UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA DIAGRAM ALIR KALOR BAGI SISWA KELAS SEPULUH SATU SMA 4 KOTA TEGAL 1

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Rinendah Sihwinedar 16

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar. Bahri (dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Peranan Media Gambar IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Inpres Pedanda Kecamatan Pedongga Kabupaten Mamuju Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA DAN ALAT PERAGA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN MEDIA DAN METODE YANG BERVARIASI DI KELAS VI SD NEGERI PURWARAJA 3 KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara.melalui pendidikanlah suatu negara dapat. menggunakan metode-metode yang monoton, tentu dirasakan kurang

Renold, Mohammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan. Diperlukan penataan kembali sistem pendidikan secara menyeluruh

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SIFAT SIFAT CAHAYA MELALUI MEDIA CERMIN PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN SAMBENG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan di sekolah memiliki tiga variabel yang sangat

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam. pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI KELISTRIKAN MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA KIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses penting dalam kehidupan, manfaat dari

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

NASKAH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH RAHMAWATI HIDAYAH A54B090044

PENERAPAN MODEL PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROCEDURAL FLUENCY SISWA. NANANG PBU MAN Tlogo Blitar

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Tabel Perkalian pada Siswa Kelas IV SD Negeri Maahas

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Penerapan Metode Dikusi Kelompok Pada Mata Pelajaran PKn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 2 Bilo

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IV SDN MOJOLUHUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh SISKA DAMAYANTI NIM F

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

Agus Purwanto SMP 5 Kudus

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Kusmaini Kata kunci : alat peraga, tumbuhan, keaktifan belajar, dan hasil belajar.

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA PELAJARAN KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI

Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Melalui Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Peserta Didik

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sekolah guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

PERAGA BENDA KONKRIT SEMESTER I TAHUN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakekat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perubahan Penampakan Benda Langit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA DIAGRAM ALIR KALOR BAGI SISWA KELAS SEPULUH SATU SMA 4 KOTA TEGAL 1 Bambang Setiawan 2 Abstrak Penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas ini mempunyai tujuan meningkatkan hasil belajar Fisika di SMA Negeri 4 Tegal pada umumnya dan meningkatkan hasil belajar Fisika perhitunhan asa Black kelas sepuluh satu pada khususnya. Penelitian ini dilaksanakan pada semester dua yaitu bulan Januari sampai Juni 2011 (enam bulan) di lokasi SMA N 4 Tegal, dimana peneliti bertugas mengajar. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X(sepuluh) SMA N 4 Tegal. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil penelitian, antara lain adanya peningkatan tindakan dari pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga, menggunakan alat peraga dalam kelompok besar, meningkat lagi menggunakan alat peraga N dalam kelompok kecil. Peningkatan hasil belajar dari nilai ratarata awal31,76 meningkat menjadi 54,24 dan meningkat lagi menjadi 65,90. Dalam proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan dari situasi awal siswa tidak aktif, meningkat menjadi pembelajaran siswa aktif. Hal ini dikarenakan adanya alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran, yang membantu siswa memahami konsep yang diajarkan, yaitu dengan menggunakan diagram alir kalor. Kata kunci : peningkatan, hasil belajar,pemanfaatan,media A. Pendahuluan Sebelum diadakan penelitian, data awal yang ada dari hasil ulangan harian siswa kelas X-1SMA N 4 Tegal, Kota Tegal diketahui rata-ratanya rendah. Hasil ulangan harianpadapenyelesaian asas black, diperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 4. Dari jumlah siswa 33 1 Ringkasan hasil penelitian tahun 2010 2 Guru SMA N 4 Tegal, Jawa Tengah 115

