PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN. Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA STKIP MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA SEBAGAI SARANA PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM WACANA LISAN KOMIKA DODIT MUYANTO

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Nur Eva, 2014 Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

LAMPIRAN. Poster Preman Pensiun III : Drama Komedi

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. Nordquist (2014) mengatakan bahwa Dialogue is a verbal exchange

KRITIK SOSIAL DALAM HUMOR STAND UP COMEDY EPISODE KITA INDONESIA (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

PRINSIP KERJA SAMA, IMPLIKATUR PERCAKAPAN, DAN KESANTUNAN ANTARA GURU DAN SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SEKOLAH MASTER ABSTRAK

Analisis Percakapan Dokter dengan Pasien di RSUD Abdoer Rahem Kebupaten Situbondo

PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

PENGGUNAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KEGIATAN BERBICARA SISWA KELAS VIII DI MTs. AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

Makalah FUNGSI PRAGMATIK DALAM CERITA HUMOR KANG MAMAN MENCARI GADIS JUJUR

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

Realisasi Prinsip Kerja Sama dalam Interaksi Jual Beli di Pasar Rebo, Jakarta Timur

III. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HALUAN SASTRA BUDAYA Haluan Sastra Budaya, Vol. 1, Number 1 June 2017 VOLUME 1 Number 1 June 2017 Page 86-96

KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh

terhubung dengan manusia lainnya di berbagai daerah yang berbeda, dengan menggunakan sebuah bahasa yang telah disepakati bersama.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI

Permalink/DOI:

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

BAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2011:1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa peran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data

BAB II PERAN LAKI-LAKI DAN KELAS SOSIAL. A. Dominasi Laki-Laki Terhadap Perekonomian

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

KAJIAN KESOPANAN DALAM TUTURAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN DI PT BFI FINANCE TBK. CABANG SOLO NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh:

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB II LANDASAN TEORI

Violate Cooperative Principle in Bukan Empat Mata Television Program. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Naskah Drama merupakan genre sastra yang disejajarkan dengan puisi

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI PRINSIP KERJA SAMA (MAKSIM) DALAM PERCAKAPAN ANAK USIA PRASEKOLAH. ABSTRAK

ANALISIS CAMPUR KODE DAN GAYA BAHASA SARKASME PADA PEMENTASAN LUDRUK KIRUN CAMPURSARI GOBYOK. Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Transkripsi:

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung verianingtias@gmail.com Abstrak Penelitian ini mengkaji prinsip kerja sama pada sinetron Preman Pensiun dilihat dari pelanggarannya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tuturan dalam tayangan Preman Pensiun berdasarkan pelanggaran pada prinsip kerja sama yang meliputi maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Prinsip Kerja Sama yang dikemukakan oleh Grice (dalam Rahardi, 2005). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup dua hal, yakni (1) metode penyediaan data dan (2) metode analisis data. Pada tahap penyediaan data digunakan metode simak dan catat. Kajian data pada penelitian ini menggunakan metode padan yang bersifat pragmatik (Sudaryanto, 1993:13). Sumber data penelitian ini adalah sinetron Preman Pensiun episode 6. Berdasarkan hasil analisis, terdapat enam data percakapan yang mengandung pelanggaran pada prinsip kerja sama dilihat dari situasi dan identitas penuturnya. Pelanggaran prinsip kerja sama pada data yang telah dianalisis menunjukkan bahwa percakapan yang digunakan bertujuan untuk membuat penonton terhibur. Kata Kunci: Pelanggaran, Prinsip Kerja Sama, Pragmatik, Preman Pensiun. 1. Pendahuluan Bahasa merupakan suatu aspek penting dalam berkomunikasi. Berkomunikasi merupakan upaya menjalin hubungan dengan mitra tutur agar mendapatkan informasi yang jelas dan mudah dipahami. Informasi yang jelas tidak terlepas dari konteks yang disampaikan. Contoh konkretnya adalah dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan menyampaikan informasi dengan mitra tutur tentu akan memperhatikan situasi pada saat tuturan itu disampaikan. Hal tersebut juga tampak pada tuturan yang terjadi di media televisi. Televisi merupakan media yang berfungsi sebagai sarana informasi. Melalui televisi, kita dapat mengetahui banyak hal yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Selain menjadi media informasi, televisi juga berperan sebagai media hiburan untuk masyarakat, seperti pada sinetron Preman Pensiun. Sinetron Preman Pensiun merupakan salah satu acara yang ditayangkan di Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Sinetron tersebut menceritakan tentang sosok Bahar sebagai tokoh utama. Bahar merupakan pimpinan kelompok preman yang menguasai sebuah kawasan, pasar, dan jalanan di kota Bandung. Sinetron tersebut dikemas dengan latar belakang budaya sunda yang tampak pada lokasi, penataan musik, dan dialek sunda yang khas. Berdasarkan pengamatan peneliti, tayangan sinetron Preman Pensiun mengandung nilai sosial, yaitu nilai kebaikan dan keburukan dalam suatu masyarakat. Nilai tersebut dapat kita pahami dengan memperhatikan tindakan dan tuturan yang disampaikan oleh pemain sinetron. Dengan memahami tindakan dan tuturan kita dapat memahami maksud dari tujuan/pesan yang disampaikan pada tayangan sinetron Preman Pensiun. Dalam 213

