I. PENDAHULUAN. menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manihot utilissima (Singkong). Selama ini manihot utilissima biasanya digunakan

BAB I PENDAHULUAN. ubi kayu, ubi jalar, sorgum, dan talas. Kemanisan gula yang terbuat dari pati juga hampir

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB. VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dan Gas Hidrogen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN. sasaran utama yaitu keseimbangan antara sektor pertanian dan industri.

I. PENDAHULUAN. memikirkan potensi industrinya. Pertumbuhan industri di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain.

(Pra <Rancangan <Pa6rik\,'Furfurat dariampas Tebu (Bagasse) Xapasitas ton pertahun BAB I PENDAHULUAN

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

I. PENDAHULUAN. Singkong (Manihot Esculenta) merupakan salah satu sumber bahan pangan yang

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa kita. Titik berat pembangunan saat ini adalah pembangunan dibidang ekonomi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. alternatif penanganan limbah secara efektif karena dapat mengurangi pencemaran

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

dengan Proses Hidrolisa Enzim Disusun oleh :

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bersama untuk meningkatkan kinerja perekonomian. nasional, sektor industri kimia tetap menjadi salah satu tumpuan dan

Tabel I.1 Luas Panen dan Jumlah Produksi Singkong Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Peningkatan pembangunan pada sektor ini diharapkan dapat. memberikan devisa bagi negara, menambah lapangan pekerjaan dan

I. PENDAHULUAN. diolah menjadi produk antara berupa aluminium sulfat. Aluminium sulfat termasuk dalam heavy chemical industy yang memegang

MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PADA RANTAI PASOK KETELA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PREFERENSI DARI PENGAMBIL KEPUTUSAN (Studi Kasus : UD. Sinar Mulia, Pati)

Pabrik Asam Sitrat dari Nira Sorgum dengan Proses Submerged Fermentation menggunakan Aspergillus niger

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

PENDAHULUAN. Tebu atau Saccharum officinarum termasuk keluarga rumput-rumputan. Mulai

I. PENDAHULUAN. meningkat. Dengan meningkatnya pembangunan fisik di Indonesia, maka

I. PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan suatu bentuk energi alternatif, karena dapat. mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak dan sekaligus

I. PENDAHULUAN. Permintaan tapioka di Indonesia cenderung terus meningkat. Peningkatan

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Kondisi Geografi dan Topografi Lokasi Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton

Pabrik Sirup Glukosa dari Tepung Tapioka dengan Proses Hidrolisis Enzim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

I. PENDAHULUAN. berasal dari gandum yang ketersediaannya di Indonesia harus diimpor,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

BAB I PENDAHULUAN. beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN. impor produk tertentu dari luar negeri, padahal bahan dasar produk tersebut

I. PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang, masih merupakan

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. memberikan manfaat dalam perkembangan industri di Indonesia. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tangga, industri, pertambangan dan lain-lain. Limbah berdasarkan sifatnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

Pendahuluan Fermentasi telah lama dikenal manusia dan kini beberapa diantaranya berkembang ke arah industri spt roti, minuman beralkohol, yoghurt, kej

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

PABRIK SIRUP GLUKOSA DARI BIJI JAGUNG DENGAN PROSES HIDROLISA ENZIM PRA RENCANA PABRIK. Oleh : LUANA ERVIANA NPM

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia berpengaruh pada pembangunan di sub-sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN

I. PENDAHULUAN. Tahun Produksi Impor

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia gula merupakan komoditas terpenting nomor dua setelah

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri di Indonesia. Salah satu industri yang banyak berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. Awalnya carbon black hanya digunakan sebagai agen penguat dalam ban.

Disusun oleh: Ferlyna Sari ( ) Siti Nurhajijah ( ) Pembimbing : Ir. Budi Setiawan, M.T

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. dan Costa Rica yang umumnya digemari sebagai konsumsi buah segar. Buah segar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI. PBNDAilULUAN. Pisang merupakan buah yang telah lama dikenal oleh masyarakat

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang industri kimia di Indonesia semakin pesat. perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan telah didirikannya beberapa