anak, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan diperoleh hasil sebagai berikut, yang mendapatkan nilai 80 ada 2 siswa, nilai 72 ada 1 siswa, nilai 60 ada 4 siswa, nilai 52 ada 1 siswa, nilai 44 ada 1 siswa, nilai 40 ada 2 siswa, nilai 32 ada 5 siswa, nilai 24 ada 1 siswa, nilai 20 ada 4 siswa, dan nilai 14 ada 2 siswa, nilai 12 ada 8 siswa, nilai 8 ada 2 siswa. Dari data tersebut diproleh rata-rata ulangan harian fisika yang pertama adalah 31,76. Angka tersebut masih berada jauh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah sebesar 67. Sebelum penelitian dilaksanakan, guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode ceramah sesekali diselingi tugas, tanpa menggunakan alat peraga. Guru hanya menjelaskan materi, dilanjutkan contoh mengerjakan soal-soal dan diteruskan dengan memberikan latihan soal kepada siswa. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pemahaman konsep tentang materi secara konkret dengan alat peraga, melainkan siswa hanya memperoleh keterangan/penjelasan materi secara verbalistik (abstrak). Dalam proses pembelajaran, hanya guru saja yang aktif, yaitu aktif menjelaskan materi, sedangkan siswa dibiarkan pasif, hanya sekedar mendengarkan saja tanpa ada kesempatan untuk berperan aktif. Setelah penelitian dilaksanakan diharapkan hasil belajar fisika siswa meningkat. Sebab jika hasil belajar fisika tidak meningkat, diprediksikan anak tidak mencapai ketuntasan dalam belajar fisika, yang secara otomatis Kompetensi Dasar pembelajaran tidak tercapai. Seandainya siswa tidak tuntas dalam belajar fisika, maka siswa tidak akan dapat mengerjakan soal-soal ulangan akhir semester/ulangan kenaikan kelas. Padahal syarat kenaikan kelas, siswa harus tuntas dalam belajar fisika secara keseluruhan. Soal-soal ulangan harian hanya memuat kompetensi dasar tertentu, sedangkan ulangan akhir semester/ulangan kenaikan kelas memuat berbagai kompetensi dasar. Dengan penelitian tindakan kelas ini diharapkan hasil ulangan akan meningkat, sehingga siswa mampu menyelesaikan ulangan akhir semester/ulangan kenaikan kelas dengan hasil yang lebih baik. Setelah melaksanakan penelitian diharapkan guru sudah memakai alat peraga dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga tidak hanya guru saja yang aktif, tetapi siswa juga akan berperan dan ikut aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk menggunakan alat peraga yang telah disediakan. Dengan menggunakan alat peraga siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih konkrit tentang materi yang tengah dipelajarinya. 116

Dengan melihat kenyataan yang ada, yaitu hasil belajar fisika tentang kalor rendah, sedangkan yang diharapkan adalah perolehan nilai yang tinggi terdapat kesenjangan tentang hasil belajar, sehingga menjadi suatu masalah. Demikian juga kenyataan bahwa semula guru tidak menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran, padahal yang diharapkan adalah guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, sehingga ini juga merupakan suatu masalah. Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. Mengapa hasil belajar fisika dalam pembahasanasas black rendah? 2. Faktor apa sajakah yang menyebabkan hasil belajar fisika dalampenyelesaian asas black rendah? 3. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar fisika dalam pembahasanasas black? 4. Alat peraga apakah yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembahasanasas black? Karena keterbatasan tenaga dan waktu dari beberapa masalah yang ada maka peneliti mengajukan rumusan masalah hanya pada Apakah dengan menggunakan alat peraga diagram aliran kalor dapat meningkatkan hasil belajar fisika dalam penyelesaian asas black? Mengingat demikian penting peningkatan hasil belajar melalui pemanfaatan media, maka studi tentang upaya peningkatan hasil belajar fisika melalui pemanfaatan media diagram alir kalor menjadi bermanfaatbaik manfaat teoritis dan manfaat praktis dalam dunia pendidikan. Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepribadian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajari dan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang atau guru menjelaskan. Menurut teori behavioristik, belajar akan menampakkan hasil yang dapat dinikmati dan diukur. Belajar itu sendiri dimodifikasikan oleh lingkungan. Proses belajar terjadi dengan tiga komponen pokok yaitu stimulus, respond dan akibat reinforcement (penguatan) menjadi prinsip utama dalam memperkuat lekatnya hasil belajar pada diri individu. 117

