JURNAL. Oleh LUSIANA NUSI NIM

dokumen-dokumen yang mirip
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Siklus I Tindakan 1) I. Standar Kompetensi Menentukan sifat bangun ruang dan hubungan antar bangun.

DAFTAR NILAI MATEMATIKA PRASIKLUS KELAS IV. No Nama Siswa Nilai

empat8geometri - - GEOMETRI - - Geometri 4108 Matematika BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN - LAMPIRAN 61

Lampiran 1 Jadwal Pertemuan

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB)

BAB II KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI KUBUS DAN BALOK. 1. Pengertian Model Problem Based Learning

LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU KELAS IV SEBELUM MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SD 1 GAMONG

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

CATATAN LAPANGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN STRATEGI TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEBERANIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA

ANGKET SEBELUM VALIDITAS ANGKET AKTIVITAS BELAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen.

Daftar Nilai Ketuntasan Siswa Pra Siklus No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Era Susanti Tuntas 2 Nuri Safitri Belum Tuntas 3 Aldo Kurniawan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB II KAJIAN TEORI. Morgan, dkk (dalam Walgito, 2004: 167) memberikan definisi mengenai

LAMPIRAN 1 66

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LEMBAR KERJA SISWA KE-3

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak.

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

Geometri (bangun ruang)

DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI KATA KATA MOTIVASI TUJUAN PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang.

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd

BAB II KAJIAN TEORI. mengajar, dan hasil belajar. Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang

A. Standar Kompetensi : 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

Bangun Ruang dan Bangun Datar

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

Penulis : Zenab L. Danial Nim : Pembimbing I : Dra Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II : Dra Syamsiar RivaI S.Pd, M.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakekat Hasil Belajar Perubahan Lingkungan Fisik

MAKALAH BANGUN RUANG. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika. Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5.

KUBUS DAN BALOK. Kata-Kata Kunci: unsur-unsur kubus dan balok jaring-jaring kubus dan balok luas permukaan kubus dan balok volume kubus dan balok

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR NAMA SISWA KELAS IV SD 1 PASURUHAN KIDUL KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Menentukan Rumus Luas Jajar Genjang dengan Pendekatan Persegi panjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (dalam Ruminiati, 2007), bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB II KAJIAN TEORI. diungkapkan kembali oleh siswa. 1. siswa adalah kemampuan yang ada pada diri siswa untuk menerima,

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Observasi dan Penelitian Skripsi

FATRISIE PEMBENGO NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

LAMPIRAN I. Surat-Surat

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam.

VIII. Bangun Ruang, Simetri, dan Pencerminan BAB. Peta Konsep. Kata Kunci. Tujuan Pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Kaur. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 02

Bangun Ruang. 2s = s 2. 3s = s 3. Contoh Soal : Berapa Volume, luas dan keliling kubus di bawah ini?

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajaran terjadi karena adanya aktivitas guru dan aktivitas siswa. Anwar

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN DAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE FLASHCARD DI KELAS V MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) STAD RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

HASIL WAWANCARA. : Memperoleh informasi mengenai pembelajaran. matematika siswa SDN 2 Demaan Kudus. No Aspek Pertanyaan Jawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

Transkripsi:

1 JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN SIFAT-SIFAT BALOK DAN KUBUS MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV A SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Oleh LUSIANA NUSI NIM. 151 409 131 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing I: Dra. Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II: Dra. Samsiar Rivai, S.Pd.M.Pd Abstrak Lusiana Nusi. Nim 151 409 131, Meningkatkan Kemampuan Menentukan Sifat- Sifat Balok dan Kubus Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Program Studi S1 PGSD Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1. Dra Martianty Nalole, M.Pd, Pembimbing II. Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah dengan melalui metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan menentukan sifat-sifat balok dan kubus pada siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menentukan sifat-sifat balok dan kubus pada siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan prosedur penelitian melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan/observasi dan evaluasi, serta tahap analisis dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I dari 24 siswa, yang mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus sebanyak 14 orang atau 58,33% yang memperoleh nilai 68 ke atas dan yang tidak mampu 10 orang atau 41,67% yang

