METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Materi Sapi Perah FH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen Pituitary-Specific Positive Transcription Factor 1 (Pit1) Exon 3

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

III. Bahan dan Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Materi Sampel Darah Kambing Primer Bahan dan Alat Analisis PCR

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

BAB III METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dasar dimana adanya

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen GH Exon 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN LAKTOFERIN (LTF EcoRI) PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN DI BIB LEMBANG, BBIB SINGOSARI DAN BET CIPELANG

METODE Waktu dan Tempat Materi Sampel DNA Primer

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE)

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID

The Genetic Fingerprint (Sidikjari Genetik)

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 5. Hasil Amplifikasi Gen Calpastatin pada Gel Agarose 1,5%.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

20,0 ml, dan H 2 O sampai 100ml. : Tris 9,15 gram; HCl 3ml, dan H 2 O sampai 100ml. : ammonium persulfat dan 0,2 gram H 2 O sampai 100ml.

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

METODE PENELITIAN. Survei dan Pendataan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

BAB 3 PERCOBAAN. Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan Rizki Indah Permata Sari,2014

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, TEKNIK PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE NAMA PRAKTIKAN : KARIN TIKA FITRIA ( )

molekul-molekul agarose. Proses elektroforesis diawali dengan pembuatan gel sebagai medianya yaitu agarose dilarutkan ke dalam TAE 10 X 50 ml yang

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian dasar, sedangkan metode

Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan III. 2 Alat

IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN APO VERY LOW DENSITY LIPOPROTEIN-II (ApoVLDL-II SfcI) PADA AYAM LOKAL DENGAN METODE PCR-RFLP ADY MULYANA

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

KUMPULAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI. Disusun Oleh: Nama : Anatasia NIM : Kelompok : Selasa Asisten : Nimas Ayu

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pengujian DNA, Prinsip Umum

Transkripsi:

METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Molekuler, Bagian Pemuliaan dan Genetik Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan, yaitu dari September 2011 sampai dengan Maret 2012. Materi Ternak Sampel darah dan semen yang digunakan merupakan koleksi sampel Laboratorium Genetika Molekuler tahun 2008-2010. Jumlah sampel yang digunakan adalah 312 sampel berasal dari lima daerah yang berbeda (Tabel 1). Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah. Asal Sampel Jenis Kelamin Asal DNA Jumlah Sampel KPSBU Pasir Kemis Betina Darah 95 KPSBU Cilumber Betina Darah 94 BPPT SP Cikole Betina Darah 81 BBIB Singosari Jantan Darah 32 BIB Lembang Jantan Semen 10 Jumlah 312 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah alkohol, es, dan kapas. Alat yang digunakan antara lain jarum vacutainer, tabung vacum 10 ml dan termos. Ekstraksi DNA Bahan yang digunakan adalah DW (Destilation Water), NaCl, Proteinase-K, 1x STE (5M NaCl, 2M tris HCl, 0,2M EDTA), SDS 10% (sodium dodesil sulfat), CIAA (klorofom iso amil alkohol), fenol, etanol absolut, dan buffer TE 80% (tris

EDTA). Alat yang digunakan antara lain autoclave, satu set pipet mikro dan tipnya, vortexmixer, alat sentrifugasi, refrigerator, dan freezer. Primer Primer yang digunakan dalam penelitian untuk mengamplifikasi gen Growth Hormone Receptor (GHR) menurut Khatib et al. (2009) adalah forward: 5 -CTT TGG AAT ACT TGG GCT AGC AGT GAC A A T AT-3 ; reverse: 5 -GTC TCT CTG TGG ACA CAA CA-3 Amplifikasi DNA dengan PCR-RFLP Bahan yang digunakan adalah air bebas ion (steril), sampel DNA, buffer, MgCl 2, pasangan primer, enzim taq dan dntp, enzim retriksi SSpI dan buffer G. Alat yang digunakan adalah satu set pipet mikro dan tipnya, alat sentrifugasi, tabung PCR, mesin PCR, vortex, lemari es. Elektroforesis Bahan yang digunakan adalah air destilasi, agarose, 0,5x TBE, EtBr, loading dye (0,01% Xylene Cyanol, 0,01% Bromtimolblue, 50% gliserol), dan marker 100 bp. Alat yang digunakan antara lain satu set alat pencetak gel, power supply 100 volt, pipet mikro, tip dan alat gelas. Genotyping Bahan-bahan yang digunakan yaitu loading dye (bromthymol blue 0,01%, Xylene cyanol 0,01% dan gliserol 50%) dan untuk membuat 1 lembar gel agarose 2% adalah sebagai berikut: agarose 0,6 g, 0,5 x TBE 30 ml, dan 2,5 μl EtBr. Alat-alat yang digunakan antara lain adalah microwive, stirer, magnetic stirer, gelas ukur, tabung erlenmeyer, gel tray, pencetak untuk sumur (comb), power supply 100 volt, gelas ukur, tip, pipet makro dan mikro. Prosedur Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan terdiri dari sampel darah dan semen. Pengambilan sampel darah dilakukan pada empat tempat berbeda, yaitu KSPBU Pasir Kemis, KPSBU Cilumber, BPPT SP Cikole, dan BBIB Singosari. Sampel darah diambil 10

