Violate Cooperative Principle in Bukan Empat Mata Television Program. Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Violate Cooperative Principle in Bukan Empat Mata Television Program. Abstract"

Transkripsi

1 Violate Cooperative Principle in Bukan Empat Mata Television Program Ninik Anita 1, Iman Laili 2, Eriza Nelfi 2 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta NinikAnita21@gmail.com 2 Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta Abstract This research is purposed to describe violate cooperative principle in Bukan Empat Mata television program, either from TV hosts, guests star, or audience in the studio. The problem in this research is what form of violate cooperative principle in Bukan Empat television program. Method that used in this research is referential method and PUP data analysis technique with pragmatic classification effort. Theories that applied in violate analysis of cooperative principle base on four maxims that are: (1) the maxim of quantity, (2) the maxim of quality, (3) the maxim of relevance, (4) the maxim of manner. Results violate cooperative principle that are: (1) the maxim of quantity that aimed to clarify, explain, indicating pride, appearing happiness, appearing sadness, and appearing disappointment,( 2) the maxim of quality that aimed to tease, flirting, joking, (3) the maxim of relevance that aimed to explain, bullying, appearing fear, joking, entertaining, throwing attention, showing happiness, and showing disappointment, and (4) the maxim of manner that aimed to teasing and showing anger. The conclusion of this research is violate cooperative principle emerge because of certain purposes, either intentional or unintentional. Key word: principle cooperative, bukan empat mata, violation, speech Pendahuluan Dalam kehidupan bermasyarakat komunikasi adalah suatu hal yang sangat penting. Dengan berkomunikasi kita dapat saling berinteraksi, menyampaikan pendapat, gagasan, pikiran, dan mengungkapkan segala perasaan. Komunikasi yang baik adalah penutur dan petutur sama-sama memahami maksud yang sedang dipertuturkan. Wijana (2009:44) mengatakan bahwa dalam komunikasi yang wajar agaknya dapat diasumsikan bahwa seorang penutur mengartikulasikan ujaran dengan maksud untuk mengomunikasikan sesuatu kepada Page 1

2 lawan bicaranya, dan berharap lawan bicaranya dapat memahami apa yang hendak dikomunikasikan itu. Untuk itu, penutur selalu berusaha agar tuturannya selalu relevan dengan konteks, jelas, dan mudah dipahami, padat dan ringkas (concise), dan selalu pada persoalan (straight forward), sehingga tidak menghabiskan waktu lawan bicaranya. Dengan demikian, penutur dan petutur harus sama-sama menyadari bahwa dalam berkomunikasi ada kaidahkaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interprestasi-interprestasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Seperti yang diungkapkan oleh Allan (dalam Rahardi, 2005:52) bertutur adalah kegiatan yang berdimensi sosial. Seperti lazimnya kegiatan-kegiatan sosial lain, kegiatan bertutur dapat berlangsung dengan baik apabila para peserta pertuturan itu semuanya terlibat aktif di dalam proses bertutur tersebut. Apabila terdapat satu atau lebih pihak yang tidak terlibat aktif di dalam kegiatan bertutur, dapat dipastikan pertuturan itu tidak dapat berjalan lancar. Berhubungan dengan hal tersebut ada istilah prinsip kerja sama yang mengatur penutur dan petutur dalam berkomunikasi, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu, agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima peserta tutur dengan baik diperlukan adanya prinsip kerja sama antara penutur dengan petutur. Prinsip- prinsip kerja sama itu menurut Grice (dalam Wijana, 2009:44) meliputi empat maksim, yaitu (1) maksim kuantitas, (2) maksim kualitas, (3) maksim relevansi, dan (4) maksim pelaksanaan. Keempat maksim itu dapat dijelaskan bahwa di dalam maksim kuantitas seorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup, relatif, memadai, dan seinformatif mungkin. Informasi tersebut tidak boleh melebihi informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh mitra tutur. Apabila informasi yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tuturnya berlebihan, penutur tersebut dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas. Pada maksim kualitas seorang penutur diharapkan dapat menyampaikan fakta yang sebenarnya. Fakta-fakta tersebut harus didukung dan didasarkan pada bukti-bukti yang jelas. Di dalam maksim relevansi, agar terjalin kerja sama yang baik antara penutur dan mitra tutur, masing-masing hendaknya dapat Page 2

