III. METODE PENELITIAN. Wajwalku Wildlife Laboratory, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Kasetsart

dokumen-dokumen yang mirip
Prevalensi Malaria Pada Burung di Taman Nasional Gunung Merapi Dengan Metode. Nested PCR

V. SIMPULAN DAN SARAN. amplifikasi DNA nested Polymerase Chain Reaction, maka diperoleh simpulan

I. PENDAHULUAN. menurunnya kualitas lingkungan dan hilangnya habitat. (Shahnaz., dkk 1995).

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

SKRIPSI DETEKSI CEMARAN DAGING BABI PADA PRODUK SOSIS SAPI DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BAB III BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

III. Bahan dan Metode

BAB III BAHAN DAN METODE

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

1. Kualitas DNA total Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) Hasil. Tangkapan dari Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah dengan

OPTIMASI PCR : KONSENTRASI PRIMER DAN VOLUME TEMPLAT DNA PADA AMPLIFIKASI mtdna IKAN MEDAKA Oryzias spp. DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MAROS

III. MATERI DAN METODE A.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

SKRIPSI PREVALENSI MALARIA BURUNG BONDOL JAWA

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Pengambilan Sampel Kutukebul dan Tanaman Tomat Sumber TICV

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu sitogenetika.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

SKRIPSI PREVALENSI MALARIA PADA BURUNG DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI DENGAN METODE NESTED PCR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 Agustus Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN


BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

OPTIMASI PCR (Polymerase Chain Reaction) FRAGMEN 724 pb GEN katg MULTI DRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUK AMPLIFIKASI

JURNAL. PENGGUNAAN METODE MOLECULAR SEXING UNTUK PENENTUAN JENIS KELAMIN BURUNG JALAK BALI (Leucopsar rothschildi)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

Teknik-teknik Dasar Bioteknologi

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

SKRIPSI. PENENTUAN PREVALENSI MALARIA UNGGAS PADA BURUNG MADU SRIGANTI (Cinnyris jugularis) DENGAN TEKNIK POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

HASIL DAN PEMBAHASAN. DNA Genom

III. BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, dan Materi Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian

3. METODE PENELITIAN

JURNAL DETEKSI CEMARAN BABI PADA SEDIAAN KAPSUL SUPLEMEN KECANTIKAN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN METODE PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Bahan dan Alat Penelitian

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dasar dimana adanya

IDENTIFIKASI DAGING TIKUS PADA PRODUK ASAL HEWAN DENGAN MENGGUNAKAN TEHNIK POLIMERASE CHAIN REACTION (PCR)

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

Bab III Metode Penelitian

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

BAB III BAHAN DAN METODE

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT BAB I

OPTIMASI PCR: SIKLUS DAN VOLUME TEMPLAT DNA PADA AMPLIFIKASI mtdna IKAN MEDAKA Oryzias spp. DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) SADDANG ABSTRAK

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyediaan Isolat dan Karakterisasi Bakteri Xanthomonas campestris

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2016. Preparasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler, Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Analisis molekuler dilakukan di Worawidh Wajwalku Wildlife Laboratory, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Kasetsart Kamphaeng Saen, Thailand. B. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel DNA yang telah diekstraksi dari sampel darah burung yang didapat di Gunung Merapi, Yogyakarta pada tahun 2009. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini berjumlah 24 sampel koleksi Laboratorium Biologi Molekuler UAJY dari jenis burung yang telah diektraksi sebelumnya. 24 sampel ini berasal dari 11 spesies burung yang berbeda. Sampel yang digunakan adalah masing-masing Bentet Kelabu sebanyak 3 sampel, Kacamata Biasa sebanyak 2 sampel, Cekakak Jawa sebanyak 2 sampel, Cikrak Daun sebanyak 4 sampel, Ciung Batu sebanyak 1 sampel, Cucak Gunung sebanyak 4 sampel, Pelanduk Semak sebanyak 1 sampel, Pijantung kecil sebanyak 1 sampel, Srigunting Kelabu sebanyak 3 sampel, Tekukur sebanyak 1 sampel dan Walik Kepala Ungu sebanyak 2 sampel (Tabel 1). 19

20 Tabel 1. Jenis Burung Yang Digunakan Dalam Penelitian No. Nama Indonesia Nama Ilmiah 1. Srigunting Kelabu Dicrurus leucophaeus 2. Pelanduk Semak Malaconcincla sepiarium 3. Kacamata Biasa Zosterops palpebrosus 4. Bentet Kelabu Lanius scach 5. Cikrak Daun Phylloscopus trivirgatus 6. Walik Kepala Ungu Ptilinopus porphyreus 7. Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris 8. Pijantung Kecil Arachnotera longirostra 9. Tekukur Streptopelia chinensis 10. Ciung Batu Myophonus glaucinus 11. Cucak Gunung Pycnonotus bimaculatus C. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laminair Flow, mikropipet, microtube,tip, filter tip, PCR tube, tube rack, permanent marker, sarung tangan, masker, spindown, mikrosentrifuse, microwave, thermalcycler, gel tray, comb, erlenmeyer, food wrap, timbangan elektrik, kulkas, UV illuminator, GelDoc, parafilm, elektroforesa, freezer, lakban, box. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah darah burung sebanyak 10 µl, Destilated Water (DW), buffer KHCl, MgCl,dNTP,Taq Polymerase, Hot Start, 5x HF, Haem NF1, Haem NR2, F2561,R3950, R2728, bubuk agarose, alkohol 70%, 1X TA.

