BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 1999 sampai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan pangan semakin meningkat sejalan dengan pertambahan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

Sumber : Nurman S.P. (

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

III. BAHAN DAN METODE

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE

Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE

PEMBAHASAN UMUM. Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi

BAHAN DAN METODE. ketinggian tempat 41 m di atas permukaan laut pada titik koordinat LU

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan tanah dan air di lahan pasang surut

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

Pengelolaan Tanah dan Air di Lahan Pasang Surut

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAB. VII. PEMBAHASAN UMUM. Konsentrasi Fe dalam Tanah dan Larutan Hara Keracunan Fe pada Padi

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

BAB 111 BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

Implementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH

III. MATERI DAN METODE. Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 1999 sampai dengan Agustus 2000, selama dua musim tanam di lokasi tipe luapan B (Anjir Mambulau Tengah) dan tipe luapan C (Basarang), Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Laboratorium yang digunakan adalah laboratorium kimia terpadu Unpar Palangka Raya untuk analisis kandungan ion fero air lahan, serta analisis hasil dan komponen hasil tanaman padi, laboratorium Terpadu FMPA PB Bogor untuk analisis hara jaringan daun, laboratorium Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor untuk analisis tanah, dan laboratorium Anatomi Tanaman Biotrop Bogor untuk analisis akar tanaman padi R-64 secara mikroskopi k. Kondisi lahan pada lokasi penelitian tipe luapan B banyak dijumpai sebagai lahan tidur, terutama pada daerah yang tidak memiliki bangunan sawah dan berdrainase jelek. Vegetasi didominasi oleh hamparan purun, gelam dan karamunting yang mencirikan bahwa tanah di daerah tersebut sangat masam. Lokasi tipe luapan C yang pada dekade tahun 1960-1970 merupakan lahan sawah produktif, tetapi dewasa ini tidak bisa ditanami dan ditinggalkan petani. Terjadi perubahan vegetasi dimana yang dulunya ditumbuhi oleh tanaman padi dan vegetasi rumput daun lebar, tetapi sekarang berubah menjadi hamparan purun dan gelam. Sistem tata air pada lokasi penelitian adalah sistem sisir. Pada lokasi tipe luapan B, jarak antara saluran sekunder (Handel) 400 m dan jarak antara saluran tersier 500 m. Tipe luapan C, jarak

antar saluran sekunder 6.000 m dan jarak antar saluran tersier (ray) 800 m. Denah blok percobaan pada lokasi tipe luapan B dan tipe luapan C (Gambar 2 dan 3). Varietas padi yang biasa ditanami petani adalah varietas padi lokal, seperti Siam Unus, Pandak dan Bayar yang berumur dalam. Bahan dan Alat Digunakan empat varietas padi sawah, yaitu dua varietas unggul tenggang Fe (Lalan dan Banyuasin), satu varietas introduksi peka Fe (R-64) dan satu varietas lokal tenggang Fe (Siam Unus), diperoleh dari koleksi Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi dan koleksi Balai Penelitian Tanaman Pangan Lahan Rawa Banjarbaru (Lampiran 5, 6, 7 dan 8). Bahan lain adalah dolomit (kadar air = 3.60 /o, CaO = 27.96% dan MgO = 17.46%), fosfat alam (asal = Christmas sland, mesh = 40, kadar air = 4.02O/0, PzOs = 17O/0), urea, KC1 dan nitrogen cair. Alat yang digunakan adalah traktor tangan, eisen test, AAS dan spektrofotometer. Petunjuk penggunaan alat AAS dan spektrofotometer, menurut Yoshida (1981). Penelitian menggunakan rancangan Strip-split Plot, terdiri dari 3 faktor, yaitu: (1) Amelioran, sebagai main plot; (2) Saluran cacing, sebagai sub plot; dan (3) Varietas padi, sebagai sub-sub plot. Ulangan sebanyak 3 blok. Masingmasing blok milik seorang petani seluas 1 hektar. Empat perlakuan pemberian amelioran, yaitu: 0= Kontrol, tanpa amelioran; K+ = Diberi dolomit 4 tonfha;

- ; BLOK 3 (B3) 1500 m dari Pintu Air 2500 rn BLOK 2 (B2) 900 m dari Pintu Air BLOK 1 (Bl) 200 m dari Pintu Air +... 2@)..m... 1-0 PlNTU AR HANDEL PAJENTA ANJR SERAPAT Gambar 2. Penempatan Blok Percobaan pada Lokasi Tipe Luapan B Desa Anjir Mambulau Tengah, Kecamatan Kapuas Timur, Anjir Serapat Km. 4,5

