GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

R K P D TAHUN 2014 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V PENDANAAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

local accountability pemerintah pusat terhadap pembangunan di daerah.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PROFIL KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Keuangan Kabupaten Karanganyar

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

Bab-3 Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah

Pertumbuhan yang telah dicapai dari berbagai kebijakan akan memberi dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, dan mengurangi angka pengangguran

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

SOSIALISASI PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2008 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 3 - GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

2012, No NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA JUMLAH (Rp) Dst

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN ANGGARAN 2011

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan ( Lembaran Negara Republik

RANCANGAN BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR TAHUN 2014

, ,00 10, , ,00 08,06

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan

Transkripsi:

BAB - III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Kinerja Keuangan Masa Lalu Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Kebijakan Umum Anggaran Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum mengenai pengelolaan keuangan di Kabupaten Bengkulu Tengah. Adapun yang menjadi fokus dari bahasan adalah kinerja keuangan masa lalu dan proyeksi, arah kebijakan pengelolaan keuangan dan kebijakan umum anggaran. Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat kemampuannya akan mencerminkan daya dukung manajemen pemerintahan daerah terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggungjawabnya. Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat kemampuan keuangan daerah, maka perlu dicermati kondisi kinerja keuangan daerah, baik kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya. 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kondisi Pendapatan Daerah dan Proyeksi Kinerja keuangan pemerintah daerah sangat terkait dengan aspek kinerja pelaksanaan APBD dan aspek kondisi neraca daerah. Kinerja pelaksanaan APBD tidak terlepas dari struktur dan akurasi belanja (belanja langsung dan belanja tidak langsung) pendapatan daerah yang meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Sementara itu, neraca daerah akan mencerminkan perkembangan dari kondisi asset pemerintah daerah, kondisi kewajiban pemerintah daerah serta kondisi ekuitas dana yang tersedia. Untuk melihat kondisi pendapatan daerah Kabupaten Bengkulu Tengah, didasarkan pada data APBD target yang diproyeksikan selama tiga tahun terakhir. Sebagaimana terlihat di dalam Diagram 3.1, pendapatan Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. 41

Grafik. 3.1 Proyeksi APBD kabupaten Bengkulu Tengah 500,000,000,000 400,000,000,000 300,000,000,000 200,000,000,000 100,000,000,000 0 2009 2010 2011 2012 PENDAPATAN PENDAPATAN BELANJA Pendapatan Kabupaten Bengkulu Tengah pada tahun 2009 sebesar Rp 111.460.737.631 milyar; pada tahun 2010 sebesar Rp 329.184.964.259 milyar; dan pada tahun 2011 naik menjadi Rp 393.054.540.000 milyar serta Rp. 400.452.790.837 milyar pada tahun 2012. Penyumbang terbesar pendapatan dalam struktur Pendapatan APBD Kabupaten Bengkulu Tengah selama 3 tahun terakhir bersumber dari pos dana perimbangan. Tabel. 3.1 Keuangan Daerah 2009 2010 2011 2012 PENDAPATAN 111.460.737.101,00 329.184.964.259,00 395.925.566.166,00 400.452.790.837,00 2.563.184.637,00 2.563.184.637,00 3.830.464.800,00 6.567.991.000,00 PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN 97.298.212.994,00 267.587.892.000,00 334.140.967.485,00 352.884.799.837,00 14.439.978.470,00 59.033.887.622,00 57.954.133.872,00 41.000.000.000,00 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH Secara keseluruhan proporsi pendapatan daerah Kabupaten Bengkulu Tengah tertopang oleh dana perimbangan sekitar 80%. Dana perimbangan pada tahun 2009 sebesar 86%, pada tahun 2010 dana perimbangan masih menjadi penopang terbesar, sebesar 87%. Sedangkan pada tahun 2012 dana perimbangan mencapai 86 % dari pendapatan daerah. Namun kontribusi pendapatan asli daerah memang belum maksimal. Adapun prosentase dari pendapatan asli daerah terhadap pendapatan daerah sebesar 5,4 %. Beberapa sektor yang bisa menjadi penyumbang peningkatan PAD antara lain adalah pajak daerah, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain 42

