BAB I PENDAHULUAN. program mengkampanyekan dan mempromosikan proyek sosial dan secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

Smart In Entrepreneurship

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak persaingan bisnis antar perusahaan yang semakin ketat dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan

PRESIDENTIAL THEME AND CITATION

BAB V KESIMPULAN. Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Belakangan ini maraknya para wirausahawan memilih berwirausaha dibidang fashion,

BAB I PENDAHULUAN. an dan di pelopori PT. MNC Sky Vision yang meluncurkan produknya yaitu indovision. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua

Visi: Pengembangan kapasitas pemuda melalui pengabdian masyarakat (civic participation) Misi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

TERMS OF REFERENCE DREAM MAKER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari

SAMBUTAN REKTOR. Malang, Maret 2015 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, TTD. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Karena manusia merupakan makhluk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi baru, market place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa

Bab V. Kesimpulan. 1. Product tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pemilih, dengan. persentase pengaruh sebesar -0,0029 atau -0.

BAB I PENDAHULUAN. secara elektronik (e-commerce) yang sangat populer dikalangan penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi profit tentunya mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masalah bagi perusahaan. Agar produk yang dihasilkan dapat terjual di pasar

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik dan merupakan salah satu dari pelopor dari green marketing. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya melayani delapan puluh delapan koma delapan juta pelanggan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merombak kehidupan perekonomian ke arah yang lebih maju. Hal ini dapat. terjual namun terlalu sedikit konsumen yang membeli.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Binus Alumni Center ), kesimpulannya adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. berubah, yang awalnya pemasaran berwawasan transaksi (transactional

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM

Lingkungan Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin pesat membuat orang berpikir lebih

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis makin dihadapkan pada persaingan yang ketat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. canggih dan cepat. Hal ini menyebabkan munculnya peluang dan tantangan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin kokoh di era globalisasi adalah fakta yang mau tidak mau

BAB I PENDAHULUAN. yang kian dinamis, maka timbul tujuan-tujuan lain orang menggunakan jasa bank.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai unsur yang membantu menunjang melalui berbagai

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kunci penting bagi perusahaan untuk menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berbeda baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. event promosi, kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan produk,

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan teknologi. Perusahaan melihat apa yang dibutuhkan oleh. bisa sebagai edukasi bagi masyarakat pada saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut adalah : 1. Membangun sistem promosi untuk penetrasi pasar

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang pada masa itu mendukung Indonesia menjadi bagian dari perdagangan

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Universitas Esa Unggul

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis, perusahaan menggunakan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. merek, harga, dan pelayanan yang terbaik. Dengan demikian agar suatu. persaingan, maka penting bagi perusahaan tersebut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Anastasia Octavia Tambunan, FE UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Iklan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. UKM ini justru dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Sebagaimana Smesco Indonesia Company ini dapat dinyatakan House of

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi, dan tidak ada sikap koheren yang memandang aset tersebut harus

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah Global Peace Festival Indonesian Foundation (GPFIF). Penulis memilih GPFIF karena GPFIF memiliki program mengkampanyekan dan mempromosikan proyek sosial dan secara berkesinambungan melaksanakan program pengembangan masyarakat lewat program social entrepreneurship. 1.1.1 Tentang Global Peace Festival Indonesian Foundation (GPFIF) a. Visi Semua umat manusia adalah Satu Keluarga yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (One Family under God) tanpa memandang ras, kebangsaan, agama atau budaya. b. Misi GPFIF merayakan dan mempromosikan visi One Family under God melalui pembangunan kemitraan antar agama dan kepercayaan, keluarga-keluarga yang harmonis, dan suatu budaya melayani serta perdamaian. 1

1.1.2 Tentang Global Peace Volunteer (GPV) Global Peace Volunteer adalah sebuah program dari GPFIF yang menyediakan platform bagi pemuda untuk bertukar ide dan belajar melalui pengabdian masyarakat untuk meningkatkan budaya melayani dan kesukarelaan. Selain itu, juga merupakan kesempatan untuk menumbuhkan pemimpin muda dan wirausahawan sosial yang memiliki karakter, nilai-nilai, dan kebajikan. a. Visi GPV Meningkatkan pemuda-pemudi yang dapat hidup untuk orang lain dan membawa perubahan sosial menuju dunia yang damai dalam satu keluarga dibawah Tuhan Yang Maha Esa. b. Misi GPV Untuk mencapai Visi tersebut, maka GPFIF melakukan: 1. Membentuk pergerakan sukarelawan di Indonesia dengan menciptakan momentum dikalangan pemuda Indonesia. 2. Mengadakan kegiatan-kegiatan pelatihan untuk menciptakan lebih banyak pemimpin muda dengan melakukan promosi di kampus, mendirikan klub di kampus, dan proyek pengabdian masyarakat yang berkesinambungan 2