Gambar 2000 m dari saluran sekunder

P+ = Diberi fosfat alam 300 kg/ha; K+P+ = Diberi dolomit 4 ton/ha dan diberi fosfat alam 300 kg/ha. Empat perlakuan jarak saluran cacing, yaitu S3= 3 m; S6 = 6 m; S9 = 9 m; S12 = 12 m. Empat perlakuan varietas padi, yaitu Vl = Lalan (tenggang Fe); V2 = Banyuasin (tenggang Fe); V3 = R-64 (peka Fe); V4 = Siam Unus (tenggang Fe)(Deskripsi: Lampiran 5, 6, 7 dan 8). Penanaman keempat varietas padi menggunakan pola tanam Duwitripa (Dua kali mewiwit/menyemai tiga kali panen), sebagai berikut : Pada MTl digunakan 3 varietas padi (Lalan, Banyuasin dan R-64), dan pada MT2 digunakan 4 varietas padi (Lalan, Banyuasin, R-64 dan Siam Unus) (Gambar 4). Varietas Siam Unus adalah varietas padi lokal berumur panjang, dimana pada MTl dilakukan penyemaian (meampak) dan memperbesar bibit (melacak), dan baru ditanam pada MT2 (Gambar 5). Waktu persemaian 20-25 hari, selanjutnya bibit dipindahkan ketempat yang berair (meampak) selama 25-30 hari, kemudian bibit dicabut dan ditanam (melacak) ke lahan sawah selama 30-45 hari, baru ditanam. Untuk mengevaluasi usaha pola tanam Duwitripa adalah membandingkan hasil gabah varietas unggul padi (MTl dan MT2) dengan hasil gabah varietas lokal (MT2). Sebelum penelitian dikerjakan, diambil contoh tanah pada masingmasing blok dan lokasi. Pada penelitian MTl yang diamati sifat-sifat agronomi 3 varietas padi, sedangkan pada penelitian MT2 selain sifat-sifat agronomi juga diamati sifat-sifat fisologi dari 4 varietas padi. Selama MT2 diukur ion fero air tanah setiap 2 minggu, dan setelah MT2 diambil contoh tanah dari masingmasing perlakuan amelioran, jarak saluran cacing dan blok.

Galangan petakan sawah Saluran keliling Saluran cacing Galangan batas kepemilikan Pintu air, Parit batas kepemilikan

j \ Var. Padi Unggul ar. Padi Unggul Keterangan : = Waktu menyemai/mewiwit Gambar 5. Pola Tanam Duwitripa (Dua kali mewiwit/menyemai, tiga kali panen)

Pelaksanaan lapangan. Sebelum penelitian dilakukan pengolahan tanah dengan cara pelumpuran (puddling), yaitu 1 kali bajak singkal dan 2 kali rotari menggunakan traktor tangan. Membuat bangunan fisik sawah, yaitu pembenahan galangan petakan sawah maupun galangan batas kepemilikan, parit batas kepemilikan dan saluran keliling. Selanjutnya dilakukan pencucian atau penggelontoran air lahan sebanyak 2-3 kali. Pada setiap musim tanam diberikan pupuk dasar, yaitu 200 kg urea/ha dan 100 kg KCl/ha. Dalam melaksanakan penelitian ini, maka penentuan lokasi, persiapan lahan, persiapan tanaman, pengambilan contoh (tanah, air dan tanaman), pengamatan tanaman dan analisis data, mengikuti prosedur berikut: Penentuan lokasi. Penelitian lapangan ini melibatkan petani sawah pasang surut sulfat masam di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Berdasarkan kesesuaian tanah untuk penelitian dan kesanggupan petani untuk berpartisipasi, maka dua lokasi penelitian ditentukan di: 1. Desa Anjir Mambulau Tengah, Kecamatan Kapuas Timur. Petani yang terlibat sebanyak 3 KK, dan masing-masing petani memiliki lahan seluas 1 ha (ukuran; 50 x 200 m). Lokasi lahan petani di Anjir Mambulau Tengah ini terletak pada tipe luapan B, dengan jarak blok dari saluran sekunder, adalah: B1 = dekat dari saluran sekunder (200 m), petani ke 1; B2 = agak jauh dari saluran sekunder (900 m), petani ke 2; 83 = jauh dari saluran sekunder (1500 m), petani ke 3 (Gambar 2). 2. Desa Batu Nindan, Kecamatan Basarang. Petani yang terlibat sebanyak 3 KK, dan masing-masing petani memiliki lahan seluas 1 ha (ukuran; 50 x