2 memperoleh nilai 68 ke bawah. Hal ini belum sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan sehingga dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 24 siswa, yang mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus 21 orang atau 87,50% yang memperoleh nilai 68 ke atas dan yang tidak mampu 3 orang atau 12,50% yang memperoleh nilai 68 ke bawah. Dengan demikian maka disimpulkan bahwa melalui metode inkuiri kemampuan menentukan sifat-sifat balok dan kubus pada siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo, meningkat. Kata Kunci: Kemampuan, Sifat-sifat balok dan kubus, Inkuiri Pendahuluan Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sudah berkembang pesat pada saat ini, baik materi maupun kegunaannya. Dengan menguasai pengetahuan matematika khususnya siswa di Sekolah Dasar, memungkinkan siswa akan lebih mudah dalam memahami pembelajaran matematika. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang semakin pesat, baik langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan. Oleh karena itu mutu pendidikan harus ditingkatkan terutama ilmu berhitung atau matematika. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar, sebagai guru kelas akan selalu terlibat dengan pembelajaran matematika tersebut. Dengan menguasai pembelajaran matematika akan memudahkan bagi seorang guru dalam menerapkan pembelajaran matematika sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sebagai guru kelas di sekolah dasar dituntut mengajarkan semua mata pelajaran dikelas. Pembelajaran matematika paling banyak menimbulkan permasalahan di antara semua mata pelajaran yang diajarkan. Bagi sebagian besar guru, materi yang akan diajarkan dikuasai dan menurut guru mudah dipahami siswa, akan tetapi bagaimana cara guru memindahkan pengetahuan yang ada pada dirinya kepada peserta didiknya, disinilah permasalahan timbul. Hal ini tergantung kemampuan mengajar guru dan minat belajar siswa serta pemanfaatan media dan

3 metode pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar matematika perlu lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal. Utamanya dalam menentukan sifat-sifat balok dan kubus. Sebagaimana tertuang dalam standar kompetensi kelompok mata pelajaran (SK-KMP) untuk satuan pendidikan dasar dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 dalam mata pelajaran matematika yang salah satu kompetensinya adalah: Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari (dalam Chamisijatin, 2008:6-18). Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo pada materi sifat-sifat balok dan kubus, kemampuan siswa sangat rendah. Dari hasil observasi tersebut ditemukan dari 24 siswa yang ada di kelas IV A, hanya 2 orang siswa dengan persentase 8,33% yang mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus sedangkan 22 siswa lainnya belum mampu menentukan sifa-sifat balok dan kubus. Ini dikarenakan guru terlalu banyak menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran tanpa melibatkan siswa dalam mengasah kemampuan mereka dalam menentukan sifatsifat balok dan kubus tersebut. Bertolak dari permasalahan di atas maka penulis mengadakan penelitian dengan formulasi judul Meningkatkan kemampuan menentukan sifat-sifat balok dan kubus melalui metode inkuiri pada siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Kajian Teori Kemampuan berasal dari kata mampu. Menurut Qadratilah (2011:296) Mampu artinya kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya. Kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan. Menurut Gagne (dalam Aisyah, dkk. 2007:3-3) bahwa keterampilanketerampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar disebut kemampuankemampuan atau disebut juga kapabilitas. Kapabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki manusia karena dia belajar. Gagne mengemukakan 5 macam hasil

4 belajar atau kapabilitas, tiga bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu bersifat psikomotor. Lima kategori kapabilitas, sebagai berikut : 1) informasi ferbal; 2) keterampilan intelektual; 3) strategi kognitif; 4) sikap; 5) keterampilan motorik. Benyamin Bloom mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar kedalam tiga kategori, yaitu: a. Ranah kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan. c. Ranah psikomotorik, mencakup kemampuan berupa keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Sedangkan menentukan menurut Qodratilah (2011:548) adalah menyatakan pasti. Berdasarkan uraian dan pengertian di atas disimpulkan bahwa kemampuan menentukan adalah kesanggupan atau kecakapan siswa dalam menyatakan kepastian sesuatu yang dipelajari. Sifat-Sifat Balok dan Kubus Perhatikan gambar di bawah ini!

5 Gambar Balok Sifat-sifat balok menurut Khafid dan Suyati (2002:241) : Mempunyai 12 rusuk, 6 sisi, dan 8 titik sudut Rusuk yang sejajar sama panjang Sisi-sisinya berbentuk persegi panjang (dapat pula sebagian berbentuk persegi) Sisi-sisi yang berhadapan sama luasnya (depan dengan belakang, kiri dengan kanan, atas dengan bawah). Sedangkan sifat-sifat balok menurut Mustaqim dan Astuty (2008:210) adalah: Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang balok, mari kita perhatikan gambar di bawah ini. Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada balok ABCD.EFGH. 1) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah: sisi ABCD sisi EFGH sisi ABFE sisi DCGH sisi ADHE sisi BCGF Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang balok. Sisi ABCD = sisi EFGH Sisi BCFG = sisi ADHE Sisi ABFE = sisi DCGH 2) Rusuk-rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah:

