BAB V KESIMPULAN. internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: Water Scarcity, Global Governance, Human Security.

BAB I PENDAHULUAN. multilateral yang mempunyai peran dalam mendukung negara-negara berkembang

BAB IV WATER GOVERNANCE PROGRAMME FOR ARAB STATES (WGP-AS) SEBAGAI GLOBAL GOVERNANCE

BAB III KELANGKAAN AIR SEBAGAI TANTANGAN HUMAN SECURITY DI REGIONAL ARAB

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding

BAB V PENUTUP. Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. < diakses 16 Juni 2016.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB II KELANGKAAN AIR DI REGIONAL ARAB. Jika dalam beberapa dekade terakhir regional Arab banyak dikenal sebagai

BAB V KESIMPULAN. Diplomasi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

Pendidikan Kewarganegaraan

Pengertian Dasar & Jenisnya. Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional. By Dewi Triwahyuni

Sejarah AusAID di Indonesia

Oleh: Wahyu Susilo dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs Jakarta, 6-7 Oktober 2015

Sudahkah kita memimpin ASEAN?

I. PENDAHULUAN. bukanlah merupakan mereka yang tingkat kesejahteraannya tinggi. Mereka

BAB IV GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

1. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bangsa lndonesia bertujuan untuk. mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

INDONESIA NEW URBAN ACTION

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dibalik penundaan ratifikasi ini. Kesimpulan yang penulis sampaikan

Politik Global dalam Teori dan Praktik

S I L A B U S. Jurusan/Program Studi : Ilmu Administrasi Negara : Organisasi dan Administrasi Internasional Kode : SAN 224 SKS : Teori: 2 Praktek: -

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Good Governance. Etika Bisnis

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (PB) Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY 2008

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. memilih judul skripsi DAMPAK KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH INDONESIA DENGAN PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM BIDANG

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM. Penyunting Poltak Partogi Nainggolan

I. PENDAHULUAN. diantaranya adalah perspektif sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Karena

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

MI STRATEGI

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini memiliki tema utama yakni upaya yang dilakukan Australia

Press Release The Asia Pacific Regional Parliamentarian and CSO Forum on MDG Acceleration and the Post 2015 Development Agenda

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS. Tantangan Bisnis Masa Kini

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

Lokasi: Dermaga Desa Kota Batu, Kec.Warkuk Ranau Selatan. suatu paradigma yang menempatkan manusia sebagai titik

Pembangunan Pariwisata di PPK yang didalamnya berisi beberapa strategi, meliputi:

A. Latar Belakang Masalah

NATIONAL ROLE. Konsep Peranan Nasional dalam Politik Luar Negeri. By: Dewi Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Selasa, 09 November 2010

PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Materi ke 2

Jurnal Sains Manajemen Vol. 2 No.1 Januari 2016

INTER-PARLIAMENTARY UNION DAN AGENDA GLOBAL ABAD 21

C. Peran Negara dalam Pemaksimalan Competitive Advantages

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

BAB I PENDAHULUAN. diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Teh merupakan salah satu komoditas ekspor utama sektor perkebunan.

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

BAB V PENUTUP. ini melibatkan aktor lain seperti organisasi internasional untuk mengatasi

2) faktor-faktor yang terkait dengan peranan Indonesia di dalam kerjasama multilateral CTI-CFF adalah faktor geografis dan ketahanan pangan. Jadi sela

BAB I PENDAHULUAN. adalah kawasan yang memiliki jumlah perang sipil yang cukup banyak. Bahkan

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

PEMBANGUNAN WILAYAH YANG TIDAK SEIMBANG (UNEQUAL DEVELOPMENT OF REGIONS)

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) LATAR BELAKANG, KONSEP KEPEMERINTAHA, KONSEP GOOD GOVERNANCE

Indonesia, G20 dan Komitmen Anti Korupsi

Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah

SINGKATAN DAN ISTILAH...

BAB V PENUTUP. dalam perkembangan dinamika konglik dikawasan ini. lokakarya yang telah lama. ketegangan yang dewasa ini terus meningkat.

RINGKASAN UNTUK MEDIA

BAB I. Pendahuluan. disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

Data Pokok Pembangunan 2014 PEMBANGUNAN MANUSIA

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Problem Pelaksanaan dan Penanganan

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Penelitian ini merupakan sarana eksplanasi tentang perilaku organisasi internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan suatu program atau agenda yang diimplementasikan di banyak negara. Agenda yang dibentuk oleh organisasi internasional tersebut selalu berkaitan dengan isu-isu yang berkembang di suatu kawasan tertentu ataupun secara global. Organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah United Nations Programme Development Programme (UNDP), dengan agenda bernama Water Governance Programme for Arab States (WGP-AS). Adapun isu yang menjadi fokus utama agenda WGP-AS adalah isu kelangkaan air di regional Arab. WGP-AS diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 2009. Agenda ini pada kenyataannya bukanlah agenda penanganan masalah air pertama yang dijalankan oleh UNDP di regional Arab. UNDP bahkan sudah menyoroti masalah air ini dalam laporan-laporan yang diterbitkannya jauh sebelum agenda ini dicanangkan. Seperti dalam Human Development Report tahun 2006 ataupun laporan berjudul Water Governance for Poverty Reduction tahun 2004. Namun kehadiran agenda penanganan masalah air sebelum WGP-AS ternyata belum mampu menangani masalah air di 81

