metode AOAC dan metode Asp H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.3 + ( 1)0.5 + = 0.73 59.4 35. 0.73 1 + 1 = 83.36 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 3.169 dan -3.169 4. Keputusan H0 ditolak 5. Kesimpulan : rataan IDF kacang kedelai metode AOAC berbeda nyata dengan rataan IDF kacang kedelai metode Asp 47

Lampiran 8. dan F untuk IDF kacang tanah metode AOAC dan metode Asp H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.0 + ( 1)0.03 + = 0.73 11.48 11.9 0.71 1 + 1 = 0.601 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 3.169 dan -3.169 5. Kesimpulan : rataan IDF kacang tanah metode AOAC tidak berbeda nyata dengan rataan IDF kacang tanah metode Asp Uji F H0 : s 1 = s Hi : s 1 s. Hipotesis uji = uji F F hitung = s = 0.0 = 0.44 s 0.03 H0 diterima bila F hitung < F α (v1, v) F tabel = 5.351 5. Kesimpulan : SD TDF kacang kedelai metode AOAC tidak berbeda nyata dengan SD TDF kacang kedelai metode Asp 48

Lampiran 9. dan F untuk IDF oat metode AOAC dan metode Asp H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.03 + ( 1)0.07 + = 0.71 8.46 7.8 0.71 1 + 1 = 3.71 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 3.169 dan -3.169 4. Keputusan H0 ditolak 5. Kesimpulan : rataan IDF oat metode AOAC berbeda nyata dengan rataan IDF oat metode Asp 49

Lampiran. dan F untuk IDF wortel metode AOAC dan metode Asp H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0. + ( 1)0.13 + = 0.71 9.19 9.50 0.71 1 + 1 = 0.971 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 3.169 dan -3.169 5. Kesimpulan : rataan IDF wortel metode AOAC tidak berbeda nyata dengan rataan IDF wortel metode Asp Uji F H0 : s 1 = s Hi : s 1 s. Hipotesis uji = uji F F hitung = s = 0. = 9.00 s 0.13 H0 diterima bila F hitung < F α (v1, v) F tabel = 5.351 4. Keputusan H0 ditolak 5. Kesimpulan : SD IDF wortel metode AOAC berbeda nyata dengan SD IDF wortel metode Asp 50

Lampiran 11. dan F untuk SDF kacang kedelai metode AOAC dan metode Asp H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.0 + ( 1)0.04 + = 0.71 1.31 4.36 0.71 1 + 1 = 9.46 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 3.169 dan -3.169 4. Keputusan H0 ditolak 5. Kesimpulan : rataan SDF kacang kedelai metode AOAC berbeda nyata dengan rataan SDF kacang kedelai metode Asp 51

Lampiran 1. dan F untuk SDF kacang tanah metode AOAC dan metode Asp H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.06 + ( 1)0.03 + = 0.71 0.88 0.93 0.71 1 + 1 = 0.158 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 3.169 dan -3.169 5. Kesimpulan : rataan SDF kacang tanah metode AOAC tidak berbeda nyata dengan rataan SDF kacang tanah metode Asp Uji F H0 : s 1 = s Hi : s 1 s. Hipotesis uji = uji F F hitung = s = 0.06 = 4.00 s 0.03 H0 diterima bila F hitung < F α (v1, v) F tabel = 5.351 5. Kesimpulan : SD SDF kacang tanah metode AOAC tidak berbeda nyata dengan SD SDF kacang tanah metode Asp 5

Lampiran 13. dan F untuk SDF oat metode AOAC dan metode Asp H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.9 + ( 1)0.03 + = 0.74.59.03 0.74 1 + 1 = 1.701 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 3.169 dan -3.169 5. Kesimpulan : rataan SDF oat metode AOAC tidak berbeda nyata dengan rataan SDF oat metode Asp Uji F H0 : s 1 = s Hi : s 1 s. Hipotesis uji = uji F F hitung = s s = 0.9 = 93.44 0.03 H0 diterima bila F hitung < F α (v1, v) F tabel = 5.351 4. Keputusan H0 ditolak 5. Kesimpulan : SD SDF oat metode AOAC berbeda nyata dengan SD SDF oat metode Asp 53

