D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Revisi SNI Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

DINDING DINDING BATU BUATAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB I PEDAHULUAN. dan bahkan karena bobotnya yang ringan, bisa digunakan melebihi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

Revisi SNI Daftar isi

BAB V PONDASI TELAPAK

TATA CARA PENGADUKAN PENGECORAN BETON BAB I DESKRIPSI

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN, MUTU DAN BIAYA KONSTRUKSI GEDUNG MENGGUNAKAN, BATA PRESS DAN BATA KONVENSIONAL DI ATMI SURAKARTA

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PEMBUATAN BATA RINGAN MENGGUNAKAN LIMBAH PENGGERGAJIAN BATU ANDESIT ABSTRAK

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN TEGANGAN-REGANGAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM TERTAHAN SARINGAN NO.

BAB III LANDASAN TEORI

Bata beton untuk pasangan dinding

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

Revisi SNI Daftar isi

Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PT. PANCURANMAS INDO SEJATI

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpenting. Pemilihan material yang baik sesuai waktu dan biaya serta tenaga

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI

Contoh Perhitungan Volume Pekerjaan Sloof dari Beton Bertulang ukuran 30*40

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Revisi SNI T C. Daftar isi

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam struktur beton biasa agregat menempati kurang lebih 70 sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI PERTEMUAN KE-6 BETON SEGAR

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Shotcrete Metode shotcrete adalah aplikasi mesin penyemprot beton yang ditemukan pada tahun 1910 oleh Carl Ethan Akeley (1864-1926). Kemudian berkembang dengan berbagai metode dan aplikasi baru seperti saat ini. Shotcrete memiliki banyak spesifikasi dan metode penggunaan, sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, lokasi pekerjaan, waktu dan durasi pekerjaan, dan faktor lainya. (Jeffry Franky Tumatar, 2009) Shotcrete secara umum adalah campuran antara semen, agregat, air,fibre plastic atau baja, dan additive ataupun admixture yang disemprotkan dengan mengunakan udara bertekanan tinggi. Kata shot/tembak disini berarti disemprotkan dengan udara bertekanan tinggi sekitar 6000 Psi. Tekanan tinggi diperlukan untuk dapat menyemprotkan beton dengan berbagai macam campurannya yang sangat liat menggumpal dan keras. Campuran shotcrete dirancang untuk segera bereaksi sesaat setelah semua bahan dicampur dalam mesin pengaduk. Hasil dari metode shotcrete ini sangat tergantung pada nozzleman (orang yang melakukan penyemprotan beton) karena nozzleman harus benar-benar bisa memberikan kadar air yang pas ketika penyemprotan. Oleh karena itu, tidak sembarangan orang bisa melakukan shotcrete. Metode shotcrete ini pula biasa dilakukan pada pembangunan gedung ataupun rumah tinggal, khususnya pada dinding. Yaitu digunakan pada pekerjaan plesteran dengan cara menyemprotkan beton pada dinding panel ataupun pasangan batu bata. Studi metode shotcrete ini telah dilakukan oleh Irwan Azhar pada tugas akhirnya yang berjudul Studi Analisa Perbandingan Plesteran Dinding Bata menggunakan Konvensional dan Metode Shotcrete terhadap waktu dan biaya tahun 2011. Studi tersebut menerangkan perbandingan metode konvensional dengan metode shotcrete pada pekerjaan plesteran dengan dinding pasangan batu bata. Hasil yang diperoleh dari studi tersebut yaitu sebagai berikut : 1. Waktu pelaksanaan diketahui bahwa pekerjaan dengan menggunakan metode shotcrete lebih cepat selama 2 minggu 5 hari, atau (19 hari) dari pelaksanaan dengan menggunakan metode konvensional. 2. Dari analisa perhitungan dapat diketahui bahwa pekerjaan dengan menggunakan metode shotcrete membutuhkan biaya lebih mahal dari Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode..4