pendapatan asli daerah yang sah. Peningkatan pajak daerah digali dari pajak galian C, pajak reklame, pajak bumi dan bangunan, serta jasa restoran dan hotel. Proyeksi pajak mengalami pertumbuhan sekitar 10% pada tahun 2011, sedangkan tahun 2012 sampai tahun 2015 pendapatan pajak diproyeksikan mengalami pertumbuhan sekitar 12%. Proyeksi retribusi ke depan akan mengalami kenaikan terutama pada retribusi dari pengembangan pelayanan pasar, retribusi parkir dan retribusi lainnya dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 5% pada tahun 2011 dan pada tahun 2015 akan mengalami pertumbuhan sekitar 7%. Pendapatan asli daerah ditopang oleh pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pada pendapatan hasil pengelolaan daerah yang pisahkan proyeksi pertumbuhan diperkirakan sekitar 10% pada tahun 2011, dan pada tahun 2015 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sekitar 10,25%. Proyeksi pendapatan lain-lain yang sah ke depan diperoleh dari dana bagi hasil antara pemerintah pusat dan provinsi. Dana bagi hasil ini bisa didapat dari bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan ini akan bisa didapat dengan membuat peraturan daerah. Pertumbuhan realisasi PAD menunjukkan kecenderungan tingkat kepastiannya yang masih rendah. Kondisi ini disebabkan karena belum optimalnya strategi dan kebijakan yang dijalankan, serta tingginya ketergantungan penerimaan daerah terhadap kondisi ekonomi dan kebijakan Pemerintah Pusat. Hal ini dapat dimengerti karena pendapatan daerah utamanya diperoleh dari pajak kendaraan bermotor yang bersifat closed list dan pertumbuhannya memiliki keterbatasan (terbatasi oleh ketersediaan ruang dan sarana prasarana infrastruktur), sehingga rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi. Oleh karena itu, ke depan perlu segera dicari terobosan untuk mendapatkan sumber pendapatan lain yang prospektif. 3.1.2. Kondisi Belanja Daerah Kondisi belanja daerah Kabupaten Bengkulu Tengah mengalami pertumbuhan sebagaimana pendapatan daerah. Penerapan format anggaran surplus/defisit baik secara absolut maupun relatif menunjukan adanya suatu peningkatan sisi belanja, belanja Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar Rp 114.301.376.101,00 (2009), Rp 336.404.733.599,00 (2010), Rp 432.603.209.040,00 (2011) dan Rp. 417.401.931.007,43 (2012). komponen belanja digunakan untuk belanja tidak langsung merupakan komponen yang cukup besar menyerap belanja daerah pada tahun 2009 dan tahun 2011 lebih besar jika dibandingkan dengan komponen belanja pelayanan publik. Kondisi belanja belanja daerah secara umum bisa dilihat secara rinci pada diagram sebagai berikut : 43

Tabel 3.2 Kondisi Belanja Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah 2009 2010 2011 2012 BELANJA 114.201.376.101,00 336.522.476.688,07 438.273.643.619,00 417.401.931.007,43 BELANJA TIDAK LANGSUNG 88.670.806.531,00 149.467.249.878,07 211.186.514.041,00 222.118.988.257,43 BELANJA LANGSUNG 25.530.569.570,00 187.055.226.810,00 227.087.129.578,00 195.282.942.750,00 Kondisi di atas menunjukkan bahwa kebutuhan daerah (fiscal need) di Kabupaten Bengkulu Tengah belum sebanding dengan kapasitas fiskal daerah (fiscal capacity) yang dimiliki daerah. Konsekuensinya adalah munculnya kesenjangan fiskal (fiscal gap). Untuk itu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah dalam mengurangi kesenjangan fiskal adalah melalui peningkatan kemandirian daerah, antara lain melalui kebijakan efisiensi dan efektifitas belanja yang dimanfaatkan sebaik dan seoptimal mungkin untuk peningkatan pelayanan, pemberdayaan masyarakat dan kemandirian daerah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Upaya lainnya adalah melalui perbaikan iklim usaha dan investasi di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, yang dapat meningkatkan kegiatan usaha dan aktifitas perekonomian lainnya. Pada akhirnya kegiatan demikian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Dalam rangka mempertimbangkan belanja-belanja tersebut di atas, maka diperlukan struktur anggaran dan pengelolaan keuangan daerah yang tepat. Struktur anggaran yang tepat merupakan syarat pokok (necessary condition) bagi pengelolaan keuangan yang baik di daerah. Untuk itu ada beberapa hal yang bias dilakukan. Pertama, struktur anggaran di daerah harus secara eksplisit memisahkan pendapatan dan pembiayaan. Pembiayaan yang berasal dari utang misalnya, tidak bisa diklaim sebagai pendapatan karena suatu saat nanti dana tersebut harus dikembalikan. Demikian pula, penerimaan yang berasal dari kinerja anggaran tahun-tahun sebelumnya (seperti dana cadangan dan SILPA) ataupun dana-dana yang sifatnya temporer (seperti hasil penjualan aset daerah) tak bisa dimasukkan ke dalam komponen pendapatan daerah karena berpotensi mengganggu perencanaan keuangan daerah. Kedua, struktur alokasi anggaran harus disusun sesuai prioritasnya, yakni antara alokasi belanja untuk urusan yang bersifat wajib dan pilihan, serta antara alokasi belanja yang dirasakan manfaatnya secara langsung dan tidak langsung oleh masyarakat. Pengelolaan keuangan di daerah meliputi mobilisasi pendapatan, penetapan alokasi belanja 44

