BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan dan dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan: 1. Value menurut perspektif stakeholder Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda yang bernilai mutlak, yaitu: a. Satelit Farmasi Rawat Jalan Value stakeholder pasien ada 5, yaitu value kualitas, ketepatan, dan kelengkapan perbekalan farmasi, serta ketepatan informasi perbekalan farmasi yang diterima stakeholder dan keramahan apoteker dan pegawai dalam memberikan pelayanan. b. Satelit Farmasi Rawat Inap i. Value stakeholder pasien Terdapat 6 value, yaitu value kualitas, ketepatan, dan kelengkapan perbekalan farmasi, serta ketepatan dan kelengkapan informasi perbekalan farmasi yang diterima stakeholder, ditambah keramahan apoteker dan pegawai dalam memberikan pelayanan. ii. Value stakeholder perawat Terdapat 10 value, yaitu value kualitas, ketepatan, kelengkapan, label atau etiket, kecepatan memperoleh perbekalan farmasi, keahlian apoteker dalam menjawab dan menyampaikan informasi, ketepatan 146
147 informasi, kelengkapan informasi perbekalan farmasi yang diterima stakeholder, keramahan apoteker dan pegawai satelit farmasi rawat jalan dalam memberikan pelayanan, serta kemudahan mengontak apoteker atau satelit farmasi rawat inap. iii. Value stakeholder dokter Terdapat 12 value, yaitu value kualitas, ketepatan, kelengkapan, label atau etiket, kecepatan memperoleh perbekalan farmasi, keahlian apoteker dalam menjawab dan menyampaikan informasi, keahlian apoteker dalam membantu dokter mengatasi masalah pasien terkait obat, kecepatan pegawai dalam menanggapi kebutuhan dokter, ketepatan informasi perbekalan farmasi yang diterima stakeholder, keramahan apoteker dan pegawai satelit farmasi rawat jalan dalam memberikan pelayanan, penampilan apoteker dan pegawai saat memberikan pelayanan, serta kemudahan mengontak apoteker atau satelit farmasi rawat inap. 2. Perbandingan aktivitas non-value added terhadap value added di satelit farmasi rawat jalan adalah 55% : 45%, sementara di satelit farmasi rawat inap adalah 69% : 31%. 3. Waste kritis yang terjadi di dalam satelit farmasi rawat jalan adalah waste motion sebesar 19,26% dan waste kritis yang terjadi di satelit farmasi rawat inap adalah waste waiting sebesar 15,23%. 4. Akar penyebab kritis dari waste yang terjadi di dalam existing proses pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda adalah:
148 a. Satelit Farmasi Rawat Jalan Terdapat 4 akar penyebab kritis, yaitu komputer dan printer dengan fasilitas membuat copy resep hanya ada satu, tidak ada penunjuk alur pengambilan obat yang harus dilalui pasien, hanya ada informasi secara audio untuk memanggil pasien, dan area antar counter belum memiliki nomor counter. b. Satelit Farmasi Rawat Inap Terdapat 3 akar penyebab kritis, yaitu belum terdapat pembagian shift bagi perawat untuk memasukkan kartu obat atau resep atau memo per ruangan, tidak ada SDM apoteker yang standby, dan keterbatasan teknologi pneumatic tube. 5. Usulan perbaikan dengan pendekatan lean hospital untuk akar penyebab kritis dari waste proses pelayanan Instalasi Farmasi RS Bethesda Yogyakarta adalah: a. Satelit Farmasi Rawat Jalan Manajemen instalasi farmasi sebaiknya menambah satu unit komputer dan printer untuk memfasilitasi pembuatan copy resep, membuat penunjuk alur pengambilan obat, menerapkan automated queueing system, dan menambah visual management di area antar counter penyerahan perbekalan farmasi. b. Satelit Farmasi Rawat Inap Manajemen instalasi farmasi harus menempatkan apoteker atau TTK yang telah dilatih untuk melaksanakan sistem ODD di semua ruangan dan membagi shift untuk memasukkan kartu obat atau resep ke satelit farmasi rawat inap, menambah satu tenaga apoteker untuk standby melayani di
149 satelit farmasi rawat inap, serta mengembangkan robotic delivery system untuk melengkapi teknologi pneumatic tube yang sudah ada. 5.2 Saran 1. Bagi peneliti selanjutnya a. Perlu dilakukan perhitungan waktu untuk membandingkan aktivitas value added dan non-value added berdasarkan value stream mapping (VSM) sehingga perbandingan aktivitas-aktivitas value added dan nonvalue added tidak hanya berdasarkan perbandingan jumlah aktivitas yang dilakukan melainkan juga jumlah total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu tahapan aliran proses pelayanan. b. Perlu dilakukan evaluasi mengenai usulan perbaikan yang telah direkomendasikan, misalnya dengan analisa PUGH yang merupakan analisa controlled convergence untuk memilih desain perbaikan terbaik dengan membandingkan setiap entitas solusi alternatif yang diberikan. 2. Bagi instalasi farmasi rumah sakit Instalasi farmasi rumah sakit harus selalu meningkatkan kualitas pelayanan jasa dan produk sesuai dengan value yang diharapkan stakeholder untuk mempertahankan pelanggan yang loyal dengan tetap mementingkan patient safety. Instalasi farmasi rumah sakit RS Bethesda Yogyakarta harus menerapkan konsep lean hospital untuk mengefisiensikan sumber daya yang ada sehingga waste di dalam existing proses pelayanan tidak terjadi.