Lampiran 14. dan F untuk SDF wortel metode AOAC dan metode Asp H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.05 + ( 1)0.16 + = 0.71 13.87 14.61 3.1 1 + 1 =.334 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 3.169 dan -3.169 5. Kesimpulan : rataan SDF wortel metode AOAC tidak berbeda nyata dengan rataan SDF wortel metode Asp Uji F H0 : s 1 = s Hi : s 1 s. Hipotesis uji = uji F F hitung = s = 0.05 = 0. s 0.16 H0 diterima bila F hitung < F α (v1, v) F tabel = 5.351 5. Kesimpulan : SD SDF wortel metode AOAC tidak berbeda nyata dengan SD SDF wortel metode Asp 54

Lampiran 15. dan F untuk ruggenness test TDF kacang kedelai (78%) dan metode Asp (95%) H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.0 + ( 1)0.0 + = 0.95 35.1 35. 0.95 1 + 1 = 0.136 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 9.95 dan -9.95 5. Kesimpulan : rataan TDF kacang kedelai (78%) metode AOAC tidak berbeda nyata dengan rataan TDF wortel metode Asp (95%) Uji F H0 : s 1 = s Hi : s 1 s. Hipotesis uji = uji F F hitung = s = 0.0 = 0.01 s 0.3 H0 diterima bila F hitung < F α (v1, v) F tabel = 405. 851 5. Kesimpulan : SD SDF wortel metode AOAC tidak berbeda nyata dengan SD SDF oat metode Asp 55

Lampiran 16. dan F untuk ruggenness test TDF kacang tanah (78%) metode Asp (95%) H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.1 + ( 1)0.04 + = 0.95 1. 35. 0.95 1 + 1 = 0.07 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 9.95 dan -9.95 5. Kesimpulan : rataan TDF kacang tanah (78%) metode AOAC tidak berbeda nyata dengan rataan SDF wortel metode Asp (95%) Uji F H0 : s 1 = s Hi : s 1 s. Hipotesis uji = uji F F hitung = s = 0.1 = 9.00 s 0.04 H0 diterima bila F hitung < F α (v1, v) F tabel = 405. 851 5. Kesimpulan : SD TDF kacang tanah (78%) metode AOAC tidak berbeda nyata dengan SD TDF oat metode Asp (95%) 56

Lampiran 17. dan F untuk ruggenness test TDF oat (78%) metode Asp (95%) H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.03 + ( 1)0.1 + = 0.95 11.75 11.84 0.95 1 + 1 = 0.1 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 9.95 dan -9.95 5. Kesimpulan : rataan TDF oat (78%) metode AOAC tidak berbeda nyata dengan rataan SDF wortel metode Asp Uji F H0 : s 1 = s Hi : s 1 s. Hipotesis uji = uji F F hitung = s = 0.03 = 0.09 s 0.1 H0 diterima bila F hitung < F α (v1, v) F tabel = 405. 851 5. Kesimpulan : SD TDF oat (78%) metode AOAC tidak berbeda nyata dengan SD TDF oat metode Asp (95%) 57

Lampiran 18. dan F untuk ruggenness test TDF wortel (78%) metode Asp (95%) H0 : µ 1 = µ Hi : µ 1 µ. Hipotesis uji = uji t sp 1 n x x + 1 n sp = (n 1)s + (n 1)s n + n sp = ( 1)0.04 + ( 1)0.1 + = 0.95 4.00 4.30 0.95 1 + 1 = 0.406 H0 diterima bila t hitung < t α/ (v) atau > -t α/ (v) t tabel = 9.95 dan -9.95 5. Kesimpulan : rataan TDF wortel (78%) metode AOAC tidak berbeda nyata dengan rataan SDF wortel metode Asp Uji F H0 : s 1 = s Hi : s 1 s. Hipotesis uji = uji F F hitung = s = 0.04 = 0.04 s 0.1 H0 diterima bila F hitung < F α (v1, v) F tabel = 405. 851 5. Kesimpulan : SD TDF wortel (78%) metode AOAC tidak berbeda nyata dengan SD metode Asp (95%) 58