pelaksanaan dengan menggunakan metode konvensional. Dengan selisih biaya pekerjaan sebesar Rp 8,277,512,32. 3. Kualitas dari pelaksanaan dengan metodea shotcrete lebih baik dari kualitas konvensional. 4. Aspek aspek yang menyebabkan perbedaan antara lain : metode pelaksanaan pekerjaan yang berbeda, alat yang digunakan, teknologi yang berbeda dan pekerja atau tenaga ahli. (dikutip dari abstrak tugas akhir Irwan Azhar Studi analisa perbandingan.. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta) 2.1.1 Jenis-jenis Metode Shotcrete Menurut SNI 03-6811-2002 tingkatan campuran tambahan untuk shotcrete dibuat berdasarkan salah satu dari 2 metode berikut ini: a. Metode Dry-Mix Pada sistem dry-mix atau sering disebut juga gunite. Campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering dan akan tercampur dengan air di ujung selang, sehingga mutu dari beton yang ditembakkan sangat tergantung pada keahlian tenaga yang memegang selang yang mengatur jumlah air. Pada sistem ini sangat mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, karena tidak pernah terjadi blocking. b. Metode Wet-Mix Pada sistem wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran basah, sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi sistem ini memerlukan perawatan mesin yang tinggi, apalagi bila sampai terjadi blocking. Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound). 2.1.2 Bahan-Bahan Admixture Shotcrete a. Modifikasi Polimer Jenis-jenis campuran polimer untuk shotcrete baik metode basah atau kering yang digunakan antara lain akrilik dan butadiene lateks. Pencampuran lateks berfungsi Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode..5

meningkatkan kekuatan tarik dan lentur serta menurunkan permeabilitas. Modifikasi polimer biasanya akan mengurangi penyusutan dan mempercepat pengeringan. b. Pozzolanic Admixture Pengembangan yang paling signifikan dalam pencampuran admixture shotcrete adalah silica fume admixture. Bahan ini merupakan partikel yang sangat halus sekitar seratus sekali lebih kecil dari semen. Silika ini akan bereaksi dengan pozzolanic yang dihasilkan oleh hidrasi semen. Hal ini akan menyebabkan kuat tekan meningkat, cukup menurunkan permeabilitas dan ketahanannya meningkat. Campuran admixture ini juga berfungsi mengurangi rebound. 2.1.3 Keuntungan dan Kelemahan Metode Shotcrete Keuntungan dari metoda shotrete adalah : Rongga rongga pada permukaan akan terisi bahkan pada permukaan yang tidak beraturan. Pengikatan yang baik antara bahan yang dipakai dan permukaan yang dikerjakan. Variasi ketebalan beton dapat diatur dengan mudah. Hanya membutuhkan 2-5 orang operator Memiliki kekuatan yang lebih tinggi di banding metode konvensional Kelemahan dari metode shotcrete antara lain : Memerlukan peralatan yang relatif mahal Memerlukan tenaga ahli yang terlatih dan berpengalaman 2.2 Pasangan dinding Batu Bata Pasangan dinding bata/ ikatan bata adalah suatu susunan bata yang dibuat zig-zag agar tidak terjadi siar tegak yang berada dalam suatu garis lurus dengan bahan perekatnya (adukan). Yang dimaksud siar disini adalah adukan yang sudah terpasang pada pasangan bata, biasanya mempunyai ukuran ketebalan 1 cm-1,5 cm. Pada pasangan bata ini, siarnya dibuat zig-zag agar konstruksi bangunannya menjadi lebih kuat, karena dengan susunan zig-zag itu sendiri setiap komponen (batu-bata & adukan) akan lebih mengikat dengan sempurna dibanding dengan yang Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode..6

dibuat lurus. Akan tetapi lain halnya dengan pemasangan super bata, karena pada super bata terdapat lubang-lubang yang berukuran agak besar dan cukup banyak yang nantinya lubanglubang tersebut akan dimasuki oleh adukan, maka pada pemasangannya diperbolehkan terdapat siar tegak yang berada dalam satu garis lurus. Fungsi dari pasangan bata itu sendiri adalah untuk membentuk dinding yang digunakan untuk memisahkan antara ruangan satu dengan ruangan yang lainnya. Oleh karena itu, pasangan bata ini haruslah dibuat sekokoh dan sekuat mungkin. Untuk mendapatkan hubungan/ ikatan bata yang kuat maka harus memenuhi persyaratan berikut : Hubungan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah untuk dikerjakan. Hindari pemotongan bata yang kurang dari setengah bata untuk mengefisiensikan waktu dan tenaga. Siar tegak tidak boleh ada yang sejajar pada tiap lapis. Tebal siar yang digunakan antara 1-1,5 cm untuk setiap ikatan bata. Pada sudut- sudut pertemuan silang dari dua tembok harus mempunyai ikatan yang rapi dan kuat, lapis bata disusun sedemikian rupa sehingga di dalamnya seperti di anyam. Tembok dengan tebal satu bata atau lebih, lapisannya disusun dari bata utuh yang diletakkan memanjang atau melintang. 2.3 Dinding B Panel B-Panel adalah sistem bangunan panel beton bertulang berinsulasi lapisan b-foam Expanded Polystyrene (EPS). Sistem ini memiliki karakteristik insulasi termal dan akustik istimewa, dan ketahanan gempa yang unggul disamping kelebihan lainnya. (dikutip dari www.bpanel.com) Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode..7

