LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Fanny Siti Khoirunisa NRP : 123020228 Kel / Meja : H / 10 Asisten : Dian Puspitasari Tgl Percobaan : Rabu, 17 April 2014 LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2014
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1. Latar Belakang Percobaan Lemak adalah senyawa yang tidak larut dalam air yang dapat dipisahkan dari sel dan jaringan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut organik yang non polar, misalnya dietil eter kloroform. Oleh sebab itu senyawa ini dibagi menurut sifat fisiknya yaitu senyawa yang larut dalam pelarut non polar dan yang tidak larut dalam air. Meskipun struktur lemak bermacam-macam semua lemak mempunya sifat struktur yang spesifik, yaitu mempunyai gugusan hidrokarbon hidrofob yang banyak sekali dan sedikit gugusan hidrokarbon hidrofil. Hal ini menggambarkan sifat struktur lemak yang tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar. Minyak dan lemak tergolong gliserida, yanitu ester antara gliserol dan asam lemak, dimana ketiga radikal hidroksil dan gliserol semua diesterkan. 1.2. Tujuan Percobaan Untuk mengetahui banyaknya basa yang dihasilkan dengan menggunakan KOH dan NaOH. 1.3. Prinsip Percobaan Berdasarkan lemak yang terhidrolisis oleh basa menghasilkan sabun dan gliserol.
1.4. Reaksi Percobaan Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Safonifikasi
II METODE PERCOBAAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang Digunakan, dan (4) Metode Percobaan. 2.1. Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan pada percobaan Uji Safonifikasi adalah sampel, KOH, NaOH, dan aquadest. 2.2. Pereaksi yang Digunakan Pereaksi yang digunakan pada Uji Safonifikasi adalah larutan KOH alkoholis dan larutan NaOH alkoholis. 2.3. Alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan pada Uji Safonifikasi adalah tabung reaksi, gelas kimia, pipet tetes, tang krus, penjepit tabung reaksi, dan penangas air. 2.4. Metode Percobaan 1 ml larutan sampel + 2 ml Alkoholis Homogenkan, panaskan 110 menit + 2 ml aquadest, kocok hingga berbusa Amati buih yang terjadi
Gambar 2. Metode Percobaan Uji Safonifikasi III HASIL PENGAMATAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan. 3.1. Hasil Pengamatan Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Safonifikasi Sampel Pereaksi Hasil Keterangan Minyak KOH ++ Banyak busa Goreng NaOH + Sedikit busa Alpukat KOH ++ Banyak busa NaOH + Sedikit busa (Sumber : Fanny dan Ikhsan, Kelompok H, Meja 10, 2014) Gambar 3. Foto Hasil Pengamatan Uji Safonifikasi 3.2. Pembahasan Dari hasil percobaan dengan menggunakan Uji Safonifikasi dapat diketahui bahwa sampel Minyak goreng dan Alpukat apabila diberi pereaksi KOH akan menimbulkan banyak busa, sedangkan apabila diberi peraksi NaOH akan menimbulkan sedikt busa.
Lemak atau minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida. Satu sifat yang khas dan mencirikan golongan lipida (termasuk minyak dan lemak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya ester, benzene, khloroform) atau sebaliknya ketidaklarutannya dalam pelarut air (Sudarmadji, 2010). Safonifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa kuat (misalnya NaOH). Sabun mengandung C12 dan C16 selain itu juga mengandung asam karboksilat (Anonim, 2014). Kata safonifikasi atau Safonity berarti membuat sabun. Sabun dibuat dari proses safonifikasi lemak hewan dan minyak. Sabun dapat dibuat melalui proses batch dan kontinu. Pada proses batch, lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH atau KOH) berlebih dalam sebuah katel. Jika penyabunan telah selesai, garam-garam ditambahkan untuk mengendapkan sabun. Lapisan air yang mengandung garam, gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan dan gliserol diperoleh lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun gubal yang bercampur dengan garam, alkali dan gliserol kemudian dimurnikan dengan air dan diendapkan dengan garam berkalikali. Akhirnya endapan direbus dengan air secukupnya untuk mendapatkan campuran halus yang lama kelamaan membentuk lapisan yang homogen dan mengapung. Pada proses kontinu, yaitu yang biasa dilakukan sekarang, lemak atau minyak hidrolisis dengan air pada suhu dan tekanan tinggi, dibantu dengan katalis seperti sabun seng. Lemk atau minyak dimasukkan secara kontinu dari salah satu ujung reaktor besar. Asam lemak dan gliserol yang terbentuk dikeluarkan dari ujung yang berlawanan dengan cara penyulingan. Asam-asam ini kemudian dinetralkan dengan alkali untuk menjadi sabun (Anonim, 2013). Prinsip dalam proses saponifikasi yaitu lemak akan terhidrolisis oleh basa menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Proses pencampuran antara minyak dan alkali kemudian akan membentuk suatu cairan yang mengental, yang disebut dengan trace. Pada campuran terebut kemudian ditambahkan garam NaCl. Garam NaCl ditambahkan untuk memisahkan antara produk sabun dan gliserol sehingga
sabun yang dihasilkan adalah sabun yang dapat mengemulsi minyak (Gabelin, 2005). Fungsi penambahan KOH pada proses saponifikasi pada lemak ini agar terjadi hidrolisis lemak menjadi sabun gliserol. Peran KOH dapat diganti dengan basa kuat lainnya, misalnya NaOH, sehingga sabun yang dihasilkan menjadi sabun natrium yang memiliki tekstur padat (Permono, 2005).
IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas mengenai : (1) Kesimpulan, dan (2) Saran. 4.1. Kesimpulan Dari hasil percobaan dengan menggunakan Uji Safonifikasi dapat disimpulkan bahwa sampel Minyak goreng dan Alpukat apabila diberi pereaksi KOH akan menimbulkan banyak busa, sedangkan apabila diberi peraksi NaOH akan menimbulkan sedikt busa. 4.2. Saran Praktikan harus selalu mengikuti prosedur percobaan yang ada. Praktikan harus membersihkan dan mencuci alat dengan bersih sebelum dan sesudah digunakan, agar pada saat metode selanjutnya, tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Reaksi Saponifikasi Pada Pembuatan Sabun. http://yprawira.wordpress.com/reaksi-saponifikasi pada-proses-pembuatan-sabun/. Diakses : 18 April 2014. Anonim. 2014. Safonifikasi. http://id.m.wikipedia.org/wiki/saponifikasi. Diakses : 18 April 2014 Gabelin. 2005. Penjelasan Uji Safonifikasi. http://gabelin.wordpress.com. Diakses : 18 April 2014. Permono. 2005. Fungsi Zat dan Larutan. http://permonojaya.blogspot.com. Diakses: 18 April 2014. Sudarmadji, Slamet. 2010. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.