III. KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

SKRIPSI AMELIA NOVIANTI H

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

VII. RENCANA KEUANGAN

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

VII. ANALISIS FINANSIAL

BAB II LANDASAN TEORI

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

A. Kerangka Pemikiran

IV. METODE PENELITIAN

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB III LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

V. ANALISA MANFAAT DAN BIAYA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

III. METODE PENELITIAN

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian. Selain itu, teori merupakan acuan untuk menjawab permasalahan. 3.1.1 Teori Investasi Penilaian investasi dalam studi kelayakan bisnis bertujuan untuk menghindari terjadinya keterlanjuran investasi yang tidak menguntungkan karena bisnis tidak yang tidak layak. Karena kekeliruan dan kesalahan dalam menilai investasi akan menyebabkan kerugian dan risiko yang besar. Gittinger (1986) mengungkapkan bahwa kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi baran-barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungankeuntungan atau manfaat-manfaat setelah beberapa periode waktu. Secara umum bisnis merupakan kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil/benefit dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit bisnis. Senada dengan pernyataan tersebut, Gray et all. (1992) mendefinisikan suatu kegiatan investasi sebagai kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit. Sumber-sumber yang dapat dipergunakan dalam pelaksanaan bisnis dapat berbentuk barang-barang modal, tanah, bahan-bahan setengah jadi, tenaga kerja dan waktu. Sedangkan benefit dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan kesempatan kerja, perbaikan tingkat pendidikan atau kesehatan, dan perubahan/perbaikan suatu sistem atau struktur. Kenyataan yang dihadapi oleh pemilik modal saat ini adalah sumberdaya semakin langka, suatu kegiatan investasi dapat memberikan manfaat yang berbeda dari berbagai alternatif bisnis yang ada, sehingga bagi pemilik modal (1) perlu mengetahui secara pasti tingkat manfaat (benefit) yang dicapai dalam suatu bisnis, (2) dapat memilih alternatif bisnis yang paling menguntungkan, (3) dapat menetukan prioritas investasi dari berbagai alternatif yang ada, (4) dapat 13

mengurangi pemborosan sumberdaya. Oleh karena itu, diperlukan studi kelayakan bisnis yang dapat menunjukkan apakah bisnis yang direncanakan atau sudah dilakukan layak untuk dilaksanakan atau dipertahankan. 3.1.2 Studi Kelayakan Bisnis Bisnis merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biayabiaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan bisnis adalah siklusbisnis yang terdiri dari tahap-tahap identifikasi, perisapan dan analisis penilaian, pelaksanaan dan evaluasi (Gitingger 1986). Evaluasi bisnis sangat penting, evaluasi ini dapat dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan bisnis. Studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau anlisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Selain itu studi kelayakan bisnis dapat diartikan sebagai penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis (biasanya merupakan bisnis investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Husnan & Muhammad 2000). Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Pihak Swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan pemerintah dan lembaga non profit dilihat apakah bermanfaat bagi masyarakat luas yang berupa penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah, dan penghematan devisa. Hal-hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan bisnis investasi jika suatu pihak atau seseorang melihat kesempatan usaha, yaitu apakah kesempatan usaha tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah kita bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut. Semakin luas skala bisnis maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi maupun social semakin luas. Oleh karena itu studi kelayakan dilengkapi dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan (cost and benefit analysis). Menurut Husnan dan Muhammad (2000) suatu studi kelayakan bisnis akan menyangkut tiga aspek yaitu : 14

1) Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi bisnis itu sendiri atau manfaat financial. Artinya apakah bisnis tersebut cukup menguntungkan bila dbandingkan dengan risiko bisnis. 2) Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi Negara tempat bisnis tersebut dilaksanakan, yang menunjukan manfaat bisnis tersebut bagi ekonomi makro suatu Negara. 3) Manfaat social bisnis tersebut bagi masyarakat disekitar bisnis. Bisnis investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah menghindari keterlanjuran penanaman modal cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relative kecil dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu bisnis yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Banyak sebab yang mengakibatkan suatu bisnis ternyata kemudian menjadi tidak menguntungkan (gagal) diantaranya yaitu : (1) kesalahan perencanaan, (2) kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, (3) kesalahan dalam memperkirakan kontinyuitas bahan baku, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, serta (5) pelaksanaan bisnis yang tidak terkendalikan sehingga biaya pembangunan bisnis menjadi membengkak serta penyelesaian bisnis menjadi tertunda. Dalam teori, tujuan dari pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah untuk memaksimumkan tingkat keuntungan dari pemilik modal itu sendiri. Namun tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin tidak begitu dipegang teguh lagi. Jika bisnis akan dinilai dari perspektif yang lebih luas, maka tujuannya seharusnya adalah memaksimumkan net present value dari semua social cost and benefit. 3.1.3 Aspek Kelayakan Bisnis Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Menurut Gittinger (1986), aspek-aspek 15