Lampiran 19. Data serat pangan sampel dengan metode AOAC dan Asp Sampel Ulangan AOAC TDF (%) IDF (%) SDF (%) TDF (%) Asp IDF (%) Kacang Kedelai 1 59.37 57.47 1.7 35.6 30.43 4.37 SDF (%) 59.59 57.74 1.30 35.61 30.48 4.39 3 59.34 57.6 1.34 35.7 30.36 4.35 4 59.43 57.84 1.3 35.47 30.05 4.44 5 59.43 57.47 1.9 35.53 30.61 4.8 6 59.55 57.51 1.3 35.81 30.6 4.33 7 59.54 57.31 1.31 35.69 30.08 4.34 8 59.39 57.71 1.3 35.07 30.8 4.36 9 59.63 58.11 1.9 35.65 30.75 4.38 59.4 57.69 1.30 35. 30.43 4.38 Rata-rata 59.4 57.65 1.31 35. 30.43 4.36 Standar Deviasi 0. 0.3 0.0 0.3 0.5 0.04 RSD 0.17 0.39 1.55 0.66 0.84 0.9 RSD R 1.08 1.09 1.9 1.17 1.0 1.60 Sampel Ulangan AOAC TDF (%) IDF (%) SDF (%) TDF (%) Asp IDF (%) Kacang Tanah 1 1.57 11.48 0.90 1. 11.3 0.94 SDF (%) 1.3 11.49 0.94 1.18 11.7 0.87 3 1.55 11.48 0.8 1. 11.6 0.94 4 1.55 11.49 0.81 1.0 11.9 0.93 5 1.56 11.43 0.9 1. 11.8 0.94 6 1.48 11.49 0.88 1.7 11.34 0.96 7 1.49 11.50 0.8 1.1 11.31 0.90 8 1.47 11.51 0.94 1.15 11.9 0.96 9 1.49 11.49 0.8 1.9 11.30 0.89 1.46 11.47 0.95 1.0 11.7 0.94 Rata-rata 1.49 11.48 0.88 1. 11.9 0.93 Standar Deviasi 0.07 0.0 0.06 0.04 0.03 0.03 RSD 0.58 0.18 6.50 0.33 0. 3.37 RSD R 1.37 1.39.04 1.37 1.39.0 59

Sampel Ulangan AOAC TDF (%) IDF (%) SDF (%) TDF (%) Asp IDF (%) Oat 1 13.60 8.48.67 11.91 7.19.03 SDF (%) 13.67 8.43.71 11.84 7.34.09 3 13.77 8.46.66 11.88 7.18.04 4 13.50 8.51.69 11.84 7.6.00 5 13.53 8.45.68 11.77 7.36.01 6 13.71 8.46.66 11.6 7.34.01 7 13.68 8.47 1.77 11.95 7.7.01 8 13.53 8.48.69 11.94 7.34.07 9 13.80 8.46.7 11.87 7.8.0 13.63 8.41.67 11.8 7..05 Rata-rata 13.64 8.46.59 11.84 7.8.03 Standar Deviasi 0. 0.03 0.9 0. 0.07 0.03 RSD 0.74 0.34 11.11 0.81 0.93 1.45 RSD R 1.35 1.45 1.73 1.38 1.48 1.80 Sampel Ulangan AOAC TDF (%) IDF (%) SDF (%) TDF (%) Asp IDF (%) SDF (%) Wortel 1 3.59 9.08 13.88 4.37 9.65 14.73 3.76 9.04 13.90 4.15 9.51 14.67 3 3.68 9.31 13.9 4.43 9.4 14.48 4 3.80 9.09 13.96 4.35 9.5 14.30 5 3.79 9.0 13.88 3.99 9.40 14.81 6 3.68 9.3 13.85 4.4 9.63 14.69 7 3.67 9.7 13.83 4.44 9.5 14.77 8 3.56 9.31 13.76 4.7 9.51 14.64 9 3.65 9.6 13.87 4.05 9.65 14.60 3.77 9. 13.86 4.3 9.38 14.45 Rata-rata 3.69 9.19 13.87 4.30 9.50 14.61 Standar Deviasi 0.08 0. 0.05 0.1 0.13 0.16 RSD 0.35 0.91 0.39 0.8 0.90 1.09 RSD R 1.4 1.43 1.35 1.4 1.43 1.34 60

Lampiran 0. Data serat pangan ruggedness test Parameter Ulangan Kacang Kedelai Kacang Tanah Oat Wortel TDF (%) 1 35. 1.1 11.73 3.97 35.14 1.9 11.77 4.03 Rata-rata 35.1 1.0 11.75 4.00 Standar Deviasi 0.0 0.1 0.03 0.04 RSD 0.07 1.00 0.5 0.15 RSD R 1.17 1.37 1.38 1.4 61