daerah, dan mobilisasi pembiayaan. Untuk memenuhi syarat kecukupan (sufficient condition) bagi pengelolaan keuangan daerah yang baik maka daerah perlu memahami dan menggali potensi/keunggulan daerah serta mengidentifikasi pokok-pokok permasalahan yang ada. Prioritas-prioritas pembangunan daerah dengan beberapa pertimbangan tersebut menjadi dasar pola alokasi belanja di Kabupaten Bengkulu Tengah. 3.1.3. Kondisi Pembiayaan Daerah Struktur anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan sebagai berikut : a. Penerimaan pembiayaan, mencakup : 1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Sebelumnya: sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya dianggarkan berdasarkan estimasi dan pada perubahan APBD sesuai dengan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah 2. Pencairan dana cadangan: pencairan dari dana cadangan disesuaikan dengan rencana penggunaan dana cadangan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Pembentukan Dana Cadangan; 3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan: hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan dapat berupa penjualan hasil penjualan perusahaan milik daerah/bumd penjualan aset milik pemerintah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil divestasi penyertaan modal pemerintah daerah; 4. Penerimaan pinjaman: Penerimaan pinjaman daerah dianggarkan sesuai dengan rencana penarikan pinjaman dalam tahun anggaran sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui. Termasuk penerimaan dari penerbitan obligasi daerah yang akan direalisasikan pada tahun anggaran berkenaan. 5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman: penerimaan pokok dari pemberian pinjaman termasuk penerimaan pokok dari pemberian dana bergulir. Tabel 3.3 Kondisi Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah 2009 2010 2011 2012 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH - 8.337.511.429,07 43.417.557.262,00 19.384.535.879,43 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 100.000.000,00 1.000.000.000,00 1.069.479.809,00 2.435.395.709,00 b. Pengeluaran Pembiayaan: 1. Pembentukan dana cadangan: Pembentukan dana cadangan dianggarkan melalui sejumlah dana cadangan yang harus disisihkan dalam tahun anggaran sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Pembentukan Dana Cadangan. Sehubungan dengan hal tersebut Pemerintah 45