Gambar 2.1 Bahan Penyusun B-Panel B-panel mempunyai kekuatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan beratnya (Excellent strength to weight ratio), karena lapisan betonnya terdiri dari ratusan micro columns yang bersambung secara kesatuan (monocoque), sedangkan lapisan insulai EPS mempunyai berat jenis < 1/100 nya beton. Berikut adalah keunggulan dari B-panel : 1. Insulasi termal dan kelembaban yang sangat baik (sampai dengan 93% lebih baik) 2. Acoustic barrier / penghalang suara (minimum STC 42) 3. Ringan (±100-130 kg/m 2 ; untuk ketebalan dinding apapun) 4. Sistem bangunan monolit (satu kesatuan), sangat tahan terhadap pembobolan dan gempa 5. Aman ketika kebakaran; lulus uji api SNI di PUSLITBANGKIM, Cileunyi (120menit@1000 o C) 6. Penghematan biaya bangunan : - Modular cutting list, mengurangi waste di proyek - Pengurangan biaya listrik A/C hingga 40% 7. Pemasangan cepat dengan sistem modular cutting list 8. Ramah lingkungan : - Pengurangan emisi CO 2 dari konsumsi listrik A/C - Proses produksi yang bertanggung jawab Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode..8

2.4 Rencana Anggaran Biaya Rencana anggaran biaya yaitu perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek (H. Bachtiar Ibrahim, 1994). Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda beda di masing masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. Dalam menyusun anggaran biaya dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut : 1. Anggaran Biaya Kasar (taksiran) Sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi (m 2 ) luas lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti. 2. Anggaran Biaya Teliti Anggaran Biaya Teliti ialah anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat syarat penyusunan anggaran biaya. Pada penyusunan anggaran biaya teliti harus didasarkan pada : 1. Spesifikasi bahan dan syarat syarat teknis 2. Gambar kerja untuk menghitung besarnya masing masing volume pekerjaan 3. Harga satuan pekerjaan 2.5 Harga Satuan Pekerjaan Harga satuan pekerjaan yaitu jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis (H. Bachtiar Ibrahim, 1994). Harga bahan didapat di pasaran, dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan. Sedangkan upah tenaga kerja dedapatkan dilokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah. Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja disetiap daerah berbeda-beda. Jadi dalam menghitung dan menyusun Anggaran Biaya suatu bangunan atau proyek, harus berpedoman pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di pasaran dan lokasi pekerjaan. Ada 3 istilah Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode..9

yang harus dibedakan dalam menyusun Anggaran Biaya Bangunan yaitu : Harga Satuan Bahan, Harga Satuan Upah, Harga Satuan Pekerjaan. 2.5.1 Pasangan dinding bata merah Di bawah ini dijelaskan kedudukan masing-masing istilah sesuai dengan contoh cara menghitung Harga Satuan Pekerjaan untuk 1 m 2 pasangan dinding bata merah dan plesteran dengan campuran 1 Semen : 5 Pasir. Daftar Harga Satuan Bahan 1. Bata merah Rp. 612 / buah 2. Semen Rp. 55,000 / zak 3. Pasir Rp. 225,000 / m 3 Daftar Harga Satuan Upah 1. Tukang Batu Rp. 83,145 / hari 2. Kepala Tukang Batu Rp. 95,726 / hari 3. Pekerja Rp. 70,587 / hari 4. Mandor Rp 108,296 / hari Dari komposisi campuran di atas, kita dapat analisa harga satuan pekerjaan untuk 1 m 2 pasangan dinding bata merah dengan campuran 1 Semen : 5 Pasir Tabel 2.1 Analisa Harga Satuan Bahan untuk 1 m 2 pasangan dinding bata merah (sumber ; Analisa Harga Satuan Perumahan Dylan Residence 2012 ) Bahan Koef Harga satuan Jumlah harga Bata merah 140 612 85,680 semen 0.444 55,000 24,420 Pasir 0.102 225,000 22,950 Total Jumlah Harga 133,050 Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode..10