tersebut terdiri dari aspek teknis, aspek institusional-organisasi-manajerial, aspek social, aspek pasar, aspek financial dan aspek ekonomi. Husnan dan Muhammad (2000), menyatakan bahwa aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam studi kelayakan adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek keuangan, dan aspek ekonomi Negara. Dilain pihak, Kadariah (2001) menjelaskan bahwa bisnis dapat dievaluasi dari aspek teknis, aspek manajerial administrative, aspek organisasi, aspek komersial, aspek financial, serta aspek ekonomi. 3.1.3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran Penilaian dari segi aspek pasar dan pemasaran didasarkan pada hal-hal yang meliputi permintaan dan penawaran pasar akan pakan konsentrat; penetapan harga; perkiraan penjualan produk dan straregi pemasaran yang meliputi bauran pemasaran (marketing mix) mengenai produk pakan konsentrat yang akan dihasilkan. 3.1.3.2 Aspek Teknis dan Teknologi Penilaian aspek teknis didasarkan pada hal-hal yang bersifat teknis baik pada saat perencanaan maupun pengoperasian unit usaha produksi pakan konsentrat. Penilaian tersebut meliputi layout unit usaha pakan konsentrat pada lokasi peternakan setelah pengembangan usaha, skala operasi, mesin dan alat-alat yang sudah tersedia, jenis dan karakteristik saprotan yang akan dijadikan bahan baku dalam proses produksi pakan konsentrat, teknologi yang akan digunakan, serta bagaimana tahapan proses produksi yang akan diterapkan oleh perusahaan setelah adanya recana pengembangan usaha tersebut. Secara teknis rencana pengembangan usaha dalam peningkatan kapasitas produksi pakan konsentrat dapat dilaksanakan apabila kebutuhan bisnis dapat dipenuhi, baik kebutuhan akan bahan-bahan maupun kebutuhan akan fasilitas dan teknologi. Hasil dari aspek teknis akan menentukan nilai-nilai yang terdapat dalam aspek finansial dan ekonomi sehingga menentukan menguntungkan (layak) atau tidaknya bisnis secara finansial. 16

3.1.3.3 Aspek Organisasi dan Manajemen Aspek organisasi dan manajemen merupakan deskripsi mengenai peranan fungsi manajemen dalam pelaksanaan rencana pengembangan usaha tersebut. Deskripsi ini akan menjelaskan tentang perencanaan manajemen organisasi (struktur organisasi dan uraian pekerjaan), perencanaan manajemen sumberdaya manusia (pembagian tugas, perekrutan tenaga kerja, dan pembagian jam kerja untuk setiap bagian pekerjaan), perencanaan manajemen pemasaran, dan perencanaan manajemen keuangan. 3.1.3.4 Aspek Finansial Aspek finansial akan menguraikan perencanaan biaya dan pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan usaha melalui peningkatan jumlah produksi dan perbaikan sistem manajemen pada unit usaha pakan kosentrat. Penilaian aspek finansial diperlukan untuk menilai kelayakan usaha dari segi finansial. Alat ukur kelayakan usaha yang digunakan antara lain terdiri dari enam komponen yaitu Bisnissi Laba Rugi, Bisnissi Cashflow, Net Presen Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Ratio (Net B/C), Payback Period (PP), analisis Sensitivitas. 1). Teori Biaya dan Manfaat Analisis finansial diawali dengan analisis biaya dan manfaat dari suatu bisnis. Analisis finansial bertujuan untuk membandingkan pengeluaran uang dengan revenue earning proyek. Apakah proyek itu akan terjamin atas dana yang diperlukan, apakah proyek akan mampu membayar kembali dana tersebut dan apakah proyek akan berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri (Kadariah, 2001). Secara umum, biaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi tujuan bisnis. Komponen-komponen biaya yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dan pada saat tertentu untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian. Pengeluaran biaya investasi umumnya dilakukan satu kali atau 17

