III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perumusan Standar dan Peraturan oleh BSN, BPOM, dan CAC

Sumarto, Purwiyatno Hariyadi, Eko Hari Purnomo

SNI Pengukuran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Standar, Standardisasi, dan Perumusan Standar

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

- 2 - Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:


Otoritas Nasional Keamanan Pangan Di Indonesia, mungkinkah?

2016, No dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Keduduka

Bab 3 METODE KAJIAN. 3.1 Metode Pengambilan Data

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

BAB III STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 3.1 Peraturan Perundang Undangan Standar Nasional Indonesia (SNI)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

2 global sebagai sarana peningkatan kemampuan ekonomi bangsa Indonesia. Untuk melindungi kepentingan negara dalam menghadapi era globalisasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

Terasi udang SNI 2716:2016

BAB 1 PENDAHULUAN I - 1

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kota Bandar Lampung yaitu di beberapa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Larangan. Hewan Babi. Pencabutan.

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

PENGGUNAAN STANDAR, PEDOMAN DAN MANUAL DALAM PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KONSTRUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

Stevia, Pemanis Alami Baru untuk Industri Pangan Diposting oleh admin pada tanggal 14 April 2015

BAB III PENDEKATAN LAPANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2010 Kementerian Pertanian. Babi. Produknya. Pemasukan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis makanan yang sering dikonsumsi dan dikenal oleh banyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN HUKUM MENGENAI STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. 27

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN PRODUK KOMPLEMEN (INSERT OT KOS & PK) BADAN POM RI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

LEMBAR HAK CIPTA... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK...

Kode Judul G.2. Tim Kajian Bambang setiadi Bendjamin B.L Reza Lukiawan Febrian isharyadi Ary Budi Mulyono

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan pasar yang luas salah satunya bagi para penjual produk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL. Kajian Indeks Kepuasan Pelanggan Perpustakaan BSN

BSN) BADAN STANDARDISASI NASIDNAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 2A TAHUN 2015 TENTANG CODEX INDONESIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan dalam rangka tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk

III. METODE PENELITIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Sebagaimana telah diungkapkan pada BAB I bahwa penelitian ini bertujuan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko Pusat Perubahan

Kode Kegiatan : F Kajian Kebijakan Tekno-Industri untuk Peningkatan Kapasitas SDM Industri Makanan di Koridor Jawa

BAB I PENDAHULUAN I.1.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG KOMISI KEAMANAN HAYATI PRODUK REKAYASA GENETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 58/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

1

IV. METODE PENELITIAN

STANDAR TEKNIK dan MANAJEMEN (3) Dr. Dian Kemala Putri

Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun Tentang : Standardisasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tuna dalam kemasan kaleng

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG KOMISI KEAMANAN HAYATI PRODUK REKAYASA GENETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

Standardisasi Mutu dan Keamanan Pangan : Data apa yang perlu disiapkan? Purwiyatno Hariyadi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER TAHUN 2012

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

Advertisement of Nutrition Message in Food Product. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2006 Tanggal : 02 Agustus 2006 PEDOMAN UMUM STANDARDISASI KOMPETENSI PERSONIL DAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

MODUL 3 IDENTIFIKASI PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

Survei Kebutuhan Data, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam satu dekade terakhir terjadi transisi epidemiologi karena kematian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan. dilakukan dengan observasi, focus group discussion dengan tim

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR. Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB. Penelitian dilakukan selama 7 bulan (November 2010- Mei 2011). 3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah beberapa dokumen yang telah dikeluarkan oleh badan otoritas pembuat kebijakan dalam pengembangan standardisasi keamanan pangan baik nasional maupun internasional (dari BSN, BPOM RI, dan Codex Alimentarius Commission). Selain itu, diperlukan juga beberapa peraturan pangan yang dikeluarkan oleh pemerintah RI. Data primer diperoleh dari hasil analisis kuesioner yang dilakukan dengan menjaring pendapat mengenai perumusan dan penerapan standar (keamanan) pangan melalui survei pada beberapa lembaga terkait (pemerintah, industri, pakar/akademisi, konsumen/lembaga Swadaya Masyarakat). Literatur terkait dengan pengembangan standar di negara lain dan yang berlaku secara internasional juga dipelajari untuk kemudian dibandingkan dengan pengembangan standar di Indonesia. Selain itu beberapa data sekunder yang terkait dengan pengaruh dari penerapan standar di Indonesia juga dikumpulkan, misalnya kualitas dari produk susu dan makanan kaleng yang memenuhi standar. 3.3. Pelaksanaan Penelitian Kerangka penelitian kajian perumusan standar dan peraturan keamanan pangan dilihat pada Gambar 4.