6 rusuk AB rusuk BC rusuk AE rusuk EF rusuk FG rusuk BF rusuk HG rusuk EH rusuk CG rusuk DC rusuk AD rusuk DH Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus. Rusuk AB = rusuk EF = rusuk HG = rusuk DC Rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH = rusuk AD Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH 3) Titik-titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah: Titik sudut A Titik sudut E Titik sudut B Titik sudut F Titik sudut C Titik sudut G Titik sudut D Titik sudut H Sifat-sifat Kubus menurut Khafid dan Suyati (2002:241) : Mempunyai 12 rusuk, 6 sisi, dan 8 titik sudut Semua rusuknya sama panjang Mempunyai 6 sisi yang berbentuk persegi Keenam sisi-sisinya sama luas Sedangkan sifat-sifat kubus menurut Mustaqim dan Astuti (2008:208) adalah: Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang kubus, mari kita perhatikan gambar di bawah ini.

7 Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubus ABCD.EFGH. 1) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah: sisi ABCD sisi EFGH sisi ABFE sisi DCGH sisi ADHE sisi BCGF Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang kubus. Sisi-sisi kubus tersebut berbentuk persegi (bujur sangkar) yang berukuran sama. 2) Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah: rusuk AB rusuk BC rusuk AE rusuk EF rusuk FG rusuk BF rusuk HG rusuk EH rusuk CG rusuk DC rusuk AD rusuk DH Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus. Rusuk-rusuk kubus tersebut mempunyai panjang yang sama. 3) Titik-titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah: Titik sudut A Titik sudut E Titik sudut B Titik sudut F Titik sudut C Titik sudut G Titik sudut D Titik sudut H Jadi, ada 8 titik sudut pada bangun ruang kubus. Metode menurut Sagala (dalam Ruminiati, 2007:2 3) adalah cara yang digunakan oleh guru/siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi. Sedangkan istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris Inquiry yang secara harfiah berarti penyelidikan. Piaget (dalam Yudiakang, 2012:1. Online) mengemukakan bahwa inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan

8 yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan peserta didik lain. Inkuiri adalah suatu model pembelajaran di mana siswa sangat berperan aktif dalam proses penyelesaian masalah, karena disana siswa dituntut untuk merumuskan, mancari/ menggali, menguji serta menyimpulkan. (Admin, 2012 :1. Online). Bruner (dalam Syaifullah, 2012:1. Online) penganjur pembelajaran dengan basis inkuiri, menyatakan sebagai berikut: Kita mengajarkan suatu bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan kajian itu, tetapi lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir untuk diri mereka sendiri, meneladani seperti apa yang dilakukan oleh seorang sejarawan, mereka turut mengambil bagian dalam proses, bukan suatu produk. Metode inkuiri berkaitan dengan aktivitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (dalam Yudiakang, 2012:1. Online) bahwa metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan. Dalam pembelajaran dengan penemuan atau inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsepkonsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Piaget (dalam Cumanulisaja, 2012:1. Online) memberikan definisi pendekatan Inquiry sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan. Metode inkuiri yang didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

9 sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri. Sedangkan metode inkuiri menurut Sumantri dan Permana (dalam Himitsuqalbu, 2011:1. Online) adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena metode inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk penemuan suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru. Metode inkuiri merupakan sebuah metode pembelajaran yang mampu menciptakan peserta didik yang cerdas dan berwawasan. Dengan metode ini peserta didik dilatih untuk selalu berpikir kritis karena membiasakan peserta didik memecahkan suatu masalah sendiri. Model metode ini bertujuan untuk melatih kemampuan peserta didik dalam meneliti, menjelaskan, dan memecahkan masalah secara ilmiah. Berdasarkan beberapa teori di atas penulis menyimpulkan bahwa metode inkuiri adalah suatu cara memberikan pengajaran pada siswa dengan menemukan sendiri inti permasalahan dalam pembelajaran dengan atau tanpa bantuan guru. Langkah-langkah metode inkuiri menurut Joyce dan Weil (dalam Hidayati 2010:6) sebagai berikut : Tahap pertama: guru memberi permasalahan dan menjelaskan prosedur pelaksanaan. Tahap ke dua: verivikasi, yaitu siswa mengumpulkan data atau informasi tentang peristiwa/masalah yang telah mereka lihat atau alami, dengan mengajukan pertanyaan sedemikian rupa sehingga guru hanya menjawab ya atau tidak. Tahap ke tiga: melakukan eksperimentasi, siswa mengajukan faktor atau unsur baru ke dalam permasalahan agar dapat melihat apakah peristiwa itu dapat terjadi secara berbeda. Tahap ke empat : guru meminta siswa untuk mengorganisir data dan menyusun suatu penjelasan. Artinya data tersebut setelah diorganisir