lebih, sebeleum bisnis berproduksi dan baru menghasilkan manfaat beberapa tahun kemudian. Jadi biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali untuk memperoleh beberapa kali manfaat sampai secara ekonomis kegiatan bisnis itu tidak menguntungkan lagi. Beberapa contoh biaya investasi yang dikeluarkan oleh suatu bisnis dapat dilihat sebagai berikut : a) Tanah Pembelian tanah dan land clearing, sewa lahan dibayarkan sekaligus di tahun awal (HGU). b) Gedung dan prasarana Pembangunan gedung, kantor atau sewa gedung yang dibayarkan sekaligus di tahun awal. c) Mesin dan Peralatan Pembelian mesin dan peralatan utama dalam menjalankan aktivitas produksi. d) Peralatan Kantor Komputer, alat elektronik dan meubel yang digunakan dalam operasional bisnis. Biaya Investasi selain dikeluarkan di awal tahun bisnis, juga dapat dikeluarkan pada beberapa tahun setelah bisnis berjalan, misal untuk mengganti peralatan atau komponen investasi yan umumnya sudah habis namun operasional bisnisnya masih berjalan (berdasarkan komponen investasi utama), biaya investasi yang dikeluarkan tersebut disebut re investasi. Contoh biaya re investasi, usaha tanaman hias yang menetapkan umur ekonomis uahanya selama 10 tahun berdasarkan umur mesin mixer, melakukan re investasi pada peralatan seperti ember dan lainnya yang umumnya kurang dari 10 tahun. 2. Biaya Operasional Biaya operasional termasuk semua biaya produksi, pemeliharaan dan lainnya yang menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam satu periode kegiatan produksi. 18

Biaya operasional terdiri dari dua komponen utama yakni, biaya variabel dan biaya tetap. a) Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya selaras dengan perkembangan produksi atau penjualan setiap tahun (satu satuan waktu). Contoh biaya variabel : Bahan baku : bahan mentah atau bahan setengah jadi yang diperlukan untuk diproses menjadi barang jadi sebagai produk akhir dari bisnis. Sarana produksi : khusus dalam bisnis-bisnis pertanian terdiri dari benang jahit, karung plastik, sekop, masker dan lainya. Bahan pembantu : berbagai bahan atau barang yang diperlukan untuk memperlancar proses produksi. b) Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnyatidak terpengaruh oleh perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam satu tahun (satu satuan waktu). Contoh biaya tetap : Gaji dan tunjangan pegawai : untuk personalia sipervisor dan pegawai. Biaya overhead : terdiri dari baiay kantor, telepon, listrik, alat-alat tulis, servis, pajak dan biaya tetap lainnya. 2) Laba Rugi Salah satu analisis finansial yang digunakan dalam Analisis kelayakan Usaha ini adalah laba rugi. Laporan laba rugi adalah suatu laporan keuangan yang mencantumkan penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi (Gittinger, 1986). Laporan laba rugi terdiri dari beberapa komponen yaitu Total Revenue (TR), Total Fixed Cost (TFC), Total Variabel Cost (TVC), Total Cost (TC), laba kotor, pajak dan laba bersih setelah pajak. Pendapatan bersih atau laba adalah apa yang tersisa setelah dikurangkan dengan pengeluaran pengeluaran yang timbul di dalam memproduksi barang dan jasa atau dan penerimaan yang diperoleh dengan menjual barang dan jasa tersebut. Melalui 19