3 memberikan kontribusi yang relevan tentang sesuatu yang sedang dipertuturkan. Apabila dalam suatu pertuturan antara penutur dan mitra tutur tidak memberikan kontribusi yang dimaksud, dapat dikatakan bahwa tuturan itu melanggar prinsip kerja sama. Pada maksim pelaksanaan juga diharuskan peserta tutur bertutur secara langsung, jelas, dan tidak kabur. Dengan adanya keempat maksim prinsip kerja sama tersebut kegitan bertutur dapat berjalan dengan baik, karena pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh penutur dan petutur. Namun, dalam kenyataannya banyak orang yang tidak memahami prinsip kerja sama dalam berkomunikasi, sehingga sering terjadi kesalahpahaman antara penutur dan petutur dalam memahami maksud yang ingin disampaikan. Penutur dan petutur yang dalam berkomunikasi tidak memenuhi ketentuan prinsip kerja sama dapat dikatakan melakukan pelanggaran terhadap prinsip kerja sama tersebut. Adanya pelanggaran terhadap prinsip kerja sama kadang dipengaruhi oleh keadaan tertentu yang mendorong penutur dan petutur untuk tidak memenuhi ketentuan prinsip kerja sama tersebut. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian terhadap salah satu acara televisi yang banyak diminati oleh masyarakat, yaitu acara Bukan Empat Mata yang dibawakan oleh Tukul Arwana. Acara ini disiarkan di stasiun televisi Trans 7 setiap hari Senin sampai Jumat. Dalam percakapan antara Tukul dengan bintang tamunya sering terdapat pelanggaran terhadap prinsip kerja sama yang dilakukan oleh para bintang tamu serta pembawa acara itu sendiri. Hal itu terjadi karena tuturan-tuturan yang terjadi di dalamnya terjadi secara alami, tidak dibuat-buat. Bintang tamu yang ingin bercerita banyak tentang dirinya dan pembawa acara yang merupakan seorang yang humoris dengan gaya dan cara yang khas terkadang sengaja melakukan pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dengan tujuan untuk melucu dan menghibur penonton. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pelanggaran terhadap prinsip kerja sama yang terdapat dalam acara Bukan Empat Mata. Bentuk pelanggaran tersebut dilihat dari keempat kategori maksim Page 3

4 prinsip kerja sama yang telah diuraikan, baik itu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, maupun maksim pelaksanaan. Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2007:4), mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sudaryanto (1986:62), metode deskriptif adalah bahwa penelitian yang dilakukan itu semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya potret, paparan seperti apa adanya. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simak. Menurut Sudaryanto (1993:133) metode simak merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Dalam penelitian ini penulis menyimak peristiwa tutur yang terjadi dalam acara Bukan Empat Mata yang dibawakan oleh Tukul Arwana. Dalam peristiwa tutur tersebut penulis melihat adanya penyimpangan atau pelanggaran terhadap prinsip kerja sama yang dilakukan oleh para bintang tamu dan pembawa acara itu sendiri. Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik lanjutan berupa teknik catat. Teknik catat adalah pencatatan yang dilakukan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi (Sudaryanto, 1993:135). Pengklasifikasian data-data tersebut disesuaikan dengan maksim- maksim prinsip kerja sama yang dijabarkan oleh Grice, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan. Metode padan adalah metode yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagianbagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Dalam hal ini, objek sasaran penelitian itu kejatian identitasnya ditentukan berdasarkan tingginya kadar kesepadanannya, Page 4

5 keselarasannya, kesesuaiannya, kecocokannya, atau kesamaannya dengan alat penentu yang bersangkutan sekaligus menjadi standar atau pembakunya (Sudaryanto, 1993:13) Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik pilah unsur penentu atau PUP. Adapun alatnya ialah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya. Sesuai dengan jenis penentu yang akan dipisah-pisahkan atau dibagi menjadi berbagai unsur itu, penulis menggunakan daya pilah pragmatis. Adapun dasar pembagiannya atau dasar pemisahannya sudah barang tentu disesuaikan dengan sifat atau watak unsur penentu itu masing-masing (Sudaryanto, 1993:21). Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian ini berupa deskripsi bentuk-bentuk pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dalam acara Bukan Empat Mata. Berdasarkan datadata yang diperoleh dalam penelitian ini, ditemukan adanya pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dalam percakapan yang terjadi pada acara Bukan Empat Mata. Jumlah keseluruhan pelanggaran yang terjadi terhadap prinsip kerja sama dalam acara Bukan Empat Mata yang didasarkan pada kartu data, yaitu berjumlah 81 kali pelanggaran yang terdiri dari (1) maksim kuantitas, (2) maksim kualitas, (3) maksim relevansi, dan (4) maksim pelaksanaan. Bentuk pelanggaran terhadap prinsip kerja sama yang terjadi dalam acara Bukan Empat Mata disebabkan oleh adanya tujuan penutur dan petutur untuk (1) menegaskan, (2) menjelaskan, (3) menunjukkan rasa bangga, (4) menunjukkan rasa senang, (5) menunjukkan rasa sedih, (6) menunjukkan rasa kecewa, (7) menunjukkan rasa marah, (8) melucu, (9) meledek, (10) menghibur penonton dan bintang tamu, dan (11) bertujuan untuk mengalihkan pembicaraan. 1. Maksim Kuantitas Di dalam maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup, relatif, memadai, dan seinformatif mungkin. Informasi tersebut tidak boleh melebihi informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh mitra tutur. Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama yang ditemukan dalam acara Bukan Empat didasarkan atas tujuan peserta tutur untuk (1) menegaskan, (2) menjelaskan, Page 5