Daerah pada dasarnya dapat membentuk dana cadangan guna membiayai kebutuhan yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang sekurang-kurangnya mengatur persyaratan pembentukan dana cadangan, pengelolaan dan pertanggungjawabannya; 2. Penyertaan modal Pemerintah Daerah: Penyertaan modal yang dianggarkan melalui sejumlah penyertaan modal yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang penyertaan modal. Bentuk penyertaan modal ini, misalnya melalui suntikan dana terhadap badan usaha daerah yang telah dimiliki, pembentukan usaha baru, baik secara sendiri oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah, bekerjasama dengan pemerinta daerah lainnya, atau propinsi dan pemerintah pusat, maupun bekerjasama dengan sektor swasta. Termasuk di dalam penyertaan modal ini adalah investasi nirlaba Pemerintah Daerah; 3. Pembayaran pokok utang: Jumlah pembayaran pokok utang yang jatuh tempo yang dianggarkan sejumlah pokok pinjaman yang harus dibayarkan dalam tahun anggaran sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui antara Pemerintah Daerah dengan pemberi pinjaman; 4. Pemberian pinjaman: Pemberian pinjaman kepada pihak ketiga termasuk dalam bentuk dana bergulir untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat. Tabel 3.4 Kondisi Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah 2009 2010 2011 2012 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 100.000.000,00 1.000.000.000,00 1.069.479.809,00 2.435.395.709,00 3.2 Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Mengacu kepada proyeksi indikator makro ekonomi dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, maka strategi-strategi kebijakan fiskal dalam tahun 2012-2017 akan tetap diarahkan kepada hal-hal berikut : (1) Mengoptimalkan peningkatan penerimaan daerah yang berasal dari sumbersumber PAD dan Dana Perimbangan; (2) Meningkatkan efisiensi pengelolaan APBD dari sisi belanja; (3) Meningkatkan sumber penerimaan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi PAD dan Bagi Hasil Pajak yang lebih rasional dan roporsional; (4) Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor swasta, baik dalam pembiayaan maupun pelaksanaan pembangunan. Cara yang terakhir ini, misalnya, dilakukan melalui kerjasama melalui model kerjasama masyarakat, swasta dan pemerintah (public-private patnership). Cara yang tekahir ini perlu dilakukan mengingat kemampuan pemerintah daerah di dalam menggerakkan kegiatan-kegiatan ekonomi dan pembangunan 46

lainnya masih sangat terbatas. Untuk itu, pelibatan masyarakat dan kelompok bisnis menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan. 3.2.1 Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah Pengelolaan pendapatan daerah lebih diarahkan pada optimalisasi pendapatan daerah melalui upaya yang efektif dan efisien serta mendapatkan dukungan masyarakat. Arah pengelolaan pendapatan: 1. Kewenangan yang lebih luas dalam mengoptimalkan perolehan pendapatan daerah; 2. Mendayagunakan dana melalui pola deposito; 3. Perubahan manajemen keuangan dengan memberi peran lebih pada kas umum daerah; 4. Intensifikasi dan ekstensifikasi penggalian sumber-sumber pendapatan daerah, terutama melalui usaha daerah dan pendayagunaan aset daerah, termasuk pendapatan dari pihak ketiga; 5. Peningkatan kemampuan dan optimalisasi organisasi di bidang pendapatan atau organisasi penghasil. Upaya-upaya efektif dalam penggalian sumber-sumber pendapatan daerah harus terus dilakukan tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Upaya ini diperlukan agar pendapatan daerah tidak lagi harus bergantung pada satu atau dua jenis pajak daerah saja. Diversifikasi sumber pendapatan daerah menjadi mutlak dicari agar ketergantungan dan resiko dapat disebar, mengingat struktur ekonomi di Bengkulu lebih banyak didominasi oleh sektor primer. Oleh karena itu sudah saatnya dirancang berbagai tindakan yang dapat menggali sumber-sumber pendapatan daerah yang berbasis pada sektor primer dan mata rantainya. 3.2.2 Arah Pengelolaan Belanja Daerah Dalam menentukan belanja daerah terdapat tiga elemen penting yaitu masyarakat sebagai pemberi amanat, Pemerintah Daerah dan DPRD dengan peran dan fungsinya masing-masing sebagai pelayan masyarakat. Sehingga hakekat anggaran belanja daerah sebagai perwujudan dari amanat rakyat kepada Pemerintah Daerah dan DPRD dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Rencana belanja disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja (berorientasi pada hasil). Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan alokasi anggaran. Orientasi belanja daerah diprioritaskan untuk efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Peningkatan alokasi belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna anggaran harus diikuti dengan peningkatan prestasi kerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Belanja Daerah diarahkan pada peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan publik, di samping tetap menjaga eksistensi enyelenggaraan pemerintahan. 47

Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi dan efektivitas sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan program-program strategis daerah. 3.2.3 Arah Pengelolaan Pembiayaan Daerah Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah pada dasarnya merupakan bagian dari Kebijakan Umum APBD. Karena itu, kebijakan yang disepakati dalam pos pembiayaan berfungsi sebagai penunjang terhadap pencapaian sasaran dan tujuan yang diinginkan serta disepakati dalam Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Kebijakan Umum pembiayaan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan Manajemen Pembiayaan Daerah dalam rangka akurasi, efisiensi, efektifitas dan profitabilitas; 2. Apabila APBD dalam keadaan surplus, kebijakan yang diambil adalah melakukan transfer ke persediaan Kas Daerah dalam bentuk Giro/Deposito, Penyertaan Modal, atau sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan; 3. Apabila APBD dalam keadaan defisit, kebijakan yang diambil adalah memanfaatkan anggaran yang berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, rasionalisasi belanja, pinjaman daerah atau memperluas kemitraan. 3.3. Kerangka Pendanaan Pada bagian ini akan dijelaskan berkaitan dengan pengeluaran keuangan yang harus dilakukan pemerintah daerah, baik terkait dengan pembelanjaan pada katagori kewajiban maupun pengeluaraan pembiayaan. Pengeluaran keuangan pemerintah daerah sepenuhnya mengacu pada pedoman pengelolaan keuangan daerah, sebagaimana ketentuan normatifnya telah disampaikan dalam uraian sebelumnya. A. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2012-2017 Dapat diproyeksikan pendapatan Kabupaten Bengkulu Tengah selama periode 2012-2017 sebagai berikut : 48

Tabel 3.5 Proyeksi Pendapatan Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2012-2017 Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017 PENDAPATAN DAERAH 400.452.790.837 Pendapatan Asli Daerah 6.567.991.000 7.000.000.000 7.400.000.000 7.800.000.000 8.200.000.000 8.600.000.000 Pajak Daerah 2.270.000.000 2.400.000.000 2.500.000.000 2.600.000.000 2.700.000.000 2.800.000.000 Retribusi Daerah 1.135.000.000 1.200.000.000 1.300.000.000 1.400.000.000 1.500.000.000 1.600.000.000 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 0 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 3.162.991.000 3.400.000.000 3.600.000.000 3.800.000.000 4.000.000.000 4.200.000.000 Dana Perimbangan 352.884.799.837 390.000.000.000 426.500.000.000 462.500.000.000 498.500.000.000 535.000.000.000 Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 27.245.819.837 30.000.000.000 34.000.000.000 37.500.000.000 41.000.000.000 45.000.000.000 Dana Alokasi Umum 288.875.390.000 310.000.000.000 340.000.000.000 370.000.000.000 400.000.000.000 430.000.000.000 Dana Alokasi Khusus 36.763.590.000 50.000.000.000 52.500.000.000 55.000.000.000 57.500.000.000 60.000.000.000 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 41.000.000.000 48

B. Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2012-2017 Belanja Daerah terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial dan lainnya, belanja bagi hasil kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, belanja bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dan Belanja tak terduga. Sedangkan belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang/jasa dan belanja modal yang dipergunakan mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Kabupaten. Adapun kewenangan Kabupaten meliputi urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. Adapun proyeksi belanja Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2012-2017 pada tabel 3.6 dibawah : 49

Tabel 3.6 Proyeksi belanja Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2012-2017 Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Total Belanja Daerah 417.401.931.007,43 453.320.000.000 509.840.000.000 566.360.000.000 611.880.000.000 667.400.000.000 Belanja Tidak Langsung 222.118.988.257,43 251.320.000.000 274.840.000.000 318.360.000.000 351.880.000.000 395.400.000.000 Belanja Pegawai 192.682.033.040,00 220.000.000.000 250.000.000.000 280.000.000.000 310.000.000.000 340.000.000.000 Belanja Bunga 0 Belanja Hibah 10.657.623.000,00 11.000.000.000 12.500.000.000 14.000.000.000 15.500.000.000 17.000.000.000 Belanja bantuan sosial 3.440.000.000,00 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 Belanja bagi hasil 300.000.000,00 320.000.000 340.000.000 360.000.000 380.000.000 400.000.000 Belanja bantuan keuangan 11.735.846.870,00 13.000.000.000 15.000.000.000 17.000.000.000 19.000.000.000 21.000.000.000 Belanja tidak terduga 3.053.485.347,43 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 Belanja Langsung 195.282.942.750,00 202.000.000.000 235.000.000.000 248.000.000.000 260.000.000.000 272.000.000.000 Belanja Pegawai 31.917.582.700,00 45.000.000.000 50.000.000.000 55.000.000.000 60.000.000.000 65.000.000.000 Belanja Barang Dan Jasa 84.107.091.871,00 92.000.000.000 95.000.000.000 98.000.000.000 100.000.000.000 102.000.000.000 Belanja modal 79.248.268.179,00 85.000.000.000 90.000.000.000 95.000.000.000 100.000.000.000 105.000.000.000 50