200 m). Lokasi lahan petani di Batu Nindan ini terletak pada tipe luapan C, dengan jarak blok dari saluran sekunder, adalah: Cl = dekat dari saluran sekunder (100 m), petani ke 1; C2 = agak jauh dari saluran sekunder (1000 m), petani ke 2; C3 = jauh dari saluran sekunder (2000 m), petani ke 3 (Gambar 3). Persiapan lahan. Pada lokasi tipe luapan B tanahnya pecah-pecah membentuk bongkahan keras. Pengolahan tanah dapat dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan, sebagai berikut: 1. Gulma ditajak, yang tinggi dan panjang dicincang. 2. Lahan dibajak dengan bajak singkal. 3. Petakan sawah digenangi selama 2 minggu, kemudian airnya dibuang melalui saluran cacing dan saluran keliling. Penggenangan dan pembuangan air lahan dilakukan 3 kali sebelum pemupukan dan tanam. Mengingat pengelolaan air ini sangat tergantung pada curah hujan dan adanya pasang besar, maka kegiatan pembuangan dan penggenangan perlu dilakukan tatkala bulan matilpurnama di musim hujan. Konstruksi pembuatan saluran keliling, saluran cacing, galangan petakan sawah dan galangan batas kepemilikan (Gambar 6). 4. Pemberian amelioran, selanjutnya pelumpuran dan meratakan tanah. Pemberian amelioran dan pupuk dasar dilakukan 7 hari sebelum tanam. Persiapan fisik lahan dilakukan sebagai berikut: (a) Pembersihan lahan menggunakan tajak/parang/cangkul, pembuatan galangan dan parit batas kepemilikan, (b) bajak singkal 1 kali, (c) pencucian/penggelontoran air lahan

Galangan batas 60-70 cm / kepemilikan sawah Parit batas kepemilikan sawah Saluran keliling 20 cm Jarak antara 20 cm Gambar.6. Konstruksi Galangan dan Saluran

(flushing), (d) bajak rotari 2 kali, (e) pembuatan saluran keliling, (f) pembuatan saluran cacing, (g) pemberian perlakuan amelioran (dolomit danlatau fosfat alam), (h) pemberian pupuk dasar: Urea = 200 kg/ha dan KC1 = 100 kg/ha. Persiapan tanaman. Benih padi bernas (4 varietas) disemai dengan sistem tugal diatas bedengan persemaian yang sudah dipersiapkan (cangkul dua kali, pupuk dasar urea, SP-36 dan KC), jarak tanam 10 x 10 cm. Setelah bibit berumur 25 hari, maka tanaman dicabut untuk ditanam di lapangan percobaan. Jarak tanam untuk varietas Lalan, Banyuasin dan R-64 adalah 20 x 20 cm, tetapi untuk Siam Unus adalah 25 x 25 cm. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan pembersihan gulma dan pemberantasan hama / penyakit tanaman seperti orong-orong, ulat daun, tikus dan walang sangit. Pengambilan contoh (tanah, air dan tanaman). Untuk mengamati proses perubahan tanah selama penelitian, maka contoh tanah diambil saat sebelum dan sesudah penelitian. Contoh air tanah diambil selama penelitian MT2 sebanyak enam kali dari masing-masing jarak saluran cacing dengan kedalaman air tanah 80-100 cm. Pengambilan contoh tanaman padi untuk menilai produksi dilakukan saat panen, dalam ubinan seluas 2 x 2 m (dihitung dalam ton GKG/ha) pada MT1 dan MT2. Pengambilan contoh tanaman padi untuk mempelajari pertumbuhan, diambil dalam populasi contoh seluas 2 x 2 m yang lain sebanyak 15 rumpun, dengan perincian: 5 rumpun untuk contoh pertumbuhan tanaman, 5 rumpun untuk contoh daun fase vegetatif (analisis tanaman), pada MT2. 5 rumpun untuk contoh daun fase generatif (analisis tanaman) Pengambilan contoh tanaman padi fase vegetatif dilakukan pada

umur 9 MST, sedangkan fase generatif pada saat panen. Contoh adalah daun ke 3, 4 dan 5. Analisis hara N, P K, Ca, Mg, Fe dan S menggunakan metoda: Destruksi dengan HzS04 dan campuran Selen, dan alat Atomic Absorbed Spectrophotometer (AAS). Pengamatan Tanaman. Sifat-sifat agronomi yang diamati: (a) Jumlah anakan produktif, (batang); (b) Persentase gabah isi, (%); (c) Bobot gabah per rumpun, (g); dan (d) Hasil gabah, (t GKG/ha). Sifat-sifat fisiologi yang diamati: (a) Analisis hara N, P K, Ca, Mg, S dan Fe jaringan daun pada fase vegetatif dan fase generatif; (b) Skor gejala keracunan Fe (Lampiran 3); (c) Panjang akar; dan (d) Akar tanaman padi varietas R-64 secara mikroskopik (Lampiran 4). Analisis data. Data hasil pengamatan lapangan dan laboratorium dilakukan analisis secara statistik melalui analisis ragam, yang dilanjutkan dengan perbandingan berganda Duncan (Kapur, fosfat, jarak saluran cacing dan va rietas) dan contrast polynomial ortogonal. Pa ket program statisti k ya ng digunakan untuk membantu dalam analisis data adalah paket program SAS (Statistical Analysis System) for windows Release 6.12.