6 (3) menunjukkan rasa bangga, (4) menunjukkan rasa senang, (5) menunjukkan rasa sedih, dan (6) menunjukkan rasa kecewa. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh data berikut. 1. Pelanggaran dengan Tujuan untuk Menegaskan Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama maksim kuantitas dengan tujuan untuk menegaskan dapat dilihat pada data berikut: Konteks tuturan : Percakapan ini terjadi antara Tukul dengan dengan bintang tamunya yang merupakan personil dari dua racun, yaitu sebuah grub band yang memiliki dua orang personil yang bernama Gina dan Deva. Tukul : Yang kita tahu semua sekarang personil dua racun yang lama, Janetha Janet berubah penampilannya untuk membentuk mitz baru, dan dijuluki sebagai Catty Perry Indonesia. Nah, gimana ni melihat perubahan Janetha Janet? Monggo, silahkan. Gina : Perubahannya, ya Alhamdulillah dong Mas. Jadi istilahnya metamorfosanya semakin bagus, dan memang harus mengalami proses. Jadi, proses itu penting. Kalau misalnya semakin bagus, ya Alhamdulillah. Berarti kan dari sesudah dua racun bisa menjadi solo. Tapi background dan basisnya kan di dua racun. (Dalam judul Pantang Menyerah). Data di atas merupakan percakapan yang terjadi antara Tukul dengan salah satu bintang tamunya dari Dua Racun (kelompok penyanyi dangdut yang terdiri dari dua orang) yang bernama Gina. Jawaban yang diberikan Gina atas pertanyaan yang diajukan oleh Tukul melebihi apa yang diminta oleh Tukul. Hal ini dapat dilihat pada jawaban Gina Jadi istilahnya metamorfosanya semakin bagus, dan memang harus mengalami proses. Jadi proses itu penting. Kalau misalnya semakin bagus ya, Alhamdulillah. Berartikan dari sesudah dua racun bisa menjadi solo... dst Sebenarnya jawaban Gina Perubahannya, ya Alhamdulillah dong mas itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan Tukul. Gina yang ingin menegaskan bahwa bagaimana pun juga background dan basic Janetha Janet berasal dari dua racun. Dengan demikian, Gina tidak bersifat kooperatif Page 6

7 karena melanggar prinsip kerja sama maksim kuantitas dengan tujuan untuk memberikan jawaba penegasan pertanyaan Tukul. 2. Maksim Kualitas Di dalam maksim kualitas, seorang penutur diharapkan dapat menyampaikan fakta yang sebenarnya. Fakta-fakta tersebut harus didukung dan didasarkan pada bukti-bukti yang jelas. Wijana (2009:47) mengatakan bahwa maksim percakapan ini mewajibkan setiap peserta percakapan hendaknya didasarkan pada bukti-bukti yang memadai. Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama maksim kualitas didasarkan adanya tujuan untuk (1) melucu, dan (2) menggoda. Perhatikan contoh analisis data berikut. 1. Pelanggaran dengan Tujuan untuk Melucu Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama maksim kualitas yang ditemukan dalam acara Bukan Empat Mata dengan tujuan untuk melucu menghibur penonton dapat dilihat pada data berikut: Konteks tuturan : Percakapan ini terjadi antara Tukul dengan bintang tamunya yang bernama Ibu Tineke yang merupakan seorang atlet perempuan. Tukul : Pemirsa, bicara soal jangan menyerah, di sini saya mendatangkan seorang atlet wanita. Di umur 83 tahun beliau masih terus berlatih dan berlomba. Baru-baru ini beliau mendapatkan penghargaan sebagai pemecah rekor Asia lompat jangkit Taipeh. Ibu Tineke : Selamat malam semuanya. Tukul : Ini sebagai contoh inspairing others untuk anak-anak muda. Kamu (menunjuk salah satu penonton) badan masih sehat, dudak-duduk terus. Orang titel tu S.H, Ir, ini D3, dari dulu duduk-duduk aja. Ambil S1, S2, S3, ini D3. Ini lho (menunjuk dirinya sendiri) SDM lho. Sudah dongok monyong lagi. O, iya, ini Pepi S3. Penonton : Apa? Tukul : Sangat-sangat stupid! Tuturan Tukul pada data di atas terlihat melanggar prinsip kerja sama maksim kualitas. Hal itu terlihat dari tuturannya Orang title tu SH, IR, ini D3,dari dulu duduk-duduk aja dan ini lho (menunjuk dirinya sendiri) SDM lho. Sudah dongok monyong lagi. O, iya, ini Pepi S3. Sangat-sangat stupid! Tuturan Tukul yang demikian dikatakan melanggar prinsip kerja sama karena apa yang dituturkan maksudnya tidak sesuai dengan kenyataan atau fakta yang sebenarnya. Tuturan Tukul yang demikian bertujuan untuk melucu menghibur penonton dan binatang tamu yang hadir. Page 7