penelitian ini, peneliti akan menganalisis tuturan dalam tayangan Preman Pensiun berdasarkan pelanggaran pada prinsip kerja sama yang meliputi maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan. Prinsip kerja sama merupakan aspek penting agar proses komunikasi antara penutur dan mitra tutur berjalan dengan baik dan lancar (Allan, 1986). Dalam proses komunikasi, kerja sama yang baik tidak terlepas dari kesantunan berbahasa. Alasan peneliti menggunakan tuturan pada sinetron Preman Pensiun karena dalam sinetron tersebut menceritakan kisah preman dan kelompoknya yang berupaya menjadi anggota masyarakat yang baik dan tidak lagi melakukan tindakan buruk, seperti mencopet. Setelah peneliti amati, penggunaan bahasa yang disampaikan oleh pemain tidak sedikit terdapat pelanggaran pada prinsip kerja sama. 2. Landasan Teori dan Metode 1) Landasan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai Prinsip Kerja Sama yang dikemukakan oleh Grice (dalam Rahardi, 2005) yang meliputi Maksim Kuantitas (The Maxim of Quantity), Maksim Kualitas (The Maxim of Quality), Maksim Relevansi (The Maxim of Relevance), dan Maksim Pelaksanaan (The Maxim of Manner). Prinsip Kerja Sama merupakan bagian dari ilmu Pragmatik. Prinsip kerja sama merupakan salah satu aspek penting dalam berkomunikasi agar proses komunikasi berjalan baik dan lancar. Berikut ini adalah maksim-maksim yang terdapat dalam prinsip kerja sama menurut Grice (1975). a. Maksim Kuantitas (The Maxim of Quantity) Di dalam maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Informasi demikian itu tidak boleh melebihi informasi yang sebenarnya dibutuhkan si mitra tutur. Tuturan yang tidak mengandung informasi yang sungguh-sungguh diperlukan mitra tutur, dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas. Demikian sebaliknya, apabila tuturan itu mengandung informasi yang berlebihan akan dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas. b. Maksim Kualitas (The Maxim of Quality) Dengan maksim kualitas, seorang peserta tutur diharapkan dapat menyampaikan sesuatu yang nyata dan sesuai fakta sebenarnya di dalam bertutur. Fakta tersebut harus didukung dan didasarkan pada bukti-bukti yang jelas. Bertutur yang terlalu langsung dan tanpa basa-basi dengan disertai bukti-bukti yang jelas dan apa adanya justru akan membuat tuturan menjadi kasar dan tidak sopan. Dengan demikian, untuk bertutur yang santun, maksim kualitas seringkali tidak dipatuhi dan tidak dipenuhi. c. Maksim Relevansi (The Maxim of Relevance) Di dalam maksim relevansi, dinyatakan bahwa agar terjalin kerja sama yang baik antara penutur dan mitra tutur, masing-masing hendaknya dapat memberikan kontribusi yang relevan tentang sesuatu yang sedang dipertuturkan itu. Bertutur dengan tidak memberikan kontribusi yang demikian dianggap tidak mematuhi dan melanggar prinsip kerja sama. 214

