BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan karena manusia mampu menciptakan berbagai macam inovasi dan merupakan komponen utama sebagai motor penggerak dalam setiap kegiatan. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang paling menentukan sukses tidaknya pembangunan, karena sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang independen, sedangkan faktor lainnya (non manusia) merupakan faktor produksi yang dependen. Dikatakan independen karena manusia mempunyai pengaruh yang dominan terhadap faktor produksi yang lain, oleh karena itu dituntut untuk mengelola sumber daya manusia yang dimiliki dengan baik demi kelangsungan hidup dan kemajuan pembangunan. Keberhasilan dalam proses pembangunan dalam hal ini pengembangan potensi wilayah, kualitas sumber daya manusia itu sendiri ditunjukan oleh beberapa faktor yaitu berstamina tinggi, mampu bekerja keras. tangguh, cerdas, terampil, mandiri memiliki rasa tanggung jawab, setia kawan, produktif, kreatif, inovatif berorientasi masa depan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur. Untuk dapat menjawab tantangan dan merealisasikan hal tersebut di atas, maka peranan Manajemen Sumber daya Manusia (MSDM) dituntut untuk dapat melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Karena sumber daya manusia merupakan salah satu unsur vital yang menjadi aset utama dalam organisasi yang dapat dikelola dan dikembangkan secara maksimal.
Efektivitas dan produktivitas organisasi sangat dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Sebaliknya ketidakpuasan kerja menurut Nitisemito (2005) akan menimbulkan penurunan semangat dan gairah kerja. Banyaknya kasus-kasus pemogokan kerja akhir-akhir ini, terlepas dari apapun motif masing-masing individu mengisyaratkan adanya ketidakpuasan karyawan terhadap organisasi tersebut. Hal ini tentunya sangat mengganggu efektivitas organisasi. Menurut Dessler (2009) ketidakpuasan kerja juga berupa tingkat absensi pegawai yang tinggi, menurunnya produktivitas kerja pegawai, semangat kerja menurun, kegelisahan di mana-mana, tingkat kerusakan yang tinggi, tuntutan yang sering terjadi, tingginya tingkat turn over, dan bahkan kemungkinan adanya usaha sabotase terhadap organisasi. Bahkan pegawai yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi prustasi. Pegawai seperti ini akan, mempunyai semangat kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan sering melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan, maka secara tidak langsung akan memperburuk kinerja organisasi. Sedangkan pegawai yang memperoleh kepuasan kerja biasanya memiliki catatan kehadiran dan perputaran yang lebih baik, aktif dalam kegiatan serikat karyawan dan berprestasi kerja lebih baik bila dibandingkan dengan karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Dalam rangka optimalisasi sumber daya manusia, salah satu program yang perlu diperhatikan pada saat ini adalah dengan memenuhi kepuasan kerja. Dengan adanya pemenuhan kepuasan kerja, maka pegawai secara individual akan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya. Sukses tidaknya suatu organisasi tergantung kepada kemampuan organisasi dalam memberikan kepuasan kerja terhadap pegawainya.
Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan. Demikian sebaliknya. As ad (2004) mengemukakan bahwa kepuasan kerja itu adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini berarti konsep kepuasan kerja semacam ini melihat kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya. Kepuasan kerja menjadi masalah yang menarik dan cukup penting, karena terbukti besar manfaatnya baik bagi kepentingan individu, organisasi, dan masyarakat. Bagi individu, penelitian tentang sebab-sebab dan sumber-sumber kepuasan kerja memungkinkan timbulnya usaha-usaha peningkatan kebahagian hidup mereka. Bagi organisasi, penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka usaha peningkatan produktivitas dan mengurangi biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawannya. Selanjutnya masyarakat tentunya akan menikmati hasil kapasitas maksimum dari organisasi tersebut serta naiknya nilai manusia dalam konteks pekerjaan. Demikian halnya dengan peranan Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat yang selain merupakan organisasi yang bergerak di bidang peningkatan kesehatan juga memiliki unsur-unsur seperti halnya organisasi atau perusahaan pada umumnya. Artinya, Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat juga harus berusaha untuk dapat memenuhi, merasakan, dan melayani setiap keinginan serta kebutuhan para anggota organisasinya seperti Pegawai. Kepuasan yang dirasakan pegawai akan berdampak pada hasil
kerjanya, semakin puas seorang pegawai dalam pekerjaannya semakin tinggi motivasi untuk bekerja lebih baik dan semakin tinggi komitmennya terhadap pencapaian tujuan. Motivasi mendorong semangat kerja seseorang, agar mau bekerja dengan memberikan secara optimal kemampuan dan keahliannya guna mencapai tujuan organisasi. Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat menjadi Institusi Diklat yang handal dan terpercaya dalam memberikan nilai tambah terhadap mutu dan profesionalisme SDM Kesehatan.Untuk mencapai tujuan tersebut Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat membutuhkan pegawai yang handal yang dapat melaksanakan fungsi dari Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat, dimana fungsi Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat adalah melatih masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan, mendukung peningkatan kompetensi SDM Kesehatan melalui pelatihan sampai dengan pasca pelatihan dan menjamin mutu kediklatan. Dalam pelaksanaan fungsinya Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat membuat program kerja supaya pencapaian tujuan/visi lebih mudah, lebih efektif dan lebih efesien. Program Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat adalah, 1) Program Pengembangan SDM, 2) Program Peningkatan Mutu, 3) Program Peningkatan Fasilitas Sarana dan Prasarana, 4) Program Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan, 5) Program Peningkatan Kesejahteraan Karyawan.
kutipan Soejono, menurut muchinsky (1997;424), variable-variabel yang dapat dijadikan indikasi menurunnya kepuasan kerja adalah absenteeism, turnover and job performance. Mengutip pendapat tersebut As ad (1995;103) menjelaskan bahwa variable yang dapat dijadikan indikasi menurunnya kepuasan kerja adalah tingginya tingkat absensi, tingganya keluar masuk karyawan, menurunnya produktivitas kerja atau prestasi kerja karyawan. Berdasarkan pengamatan awal terhadap tingkat kepuasan kerja di Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat masih ditemukan fenomena-fenomena ketidakpuasan para pegawai. Fenomena tersebut dapat dilihat dari tingginya tingkat absensi pegawai, rendahnya produktivitas pegawai, yang kedua hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1.1. Tingkat Kehadiran Pegawai Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Agustus Bulan Hadir Absen Hadir tapi tidak (%) (%) ditemukan dikantor ( %) Agustus 90 10 37 September 87 13 40 Oktober 85 15 35 November 90 10 40 Desember 95 5 45 Januari 2015 89 11 38 Februari 2015 88 12 38 Maret 2015 95 5 37 April 2015 92 8 42
Mei 2015 94 6 30 Juni 2015 84 16 47 Juli 2015 93 7 39 Sumber : Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat Dari data diatas dapat dilihat bahwa masih banyak pegawai Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat yang absen atau mangkir dalam bekerja, walaupun diabsensi mereka tercatat hadir, tapi pada saat dibutuhkan mereka tidak berada dikantor. Hal ini mengindikasikan bahwa ada ketidakpuasan yang dirasakan oleh pegawai terhadap pekerjaannya (Dessler, 2009) Disisi lain ketidakpuasan pegawai dapat dilihat dari produktivitas kerja mereka yang rendah, hal ini terlihat dari masih adanya program kerja yang belum terealisasi dengan maksimal, yang dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini. Tabel 1.2. Program kerja Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat serta realisasinya tahun 2014 N Program Target Terealisasi o Dengan Dana APBD 1. Program Pelayanan ADM 100 86,55 Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan 100 96,95
Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Disiplin 100 99,79 Aparatur 4. Program Peningkatan 100 91,29 Pengembangan sistem Pelaporan Capaian Kinerja keuangan 5. Fasilitator Purna Purna Tugas PNS 100 100 6 Program Peningkatan Sumber Daya 100 96,89 Kesehatan Dengan Dana APBN 7 Layanan Perkantoran 100 91,17 8 Aparatur Kesehatan Yang Mengikuti Pelatihan Teknis Jabatan 100 92,52 Fungsional dan Penjenjangan Sumber : Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat Dari tabel 1.2. diatas dapat dilihat bahwa semua program dari Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat belum dapat terealisasi secara maksimal, hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan kerja pegawai masih rendah terlihat dari rendahnya dorongan dari diri pegawai untuk melaksanakan kegiatan dan tugas mereka secara maksimal.