10 Tahap ke lima: kemudian dideskripsikan sehingga menjadi suatu paparan hasil temuannya. siswa diminta untuk menganalisis proses inkuiri. Dalam hal ini siswa boleh mengevaluasi tentang pertanyaan yang diajukan guru apakah efektif atau tidak, mungkin ada informasi penting tetapi siswa tidak tahu cara memperolehnya sehingga data/informasi tersebut tidak ditemukan. Analisis dari siswa ini penting karena menjadi dasar pelaksanaan inkuiri berikutnya, artinya guru harus memperbaiki kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Sedangkan langkah-langkah metode inkuiri menurut Admin (2012:1. Online) adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan permasalahan 2. Mengembangkan hipotesis 3. Mengumpulkan bukti 4. Menguji hipotesis 5. Menarik kesimpulan Seperti halnya metode pembelajaran lainnya, metode inkuiri pun memiliki kelebihan dan kekurangan, menurut Sumantri dan Permana (dalam Himitshuqalbu, 2011:7-8. Online) kelebihan metode inkuiri adalah: a) Siswa ikut berpartisispasi secara aktif di dalam kegiatan belajarnya, sebab metode inkuiri menekankan pada proses pengolahan informasi pada peserta didik. b) Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulkan semangat ingin tahu para siswa. c) Dengan menemukan sendiri siswa merasa sangat puas dengan demikian kepuasan mental sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi. d) Guru tetap memiliki kontak pribadi. e) Penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan yang sangan sulit dilupakan. f) Memberikan kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan sesuai dengan kemampuan sendiri. g) Memungkinkan bagi siswa untuk memperbaiki dan memperluas kemampuan intelektual secara mandiri.

11 Sedangkan kelemahan metode inkuiri adalah: a) Kurang berhasil bila jumlah siswa dalam jumlah yang banyak dalam satu kelas. b) Sulit menerapkan metode ini karena guru dan siswa sudah terbiasa dengan metode ceramah dan tanya jawab. c) Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih menekankan pada penguasaan kognitif dan mengabaikan aspek keterampilan, nilai dan sikap. d) Kebebasan yang diberikan kepada siswa tidak selamanya dapat dimanfaatkan secara optimal dan sering terjadi siswa kebingungan. e) Memerlukan sarana dan fasilitas. f) kadang-kadang guru memerlukan waktu yang cukup panjang sehingga sulit menyesuaikan dengan waktu yang sudah ditentukan. Pada penerapan metode ini yang pertama dilakukan guru adalah membagi kelompok secara heterogen kemudian memberi permasalahan dengan membagikan sepasang bangun balok dan kubus disertai dengan lembar kerja siswa dan menjelaskan prosedur pelaksanaan, siswa diminta menentukan sifatsifat balok dan kubus melalui metode inkuiri. Siswa mengumpulkan data atau informasi yang berhubungan dengan bangun balok dan kubus dan melakukan eksperimen sehingga menemukan apa saja sifat yang ada pada bangun balok dan kubus yang sudah dibagikan tadi, jika ada yang ditemui diupayakan siswa mengajukan pertanyaan sedemikian rupa sehingga guru hanya menjawab ya atau tidak. Guru meminta siswa untuk mencatat apa saja yang ditemukan dalam bangun balok dan kubus tersebut kemudian dideskripsikan sehingga menjadi suatu paparan hasil temuan. Kemudian siswa diminta untuk menganalisis data yang sudah diperolehnya, jika ada kekurangan-kekurangan guru memediasi dengan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa akan memperoleh data/informasi yang tidak ditemukan dalam proses inkuiri. Setelah siswa melakukan kegiatan kelompok, guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mendeskripsikan hasil temuan di depan kelas, dan memberikan penskoran.