3. Mengadakan pertemuan untuk GPV, baik itu dalam lingkup lokal, nasional, maupun internasional. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh GPFIF dalam mengkomunikasikan visi dan misinya untuk melahirkan pemimpin muda dan wirausahawan sosial adalah: 1. Memasang iklan di media mengenai GPFIF dan programprogramnya membentuk wirausahawan sosial 2. Menjadikan beberapa artis seperti Mike Mohede, Maudy Koesnaidy, harvey Malaiholo, dan kak Seto serta wirausahawan sosial terkenal seperti Goris Mustaqim sebagai ambassador 3. Melakukan promosi dengan memberikan kaos dan pin secara gratis 4. Melakukan promosi sekaligus mengenalkan budaya hidup untuk orang banyak dengan memberikan charity box gratis 5. Mengadakan event pelatihan kepemimpinan dan entrepreneurship berupa camp/training, seminar baik nasional maupun internasional serta acara puncak Global Peace Festival 6. Mengadakan kegiatan hubungan masyarakat melalui GPV Goes to Campus dan Service Project 7. Berhubungan langsung dengan GPV 8. Melakukan pemasaran langsung melalui website, facebook, twitter, dan e-mail. 3

1.2 Latar Belakang Penelitian Komunikasi pemasaran terpadu merupakan hal yang penting bagi setiap organisasi termasuk perusahaan karena dapat membantu pelanggan dengan informasi yang memperkuat kesadaran dan pengetahuan tentang produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu, dengan komunikasi pemasaran terpadu, sikap dan keinginan pelanggan dapat dipengaruhi serta dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Untuk mengkomunikasikan nilai-nilai sosial dan kesukarelaan kepada pemuda Indonesia secara jelas dan persuasif, maka GPFIF perlu melakukan beberapa komunikasi pemasaran terpadu kepada para pemuda di Indonesia. Hal ini didukung oleh pendapat Kotler dan Armstrong yang mengatakan bahwa promosi bukanlah sarana tunggal tetapi bauran beberapa sarana yang terintegrasi. Idealnya dalam komunikasi pemasaran terpadu, perusahaan harus cermat mengoordinasikan elemen komunikasi pemasaran untuk menghantarkan pesan yang jelas, konsisten, dan persuasif tentang organisasi dan produknya. Buchory dan Saladin juga berpendapat bahwa komunikasi pemasaran terpadu yang disebut juga bauran promosi merupakan alat yang efektif untuk untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran memerlukan suatu rancangan strategi dan program-program yang 4

efektif dan efisien. Bauran promosi perlu ditangani secara cermat karena menyangkut biaya yang akan digunakan. Berkaitan dengan penelitian ini, penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Haryono, dkk sangat mendukung. Mereka menemukan fakta bahwa variabel-variabel pada bauran promosi (X) berpengaruh signifikan secara simultan maupun parsial terhadap struktur keputusan pembelian (Y) kartu prabayar simpati Nusantara. Hal ini berarti bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap respon membeli kartu parabayar simpati. Seperti yang dikemukakan oleh Sinaga dalam jurnal Media Unika, menentukan strategi promosi yang paling efektif untuk digunakan merupakan tugas yang sulit dalam manajemen pemasaran. Manajemen tidak dapat lepas dari berbagai macam faktor yang mempengaruhinya dalam menentukan kombinasi yang baik dari segi pemasaran. Kenyataan yang terjadi pada GPFIF, walaupun GPFIF telah banyak melakukan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu, namun belum banyak pemuda Indonesia yang mengetahui tentang GPFIF. Hal ini dibuktikan dari database pemuda yang terdaftar oleh GPFIF. Berdasarkan database tersebut, kurang dari seribu pemuda yang saat ini bergabung di GPV. Pengetahuan pemuda Indonesia tersebut tentunya tidak lepas dari bagaimana GPFIF dapat mengkomunikasikan tentang GPFIF. 5