8 3. Maksim Relevansi Di dalam maksim relevansi, setiap peserta tutur diharuskan memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama maksim relevansi terjadi karena adanya tujuan untuk (1) menjelaskan, (2) meledek, (3) untuk menunjukkan rasa takut, (4) melucu, (5) menghibur, (6) mengalihkan pembicaraan, (7) senang, dan (8) menunjukkan rasa kecewa. 1. Pelanggaran dengan Tujuan untuk Menjelaskan Dalam acara Bukan Empat Mata ditemukan adanya pelanggaran terhadap prinsip kerja sama maksim relevansi dengan tujuan untuk menjelaskan. Untuk lebih jelasnya perhatikan data berikut. Konteks tuturan : Percakapan ini terjadi antara Tukul dengan bintang tamunya yang bernama Wulandari yang merupakan seorang model sekaligus Putri Indonesia Tukul : Masih ngomongin untuk sebuah penantian atau sebuah pencapaian. Untuk mencapai sesuatu yang diharapkan bukanlah suatu hal yang mudah. Pernah nggak sih kalian putus asa ketika berusaha sedang mencapai sesuatu? Dan apa yang kalian lakukan untuk bangkit ni? monggo mbak Wulan! Wulan : Karena saya dari Padang mas Tukul, kita ada pantun yang bilang karatau bujang dahulu babuah babungo balun, marantau bujang dahulu di rumah baguno balun. Jadi, memang ada istilah anak muda di kampung memang merantau ke Jakarta untuk mencapai kesuksesan. (Dalam judul Untuk Sebuah penantian). Kutipan data di atas dapat dikatakan telah melanggar prinsip kerja sama maksim relevansi. Hal itu terlihat dari jawaban yang diberikan oleh Wulan Karena saya dari Padang mas Tukul, kita ada pantun yang bilang karatau bujang dahulu babuah babungo balun, marantau bujang dahulu di rumah baguno balun. Jadi, memang ada istilah anak muda di kampung memang merantau ke Jakarta untuk mencapai kesuksesan. Jawaban Wulan yang demikian tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh Tukul Pernah nggak sih kalian putus asa ketika berusaha sedang mencapai sesuatu? dan apa yang kalian lakukan untuk bangkit ni? Jawaban wulan yang demikian bertujuan untuk menjelaskan bahwa anak muda di Page 8

9 Padang pada umumnya pergi merantau untuk mencapai kesuksesan mereka. Walaupun demikian, Wulan dapat dikatakan telah melanggar prinsip kerja sama maksim relevansi. 4. Maksim Pelaksanaan Dalam maksim pelaksanaan setiap peserta tutur diharuskan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, dan tidak berlebih-lebihan, serta runtut. Apa yang dibicarakan harus jelas maksud dan tujuan, sehingga tidak membuat bingung lawan bicara. Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama maksim pelaksanaan yang ditemukan dalam penelitian adanya tujuan untuk (1) menyindir dan (2) mengungkapkan rasa marah atau jengkel. 1. Pelanggaran dengan Tujuan untuk Menyindir Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama maksim pelaksanaan dengan tujuan untuk menggoda dapat dilihat pada data di bawah ini: Konteks tuturan : Percakapan ini terjadi antara Tukul dengan host bantunya yang bernama Olla dengan tujuan untuk menggoda salah satu bintang tamunya. Tukul : Luar biasa ya. Saya dulu juga pernah merasakannya. Olla : Merasakan apa mas? Tukul : Ya, orang kan lagi berbunga-bunga kan potnya dimana, bunganya dimana. Bunganya selalu ngikutin potnya (melirik kepada Wanda Hamidah) Dari kutipan percakapan di atas terlihat ujaran Tukul melanggar prinsip kerja sama maksim pelaksanaan, karena ujaran Tukul tidak jelas. Tukul menyampaikan maksud dari tuturannya secara tidak langsung. Hal ini dilakukan Tukul untuk menyindir bintang tamunya yang bernama Wanda Hamidah yang selalu datang menjenguk Rafi di BNN. ujaran Tukul orang kan lagi berbunga-bunga kan potnya dimana, bunganya dimana. Bunganya selalu ngikutin potnya jelas sekali melanggar prinsip kerja sama maksim pelaksanaan karena berbicara tidak langsung. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dalam acara Bukan Empat Mata yang berjudul Pantang Menyerah, Sebuah Penantian, Page 9