Menurut teori humanisme proses belajar yang bermakna adalah belajar yang melibatkan pengalaman langsung, berpikir dan merasakan atas kehendak sendiri dan melibatkan seluruh pribadi peserta didik. Belajar bermakna tidak lain hanyalah belajar yang dapat memenuhi kebutuhan nyata individu. Menurut teori kognitif, proses belajar pada manusia melibatkan proses pengenalan yang bersifat keognitif. Cara belajar orang dewasa berbeda dengan cara belajar anak. Proses belajar orang dewasa melibatkan kemampuan kognitif yang tinggi dibandingkan dengan proses bel;ajar anak. Menurut teori belajar konsep, konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif individu merupakan hasil dari pengalaman yang ia peroleh, sebagian konsep yang dimiliki individu merupakan hasil proses belajar. Sebagai hasil belajar konsep-konsep tersebut menjadi pondasi (building block) berpikir individu. Konsep-konsep itu yang dijadikan dasar untuk memecahkan masalah mengenai aturan-aturan yang relevan dan hal-hal yanga da keterkaitannya dengan apa yang harus dilakukan individu. Menurut teori belajar bermakna, belajar merupakan proses mengaitkan proses informasi atau materi baru dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif. Kebermaknaan pembelajaran dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Hasil beajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dalam kegiatan pembelajaran hasil belajar dinyatakan dalam rumusan tujuan. Oleh karena itu setiap mata pelajaran menuntut hasil belajar yang berbeda dari mata pelajaran yang lain. Menurut Gagne mengemukakan lima kategori hasil belajar, yaitu : informasi verbal (verbal information): kemampuan yang menuntut siswa untuk memberi tanggapan khusus terhadap stimulus yang khusus, ketrampilan intelektual (intektual skills): kemampuan yang menuntut siswa untuk melakukan kegiatan yang unik, strategi kognitif (cognitive strategis): kemampuan mengontrol proses internal yang dilakukan oleh individu dalam memiliki dan memodifikasi cara berkonsentrasi belajar mengingat dan berpikir,sikap (attitudes): kemampuan siswa dalam menentukan pilihan atau bertindak sesuai dengan sistem nilai yang diyakininya, ketrampilan motorik: kemampuan melakukan gerakan atau tindakan yang terorganisir yang direfleksikan melalui kecepatan, ketepatan, kekuatan, dan kehalusan. 118

Menurut Bloom hasil belajar,ada tiga yaitu : kognitif: mengacu pada jenis hasil belajar yang berkenaan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. Yang kedua, sintesis adalah hasil belajar yang m,enunjukkan kemampuan untuk menyatakan beberapa jenis informasi yang terpisah-pisah menjadi satu bentuk komunikasi yang baru dan lebih jelas dari sebelumnya. Ketiga, evaluasi adalah belajar yang menuju kemampuan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan pertimbangan yang dimiliki atau kriteria yang digunakan. MenurutOemar Hamalik (1999): Pembelajaran merupakan suatu sistim yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi pencapaian tujuan. Menurut Dimyati dan Mujiono (1999): Pembelajaran berarti meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikhomotorik (ketrampilan) siswa.sedangkan menurut N Kusuma : pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksi yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk megarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal. Untuk itu guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai desiminator, informatory, transmitter, transfomator, organisator, fasilitator, evaluator, dan motifator bagi terciptanya proses pembelajaran siswa yang dinamis dan inovatif. Mulyono berpendapat: pembelajaran pada hakekatnya adalah proses sebab akibat guru. Sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa. Oleh sebab itu guru sebagai figur sentral harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif, produktif dan efisien. Alat peraga sebagai alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep. Alat peraga untuk menerangkan konsep fisika itu dapat berupa benda nyata dan dapat pula berupa gambar atau diagram.fungsi alat peraga dalam pembelajaran fisika antara lain: pertama, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran fisika dengan gembira, sehingga minat dalam mempelajari fisika semakin besar. Anak akan senang, terangsang, tertarik, dan bersikap positif 119