Tabel 2.2 Analisa Harga Satuan Upah untuk 1 m 2 pasangan dinding bata merah (sumber ; Analisa Harga Satuan Perumahan Dylan Residence 2012 ) Upah Koef Harga satuan Jumlah harga Tukang Batu 0.2 83,145 16,629 Kepala Tukang Batu 0.02 95,726 1,914 Pekerja 0.6 70,587 42,352 Mandor 0.03 108,296 3,248 Total Jumlah Harga 64,144 Harga Satuan Pekerjaan = Bahan + Upah = 133,050 + 64,144 = Rp. 197,194 Sedangkan analisa harga satuan untuk 1m 2 plesteran dengan campuran 1 semen : 5 pasir adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Analisa Harga Satuan Bahan untuk 1 m 2 plesteran dinding t=1,5cm (sumber ; Analisa Harga Satuan Perumahan Dylan Residence 2012 ) Bahan Koef Harga satuan Jumlah harga Semen 0.104 55,000 5,702 Pasir 0.026 255,000 5,850 Total Jumlah Harga 11,552 Tabel 2.4 Analisa Harga Satuan Upah untuk 1 m 2 plesteran dinding t=1,5cm (sumber ; Analisa Harga Satuan Perumahan Dylan Residence 2012 ) Upah Koef Harga satuan Jumlah harga Tukang Batu 0.15 83,145 12,471 Kepala Tukang Batu 0.015 95,726 1,435 Pekerja 0.3 70,587 21,176 Mandor 0.03 108,296 1,624 Total Jumlah Harga 36,708 Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode..11

Harga Satuan Pekerjaan = Bahan + Upah = 11,552 + 36,708 = Rp. 48,260 Maka untuk pekerjaan dinding pada tipe rumah 45 dengan volume 99.89 m 2 dapat dihitung sebagai berikut : Tabel 2.5 Rencana Anggaran Biaya pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran dinding rumah tipe 45 (sumber ; Rencana Anggaran Biaya Perumahan Dylan Residence 2012 ) Jenis Pekerjaan Pasangan Batu Bata Plesteran t=1,5cm Volume Satuan Harga Satuan Jumlah harga 99.89 m 2 197,194 19,697,708 199.77 m 2 48,260 9,640,900 Total Jumlah Harga 29,338,608 2.5.2 Dinding B-panel Di bawah ini dijelaskan kedudukan masing-masing istilah untuk 1 m 2 dinding b- panel dan plesteran dengan campuran 1 Semen : 5 Pasir. Daftar Harga Satuan Bahan 1 B-Panel Rp. 171,600 / m 2 2 Semen Rp. 55,000 / zak 3 Pasir Rp. 255,000 / m 3 Daftar Harga Satuan Upah 1. Tukang Batu Rp. 83,145 / hari 2. Kepala Tukang Batu Rp. 95,726 / hari 3. Pekerja Rp. 70,587 / hari 4. Mandor Rp 108,296 / hari Daftar Harga Satuan Alat 1 Sewa Turbosol (alat shotcrete) Rp 25,000,000/bulan Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode..12

Dibawah ini adalah Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk pekerjaan dinding B-Panel pada tipe rumah 45 dengan volume 99.89 m 2. Harga satuan didapat setelah hasil wawancara dengan pihak B-Panel, maka didapat total harga sebagai berikut : Tabel 2.6 Rencana Anggaran Biaya pekerjaan dinding B-Panel rumah tipe 45 (sumber ; Handry Febriansen Manager Project Division B-Panel ) Jenis Pekerjaan Pemasangan B-Panel Plesteran t=3cm Volume Satuan Harga Satuan Jumlah harga 99.89 m 2 215,494 21,525,695 199.77 m 2 60,225 12,031,148 Total Jumlah Harga 33,556,843 Fajar Permana, Wildan Rivky M, Analisa dan Perbandingan Metode..13