12 Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi. Kemudian meminta siswa menyimpulkan pembelajaran dan guru memberikan penguatan mengenaisifat-sifat balok dan kubus. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 8 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo yang dimulai pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juni 2013. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, mempunyai waktu yang banyak dalam melakukan penelitian dan subyek penelitian yang sudah dikenal oleh penulis. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dengan tingkat penguasaan materi pembelajaran berbeda, yang sebagian besar siswa sangat antusias dalam menerima pembelajaran matematika menurut keterangan dari guru kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Ibu Yuliyana Tanango, S.Pd. Jumlah siswa kelas IV A 24 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Peningkatan kemampuan menentukan sifat-sifat balok dan kubus pada siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo yang dapat diukur dengan indikator, sebagai berikut: 1) Mampu menentukan sifat-sifat balok 2) Mampu menentukan sifat-sifat kubus Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa kemam puan siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat menentukan sifat-sifat balok dan kubus mengalami peningkatan dibandingkan pada observasi awal yakni hanya 2 orang siswa yang mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus, pada siklus I menjadi 14 orang siswa yang mampu dengan persentase 58,33%. Akan tetapi hasil tersebut belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Refleksi yang dilakukan peneliti dan guru pengamat haruslah melakukan

13 perbaikan-perbaikan terutama dalam memberikan soal evaluasi, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 23 Mei 2013 dan diikuti oleh siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat sebanyak 24 siswa. Pelaksanaan penelitian siklus II ini seperti pelaksanaan tindakan pada siklus I yang mengacu pada prosedur penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi: 1) tahap persiapan; 2) tahap pelaksanaan tindakan; 3) tahap pemantauan/observasi dan evaluasi; 4) tahap analisis dan refleksi. Pada tabel hasil pengamatan kemampuan siswa di atas, ditunjukkan bahwa rata-rata siswa yang sangat mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus 18 orang dengan persentase 75%, siswa yang mampu 3 orang dengan persentase 12,50% dan siswa yang tidak mampu 3 orang dengan persentase 12,50%. Dengan data tersebut, dilihat dari 24 siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat sudah 87,50% atau 21 siswa yang sudah mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus. Capaian ini sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil tindakan pada siklus I, dimana persentase yang dicapai pada siklus I yakni 58,33 % dengan 14 orang siswa. Ini berarti persentase siswa yang mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus mengalami kenaikan 29,17%. Refleksi dari analisis data di atas siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat sudah mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus melalui metode inkuiri dan untuk tiga orang siswa yang tidak mampu dibimbing tersendiri dan diberikan tugas sehingga mereka mampu seperti yang lainnya. Untuk itu peneliti dan pengamat memutuskan karena penelitian tindakan pada siklus II sudah mencapai indikator kinerja yang sesuai dengan yang diharapkan, maka pelaksanaan tindakan tidak lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya.

14 Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa dengan melalui metode inkuiri kemampuan menentukan sifat-sifat balok dan kubus pada siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat, meningkat. Daftar Pustaka Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas. Budhayanti, Clara Ika Sari, dkk. 2008. Pemecahan Masalah Matematika. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Chamisijatin, Lise, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Hidayati, Mujinem, Anwar Senen. 2010. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Khafid, M. dan Suyati. 2002. Pelajaran Matematika. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama. Mustaqim, Burhan. 2008. Ayo Belajar Matematika. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Nalole, Martianty. Statistik Bahan Ajar. Universitas Negeri Gorontalo Qodratilah, Meity Taqdir. 2011. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta Timur: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas. Yamin, Martinis dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta : Gaung Persada Press Admin, 2012. Langkah Langkah Model Pembelajaran Inkuiri, Pengertian, Tujuan Dan Sasarannya. http://gurukepsek.wordpress.com/2012/10/23/langkah-langkah-

15 model-pembe-lajaran-inkuiri-pengertian-tujuan-dan-sasarannya/, diakses 28 April 2013 Himitsuqalbu, 2011. Metode Inkuiri. http://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/ diakses 12 April 2013 Syaifullah, 2010. 131 Model pembelajaran aktif. http://syaifullaheducationinfor mationcenter.blogspot.com/, diakses 28 April 2013 Soerya. 2010. Kubus. (Online) http://soerya.surabaya.go.id/aup/e-du. KONTEN/ edukasi.net/smp/matematika/bangunruang, diakses18 Februari 2013. Yudiakang, 2012. Pengertian Metode Inkuiri. http://yudiakang.wordpress.com/ 2012/05/10/pengertian-metode-inkuiri/ http://geometridimensitiga.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated diakses 13 Februari 2013. http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/10/pengertian-metode-inkuiri.html diakses 28 April 2013 http://matematikakelas8.blogspot.com/feeds/posts/, diakses13 Februari 2013.