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

Tri Wahyuningsih Vina Larasati A.P Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Pabrik adalah sarana untuk memproduksi barang kebutuhan manusia. Tujuan pendirian pabrik adalah untuk bisa mendapatkan nilai tambah, biasanya nilai tambah tersebut secara ekonomi, yaitu mengolah bahan baku menjadi produk baru yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar berdasarkan adanya reaksi kimia dalam perubahan bahan baku menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan reaksi kimia. Sedangkan pabrik kimia menyelenggarakan satu ataupun serangkaian reaksi kimia untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Pabrik maltosa termasuk ke dalam kelompok pabrik kimia, karena perubahan bahan baku singkong menjadi produk maltosa merupakan reaksi kimia. A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat melimpah. Namun hasil pertanian tersebut sebagian besar belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Umumnya hasil pertanian tersebut masih dipasarkan untuk dikonsumsi langsung. Agroindustri adalah sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sektor ini akan dapat

menambah nilai jual hasil pertanian dan membantu meningkatkan taraf hidup petani Indonesia. 2 Salah satu hasil pertanian yang belum dimanfaatkan secara maksimal adalah singkong. Selama ini singkong biasanya diolah menjadi produk setengah jadi berupa tapioka, tepung singkong, gaplek, dan chips. Produk olahan yang lain adalah bahan baku pembuatan tape, getuk, kripik dan lain-lain. Padahal, kandungan pati dari singkong yang tinggi merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi produk yang lebih bernilai tinggi seperti untuk pembuatan maltosa sebagai pemanis pada sektor industri lain. Maltosa adalah sejenis gula termasuk monosakarida dengan rumus molekul C 12 H 22 O 11 yang dibuat melalui proses hidrolisis pati. Proses hidrolisis pati menjadi sirup maltosa dapat dilakukan dengan berbagai metode, misalnya secara enzimatis, kimiawi, maupun kombinasi keduanya. Dewasa ini telah digunakan berbagai macam bahan pemanis alami maupun sintesis. Baik yang berkalori, rendah kalori, dan nonkalori yang dijadikan alternatif pengganti sukrosa seperti siklamat, aspartame, stevia, dan gula hasil hidrolisis pati. Industri makanan dan minuman saat ini memiliki kecenderungan untuk menggunakan maltosa.

3 B. Kegunaan Produk Pemanfaatan maltosa antara lain: 1. Maltosa digunakan sebagai pemanis pada permen, adonan, krim, dan produk lainnya. Pada permen, maltosa mencegah terbentuknya kristal dan reaksi browning saat proses produksi. 2. Maltosa dapat ditambahkan dalam pembuatan selai dan jelly sebagai pengatur proses kristalisasi sukrosa, bahan pengisi, pemanis, dan dapat meningkatkan tekanan osmosis. 3. Maltosa dapat ditambahkan pada krim sebagai pengganti sukrosa. 4. Maltosa dapat ditambahkan pada konsentrat minuman sebagai bahan untuk meningkatkan viskositas, pengisi, dan memberikan rasa enak dalam mulut. 5. Maltosa dapat digunakan pada minuman beralkohol untuk meningkatkan viskositas, rasa manis, dan sebagai bahan fermentasi. C. Ketersediaan Bahan Baku Singkong merupakan salah satu bahan baku pembuatan maltosa dan tanaman yang mempunyai daya adaptasi lingkungan yang sanga luas, sehingga singkong dapat tumbuh di semua provinsi di Indonesia. Di Indonesia luas penanaman singkong pada Tahun 2011 luas tanamnya 1.219.107 ha dengan produksi singkong sebesar 24.080.021 ton (Statistik Indonesia, 2011). Adapun selama ini pemanfaatan singkong sebagian besar diolah menjadi produk setengah jadi berupa pati (tapioka), tepung singkong, gaplek, dan chips. Produk olahan yang lain adalah bahan baku pembuatan tape, getuk, kripik dan lain-lain. Padahal,