Berdasarkan mengamatan awal, saya melalukan survey terhadap lima pegawai yang langsung mewawancarai mereka untuk menanyakan tentang tingkat kepuasan mereka selama bekerja di kantor, dapat terlihat di table 1.3 sebagai berikut. Tabel 1.3 Data Kepuasan Kerja Pegawai No Indicator P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 1 Balas jasa yang adil dan layak S S S S S 2 Penempatan yang tepat sesuai keahlian TS S TS TS S 3 Peralatan yang tersedia menunjang pelaksanaan S S TS TS TS pekerjaan 4 Hubungan dengan pimpinan baik S TS S S S 5 Sifat pekerjaan yang tidak monoton TS S S TS S Keterangan : P S TS = Karyawan = Setuju = Tidak Setuju Hasil dari lima pegawai Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat secara acak, terdapat beberapa masalah sehingga pegawai selalu tidak masuk yang membuat peformanya tidak baik, masalahnya meliputi: 1. Tiga orang pegawai merasa penempatan tidakuai dengan keahlian 2. Tiga orang pegawai merasa tidak puas dengan peralatan yang di sediakan dikantor 3. Satu orang pegawai merasa tidak memiliki hubungan yang baik dengan pimpinan 4. Dua orang pegawai merasa pekerjaannya monoton.
Dalam literatur manajemen sumber daya manusia, banyak variabel yang dapat menentukan kepuasan kerja. Walaupun demikian, fenomena yang disampaikan sebelumnya merupakan variabel penting dalam ilmu manajemen sumber daya manusia. Variabel yang dimaksud adalah lingkungan kerja, budaya organisasi dan motivasi kerja. Melihat pada uraian diatas, penelitian ini memberikan argumen bahwa variabel lingkungan kerja, budaya organisasi dan motivasi kerja merupakan variabel yang amat penting dalam pembentukan kepuasan kerja pegawai termasuk pegawai dilingkungan Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan uraian dan fenomena yang telah disampaikan sebelumnya, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian empiris dengan judul Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pada Pegawai Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat? 2. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kepuassan kerja pada Pegawai Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat? 3. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pada pegawai Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pada Pegawai Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat. 2. untuk menguji pengaruh budaya organisasi terhadap kepuassan kerja pada Pegawai Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat. 3. untuk menguji pengaruh motivasi kerja terhadap kepuassan kerja pada Pegawai Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat 1.4. Manfaat Penelitian Mengacu pada tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan tiga kegunaan, yaitu : 1. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan evaluasi terhadap pengetahuan teoritis yang telah didapatkan selama masa studi dan menambah pengetahuan akan masalah-masalah yang terjadi di dalam Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat, terutama di bidang manajemen sumber daya manusia. 2. Bagi Kepala Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat Dan Pelatihan Kesehatan (BKOM & PELKES) Provinsi Sumatera Barat.
Dari hasil penelitian tersebut dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut didalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai di waktu yang akan datang. 3. Bagi Pihak Lain. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang akan menambah pengetahuan pembaca dan dapat menjadi dasar untuk mengadakan penelitian sejenis yang lebih baik.