150 Implementasi desain perbaikan sebaiknya selalu diukur dengan lean tools seperti VSM dan VAA, sehingga manajemen instalasi farmasi RS Bethesda Yogyakarta dapat memproyeksikan waktu yang dibutuhkan ke depan untuk memperoleh rasio waste to added value yang di bawah 30% dan alur proses pelayanan dapat dinilai lean. 5.3 Keterbatasan Penelitian Peneliti mengalami keterbatasan-keterbatasan dalam proses penyusunan dan penyelesaian penelitian ini yang sering ditemui pada saat peneliti turun ke lapangan dalam proses observasi secara langsung, penyebaran kuesioner, dan wawancara mendalam. Hal-hal yang menjadi keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Beberapa data yang dibutuhkan untuk proses penelitian tidak tersedia, sehingga peneliti membuat pencatatan sendiri berdasar observasi langsung yang dilakukan dalam kurang lebih lima bulan. 2. Jumlah sampel dalam penelitian ini sudah dengan jumlah minimal sampel yang dibutuhkan, namun kemungkinan penelitian ini akan menghasilkan data yang lebih baik apabila dilakukan pada populasi dan jumlah sampel yang lebih besar. 3. Pada saat wawancara mendalam dilakukan, beberapa informan atau partisipan terpilih sedang dalam keadaan bekerja dikarenakan sulitnya mencari waktu longgar dan padatnya beban kerja, sehingga wawancara mendalam yang dilakukan berlangsung dalam kondisi yang kurang kondusif dan perlu dilakukan lebih dari satu kali.
151 4. Proses pengambilan data, baik data dari kuesioner, observasi langsung maupun wawancara mendalam dilakukan sendiri oleh peneliti, sehingga membutuhkan waktu yang lama saat turun ke lapangan. 5. Sistem kerja di instalasi farmasi dengan workload (beban kerja) yang tinggi dan fleksibel mempersulit observasi peneliti. 6. Beberapa informasi yang diperoleh dalam observasi langsung tidak terdokumentasi dalam bentuk transkrip, foto atau data. Hal ini dikarenakan informasi tersebut berupa hasil dari wawancara tidak terstruktur yang dilakukan selama observasi atau berupa pandangan emosional yang dirasakan sendiri oleh peneliti saat mencoba ikut serta dalam medan penelitian, yaitu kegiatan pelayanan di instalasi farmasi RS Bethesda Yogyakarta. 7. Shift kerja satelit farmasi rawat inap terbagi menjadi tiga yang secara keseluruhan mencakup 24 jam sehingga peneliti tidak bisa melakukan penelitian yang dimulai dari awal shift hingga shift kerja berakhir dikarenakan keterbatasan stamina peneliti. 8. Informan atau partisipan terpilih sering mengeluhkan pekerjaan atau sistem di area pekerjaannya dalam pelaksanaan wawancara, sehingga data yang peneliti peroleh dirasa kurang valid dan kurang mewakili keadaan yang sebenarnya. Peneliti harus berulangkali melakukan observasi dan triangulasi data untuk memperoleh data yang akurat. 9. Budaya blame free di dalam instalasi farmasi RS Bethesda Yogyakarta belum terwujud dengan baik, sehingga pegawai yang terpilih sebagai informan atau partisipan sering menyalahkan pegawai bagian lain atau peralatan
152 pendukungnya. Peneliti harus melihat sendiri peralatan, alur, dan urutan kerja sehingga mendukung hasil penelitian. 10. Beberapa informan atau partisipan terpilih yang dibutuhkan keterangannya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan jabatan atau area pekerjaannya.