21 D. Tahap Penelitian dan Cara Kerja 1. Preparasi Sampel Sampel yang telah diektraksi diberi kode berdasarkan daftar yang sudah ada di laboratorium biologi molekuler (terlampir) dan dimasukkan ke dalam tube dipindahkan kedalam box penyimpanan dan ditutup rapat lalu di segel dengan lakban. Pada saat sebelum digunakan, sampel terlebih dahulu ditambah dengan 10 µl DW lalu dihomogenkan. 2. Analisis Molekuler Analisis molekuler dilakukan dalam beberapa tahapan yakni amplifikasi DNA dengan metode nested PCR, visualisasi hasil amplifikasi pada kedua tahap PCR, dan perhitungan prevalensi. 2.1. Nested Polymerase Chain Reaction A. PCR tahap 1 Pada PCR tahapan 1, larutan PCR yang dibuat dalam volume 10 µl untuk setiap tube sampel dengan perbandingan 9 µl PCR Mix dan 1,5 µl template DNA. Dengan jumlah sampel 24 tube, PCR Mix dibuat dengan volume 3X untuk tiap bahannya. Reagen PCR, konsentrasi nya, dan volume larutan PCR dapat dilihat pada Tabel 2.

22 Tabel 2. Volume Larutan Untuk PCR Tahap Pertama No. Reagen Konsentrasi Volume (µl) PCR Akhir 3x Reaksi 1 DW 195 µl 2 5X HF 1x 60 µl 3 dntp 1,5 mm 6 µl 4 Primer HaemNF1 0,2 mm 3 µl 5 Primer HaemNR2 0,6 µm 3 µl 6 Taq Hot Start 0.5 u 3 µl 7 Total Volume 270 µl Larutan PCR dibuat di dalam LAF dengan mencampur bahan-bahan larutan di atas. Setelah PCR Mix dibuat, tube kemudian di vortex lalu di masukkan ke microcentrifuge dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 detik. PCR Mix yang telah dihomogenisasikan kemudian diambil 9 µl dan dimasukkan kedalam PCR tube. Sampel DNA yang telah diektraksi kemudian diambil 1 µl dan dimasukkan kedalam tube yang telah berisi PCR Mix. PCR tube kemudian di vortex dan di spindown selama 10 detik. Setelah spindown, PCR tube dimasukkan kedalam thermalcycler. Protokol PCR yang digunakan adalah modifikasi dari Hellgren dkk., (2004), dimana suhu predenaturasi diatur 98ºC selama 180 detik, denaturasi 98 ºC selama 30 detik, annealing 50 ºC selama 30 detik, elongasi 72 ºC selama 30 detik dan postelongasi 72 ºC selama 300 detik untuk 40 kali siklus.

23 B. PCR Tahap 2 pada Tabel 3. Reagen PCR, konsentrasi, dan volume larutan PCR tahap kedua disajikan Tabel 3. Volume Larutan Untuk PCR Tahap Kedua No. Reagen PCR Konsentrasi Akhir Volume (µl) 3x reaksi 1 DW 194 µl 2 5X HF 1X 60 µl 3 dntp 1,5 mm 6 µl 4 Primer HaemFL 0,2 mm 3 µl 5 Primer HaemNR2 0,6 µm 3 µl 6 Produk PCR Tahap 1 1 µl 7 Taq Hot Start 0.5 u 3 µl 8 Total Volume 270 µl Larutan PCR dibuat di dalam cool box dengan mencampur bahan-bahan larutan di atas. Microtube yang telah ditandai di vortex lalu di spindown kemudian dimasukkan kedalam thermalcycler. Suhu predenaturasi diatur 94ºC selama 180 detik, denaturasi 94 ºC selama 30 detik, annealing 50 ºC selama 30 detik, elongasi 72 ºC selama 45 detik dan postelongasi 72 ºC selama 600 detik untuk 30 kali siklus.

24 2.2. Visualisasi Hasil PCR Visualisasi hasil PCR dilakukan menggunakan metode elektroforesis. Gel agarosa yang digunakan adalah gel agarosa dengan kepadatan 2 %. DNA ladder 100 bp digunakan untuk mengetahui ukuran fragmen DNA. Pita dengan ukuran fragmen DNA 480 bp menunjukan hasil positif yaitu terdapat DNA parasit malaria burung di dalam darah burung. Sebaliknya hasil negatif, jika pita tidak terbentuk atau pita terbentuk tetapi memiliki ukuran fragmen DNA lebih atau kurang dari 480 bp (Dale dan Schantz, 2003; Hellgren dkk., 2004). 3. Analisis Data 3.1. Identifikasi Molekuler Identifikasi jenis parasit yang ada pada sampel positif di dalam sampel ini dilakukan melalui sekuensing. Sampel positif dari penelitian ini berupa produk PCR kemudian disiapkan sebanyak 10 µl per reaksi di dalam ddh 2 O untuk disekuensing. Sekuensing sampel dilakukan oleh First Base Laboratories Malaysia yakni perusahaan yang bergerak di bidang penelitian molekuler termasuk di dalamnya menyediakan jasa sekuensing. Hasil sekuensing secara lengkap dapat dilihat di lampiran IV. Analisis molekuler selanjutnya dilakukan dengan menggunakan software yang ada di NCBI yakni BLAST. 3.2. Perhitungan Prevalensi Perhitungan prevalensi dilakukan dengan menggunakan rumus dibawah ini Prevalensi = Jumlah sampel positif / jumlah seluruh sampel

25 Hasil analisis molekuler kemudian dijelaskan secara deskriptif. Data kemudian dibandingkan dengan perhitungan prevalensi yang telah dilakukan.