FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

dokumen-dokumen yang mirip
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

HUBUNGAN KEGAWATDARURATAN PASIEN DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RESPONSE TIME NURSE IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Oleh : Rahayu Setyowati

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

Disusun Oleh: Wiwiningsih

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

Oleh. Lila Fauzi, Anita Istiningtyas 1, Ika Subekti Wulandari 2. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif menggunakan metode observasional korelatif dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker menurut American Cancer Society (2012) merupakan suatu kelompok

Fajarina Lathu INTISARI

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Dosen Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Korespondensi : 2)

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

PENGARUH SIKAP PERAWAT DALAM KETERLAMBATAN BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP PENGISIAN REKAPITULASI LAPORAN PELAYANAN RL 3.1 RAWAT INAP DI RSU HERNA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Unit Gawat Darurat menurut Australlian College For Emergency Medicine

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Laboratorium 7 orang petugas, dan Instalasi Gizi 11 orang petugas. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan.

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

Fitriani Nur Damayanti 1), Lia Mulyanti 2), Novita Nining Anggraini 3)

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas asma merupakan masalah tersendiri. Penyebab meningkatnya angka tersebut adalah keterlambatan diagnosis dan penanganan yang tidak adekuat di IGD. Waktu tanggap merupakan jarak waktu antara waktu kedatangan pasien dan waktu pertama kali dilakukan penilaian dan pemeriksaan medis. Beberapa faktor yang berhubungan dengan adalah pendidikan, jenis kelamin, usia, lama kerja, pengetahuan, sarana prasarana, imbalan, kegawatdaruratan dan motivasi. Tujuan Penelitian : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada Metode Penelitian : Metode dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul sebanyak 20 orang. Instrumen penelitian berupa lembar observasi dan kuesioner. Analisis dengan analisa fisher s exact test untuk mengetahui hubungan dan analisis regresi logistic untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat IGD RSUD Panembahan Senopati mempunyai waktu tanggap cepat (<5 menit) sebanyak 12 orang (60%). Hasil uji fisher s exact test menunjukkan nilai p-value dari masing-masing faktor < taraf signifikan=0,05 dan berdasarkan hasil regresi logistic didapatkan bahwa lama kerja mempunyai nilai signifikan yang paling rendah =0.276. Kesimpulan : Pendidikan, usia, jenis kelamin, lama kerja, pengetahuan dan motivasi merupakan faktor yang berhubungan dengan pada penanganan asma di IGD RSUD PENDAHULUAN Studi di Asia Pasifik baru-baru ini menunjukkan bahwa tingkat tidak masuk kerja akibat asma jauh lebih tinggi dibandingkan di Amerika Serikat dan Eropa. Hampir separuh dari seluruh pasien asma dirawat di Rumah sakit dan melakukan kunjungan ke bagian gawat darurat setiap tahunnya3. Prevalensi terendah di Indonesia, didapatkan di kota Bandung yaitu 2,6%, tertinggi di kota Jakarta 16,4% dan Yogyakarta 10,55%. Kecenderungan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas asma merupakan permasalahan tersendiri, penyebab meningkatnya angka tersebut adalah keterlambatan diagnosis dan penanganan yang tidak adekuat di gawat darurat. Diagnosa yang tepat dalam mendeteksi penyakit asma sangatlah penting. Tahun 2008, terdapat 18 orang penderita asma dengan serangan akut meninggal dunia akibat keterlambatan penangananasma di IGD5. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan waktu tanggap perawat dalam melakukan tugasnya, faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal individu. Faktor internal meliputi pengetahuan, pendidikan, lama bekerja, umur, dan jenis kelamin. Faktor eksternal adalah imbalan dan sarana5. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan bulan januari 2012 di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data jumlah perawat sebanyak 20 orang dengan klasifikasi pendidikan yang berbeda-beda, dengan masa kerja lebih dari 1 tahun dan jumlah perawat laki-laki sebanyak 12 dan perempuan sebanyak 8 orang. Dalam setiap shift jaga terdiri dari 4 orang perawat dengan rata-rata kunjungan pasien ke IGD perhari

sebanyak 69 orang dan rata-rata kunjungan pasien asma perhari kurang lebih 3 orang. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 5 orang pasien asma pada tanggal 11 sampai 14 januari didapatkan, penderita asma mengaku bahwa saat terjadi serangan asma, penderita sulit bernapas, dada terasa tertekan, terdengar suara ngik-ngik ketika bernapas, dan sulit untuk berbicara, sehingga yang paling harapkan pasien ketika tiba di IGD adalah pertolongan yang cepat agar terbebas dari keadaan tersebut. B. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya karakterisitik perawat di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. b. Diketahuinya pengetahuan perawat tentang lama waktu tanggap pada penanganan asma di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. c. Diketahuinya waktu tanggap perawat pada d. Diketahuinya hubungan karakteristik dengan pada e. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan pada f. Diketahuinya hubungan motivasi dengan lama waktu tanggap perawat pada Senopati Bantul g. Diketahuinya faktor apakah yang paling dominan berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, non eksperimental, menggunakan metode deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan suatu keadaan secara objektif kemudian dianalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma, selanjutnya dilakukan analisis dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tanggap perawat pada penanganan asma9. 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Polpulasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja ke IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul yang berjumlah 20 orang. b. Sampel Sampel adalah bagian objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi10. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di IGD RSUD Panembahan Senopati. Teknik sampling yang digunakan yaitu Total sampling 4. Analisa Data a. Analisa univariat Analisa univariat digunakan untuk menggambarkan karateristik perawat berdasarkan umur, lama bekerja, jenis kelamin, dan pendidikan, serta frekuensi