10 Eksperience Is The Best Teacher (Pengalaman adalah Guru Terbaik) dan For You, I Will (Segalanya Untukmu) maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dalam acara Bukan Empat Mata yang berjudul Pantang Menyerah, Sebuah Penantian, Eksperience Is The Best Teacher (Pengalaman adalah Guru Terbaik) dan For You, I Will (Segalanya Untukmu) maka dapat disimpulkan bahwa ditemukan adanya pelanggaran terhadap prinsip kerja sama yang terdiri dari empat maksim, yaitu (1) maksim kuantitas, (2) maksim kualitas, (3) maksim relevansi, dan (4) maksim pelaksanaan. Adanya pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dalam percakapan acara Bukan Empat Mata ini dilatarbelakangi oleh keinginan pembawa acara untuk melucu dengan tujuan untuk menghibur bintang tamu yang hadir dan para penonton acara Bukan Empat Mata. Selain itu, terjadinya pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dalam percakapan acara Bukan Empat Mata disebabkan oleh keinginan para bintang tamu untuk lebih banyak bercerita tentang masalah yang tengah mereka hadapi. Ada tiga pola dalam interaksi dalam pelanggaran terhadap prinsip kerja sama yang ada dalam percakapan acara Bukan Empat Mata, yaitu pola dari bintang tamu ke pembawa acara, dari pembawa acara, dan dari pembawa acara ke host bantunya. Akan tetapi, pelanggaran terhadap prinsip kerja sama yang banyak terjadi dilakukan oleh bintang tamu ke pembawa acara. Bentuk pelanggaran yang terjadi disebabkan karena adanya tujuan penutur dan petutur untuk (1) menegaskan, (2) menjelaskan, (3) menunjukkan rasa bangga, (4) menunjukkan rasa senang, (5) menunjukkan rasa sedih, (6) menunjukkan rasa kecewa, (7) menunjukkan rasa marah, (8) melucu, (9) meledek, (10) menghibur penonton dan bintang tamu, dan (11) bertujuan untuk mengalihkan pembicaraan. Ucapan Terima Kasih Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah S.w.t Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat, hidayah, dan ridho-nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Page 10

11 Skripsi ini berjudul Pelanggaran Terhadap Prinsip Kerja Sama dalam Acara Bukan Empat Mata untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Humaniora, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat islam yang mulia Nabi Muhammad Saw yang telah memberikan penerangan bagi umatnya dalam menjalankan kehidupan ini. Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan, bimbingan, arahan, dan kritikan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih secara tulus kepada Ibu Dra. Hj. Puspawati, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta dan Ibu Tienn Immery, S.S., M.Hum. selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta, Ibu Dra. Elvina A. Saibi, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta dan Ibu Dra. Aimifrina, M.Hum. selaku Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta, Ibu Dra. Iman Laili, M. Hum. selaku pembimbing I dan Ibu Dra. Eriza Nelfi, M. Hum. selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan, motivasi, bimbingan, saran, ide-ide, dan kritikan kepada penulis, serta dengan sabar meluangkan waktunya untuk penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga tersayang dan tercinta yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, serta memberikan dukungan moril dan materil. Terima kasih atas semua pengorbanan, kepercayaan, dan semangat serta kasih sayang yang diberikan. Teman-teman angkatan 2009 dan teman terdekat saya yang selalu memberikan bantuan, pengorbanan, dorongan, saran, dan masukan, serta mengajarkan saya untuk bersifat mandiri dalam menyelesaikan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul Pengantar Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Leech, Geoffrey Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Page 11

12 Rahardi, Kunjana Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Sudaryanto Metode Linguistik. Yogyakarta: University Press Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: University Press. Sari, Putri Wulan Penggunaan Prinsip Kerja Sama Pada Talk Show Kick Andy. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta. Wijana, I Dewa Putu. 1996: Dasardasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI. 2009: Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Yule, George Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Page 12

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang utama dalam komunikasi manusia untuk menyampaikan informasi. Bahasa itu bersifat unik bagi manusia sekaligus bersifat universal. Anderson

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN. Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN. Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung verianingtias@gmail.com Abstrak Penelitian ini mengkaji prinsip kerja sama pada sinetron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai peristiwa yang terjadi di negeri ini, termasuk kisruh di lingkungan pemerintahan tak lepas dari sorotan masyarakat. Hal itu ditandai oleh semakin

Lebih terperinci

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7 Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol. 1 No.1, 1 April 2016 REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7 Helda Safitri Oktani, Haswinda Harpriyanti Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan jalan yang ditempuh peneliti dalam menuju ke pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur kerja bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan,

Lebih terperinci

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7

REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7 Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol. 1 No.1, 1 April 2016 REALISASI MAKSIM PERCAKAPAN DALAM ACARA HITAM PUTIH DI TRANS7 Haswinda Harpriyanti dan Helda Safitri Oktani

Lebih terperinci

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM PERCAKAPAN PEMBAWA ACARA MUSIK INBOX EDISI DESEMBER 2015 DI STASIUN TELEVISI SCTV

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM PERCAKAPAN PEMBAWA ACARA MUSIK INBOX EDISI DESEMBER 2015 DI STASIUN TELEVISI SCTV 1 PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM PERCAKAPAN PEMBAWA ACARA MUSIK INBOX EDISI DESEMBER 2015 DI STASIUN TELEVISI SCTV SKRIPSI Disusun sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana Disusun

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah 0 TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi atau melakukan tindak tutur jika sedang berinteraksi dengan sesamanya. Searle mengatakan,

Lebih terperinci

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia   ABSTRAK REALISASI PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA INDONESIA DI LINGKUNGAN SMA MUHAMMADIYAH PURWOREJO TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DI SMA Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW INDONESIA LAWAK KLUB DI TRANS 7 (SUATU KAJIAN PRAGMATIK)

PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW INDONESIA LAWAK KLUB DI TRANS 7 (SUATU KAJIAN PRAGMATIK) PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW INDONESIA LAWAK KLUB DI TRANS 7 (SUATU KAJIAN PRAGMATIK) Wetri Rahmi 1), Marsis 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Percakapan atau dialog dalam sebuah tuturan diperlukan suatu kerja sama yang baik antara penutur dengan mitra tutur. Selain kerja sama, faktor kesopanan harus

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS Tinjauan Pragmatik Skripsi diusulkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Diajukan oleh: Ardison 06184023 JURUSAN SASTRA

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK

PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK Agus Hermawan Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi Pena pppp Vol.7,m,m[Type No.2 text]njnj Desember 2017 ISSN 2089-3973 PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi ABTRACT The results of this

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK.

PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK. PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK Herdiana 1), Marsis 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif berusaha memahami makna dari fenomena-fenomena, peristiwa-peristiwa,

Lebih terperinci

ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI

ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN MAKSIM-MAKSIM CARA-TUJUAN SEBAGAI PEMBENTUK WACANA HUMOR PADA INI TALK SHOW ON NETT TV DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA/SMK

PENYIMPANGAN MAKSIM-MAKSIM CARA-TUJUAN SEBAGAI PEMBENTUK WACANA HUMOR PADA INI TALK SHOW ON NETT TV DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA/SMK PENYIMPANGAN MAKSIM-MAKSIM CARA-TUJUAN SEBAGAI PEMBENTUK WACANA HUMOR PADA INI TALK SHOW ON NETT TV DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA/SMK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7 PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sejenis Sebelumnya Penelitian tentang humor mengenai prinsip kerjasama sudah penah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain Rini Devi Ellytias (2013)

Lebih terperinci

PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU

PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU 194 PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU Titje Puji Lestari, M.Pd. Dosen Bahasa Indonesia Universitas Dehasen Bengkulu titjepujilestari90@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA DALAM ACARA TALKSHOW RUMPI NO SECRET DI YOUTUBE UNGGAHAN MARET 2017

PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA DALAM ACARA TALKSHOW RUMPI NO SECRET DI YOUTUBE UNGGAHAN MARET 2017 PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA DALAM ACARA TALKSHOW RUMPI NO SECRET DI YOUTUBE UNGGAHAN MARET 2017 SKRIPSI Disusun sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana Strata Satu (S-1) Oleh : ANGGRAENI PANGESTU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk menjalankan segala aktivitas. Bahasa juga sebagai salah satu aspek tindak tutur yang terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa manusia akan sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu bahasa juga menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat berkomunikasi antara sesama manusia lainnya. Salah satu media yang digunakan dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA SENTILAN SENTILUN DI METRO TV

ANALISIS PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA SENTILAN SENTILUN DI METRO TV ANALISIS PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA SENTILAN SENTILUN DI METRO TV SKRIPSI Oleh Windy Estiningrum NIM 070110201079 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Diajukanoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia, bahkan bahasa selalu digunakan oleh manusia dalam segala kegiatan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KEGIATAN BERBICARA SISWA KELAS VIII DI MTs. AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA

PENGGUNAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KEGIATAN BERBICARA SISWA KELAS VIII DI MTs. AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA PENGGUNAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KEGIATAN BERBICARA SISWA KELAS VIII DI MTs. AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA Ratna Ayu Yistiana, I Nyoman Sudiana, Md. Sri Indriani Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan komponen yang tidak akan terlepas dari kehidupan manusia. Bahasa adalah sebuah tuturan yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru harus menerapkan pendekatan komunikatif. Dengan pendekatan komunikatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangPenelitian Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat saling menyapa dengan manusia lain serta mengungkapkan perasaan dan gagasannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38). Komunikasi merupakan suatu hal penting dalam membangun relasi antarindividu. Dengan adanya

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PERCAKAPAN GURU DAN SISWA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMAN I KEDIRI

PELAKSANAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PERCAKAPAN GURU DAN SISWA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMAN I KEDIRI PELAKSANAAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PERCAKAPAN GURU DAN SISWA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMAN I KEDIRI Ni Wayan Eminda Sari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.

Lebih terperinci

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK) ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK) Oleh : Agung Nugroho A.310.010.128 Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam bentuk komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA GRICE DALAM INTERAKSI TAWAR MENAWAR (ANALISIS ETNOGRAFI KOMUNIKASI DI PASAR SIMPANG TIGO, PASAMAN BARAT)

PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA GRICE DALAM INTERAKSI TAWAR MENAWAR (ANALISIS ETNOGRAFI KOMUNIKASI DI PASAR SIMPANG TIGO, PASAMAN BARAT) PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA GRICE DALAM INTERAKSI TAWAR MENAWAR (ANALISIS ETNOGRAFI KOMUNIKASI DI PASAR SIMPANG TIGO, PASAMAN BARAT) Universitas Indraprasta PGRI Abstrak Artikel ini dimaksudkan untuk membahas

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA TRANSAKSI TAWAR MENAWAR PENJUAL DAN PEMBELI LAIN JENIS KELAMIN DI PASAR TRADISONAL KOTA BATU SKRIPSI

ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA TRANSAKSI TAWAR MENAWAR PENJUAL DAN PEMBELI LAIN JENIS KELAMIN DI PASAR TRADISONAL KOTA BATU SKRIPSI ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA TRANSAKSI TAWAR MENAWAR PENJUAL DAN PEMBELI LAIN JENIS KELAMIN DI PASAR TRADISONAL KOTA BATU SKRIPSI Oleh SUSANTI FITRIANA PATRISIA NIM 201010080311008 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Analisis Percakapan Dokter dengan Pasien di RSUD Abdoer Rahem Kebupaten Situbondo

Analisis Percakapan Dokter dengan Pasien di RSUD Abdoer Rahem Kebupaten Situbondo 274 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 274-283 Analisis Percakapan Dokter dengan Pasien di RSUD Abdoer Rahem Kebupaten Situbondo Hasan Suaedi Pendidikan Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang Jl. Semarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk memudahkan makhluk hidup berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan penyampaiannya, komunikasi

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TUTURAN IRONITALKSHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7: TINJAUAN PRAGMATIK

PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TUTURAN IRONITALKSHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7: TINJAUAN PRAGMATIK 114 PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TUTURAN IRONITALKSHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7: TINJAUAN PRAGMATIK Hermaliza Universitas Islam Riau ermaliza25@yahoo.com ABSTRACT: This study discusses the violation

Lebih terperinci

KETIDAKPATUHAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR DALAM TALK SHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV (Sebuah Pendekatan Pragmatik)

KETIDAKPATUHAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR DALAM TALK SHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV (Sebuah Pendekatan Pragmatik) KETIDAKPATUHAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR DALAM TALK SHOW SUDUT PANDANG DI METRO TV (Sebuah Pendekatan Pragmatik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG Nensi Yuferi 1), Hasnul Fikri 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2)

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW Syamsul Arif Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Kesantunan berbahasa merupakan hal yang penting dalam kegiatan berkomunikasi.

Lebih terperinci

ANALISIS PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROGRAM ACARA INI TALK SHOW DI NET TV

ANALISIS PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROGRAM ACARA INI TALK SHOW DI NET TV ANALISIS PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROGRAM ACARA INI TALK SHOW DI NET TV ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena masalah yang akan diteliti memerlukan pengamatan dan penelitian yang mendalam

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN HUMOR DALAM ACARA KOMEDI TELEVISI SKETSA TAWA. (Sebuah Tinjauan Pragmatik)

ANALISIS TUTURAN HUMOR DALAM ACARA KOMEDI TELEVISI SKETSA TAWA. (Sebuah Tinjauan Pragmatik) ANALISIS TUTURAN HUMOR DALAM ACARA KOMEDI TELEVISI SKETSA TAWA (Sebuah Tinjauan Pragmatik) SKRIPSI Oleh: WARSINI K1209071 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember

Lebih terperinci

KAJIAN PELANGGARAN PRINSIP KONVERSASI DALAM RUBRIK MBLAKETAKET PADA SURAT KABAR RADAR BANYUMAS EDISI BULAN OKTOBER - NOVEMBER 2013

KAJIAN PELANGGARAN PRINSIP KONVERSASI DALAM RUBRIK MBLAKETAKET PADA SURAT KABAR RADAR BANYUMAS EDISI BULAN OKTOBER - NOVEMBER 2013 KAJIAN PELANGGARAN PRINSIP KONVERSASI DALAM RUBRIK MBLAKETAKET PADA SURAT KABAR RADAR BANYUMAS EDISI BULAN OKTOBER - NOVEMBER 2013 PROPOSAL SKRIPSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA Oleh: Tatang Suparman FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berikut beberapa penelitian yang dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A KESANTUNAN BERBICARA PENYIAR RADIO SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat penting dalam kehidupan individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan yang lain, juga untuk

Lebih terperinci

INTENSITAS APLIKASI PRINSIP KERJASAMA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI MTs. SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI TAHUN AKADEMIK 2015

INTENSITAS APLIKASI PRINSIP KERJASAMA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI MTs. SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI TAHUN AKADEMIK 2015 INTENSITAS APLIKASI PRINSIP KERJASAMA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI MTs. SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI TAHUN AKADEMIK 2015 Oleh: sakrim, S.Pd, M,Pd. 5 Surel: sakrim.madura@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa sangat kaya dengan makna, tetapi menurut teori pragmatik, setiap penggunaan bahasa tidak berhenti pada makna melainkan berlanjut pada munculnya maksud. Yule (1997)

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA SEBAGAI SARANA PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM WACANA LISAN KOMIKA DODIT MUYANTO

PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA SEBAGAI SARANA PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM WACANA LISAN KOMIKA DODIT MUYANTO PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA SEBAGAI SARANA PENGUNGKAPAN HUMOR DALAM WACANA LISAN KOMIKA DODIT MUYANTO Titi Puji Lestari Universitas Negeri Semarang titipujilestari29@gmail.com Abstrak Humor dapat disampaikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA HUMOR LENONG REMPONG DI TRANS 7

PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA HUMOR LENONG REMPONG DI TRANS 7 PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA HUMOR LENONG REMPONG DI TRANS 7 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TUTURAN TOKOH-TOKOH PADA NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TUTURAN TOKOH-TOKOH PADA NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TUTURAN TOKOH-TOKOH PADA NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN SKRIPSI Oleh: Jefri Andhika W NIM 09340053 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif bagi manusia. Tanpa bahasa, sulit

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA SKRIPSI

PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA SKRIPSI PRINSIP KERJA SAMA DAN KESANTUNAN TUTURAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian Analisis Pemanfaatan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Kegiatan Diskusi Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang kepentingannya dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN Dhafid Wahyu Utomo 1 Bayu Permana Sukma 2 Abstrak Di ranah formal, seperti di perguruan tinggi, penggunaan

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM TALK SHOW SATU JAM LEBIH DEKAT DI TV ONE

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM TALK SHOW SATU JAM LEBIH DEKAT DI TV ONE PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM TALK SHOW SATU JAM LEBIH DEKAT DI TV ONE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Prodi Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi vital yang dimiliki oleh manusia dan digunakan untuk berinteraksi antarsesamanya. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI

IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana SI pada Jurusan Satra Daerah Diajukan oleh : IMELDA NIM 06186002 JURUSAN

Lebih terperinci

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS KESOPANAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 6-10 TAHUN DI DESA LUMBIR KECAMATAN LUMBIR KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS KESOPANAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 6-10 TAHUN DI DESA LUMBIR KECAMATAN LUMBIR KABUPATEN BANYUMAS 1 ANALISIS KESOPANAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 6-10 TAHUN DI DESA LUMBIR KECAMATAN LUMBIR KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Progam Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raydinda Nacita Ramadhani, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raydinda Nacita Ramadhani, 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia politik senantiasa menjadi sorotan publik. Hal-hal yang terjadi di dunia politik kerap menimbulkan pro dan kontra. Pro dan kontra yang timbul tertuang baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang tersebut diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik dan sebagainya. Berbeda

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dideskripsikan, serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam novel Dom Sumurup Ing

Lebih terperinci

STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 KOTA MALANG : DENGAN SUDUT PANDANG TEORI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON

STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 KOTA MALANG : DENGAN SUDUT PANDANG TEORI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 KOTA MALANG : DENGAN SUDUT PANDANG TEORI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON SKRIPSI Oleh JANJI WIJANARKO NIM 09340080 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7 1 JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga

III. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga penelitian dapat bermanfaat bagi pembaca. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh

KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO Oleh Yorista Indah Astari Nurlaksana Eko Rusminto Munaris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: yoristaindahastari@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara

BAB I PENDAHULUAN. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sering melakukan percakapan. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara (speaker) dan seorang

Lebih terperinci

KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

GAYA BAHASA SINDIRAN DALAM ACARA SENTILAN SENTILUN DI METRO TV EPISODE SEPTEMBER 2015

GAYA BAHASA SINDIRAN DALAM ACARA SENTILAN SENTILUN DI METRO TV EPISODE SEPTEMBER 2015 GAYA BAHASA SINDIRAN DALAM ACARA SENTILAN SENTILUN DI METRO TV EPISODE SEPTEMBER 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: ANGGUN FITRIYANA HUMAIROTUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lebih kuat dari surat kabar, majalah maupun radio karena pesawat televisi. bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan itu.

BAB I PENDAHULUAN. Lebih kuat dari surat kabar, majalah maupun radio karena pesawat televisi. bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan itu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan peristiwa sosial dan terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. Komunikasi merupakan realita pokok kehidupan manusia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. partisipan. Dalam percakapan, proses komunikasi terjadi apabila ada dua

BAB I PENDAHULUAN. partisipan. Dalam percakapan, proses komunikasi terjadi apabila ada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Percakapan merupakan salah satu kegiatan bahasa yang melibatkan partisipan. Dalam percakapan, proses komunikasi terjadi apabila ada dua partisipan, yaitu pembicara

Lebih terperinci

FLORENSIA MARSELLI KIDI

FLORENSIA MARSELLI KIDI ANALISIS PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN SOPAN SANTUN TUTURAN PARA PESERTA DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) Edisi 1 Januari 2015, 2 Januari 2015 dan 5 Januari 2015 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk

Lebih terperinci

PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM NASKAH DRAMA BANGJO KARYA HARJITO DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SEMESTER 1

PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM NASKAH DRAMA BANGJO KARYA HARJITO DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SEMESTER 1 PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM NASKAH DRAMA BANGJO KARYA HARJITO DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SEMESTER 1 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dalam kegiatan berkomunikasi berfungsi sebagai alat penyampai pesan atau makna. Bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Izza Maulida NIM

SKRIPSI. Oleh Izza Maulida NIM PEMAKAIAN PRINSIP KERJASAMA PADA TUTURAN GURU DAN SISWA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 KOTA MALANG TAHUN AJARAN 2012-2013 SKRIPSI Oleh Izza Maulida NIM

Lebih terperinci