Database juga memperlihatkan jumlah GPV yang aktif dalam setiap kegiatan GPFIF hanya berjumlah sebelas GPV yang tergabung kedalam Core Youth Leader. Selain itu, dari sebelas orang Core Youth Leader tersebut hanya satu orang yang berwirausaha namun, belum ada yang menjalankan wirausaha sosial. Jika dibandingkan dengan organisasi kepemudaan lainnya seperti Garuda Youth Community (GYC), walaupun fokus utamanya adalah lingkungan, GYC sudah lebih maju dengan memiliki program bernama GYCycle yang merupakan wirausaha sosial bersama kelompok masyarakat di Cilincing yang memanfaatkan limbah kulit kerang. Forum Indonesia Muda (FIM) yang juga memiliki misi pembinaan entrepreneurship, GPFIF masih terbilang kurang popular. Pendaftar pelatihan FIM setiap tahunnya lebih banyak dibandingkan GPFIF. Selain nama FIM yang lebih dikenal oleh pemuda Indonesia, alumni FIM juga telah banyak yang melakukan pengembangan komunitas didaerahnya masing-masing. Adapun kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh GPFIF dalam usaha mempromosikan budaya hidup demi orang banyak, pengembangan masyarakat, dan wirausahawan sosial adalah: memasang iklan di beberapa media, menjadikan beberapa artis dan sociopreneur terkenal sebagai ambassador, melakukan promosi dengan memberikan marchandise secara gratis, membagikan charity box sebagai bahan promosi GPFIF 6

mengenai budaya hidup demi orang lain, mengadakan acara khusus pelatihan kepemimpinan, entrepreneurship, dan Global Peace Festival, menjalankan hubungan masyarakat lewat GPV Goes to Campus, dan Service Project, serta melakukan pemasaran langsung melalui website, facebook, twitter, dan e-mail. Komunikasi pemasaran terpadu yang dilaksanakan oleh GPFIF berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh GPV agar dapat memberikan respon terhadap tujuan GPFIF yang ingin melahirkan wirausahawan sosial dan pemimpin muda yang peduli dengan lingkungan serta masyarakat sekitar. GPFIF percaya dengan melahirkan banyak wirausahawan sosial dapat menciptakan perdamaian. Adanya wirausahawan sosial, akan dapat mengatasi masalah pengangguran sehingga menurunkan tingkat kriminalitas di Indonesia. Angka pengangguran di Indonesia termasuk dalam kategori tinggi, hal tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini: Gambar 1.1 Jumlah Pengangguran di Indonesia Sumber: Badan Pusat Statistik 7

Dari gambar 1.1 diatas, dapat kita lihat jumlah pengangguran terbuka di Indonesia. Batang berwarna merah merupakan jumlah pengangguran terbuka dalam juta jiwa. Sementara garis biru merupakan tingkat pengangguran terbuka dalam persen. Jumlah dan tingkat pengangguran tertinggi yaitu pada tahun 2005 sebanyak 11,9 juta jiwa atau 11,24%. Dimana angka ini mengalami kenaikan dari tahun 2004 sebanyak 10,3 juta jiwa atau 9,9%. Setelah tahun 2005, dari tahun 2006 sampai 2010, jumlah tingkat pengangguran mengalami penurunan namun tidak signifikan. Jumlah pengangguran di Indonesia dari ahun 2006 sampai 2010 berturut-turut adalah 10,93 juta jiwa, 10,01 juta jiwa, 9,43 juta jiwa, 9,26 juta jiwa, 8,96 juta jiwa, dan 8,59 juta jiwa. Wirausaha sosial sudah dikenal ratusan tahun yang lalu melalui beberapa nama, antara lain Florence Nightingale yang mendirikan sekolah perawat pertama dan Robert Owen yang mendirikan koperasi. Wirausaha sosial menjadi semakin populer setelah Dr. Muhammad Yunus yang mendirikan Grameen Bank di Bangladesh mendapatkan hadiah nobel untuk perdamaian pada tahun 2006. Di Indonesia pun muncul beberapa nama seperti Tri Mumpuni dan Goris Mustaqim. Goris Mustaqim mendirikan Asgar Muda pada tahun 2006. Asgar muda merupakan paguyuban yang mendorong para pemuda setempat agar terlibat dalam bidang organisasi, pengembangan komunitas dan potensi 8