terhadap pengajaran fisika.kedua, siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti karena disajikan konsep abstrak fisika dalam bentuk konkret.ketiga, anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan bendabenda yang ada di sekitarnya atau antara ilmu dengan alam sekitarnya dan masyarakat. Keempat, konsep-konsep abstrak tersajikan dalam bentuk konkrit, yang dalam bentuk model fisika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan realisasi-realisasi baru. Pentingnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran fisika, telah dibuktikan dengan banyaknya para ahli pendidikan yang telah melakukan penelitian. B. Metode Peneltian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-I SMA N 4 Tegal. Penelitian ini dilaksanakan dengan siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Sebelum dilaksanakan penelitian, hasil belajar fisika kelas sepuluh satu SMA N 4 Tegal rendah. Rata-rata ulangan masih menunjukkan angka di bawah Kriteria Ketuntasan Minima (KKM). Dari hasil ulangan awal diperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 4, rata-rata ulangan 31,76. Angka tersebut masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh sekolah.hasil siklus I diperoleh nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 30, rata-rata ulangan 54,24. Hasil siklus II diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 32, rata-rata ulangan 62. Proses belajar pada saat sebelum dilaksanakan penelitian para siswa nampak pasif. Masih banyak siswa yang belum sepenuhnya memperhatikan penjelasan guru. Masih banyak siswa yang berbicara dengan temannya. Masih ada siswa yang melakukan kegiatan sendiri yang tidak sesuai dengan pelajaran yang disampaikan guru seperti menulis sendiri, menggambar sendiri tanpa ada perintah dari guru. Bahkan ada siswa yang membaca buku yang bukan mata pelajaran yang sedang dipelajari atau buku lain. Guru belum memanfaatkan alat peraga sebagai alat bantu untuk memahami konsep yang disampaikan 120

guru. Guru hanya menjelaskan materi dengan kata-kata saja, tanpa ada peragaan. Dilihat dari kondisi awal dan siklus I, ternyata ada peningkatan nilai terendah yang cukup signifikan dari nilai 4 menjadi 30,juga terjadi peningkatan nilai rata rata dari 31,76 menjadi 54,24. Dilihat dari siklus I dan siklus II, ternyata ada peningkatan nilai terendah dari nilai 30 menjadi 32, peningkatan nilai tertinggi yang cukup signifikan dari 70 menjadi 100, dan juga peningkatan nilai rata rata dari 54,24menjadi 62. Dari kondisi awal sampai ke kondisi akhir terdapat ternyata penggunaan media diagram alir kalor ada peningkatan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar dari kondisi awal ke kondisi akhir sebesar 55,75 % yaitu dari 31,76 menjadi 62. Peningkatan nilai terendah 700 % yaitu dari 4 menjadi 32. Terdapat juga peningkatan nilai tertinggi sebesar 20 % yaitu dari 80 menjadi 100. Sedangkan pada proses pembelajaran kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan kreatifitas siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika. D. Penutup Dari hasil dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunakan alat peraga dalam pembelajaran fisika terdapat peningkatan hasil belajar fisika. 2. Penggunakan alat peraga dalam pembelajaran fisika terdapat peningkatan peningkatan kreatifitas siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika. Sedangkan saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dalam proses pembelajaran fisika khususnya pokok bahasan kalor meningkat, maka proses pembelajaran perlu disampaikan dari yang konkret ke yang abstrak. Sehingga guru diharapkan menggunakan alat peraga berupa diagram alir kalor. 2. Supaya hasil pembelajaran lebih meningkat para guru diharapkan menggunakan alat peraga dalam kelompokkelompok kecil. 121

Daftar Pustaka Andayani. 2007. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka. Arikunto Suharsimi, Suharjono, Supardi.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Asep Herry Hernawan dkk. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Timur Putra Mandiri. Poerwadarminta, W.J.S. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Suciati, dkk. 2004. Belajar & Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka Supardi.2005. Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. Wardani, IGAK 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka. Wardani, IGAK 2007. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka. 122