melalui vena jugularis menggunakan jarum vacutainer tabung vacum yang ditambahkan alkohol 70%. Sampel disimpan dalam termos es atau lemari es sampai akan digunakan lebih lanjut. Sampel semen didapatkan dengan cara membeli ke BIB Lembang. Sampel kemudian ditambahkan dengan alcohol 70 % dan disimpan pada suhu ruang. Ekstraksi DNA Sampel darah dan semen diambil sebanyak 200 µl, kemudian ditambahkan 1.000 μl DW untuk sampel darah dan 1000 µl untuk sampel semen. Sampel divortex lalu didiamkan selama 5 menit. Setelah itu disentrifuse pada kecepatan 8.000 rpm selama 5 menit, lalu supernatan dibuang, dan diulangi seperti proses sebelumnya, kemudian ditambahkan 10 µl proteinase-k yang berfungsi untuk menghancurkan protein, 350 µl 1xSTE (sodium tris-edta) dan 40 µl 10% SDS (sodium dodesil sulfat) yang berfungsi untuk melisiskan membran sel. Campuran tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 55 o C selama 2 jam sambil dikocok pelan menggunakan alat pemutar (tilting). Molekul DNA kemudian dimurnikan dengan metode fenol-chloroform, yaitu dengan menambahkan 40 µl 5M NaCl, 400 µl larutan fenol dan CIAA (chloroform iso amil alcohol), lalu dikocok pelan (tilting) pada suhu ruang selama 1 jam. Molekul DNA yang larut dalam fase air dipisahkan dari fase fenol dengan alat sentrifugasi pada kecepatan 12.000 rpm selama 5 menit. Setelah terbentuk fase DNA, diambil sebanyak 400 µl pada fase DNA untuk dipindahkan ke tabung baru 1,5 ml. Kemudian ditambahkan 5M NaCl sebanyak 40 µl dan etanol absolut sebanyak 800 µl. Molekul DNA kemudian disimpan selama semalam (over night) pada suhu -20 o C. Molekul DNA kemudian dipisahkan dari etanol absolut dengan cara sentrifugasi pada kecepatan 12.000 rpm selama 5 menit, kemudian supernatan yang diperoleh dibuang. Endapan tersebut didiamkan sampai kering. Lalu endapan DNA disuspensikan dalam 100 µl 80% buffer TE (tris EDTA). Amplifikasi DNA Amplifikasi gen GHR dilakukan dengan menggunakan campuran yang terdiri dari 1 µl sampel DNA yang sudah diekstraksi, 10,85 µl DW, 0,3 µl primer, 0,05 µl taq polymerase, 1,5 µl buffer, 0,3 µl dntp dan 1 µl MgCl2. Campuran tersebut 11