Lampiran 1. Instruksi kerja analisis total serat pangan metode enzimatik gravimetri 1. Metode Rujukan 1.1 Analisis TDF (Asp, 001). Peralatan.1 Persiapan Sampel.1.1 Blender.1. Ayakan 40 dan 50 mesh. Analisis..1 Alat-alat gelas.. Neraca analitik..3 Mortar dan alu..4 Desikator..5 Crucible dengan celite (porositas no., Pyrex No. 3940, ASTM 40-60 µm, fritted, Gooch Type )..6 Pompa vakum..7 Tanur..8 Waterbath Shaker..9 ph meter.. Alat destilasi 3. Persiapan Sampel 3.1 Sampel Kering 3.1.1 Sampel kering dapat langsung diblender dan diayak hingga berukuran 40-50 mesh 3. Sampel Basah 3..1 Dikeringkan dengan oven pada suhu 5 o C selama 5 jam, kemudian diblender dan diayak hingga berukuran 40-50 mesh 3.3 Sampel Tinggi Lemak (> %) 3.3.1 Dicampurkan dalam 5 ml petroleum eter/0 g sampel selama satu jam sebanyak tiga kali ulangan 3.3. Dikeringkan dengan oven pada suhu 5 o C selama 5 jam, kemudian diblender dan diayak hingga berukuran 40-50 mesh 4. Analisis 4.1 Analisis dilakukan sebanyak dua ulangan (duplo) dan satu sampel blangko 4. Timbang sebanyak 1 g sampel (W), dengan keakuratan hingga 0.1 mg, dalam gelas piala 400 ml 4.3 Tambahkan 5 ml 0.1 M buffer fosfat ph 6.0 4.4 Tambahkan 0.1 ml larutan termamyl dan tutup gelas piala dengan alufo 4.5 Letakkan dalam waterbath shaker pada suhu 99 o C selama 15 menit, goyangkan secara perlahan setiap 5 menit 6

4.6 Tambahkan 0 ml akuades, dinginkan hingga mencapai suhu ruang, kemudian tepatkan nilai ph hingga mencapai ph 1.5 dengan menambahkan HCl 4 M 4.7 Tambahkan 0 mg pepsin, letakkan dalam waterbath shaker pada suhu 40 o C selama 60 menit dengan agitasi kontinyu 4.8 Tambahkan 0 ml akuades, kemudian tepatkan nilai ph hingga mencapai ph 6.8 dengan menambahkan NaOH 4.9 Tambahkan 0 mg pankreatin, letakkan dalam waterbath shaker pada suhu 40 o C selama 60 menit dengan agitasi kontinyu 4. Tepatkan nilai ph hingga mencapai ph 4.5 dengan menambahkan HCl 4 M 4.11 Tambahkan 80 ml etanol 95% yang telah dipanaskan sebelumnya hingga suhunya 60 o C (volume diukur setelah pemanasan) 4.1 Inkubasi pada suhu kamar selama 60 menit agar terbentuk endapan 4.13 Saring endapan menggunakan crucible yang telah diketahui bobot keringnya (W cru ) 4.14 Cuci residu dengan x ml akuades, x ml etanol 95%, dan x ml aseton 4.15 Keringkan pada suhu 5 o C hingga berat tetap (sekitar 1 jam), dinginkan dalam desikator dan ditimbang (W res ) 4.16 Satu ulangan sampel diletakkan dalam tanur 55 o C selama minimal 5 jam, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang (W abu ) 4.17 Satu ulangan sampel dihitung kadar protein menggunakan metode Kjeldahl (W pro ) 4.18 Sampel blanko digunakan untuk mengetahui berat kontaminan yang berasal dari reagen dan enzim (W b ) 5. Perhitungan Kadar Serat Pangan Rumus : TDF (%) = [(W res W pro W abu W b ) / W] x 0 W = Bobot sampel (g) W res W pro W abu W b = Bobot residu (g) = Bobot protein dalam residu (g) = Bobot abu dalam residu (g) = Blanko (g) Satuan akhir kadar serat pangan = % 63