regional Arab, sehingga mendorong UNDP untuk menginisiasi agenda baru yang lebih ambisius. Berangkat dari pertanyaan mengapa agenda WGP-AS diinisiasi?, maka digunakanlah konsep global governance dan human security untuk menjawab pertanyaan tersebut. Merujuk kepada fakta-fakta mengenai agenda WGP-AS, kedua konsep ini kemudian memberikan penjelasan-penjelasan yang dapat menjawab rumusan masalah penelitian. Berdasarkan kedua konsep tersebut, dapat ditarik dua kesimpulan tentang alasan diagendakannya WGP-AS dalam isu kelangkaan air di regional Arab. Alasan pertama, merujuk kepada konsep global governance, dapat dipahami bahwa inisiasi pembentukan WGP-AS menjadi upaya penanganan masalah air melalui pendekatan global. Pendekatan global ini dibuktikan dengan adanya skema baru yang diterapkan oleh UNDP dalam melakukan intervensi terkait kebijakan air di regional Arab, yang kemudian disebut sebagai water governance. Penelitian ini kemudian membuktikan adanya pendekatan global dalam isu kelangkaan air di regional Arab dengan menggunakan indikator atau prasyarat berdasarkan definisi global governance. Ada tiga indikator yang setidaknya dapat menjelaskan bahwa WGP-AS adalah global governance. Indikator tersebut yakni: adanya keterlibatan aktor-non-negara, dibuatnya kebijakan bersama lintas batas negara, serta kompleksitas isu kelangkaan air di regional Arab. 82

Keterlibatan aktor non-negara dibuktikan dengan terlibatnya UNDP sebagai aktor utama, Liga Arab dan UNOPS sebagai mitra kerja UNDP, serta hadirnya civil society dan private sector. Adanya interaksi antara aktor-aktor tersebut dengan negaranegara Arab kemudian menghasilkan kebijakan bersama yang diterapkan di regional Arab. Wujud nyata dari adanya kebijakan lintas batas negara adalah dijalankannya transboundary water management dalam WGP-AS. Sebagai salah satu komponen dalam WGP-AS, transboundary water management mendorong adanya mutual cooperation antara negara-negara Arab dan menjadi sarana perjanjian bilateral maupun multilateral tentang pembagian sumber daya air di regional Arab. Kompleksitas isu menjadi indikator ketiga yang dijelaskan dalam penelitian ini. Mengingat kompleksitas isu lah yang kemudian menjadi tolak ukur perlu atau tidaknya suatu isu ditangani dengan mekanisme pendekatan global. Kompleksitas ini diukur dari level stres air yang telah mencapai level kritis di beberapa negara Arab. Kompleksitas isu juga dapat dilihat dari faktor memburuknya keadaan sumber daya air di regional Arab, sehingga menjadi tantangan bagi negara-negara Arab untuk memenuhi kebutuhan seluruh sektor yang membutuhkan ketersediaan air. Padahal, air menjadi penggerak dari jalannya sektor-sektor pembangunan di regional Arab, terutama bagi sektor pertanian yang mengkonsumsi lebih dari 80 persen dari total perediaan air. Alasan kedua, adanya persepsi UNDP bahwa masalah air merupakan masalah kemanusiaan, yang kemudian dapat mengancam stabilitas regional Arab. Persepsi ini 83

didasarkan kepada laporan-laporan UNDP yang banyak mengaitkan masalah kelangkaan air dengan pemenuhan aspek human security. UNDP mengemukakan bahwa dalam dimensi ancaman lingkungan, salah satu ancaman yang harus dihadapi oleh masyarakat Arab adalah kelangkaan air, serta masalah-masalah air lainnya seperti polusi air, desertifikasi, dan tekanan sistem air tanah. Keterkaitan antara kelangkaan air dan human security sebagaimana dipersepsikan oleh UNDP, menunjukan bahwa penanganan masalah kelangkaan air juga merupakan sebuah upaya pembangunan di regional Arab. Masalah yang dianggap mengancam kehidupan individu manusia ini juga menjadi ancaman terhadap proses pembangunan di regional Arab. Penelitian ini kemudian mengungkapkan bagaimana kelangkaan air ini menjadi sangat vital untuk ditangani, karena adanya efek domino dari kelangkaan air. Hal ini ditandai dengan munculnya masalah-masalah lain yang menjadi dampak kelangkaan air, seperti keterbatasan akses air minum, munculnya konflik air, adanya ancaman terkait keamanan pangan, serta masalah kesehatan. Baik kelangkaan air maupun dampak-dampak yang ditimbulkannya tersebut kemudian berpengaruh terhadap stabilitas regional Arab. Stabilitas dalam penelitian ini mengacu kepada konsep human security, yakni stabilitas yang berhubungan erat dengan kehidupan individu manusia dan tidak berdasar kepada state security. Bagaimanapun juga dalam studi ilmu hubungan internasional, kehadiran global governance seperti WGP-AS ini menjadi bukti dari adanya pola interaksi kontemporer 84

atau non-konvensional antara aktor-aktor hubungan internasional. Hal ini ditandai dengan hadirnya aktor-aktor non-negara dalam proses pembuatan kebijakan. Global governance ini juga menjadi salah satu produk nyata globalisasi yang mendorong adanya internasionalisasi isu. Dengan kata lain, antara isu domestik dan internasional, batas keduanya menjadi semakin kabur. Di samping itu, global governance juga menjadi wujud eksistensi dari adanya peran organisasi internasional di negara-negara dunia. Karena sebenarnya kehadiran global governance ini sangat berhubungan erat dengan hadirnya organisasi internasional yang berbasis pemerintah (IGO) maupun non-pemerintah (INGO). Selanjutnya, kehadiran global governance ini diharapkan mampu menjadi alternatif solusi dari adanya masalah-masalah yang terjadi secara global, terutama dalam mengatasi masalah-masalah yang mengancam keamanan manusia. Global governance juga diharapkan dapat menjadi dorongan terwujudnya good governance di level pemerintahan nasional, regional, maupun secara global. 85