d. Maksim Pelaksanaan (The Maxim of Manner) Maksim pelaksanaan mengharuskan peserta pertuturan bertutur secara langsung, jelas, dan tidak kabur. Seorang bertutur dengan tidak mempertimbangkan hal-hal itu dapat dikatakan melanggar prinsip kerja sama karena tidak mematuhi maksim pelaksanaan. 2) Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Moleong (2000:5) mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup dua hal, yakni (1) metode penyediaan data dan (2) metode analisis data. Pada tahap p enyediaan data digunakan metode simak dan catat. Kajian data pada penelitian ini menggunakan metode padan yang bersifat pragmatik (Sudaryanto, 1993:13). Cara analisis yang diterapkan dalam penelitian ini tidak terlepas dari konteks dan mitra wicara sebagai alat penentunya. Sumber data penelitian ini adalah sinetron Preman Pensiun episode 6. Data diunggah dari Youtube pada tanggal 20 Oktober 2015. 3. Pembahasan Pembahasan penelitian ini difokuskan pada pelanggaran dalam prinsip kerja sama yang terjadi di sinetron Preman Pensiun episode 6. Berdasarkan hasil klasifikasi dan reduksi data, pada episode 6 sinetron Preman Pensiun terdapat tujuh data percakapan yang dianalisis sebagai berikut. 1) Data 1 Percakapan antara Kang Bahar dan Supirnya (Amin) di teras rumah. Amin : Pak, teh Kinanti sudah berangkat tapi mobilnya ketinggalan Kang Bahar : Bukan ketinggalan, ditinggal! Amin : Mobilnya ga apa-apa kan Pak? Kang Bahar : Dia mau naik angkot Amin : Teh Kinanti mau naik angkot? Kang Bahar : Kamu gak usah banyak tanya, tutup lagi pintu pagar! Percakapan di atas menunjukkan adanya pelanggaran pada maksim relevansi. Pelanggaran terlihat pada saat Amin bertanya, Mobilnya ga apa-apa kan Pak? dan Kang Bahar menjawab Dia mau naik angkot. Selanjutnya pelanggaran maksim relevansi juga terjadi pada saat Amin bertanya, Teh Kinanti mau naik angkot? dan Kang Bahar menjawab Kamu gak usah banyak tanya, tutup lagi pintu pagar!. Percakapan di atas tidak menunjukkan kontribusi yang relevan tentang sesuatu yang sedang dituturkan. Jawaban yang disampaikan tidak relevan dengan pertanyaan sehingga tuturan tersebut melanggar maksim relevan. 2) Data 2 Percakapan Kang Mus dan istrinya (Esih) di ruang tamu. Kang Mus : (selesai berbicara di telepon genggam dengan temannya) Esih : Ada apa atuh Kang? Kang Mus : Gak ada apa-apa Esih : Gak mungkin! 215

Kang Mus : Ini urusan kerjaan, sana kamu urusin dapur aja! Percakapan di atas menunjukkan adanya pelanggaran pada maksim kualitas. Pelanggaran terlihat pada saat Kang Mus menanggapi tuturan Esih istrinya dengan mengatakan, Ini urusan kerjaan, sana kamu urusin dapur aja!. Tuturan tersebut memperlihatkan bahwa Kang Mus tidak penyampaikan informasi secara nyata. Dalam maksim kualitas, seharusnya Kang Mus menceritakan kepada istrinya mengenai perbincangannya dengan temannya melalui telepon genggam. Akan tetapi, Kang Mus menyampaikan hal yang berbeda untuk mengalihkan rasa penasaran istrinya. 3) Data 3 Percakapan antara Junaidi, Saep, dan Ubet di komplek perumahan warga. Junaidi : Gimana, dah dapet kerja belum? Saep : Pasti belum Ubed : (meringis) Percakapan di atas menunjukkan pelanggaran maksim relevan dan maksim pelaksanaan. Pelanggaran maksim relevan terjadi pada saat Junaidi bertanya kepada Ubed, namun Saep yang menjawabnya. Hal tersebut menunjukkan hubungan yang tidak relevan antara penanya dengan jawaban yang dijawab oleh Saep. Seteleh Saep menanggapi, Ubed melakukan tindakan dengan meringis namun tidak mengatakan sesuatu. Kejadian tersebut merupakan pelanggaran pada maksim pelaksanaan karena Ubed tidak memberikan informasi secara jelas atas pertanyaan dan tanggapan yang dituturkan oleh dua temannya. Saep Ubed Saep : Mending jadi partner saya lagi, nyopet lagi, penghasilannya gak terbatas, liburnya bebas : Gak ah! : Kepala batu, dasar! Percakapan di atas menunjukkan pelanggaran maksim kualitas. Pernyataan Saep kepada Ubed merupakan bentuk pelanggaran maksim kualitas karena Saep menyampaikan sesuatu yang tidak nyata dan tanpa basa-basi menyampaikan pernyataan bahwa Ubed adalah orang yang keras kepala (berkepala batu). Pernyataan tersebut merupakan tuturan yang kasar dalam sebuah komunikasi walaupun hubungan antara Saep dan Ubed dekat. 4) Data 4 Percakapan antara Junaidi, Saep, dan Dewi di markas Copet. Junaidi : Jadi copet itu harus yang punya feeling, harus tau orang yang dompetnya isi sama yang tidak. Sudah biasa orang gaya isi dompetnya cuma KTP aja. Kadang-kadang justru yang kumel yang isi dompetnya tebel, ya? Saep : Iya Junaidi : Sekarang udah tau kan? Dewi : Ah, yang kayak gitu mah dari dulu mah aku udah tau Saep : (tertawa) 216