30 Gambar 4. Kerangka Penelitian Kajian Perumusan Standar dan Peraturan Keamanan Pangan Tahapan di dalam penelitian ini dibagi menjadi 7 tahap, yaitu: (i) studi literatur perumusan standar keamanan pangan secara teoritis, (ii) studi atas prosedur perumusan standar dan peraturan pada otoritas pembuat standar/peraturan keamanan pangan, (iii) focus group discussion (FGD), (iv) survei, (v) analisis gap 1: antara perumusan secara teoritis dan dokumen prosedur perumusan standar dan peraturan yang berlaku pada otoritas pembuat standar/peraturan keamanan pangan, (vi) analisis gap 2: antara dokumen prosedur perumusan standar dan peraturan dengan pelaksanaannya berdasarkan hasil FGD dan survei, dan (vii) penyusunan rekomendasi perumusan standar dan peraturan berdasarkan hasil analisis gap 1 dan gap 2. Adapun tahap penelitian ini secara lengkap dijelaskan pada bagian di bawah ini. 3.3.1. Studi Literatur Perumusan Standar secara Teoritis Studi literatur dilakukan untuk mengetahui perumusan dan pengembangan standar secara teoritis, termasuk mempelajari prinsip-prinsip perumusan dan pengembangan dan prosedur perumusan standar yang berlaku secara internasional (Codex Alimentarius Commission CAC). Perumusan standar tersebut dikembangkan berdasarkan prinsip Transparan, Terbuka, Konsensus dan Tidak

31 Memihak, Efektif dan Relevan, Koheren, dan Berdimensi Pengembangan (BSN, 2011e). 3.3.2. Studi atas Prosedur Perumusan Standar pada Otoritas Pembuat Standar dan Peraturan Mempelajari prosedur perumusan, penetapan, dan pemberlakuan standar keamanan pangan yang saat ini berlaku di Indonesia, khususnya dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. BSN merupakan lembaga yang berwenang dalam mengkoordinasi sistem standardisasi nasional, sehingga kegiatan standardisasi yang ada di Indonesia harus melalui prosedur yang berlaku dan ditetapkan oleh BSN. Jika BPOM RI akan melakukan kegiatan standardisasi keamanan pangan, maka prosedurnya mengikuti ketentuan yang berlaku di BSN. Selain itu, BPOM RI juga berwenang dalam menyusun pedoman dan kode praktis yang terkait dengan keamanan pangan tanpa melalui prosedur yang berlaku di BSN. Pedoman, kode praktis, dan standar yang diberlakukan wajib oleh BPOM RI kemudian secara umum disebut sebagai Peraturan yang ditetapkan melalui surat keputusan kepala BPOM RI. Untuk itu, prosedur perumusan standar oleh BSN dan peraturan oleh BPOM RI perlu dipelajari agar diperoleh gambaran mengenai perumusan standar dan peraturan tersebut secara lebih komprehensif. 3.3.3. Focus Group Discussion Focus Group Discussion (FGD) dilakukan untuk menjaring masukan dari berbagai lembaga terkait (pemerintah, industri, akademisi, dan konsumen) mengenai perumusan dan pengembangan standar dan peraturan keamanan pangan di Indonesia secara umum. FGD juga dilakukan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kebijakan keamanan pangan secara umum di Indonesia, termasuk penerapan standar dan peraturan yang dikeluarkan BSN dan BPOM RI. FGD dilakukan dengan menghadirkan beberapa stakeholder yang terkait dengan perumusan dan pengembangan standar dan peraturan keamanan pangan.

32 FGD dilakukan pada 6 Desember 2010 di SEAFAST Center IPB Baranangsiang. FGD tersebut dihadiri oleh BPOM RI (Deputi III, seluruh direktur kedeputian III, dan staf), BSN, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, pihak industri (diwakili oleh Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia GAPMMI, Pusat Informasi Produk Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia PIPIMM, dan Asosiasi Industri Minuman Ringan Indonesia ASRIM), akademisi dari peneliti SEAFAST Center IPB, dan konsumen yang diwakili oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Daftar peserta yang mengikuti FGD dapat dilihat pada Lampiran 4. 3.3.4. Survei Survei dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada lembaga terkait untuk menjaring pendapat dan penilaian terhadap perumusan dan pengembangan standar dan peraturan keamanan pangan di Indonesia dengan lebih mendalam. Pertanyaan pada kuesioner dikembangkan berdasarkan prinsip perumusan dan pengembangan standar yaitu: Transparan, Terbuka, Konsensus dan tidak memihak, Efektif dan relevan, Koheran, dan Berdimensi pengembangan. Standar dan peraturan di dalam kuesioner digunakan istilah yang sama yaitu Standar. A. Metode Sampling dan Responden Metode sampling yang digunakan pada survei ini adalah purposive sampling, yaitu sampel/contoh dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Mantra dan Kasto, 2008). Metode sampling dilakukan dengan cara mengambil contoh yang sesuai dengan sifat-sifat populasi. Responden yang akan dijadikan contoh harus diketahui sifat-sifatnya dan diusahakan memiliki sifat yang sama dengan sifat populasi. Metode sampling tersebut dilakukan dengan memilih responden yang terlibat dan berperan dalam pengembangan standar dan peraturan di Indonesia. Responden adalah lembaga dan perorangan yang memiliki sifat, peran, dan tugas masing-masing yang telah diketahui sebelumnya dalam pengembangan standar dan peraturan keamanan pangan.survei dilakukan kepada 4 kelompok besar responden, yaitu pemerintah, industri, akademisi, dan lembaga konsumen. Pembagian kelompok responden