kemudian dimasukan ke dalam mesin PCR dengan kondisi suhu pradenaturasi 95 o C selama 5 menit, 35 siklus (denaturasi 95 o C selama 45 detik, annealing 60 o C selama 45 detik dan elongasi 72 o C selama 1 menit) dan elongasi akhir 72 o C selama 5 menit. Elektroforesis Elektroforesis produk PCR dilakukan menggunakan 5 μl produk PCR pada gel agarose 1,5% dengan tegangan 100 volt selama 30 menit. Gel dibuat dengan cara memanaskan agarose 0,45 g yang dilarutkan dalam larutan 0,5xTBE 30 ml serta menambahkan 2,5 μl EtBr pada saat distearer sampai didapatkan larutan jernih. Larutan yang masih cair dituangkan ke dalam pencetak gel serta menempatkan sisir di dekat tepian gel dan gel dibiarkan mengeras. Apabila gel sudah mengeras, sisir dicabut sehingga akan terbentuk sumur-sumur yang digunakan untuk menempatkan sebanyak 5μl produk PCR dicampur dengan loading dye (bromthymol blue 0,01%, Xylene cyanol 0,01% dan gliserol 50%). Gel ditempatkan ke dalam gel tray elektroforesis yang sudah terisi larutan buffer dan dialiri listrik, molekul DNA yang bermuatan negatif pada ph netral akan bergerak (migrasi) ke arah positif (anode). Setelah elektroforesis selesai gel agarose diambil untuk dilihat panjang pita DNA dengan menggunakan sinar Ultraviolet yaitu dengan menarik garis lurus antara posisi pita dari masing-masing sampel DNA yang ingin diukur dengan posisi pita DNA marker, kita dapat mengestimasi ukuran sampel DNA karena ukuran DNA pengukur telah diketahui. Genotyping Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) dilakukan dengan menggunakan sebanyak 2 μl produk PCR yang dipindahkan ke dalam tabung 0,5 ml dan ditambahkan 1 μl DW, 0,3 μl enzim restriksi SspI dan 0,7 μl buffer G. Campuran tersebut diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37 C selama 16 jam. Sampel DNA yang telah dipotong dengan enzim restriksi kemudian dielektroforesis pada gel agarose 2% dengan tegangan 100 volt selama 30 menit. Setelah elektroforesis selesai gel agarose diambil untuk dilihat panjang pita DNA dengan menggunakan sinar Ultraviolet dan dibandingkan dengan marker untuk mengetahui panjangnya. Setiap pita DNA dari setiap sampel diperbandingkan untuk menentukan genotipe pita DNA. 12

Satu posisi migrasi yang sama dianggap sebagai satu tipe atau alel. Menurut Khatib et al. (2009), alel yang dihasilkan dari genotyping adalah alel A sepanjang 230 bp dan alel T sepanjang 200 bp dan 30 bp. Hasil pemotongan fragmen GHR oleh SSpI menghasilkan tiga genotipe yaitu AA (230 bp), AT (230 bp, 200 bp, 30 bp), dan TT (200 bp, 30 bp) (Khatib et al., 2009). Rancangan dan Analisa Data Frekuensi Genotipe dan Alel Keragaman genotipe pada masing-masing sampel dapat dilihat dari pita-pita yang ditemukan. Frekuensi genotipe dapat diperkirakan dengan menghitung perbandingan jumlah genotipe pada populasi bedasarkan rumus Nei dan Kumar (2000) : Keterangan: = frekuensi genotipe ke-ii = jumlah individu bergenotipe ii = jumlah individu sampel Frekuensi alel merupakan rasio suatu alel terhadap keseluruhan alel pada suatu lokus dalam populasi. Frekuensi alel masing-masing alel setiap lokus dihitung berdasarkan rumus Nei (1987) : Keterangan: Xi = frekuensi alel ke-i nii = jumlah individu bergenotipe ii nij = jumlah individu bergenotipe ij n = jumlah individu sampel Keseimbangan Hardy-Weinberg Keseimbangan Hardy-Weinberg diuji dengan Chi-Kuadrat (Hartl and Clark, 1997): Keterangan: x 2 = uji Chi-Kuadrat (obs-exs) 2 13

obs exp = jumlah pengamatan genotipe ke-ii = jumlah harapan genotipe ke-ii Derajat bebas (db) dihitung untuk mendapatkan nilai x 2 tabel. Nilai derajat bebas dihitung berdasarkan Allendorf dan Luikart (2007) dengan menggunakan rumus : Db = (Genotipe-1) (Alel-1) Heterozigositas Keragaman genetik (genetic variability) dilakukan melalui estimasi frekuensi heterozigositas pegamatan (H 0 ), heterozigositas harapan (H e ) (Weir, 1996) : Keterangan : H o Nij N = nilai heterozigositas pengamatan = jumlah individu heterozigositas = jumlah individu yang dianalisis Keterangan : H e P 1i n = nilai heterozigositas harapan = frekuensi alel homozigot = jumlah alel 14