Percakapan di atas menunjukkan pelanggaran pada maksim relevansi dan maksim pelaksanaan. Situasi yang terjadi pada percakapan di atas yakni Junaidi merupakan bos copet yang sedang mencari anggota baru sebagai rekan Saep untuk beraksi. Dewi adalah calon anggota baru yang dibawa Saep ke markas. Sebagai bos copet, Junaidi memberikan arahan kepada Dewi dan Saep. Pelanggaran maksim relevansi pada percakapan di atas yaitu pada saat Dewi menanggapi arahan dari Junaidi. Dewi tidak memberikan kontribusi yang relevan dan tidak dapat bekerja sama atas arahan dari Junaidi padahal Junaidi adalah calon bosnya. Sementara itu, pelanggaran maksim pelaksanaan pada percakapan di atas yaitu pada saat Saep tertawa tanpa mengucapkan sesuatu. Tindakan tersebut ia lakukan karena melihat bosnya tidak direspon baik oleh calon anggota baru, yaitu Dewi. Pada maksim pelaksanaan, peserta tutur mampu memberikan informasi yang jelas dan tidak kabur. Hal tersebut tidak dilakukan oleh Saep. 5) Data 5 Percakapan antara Kinanti dan Adit di Perusahaan tempat mereka bekerja. Adit : Kinan, makan siang yuk? Kinanti : Aku ada janji sama temen aku Adit : Boleh ikut gak? Kinanti : Hah.. Adit : Boleh kan? Masa gak boleh sih.. Ya? Yuk! Kinanti : (Diam) Percakapan di atas menunjukkan pelanggaran pada maksim pelaksanaan. Pelanggaran dilakukan oleh Kinanti. Pada percakapan di atas, Kinanti tidak memberikan kontribusi yang relevan atas ajakan Adit. Dia hanya merespon dengan tuturan Hah.. dan diam. Sikap kinanti menunjukkan kontribusi yang tidak jelas atau kabur. 6) Data 6 Percakapan antara Kang Mus dan Komar di tempat nongkrong. Kang Mus : Jam berapa sekarang? Komar : (jalan ke depan kemudian melihat matahari) Kang Mus : Ngapain kamu? Komar : Liat matahari, biar tau sekarang jam berapa. Jam 4 lewat ¼ Kang Mus : Kamu punya handphone kan? Komar : Punya Kang, akang kan sering nelpon saya Kang Mus : coba lihat jam berapa sekarang! Percakapan di atas menunjukkan adanya pelanggaran pada maksim pelaksanaan dan maksim kuantitas. Pelanggaran terjadi pada saat Kang Mus bertanya, Jam berapa sekarang? dan pelanggaran dilakukan oleh Komar, yakni saat dia berjalan kemudian melihat matahari. Tindakan yang dilakukan oleh Komar merupakan tindakan yang tidak memiliki kontribusi secara jelas dan tidak mengatakan sesuatu atas pertanyaan dari Kang Mus sehingga Kang Mus bertanya kembali Ngapain kamu?. Sementara itu, pelanggaran pada maksim kuantitas terjadi pada saat Kang Mus bertanya, Kamu punya handphone kan? dan Komar menjawab, Punya Kang, akang kan sering nelpon saya. Jawaban dari Komar melanggar prinsip kuantitas karena ia melebihkan jawaban/informasi yang dibutuhkan oleh mitra tuturnya (Kang Mus). 217

4. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis, pelanggaran prinsip kerja sama pada sinetron Preman Pensiun adalah sebagai berikut. 1) Dalam penelitian ini terdapat enam data yang menunjukkan pelanggaran pada prinsip kerja sama dilihat dari situasi dan identitas penuturnya, yang meliputi: maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan. 2) Pelanggaran prinsip kerja sama pada data yang telah dianalisis menunjukkan bahwa percakapan yang digunakan bertujuan untuk membuat penonton terhibur. Dalam sinetron Preman Pensiun terdapat aspek-aspek penting yang perlu dikaji, khususnya dari segi kebahasaannya, seperti tingkat tutur berbahasa, implikatur percakapan, prinsip kesantunan, dan sebagainya. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut untuk memperoleh kajian kebahasaan yang lebih beragam. Daftar Pustaka Allan, Keith. 1986. Linguistic Meaning. London: Routledge & Kegan Paul Inc. Grice, H.P., 1975. Logic and Conversation, Syntax and Semantics, Speech Act 3. New York: Academic Press. Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 218