kandungan pati dari singkong yang tinggi merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi produk yang lebih bernilai tinggi (Deptan, 2014). 4 D. Analisa Pasar Analisis pasar merupakan langkah untuk mengetahui seberapa besar minat pasar terhadap suatu produk. Adapun analisis pasar berdasarkan data konsumsi maltosa di Indonesia. Maltosa banyak dimanfaatkan untuk pemanis pada industri makanan maupun minuman. Adapaun data kandungan maltosa pada minuman karbonasi adalah 10%, pada susu sebanyak 3%, sedangkan kecap mengandung 4% (BPOM, 2012). Maka data konsumsi maltosa terdapat pada Tabel 1.3. Tabel 1.3. Data Konsumsi Maltosa pada Beberapa Bahan Makanan Tahun 2009 2010 2011 2012 Konsumsi Maltosa pada Minuman Berkarbonasi 48.587,6 54.657,5 57.883,7 59.970,1 Konsumsi Maltosa pada Susu 34.379,2 37.913,3 37.906,0 38.861,7 Konsumsi Maltosa pada Kecap 5.145,7 5.332,7 5.450,7 5.561,1 Total Konsumsi Maltosa 88.112,5 97.903,5 101.240,4 104.392,9 E. Kapasitas Rancangan Kapasitas produksi pabrik ditentukan berdasarkan kebutuhan konsumsi produk dalam negeri sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.3. Berdasarkan data- data ini, kemudian ditentukan besarnya kapasitas produksi.

5 Konsumsi Maltosa Di Indonesia Konsumsi 110.000,00 105.000,00 100.000,00 95.000,00 90.000,00 85.000,00 80.000,00 75.000,00 70.000,00 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Tahun y = 5217,x - 1E+07 R² = 0,912 Series1 Linear (Series1) Gambar 1.1. Grafik Konsumsi Maltosa Tahun 2018 Berdasarkan grafik di atas, didapatkan rumus persamaan untuk mendapatkan data konsumsi maltosa pada tahun 2018. Dengan menggunakan rumus y = 5217x 1E+07, dimana y adalah kebutuhan dan x adalah tahun. Didapatkanlah data kebutuhan untuk tahun 2018 sebanyak 139.738 ton/tahun. Dengan mempertimbangkan kemampuan pabrik, sehingga kapasitas perancangan pabrik maltosa ditetapkan sebesar 50.000 ton/tahun. Dengan didirikannya pabrik ini, diharapkan daya gunan produksi singkong di dalam negeri dapat lebih ditingkatkan. F. Lokasi Pabrik Lokasi perusahaan merupakan hal yang penting dalam menentukan kelancaran usaha. Kesalahan pemilihan lokasi pabrik dapat menyebabkan biaya produksi menjadi mahal sehingga tidak ekonomis. Hal- hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi suatu pabrik meliputi biaya operasional, ketersediaan bahan baku dan penunjang, sarana dan prasarana, dampak sosial, dan studi

6 lingkungan. Lokasi yang dipilih untuk pendirian Pabrik Maltosa adalah di Provinsi Lampung, Kabupaten Lampung Selatan. Pertimbangan alasan pemilihan lokasi ini antara lain : 1. Bahan Baku Lampung merupakan provinsi penghasil singkong terbesar di Indonesia. Pada 2014, produksi singkong di Lampung sebanyak 9.725.345 ton (BPS, 2014). Pasokan ini berasal dari beberapa daerah, seperti Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah dan Lampung Utara. Hal ini menunjukan kebutuhan bahan baku singkong dapat terpenuhi. 2. Persediaan air Kebutuhan air di Pabrik Maltosa disuplai dari air sungai yang terlebih dahulu diproses di unit pengolahan air agar layak pakai. Air sungai tersebut digunakan sebagai air proses, air pendingin, dan air sanitasi. Sungai yang mengalir di daerah ini adalah Sungai Way Sekampung, yang memiliki debit aliran sebesar 216 m 3 /s dengan panjang 256 km dan daerah aliran sungai 1.270 km 2 (Atlas Lampung, 1999). 3. Tenaga Kerja Sama halnya dengan pabrik gula pada umumnya, Pabrik Maltosa ini membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Tenaga kerja dapat direkrut dari penduduk sekitar. 4. Fasilitas Transportasi Lampung merupakan wilayah yang strategis karena terletak di Sumatera bagian paling selatan dan merupakan wilayah pelabuhan (berbatasan dengan Selat Sunda). Sehingga berdekatan dengan kawasan industri Jabodetabek,

7 yang merupakan pusat pengembangan industri nasional. Hal ini merupakan peluang yang menjanjikan bagi Lampung untuk memperluas jaringan pemasaran dan perdagangan antar-pulau/kota. Lokasi pabrik direncanakan pula dekat dengan jalan raya. Hal ini memudahkan dalam proses distribusi bahan baku maupun produk.