laporan laba rugi, perusahaan dapat memperoleh informasi keuangan mengenai usaha yang dijalankan, apakah usaha tersebut memberikan keuntungan atau sebaliknya. Laporan laba rugi dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya biaya yang telah dikeluarkan untuk usaha tersebut pada periode tertentu. a. Total Penerimaan Penerimaan total merupakan total uang yang dibayarkan kepada produsen untuk suatu produk, dan dihitung sebagai perkalian antara produk dan kuantitas produk yang diminta. Komponen penerimaan diperoleh dari penjualan pakan konsentrat dan penjualan karung bekas kemasan bahan baku pakan konsentrat. b. Biaya Biaya merupakan sejumlah nilai atau pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan usaha. Secara umum, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan suatu usaha terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak berubah dan tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi. Sedangkan biaya vairiabel adalah biaya yang jumlahnya berubah seiring dengan jumlah produksi dan besarnya proposional. c. Laba atau Rugi Bersih Laba bersih dapat diperoleh dari selisih antara total penerimaan dengan total pengeluaran yang telah dikurangi dengan pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam UU No. 36 Pasal 17 ayat 1 huruf b Tahun 2008 mengenai pajak penghasilan badan. 3) Cashflow Menurut Umar (2003) laporan perubahan kas (Cashflow) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya. Suatu cashflow terdiri dari beberapa unsur yang nilainya disusun berdasarkan nilai tahapan bisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari komponen inflow (Arus Penerimaan), outflow (Arus Pengeluaran), net benefit 20

(Manfaat Bersih) dan Incremental Net Benefit (Manfaat Bersih Tambahan). Komponen inflow meliputi Nilai Produksi Total, Penerimaan Pinjaman, Grants (Bantuan), Nilai Sewa, dan Salvage Value (Nilai Sisa). Komponen outflow terdiri dari biaya investasi, biaya operasional/produksi, Pajak dan Debt Service (bunga Pinjaman). 3.1.4. Kriteria Investasi 3.1.4.1 Net Present Value Net Present Value (NPV) suatu bisnis adalah selisih Present Value (PV) dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (Umar, 2003). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu bisnis selama umur bisnis dan tingkat discount rate tertentu. Kriteria penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV adalah sebagai berikut : a. NPV > 0, artinya usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dijalankan. b. NPV < 0, artinya usaha tersebut tidak menguntungkan atau tidak layak untuk dijalankan. Ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumbersumber yang diperlukan usaha. Untuk menghitung nilai sekarang diperlukan tingkat diskonto (discount rate) atau lebih tepatnya dalam analisis bisnis adalah opportunity cost off capital atau biaya imbangan dari modal yang akan diinvestasikan dalam bisnis merupakan dasar dalam penentuan tingkat bunga (tingkat diskonto/discount rate atau tingkat penggandaan/compounding rate). Menentukan OCC dalam analisis finansial bisa berbeda dengan yang dipakai dalam analisis ekonomi, karena opportunity cost dari modal bagi perusahaan tidak sama dengan opportunity cost modal bagi perekonomian. Apalagi jika dipertimbangkan dari sumber modalnya. Pertimbangan pemilihan OCC salah satunya adalah : 1. The marginal cost of money dari bisnis yang dianalisis. Seringkali ini merupakan tingkat bunga pinjaman jika modal bisnis merupakan modal pinjaman, baik dari seseorang individu maupun dari lembaga-lembaga keuangan atau non keuangan. Dalam hal ini tingkat bunga pinjaman dapat 21

digunakan sebagai OCC bisnis. Kalau modal bisnis merupakan modal sendiri, maka OCC yang digunakan dapat berupa tingkat bunga deposito, surat berharga (ORI). Jika sumber modal adalah kombinasi antara modal sendiri dan modal pinjaman maka digunakan rata-rata tertimbang antara keduanya. CV. Cisarua Integrated Farming dalam melakukan kegiatan usahanya menggunakan modal sendiri oleh karena itu OCC yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito. 3.1.4.2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) Menurut Umar (2003) Net Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif. Perhitungan Net B/C digunakan untuk mengetahui berapa nilai manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai Net B/C adalah : 1. Net B/C > 1, artinya usaha layak dan menguntungkan untuk dilaksanakan. 2. Net B/C < 1, artinya usaha tidak layak dan tidak menguntungkan untuk dilaksanakan. 3.1.4.3. Internal Rate of Return (IRR) Menurut Umar (2003), metode ini digunanakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal. Adapun penilaian kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai IRR adalah sebagai berikut : a. IRR < i (tingkat discount rate yang berlaku), artinya usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan. b. IRR = i, artinya usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian (berada pada titik impas). c. IRR > I, artinya usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan. 3.1.4.4. Payback Period (PP) Menurut Umar (2003), Payback Period (PP) adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial Cash Invesment) 22