Lampiran. Instruksi kerja analisis serat pangan tidak larut dan larut metode enzimatik gravimetri 1. Metode Rujukan 1.1 Analisis IDF dan SDF (Asp, 001). Peralatan.1 Persiapan Sampel.1.1 Blender.1. Ayakan 40 dan 50 mesh. Analisis..1 Alat-alat gelas.. Neraca analitik..3 Mortar dan alu..4 Desikator..5 Crucible dengan celite (porositas no., Pyrex No. 3940, ASTM 40-60 µm, fritted, Gooch Type )..6 Pompa vakum..7 Tanur..8 Waterbath Shaker..9 ph meter.. Alat destilasi 3. Persiapan Sampel 3.1 Sampel Kering 3.1.1 Sampel kering dapat langsung diblender dan diayak hingga berukuran 40-50 mesh 3. Sampel Basah 3..1 Dikeringkan dengan oven pada suhu 5 o C selama 5 jam, kemudian diblender dan diayak hingga berukuran 40-50 mesh 3.3 Sampel Tinggi Lemak (> %) 3.3.1 Dicampurkan dalam 5 ml petroleum eter/0 g sampel selama satu jam sebanyak tiga kali ulangan 3.3. Dikeringkan dengan oven pada suhu 5 o C selama 5 jam, kemudian diblender dan diayak hingga berukuran 40-50 mesh 4. Analisis 4.1 Analisis dilakukan sebanyak dua ulangan (duplo) untuk IDF dan duplo untuk SDF, serta satu sampel blangko 4. Timbang sebanyak 1 g sampel (W), dengan keakuratan hingga 0.1 mg, dalam gelas piala 400 ml 4.3 Tambahkan 5 ml 0.1 M buffer fosfat ph 6.0 4.4 Tambahkan 0.1 ml larutan termamyl dan tutup gelas piala dengan alufo 4.5 Letakkan dalam waterbath shaker pada suhu 99 o C selama 15 menit, goyangkan secara perlahan setiap 5 menit 64

4.6 Tambahkan 0 ml akuades, dinginkan hingga mencapai suhu ruang, kemudian tepatkan nilai ph hingga mencapai ph 1.5 dengan menambahkan HCl 4 M 4.7 Tambahkan 0 mg pepsin, letakkan dalam waterbath shaker pada suhu 40 o C selama 60 menit dengan agitasi kontinyu 4.8 Tambahkan 0 ml akuades, kemudian tepatkan nilai ph hingga mencapai ph 6.8 dengan menambahkan NaOH 4.9 Tambahkan 0 mg pankreatin, letakkan dalam waterbath shaker pada suhu 40 o C selama 60 menit dengan agitasi kontinyu 4. Tepatkan nilai ph hingga mencapai ph 4.5 dengan menambahkan HCl 4 M 4.11 Saring endapan menggunakan crucible yang telah diketahui bobot keringnya (W cru ), tampung dan pisahkan larutan (SDF), sementara endapan yang diperoleh dilanjutkan ke tahap 4.14 sebagai residu IDF 4.1 Tambahkan 80 ml etanol 95% yang telah dipanaskan sebelumnya hingga suhunya 60 o C (volume diukur setelah pemanasan) ke dalam larutan (SDF) 4.13 Inkubasi pada suhu kamar selama 60 menit agar terbentuk endapan SDF dan dilanjutkan ke tahap 4.14 sebagai residu SDF 4.14 Cuci residu dengan x ml akuades, x ml etanol 95%, dan x ml aseton 4.15 Keringkan pada suhu 5 o C hingga berat tetap (sekitar 1 jam), dinginkan dalam desikator dan ditimbang (W res ) 4.16 Satu ulangan sampel diletakkan dalam tanur 55 o C selama minimal 5 jam, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang (W abu ) 4.17 Satu ulangan sampel dihitung kadar protein menggunakan metode Kjeldahl (W pro ) 4.18 Sampel blanko digunakan untuk mengetahui berat kontaminan yang berasal dari reagen dan enzim (W b ) 5. Perhitungan Kadar Serat Pangan Rumus : IDF (%) dan SDF (%) = [(W res W pro W abu W b ) / W] x 0 W = Bobot sampel (g) W res W pro W abu W b = Bobot residu (g) = Bobot protein dalam residu (g) = Bobot abu dalam residu (g) = Blanko (g) Satuan akhir kadar serat pangan = % 65