33 tersebut berdasarkan pada rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization - WHO) yang memberikan gambaran bahwa keamanan pangan dapat diwujudkan secara simultan oleh 3 pilar, yaitu: pemerintah, industri, dan konsumen. Selain itu, pada survei ini dibagi 1 kelompok lagi yaitu akademisi. Hal ini sejalan dengan acuan yang dibuat oleh CAC bahwa pihak yang berkepentingan dalam perumusan standar (keamanan) pangan terdiri atas pemerintah, industri, konsumen, dan akademisi. Pada survei penelitian ini yang menjadi populasi sampling adalah lembaga pemerintah, industri, akademisi, dan lembaga konsumen. Populasi sasaran pada survei ini adalah individu yang pernah terlibat atau paham akan sistem standardisasi produk pangan. Kuesioner disebarkan melalui pos, faks/telefon, email, dan secara langsung yang disertai dengan surat pengantar. Jumlah kuesioner yang disebarkan dan diisi oleh responden dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Kuesioner yang Digunakan untuk Survei Kelompok Jumlah Kuesioner Disebar Jumlah Kuesioner Terisi % Kuesioner Terisi Pemerintah 44 23 52% Industri 39 23 59% Akademisi 13 7 54% Lembaga Konsumen/Masyarakat 17 8 47% Total 113 61 54% Responden berasal dari berbagai daerah, yaitu dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Secara lengkap profil responden yang berpartisipasi dalam kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 7. B. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data kuesioner tersebut menggunakan perangkat komputer dengan program yang digunakan adalah Microsoft Excel. Jenis data yang

34 digunakan di dalam kuesioner adalah nominal, ordinal, dan interval. Data nominal digunakan misalnya pada pertanyaan dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak. Data ordinal digunakan misalnya pada pertanyaan dengan pilihan jawaban Sangat Baik, Baik, Cukup, dan Kurang. Data interval digunakan pada kuesioner dengan pertanyaan untuk mendapatkan pernyataan dari responden dengan memberikan penilaian terhadap variabel tertentu (transparan, keterbukaan, konsensus dan tidak memihak, efektif dan relevan, koheren, dimensi pengembangan) pada skala garis yang diberikan. Bentuk kuesioner yang digunakan di dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 6. 3.3.5. Analisis Gap 1 Analisis gap perumusan, penetapan, dan pemberlakuan wajib standar oleh BSN dan BPOM RI (dokumen tertulis) dibandingkan dengan perumusan standar berdasarkan teori (ideal) yang menerapkan prinsip-prinsip perumusan dan pengembangan standar keamanan pangan. Perumusan standar secara teori mengacu pada pedoman yang telah diberlakukan oleh lembaga internasional seperti CAC. 3.3.6. Analisis Gap 2 Analisis gap perumusan, penetapan, dan pemberlakuan standar oleh BSN dan BPOM RI (dokumen tertulis) dibandingkan dengan penerapan dokumen perumusan standar (pelaksanaan). Kondisi pelaksanaan perumusan standar dilihat dari hasil focus group discussion (FGD) dan survei. 3.3.7. Penyusunan Rekomendasi Perumusan Standar dan Peraturan Draf dan rekomendasi perumusan suatu standar dan peraturan keamanan pangan disusun berdasarkan analisis gap 1 dan gap 2 pada Langkah 5 dan Langkah 6. Rekomendasi perumusan standar dan peraturan dilakukan dengan memperhatikan penerapan prinsip perumusan dan pengembangan standar dan peraturan yaitu transparan, terbuka, konsensus dan tidak memihak, efektif dan relevan, koheren, dan berdimensi pengembangan.