dengan menggunakan aliran kas. Nilai Payback Period berbanding terbalik dengan nilai NPV, jika nilai NPV semakin besar maka menunjukkan waktu pengembalian semakin cepat. Suatu bisnis dikatakan menguntungkan dan layak jika PP lebih kecil dari umur bisnis (PP n). 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional CV. Cisarua Integrated Farming (CIF) merupakan perusahaan agribisnis yang bergerak di bidang peternakan sapi perah. Dalam kegiatan usahanya, CV. Cisarua Integrated Farming memiliki tiga unit usaha yaitu budidaya sapi perah, produksi pakan konsentrat dan Dairy Educational Tour. CV. Cisarua Integrated Farming terletak di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor dengan topografi daerah 1.000-1.200 meter di atas permukaan laut, suhu lingkungan berkisar antara 24-27 ºC dengan kelembapan udara 85 persen serta curah hujan sebesar 3.500 mm per tahun. Keadaan suhu pada daerah ini sangat kondusif untuk usaha peternakan, dan tanah yang cocok untuk rumput gajah sebagai penyediaan pakan ternak. Pakan konsentrat merupakan pakan penguat bagi sapi perah karena mengandung kadar energi dan protein tinggi serta serat kasarnya yang rendah. CV. CIF memiliki unit usaha yang menghasilkan pakan konsentrat yang berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pakan konsentrat pada unit usaha sapi perah dan sebagian dijual keluar. Sebelum berdiri unit usaha pakan konsentrat, CV. Cisarua Integrated Farming memasok pakan konsentrat dari Koperasi Pengolahan Susu (KPS) Bogor. Namun dengan tujuan efisiensi biaya transportasi dan adanya kemampuan perusahaan untuk memproduksi pakan konsentrat sendiri, CV. Cisarua Integrated Farming tidak lagi memasok pakan konsentrat dari KPS Bogor. Adanya peluang usaha yang ditangkap oleh pemilik perusahaan dari usaha produksi pakan konsentrat dan didukung oleh kemampuan dalam pengadaan sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya modal menjadi latar belakang unit usaha ini berdiri. Namun kemampuan produksi unit usaha pakan konsentrat selama ini belum optimal, hal ini dapat dilihat dari tingginya permintaan akan pakan konsentrat dari pelanggan (peternak sapi perah daerah Cisarua dan sekitarnya) sebesar 8.000-10.000 kg/hari yang belum mampu terpenuhi seluruhnya oleh CV. Cisarua Integrated Farming. 23

Analisis kelayakan usaha yang akan diteliti adalah usaha peningkatan kapasitas produksi pakan konsentrat ternak sapi perah. Penelitian ini didasarkan dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Pengembangan usaha peternakan sapi perah pada CV. Cisarua Integrated Farming dengan melakukan penambahan populasi sapi perah belum didukung oleh ketersediaan pakan konsentrat yang memadai. Bagi usaha ternak sapi perah, pakan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan optimalisasi produksi dan komposisi susu yang dihasilkan. Pemberian pakan yang jauh di bawah kebutuhan akan sangat berpengaruh tehadap penurunan produksi dan kualitas susu yang akan dihasilkan dan berlanjut pada penurunan berat badan. Pakan konsentrat merupakan pakan penguat bagi sapi perah karena mengandung kadar energi dan protein tinggi serta serat kasarnya yang rendah. Melalui peningkatan kapasitas produksi pakan konsentrat diharapkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan. Selain itu, perusahaan juga dapat meningkatkan pendapatan usaha. Rumusan kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada gambar berikut ini. 24

Permasalahan Adanya Peluang Permintaan Pasar Pakan Konsentrat Sapi Perah dari Peternak Sapi Perah di Wilayah Kecamatan Cisarua Bogor sebesar 8000-10.000 kg perhari CV. Cisarua Integrated Farming Merencanakan Peningkatan Kapasitas Produksi Pakan Konsentrat Sapi Perah. Analisis kelayakan Aspek Pasar, Aspek Teknis, Aspek Manajemen dan Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Analisi Kelayakan Aspek Finansial Analisi Kelayakan Usaha NPV, IRR, Net B/C, PP Analisi Sensitivitas Layak untuk dijalankan Tidak Layak untuk dijalankan Implementasi Gambar 1. Rumusan Kerangka Pemikiran Operasional 25