daerah serta wirausaha dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Goris mendorong para pemuda Garut untuk tetap tinggal di Garut untuk bersama-sama memajukan daerah tersebut. Dapat dikatakan wirausaha yang Goris lakukan adalah wirausaha komunitas, karena banyak melibatkan komunitas lokal yang menciptakan multiplier effect untuk semua yang terlibat, maju dan bangkit bersama-sama. Gambar 1.2 berikut adalah sebuah ilustrasi yang menggambarkan bahwa social entrepreneurship tersusun atas dasar 3 aspek. Pertama, aspek Voluntary Sector atau bersifat suka rela. Kedua, Public Sector menyangkut kepentingan publik atau bersama. Ketiga, Private Sector adalah unsur pribadi atau individual yang bersangkutan, bisa termasuk unsur kepentingan profit. Jadi, dalam menjalankan social entrepreneurship dapat memenuhi ketiga aspek tersebut. Gambar 1.2 Ilustrasi Social Entrepreneurship Sumber: http://nurrahmanarif.wordpress.com 9

Berdasarkan gambar 1.2 diatas, aspek sukarala (voluntary) merupakan salah satu sektor penting dalam wirausaha sosial. Oleh karena itu dengan menumbuhkan sikap sukarela dapat berdampak terhadap minat menjadi wirausahawan sosial. GPFIF melalui GPV atau sukarelawan perdamaian dunia merupakan salah satu organisasi yang bertujuan untuk menciptakan sukarelawan, termasuk wirausahawan sosial. Berdasarkan fenomena tersebut, sangat penting dianalisis peran komunikasi pemasaan terpadu yang telah dilakukan oleh GPFIF terhadap respon melaksanakan wirausaha sosial. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis strategi komunikasi pemasaran terpadu yang telah dilakukan GPFIF untuk menumbuhkan respon positif melaksanakan wirausaha sosial dikalangan pemuda Indonesia. Penelitian ini mengambil judul: ANALISIS KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN GLOBAL PEACE VOLUNTEER INDONESIA SERTA PENGARUHNYA TEHADAP RESPON MENJADI WIRAUSAHAWAN SOSIAL. 10

1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh kegiatan komunikasi pemasaran terpadu GPFIF terhadap pengetahuan Global Peace Volunteer Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh pengetahuan Global Peace Volunteer Indonesia terhadap respon untuk menjadi wirausahawan sosial? 3. Bagaimana keefektifan strategi komunikasi pemasaran terpadu GPFIF saat ini? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan komunikasi pemasaran terpadu GPFIF terhadap pengetahuan Global Peace Volunteer Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh dari pengetahuan Global Peace Volunteer Indonesia terhadap respon untuk menjadi wirausahawan sosial. 3. Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran terpadu yang efektif saat ini untuk merumuskan strategi yang lebih efektif di masa yang akan datang. 11

1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam beberapa hal, diantaranya: 1. Akademis Secara akademik, penelitian ini mempunyai kajian tentang komunikasi pemasaran terpadu dan fenomena wirausaha sosial yang dapat mempengaruhi bentuk tatanan masyarakat baru. Untuk itu, diharapkan penelitian ini dapat mengaplikasikan teori-teori manajemen pemasaran untuk memperluas wawasan mengenai promosi dan pemasaran. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi bahan studi banding bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian yang sama dimasa yang akan datang. 2. Praktis Bagi pemuda sebagai ujung tombak kemajuan bangsa, melalui penelitian ini diharapkan pemuda Indonesia dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang wirausaha sosial sehingga dapat menumbuhkan minat untuk menjadi wirausahawan sosial. Bagi Global Peace Festival Indonesian Foundation diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk menjalankan strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dapat diterapkan di masa yang akan datang. 12

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan,yaitu: a. BAB I, PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. b. BAB II, TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini mengemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan masalah yang akan diteliti dan menguraikan kerangka pemikiran. Adapun isi dalam bab ini meliputi: tinjauan pustaka penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. c. BAB III, METODE PENELITIAN Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian yang meliputi: jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data. 13

d. BAB IV, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menampilkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengolahannya dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, akan dijelaskan mengenai analisis dari hasil pengolahan data berdasarkan data yang telah diperoleh. e. BAB V, KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran berdasarkan analisis yang telah dilakukan. 14