variabel penelitian seperti pengetahuan, motivasi dan lama waktu tanggap. lama waktu tanggap. b. Analisa bivariat Analisa untuk melihat besarnya hubungan variabel dependen dan independen. Masing-masing dilakukan uji korelasi chi square, namun bila syarat tidak terpenuhi seperti jumlah sel mempunyai nilai expected kurang dari 5 lebih dari 20% maka menggunakan uji fisher s exact test dengan derajat kemaknaan p < 0.05 dengan tingkat kepercayaan 95%. c. Analisa Multivariat Analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis multivariat yaitu hubungan antara banyak variabel bebas dengan satu variabel terikat. Pada studi analisis ini yang digunakan adalah regresi logistic dimana uji variabel terikatnya berupa variabel kategorik dikotom. Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan dalam penanganan asma. Kandidat multivariat adalah variabel independen yang memiliki p-value < 0.25. 2. Pembahasan a. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di IGD RSUD Karakteristik responden yang diteliti adalah pendidikan, umur, jenis kelamin dan lama kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama bulan Mei sampai Juni 2012 didapatkan bahwa sebagian besar perawat yang bertugas di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul mempunyai yang pendidikan D3 yaitu sebanyak 14 orang (70%) dengan umur antara 41-60 tahun (dewasa madya) yaitu sebanyak 13 orang (65%) dan sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 12 orang (60%), dengan masa kerja yang <5 tahun sebanyak 6 orang (30%) dan >5 tahun sebanyak 14 orang (70%). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata perawat yang bekerja di IGD RSUD Panembahan Senopati mayoritas berjenis kelamin laki-laki, dengan usia 41-60 tahun dengan masa kerja >5 tahun, yang mana pengalaman kerja yang dimiliki sudah banyak dan hal tersebut sangat membantu dalam penanganan pasien asma. Hasil ini didukung oleh teori10, pengalaman seorang individu tentang berbagai hal dapat diperoleh dari lingkungan kehidupan didalam proses

perkembangan misalnya mengikuti kegiatan yang mendidik, hal ini dapat memperluas jangkauan pengalaman karena dari berbagai kegiatan tersebut informasi tentang suatu hal dapat diperoleh. b. Pengetahuan perawat tentang waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Menurut7, pengetahuan merupakan dasar untuk mengerjakan sesuatu atau bertindak serta terkait dengan pengalaman dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui pengetahuan yang dimiliki oleh perawat IGD RSUD Panembahan Senopati dalam kategori yang baik yaitu sebanyak 13 orang (65%), sedangkan yang dalam kategori cukup sebanyak 7 orang (35%). Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan perawat tentang waktu tanggap, asma dan penanganan asma adalah baik, selain itu didukung dengan perawat yang mayoritas memiliki pengalaman kerja yang >5 tahun, sehingga pengetahuan yang mereka miliki juga meningkat seiring dengan lama kerja. c. Lama waktu tanggap perawat pada Panembahan Senopati Bantul Lama waktu tanggap perawat adalah selisih antara waktu tiba pasien di IGD dengan waktu pertama kali kontak antara perawat dan pasien asma. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas lama waktu tanggap perawat di IGD RSUD Panembahan Senopati dalam kategori cepat yaitu sebanyak 12 orang (60%) mempunyai waktu tanggap <5 menit, ini menunjukkan bahwa perawat mempunyai waktu tanggap yang cepat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang cepat pada pasien dengan asma. Berkaitan dengan penyakit asma, maka sangat penting sekali dalam melakukan penanganan dengan cepat. Karena kalau tidak ditangani dengan cepat akan mengancam jiwa pasien saat serangan asma kambuh. Penderita yang berisiko tinggi mengalami kematian adalah penderita yang datang dengan serangan berat, penyakit asmanya jarang dikontrol, respon sebagian atau tidak respon terhadap pengobatan, dan keterlambatan penilaian berat serangan baik oleh tenaga kesehatan atau penderita. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh12 yang mendapatkan rata-rata waktu tanggap perawat pada pasien dengan cidera kepala yaitu <5 menit. Berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh 9, yang mendapatkan waktu tanggap sebesar 7.45 menit, hal ini disebabkan karena kurangnya tenaga medis dalam penanganan, sehingga menyebabkan waktu tanggap lebih lama. d. Hubungan karakteristik dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagian besar perawat yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul berlatar belakang pendidikan D3 yaitu sebanyak 14 orang (70%). Berdasarkan hasil analisis fisher s exact diperoleh sebanyak 11 orang perawat dengan pendidikan D3 mempunyai waktu tanggap yang cepat dibandingkan dengan perawat yang mempunyai pendidikan D4/S1 dengan ρ-value 0.018. Hasil ini menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai hubungan dengan pada Panembahan Senopati Bantul, sehingga hipotesis penelitian diterima. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai odd rasio sebesar 0.055, sehingga dapat diartikan bahwa perawat dengan pendidikan D3 mempunyai peluang untuk mengurangi lama waktu tanggap yang lambat. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan16 yang menyatakan pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata perawat yang bekerja di IGD RSUD Panembahan Senopati berumur antara 41 60 tahun (Dewasa madya). Berdasarkan hasil analisis fisher s exact di peroleh sebanyak 11 orang dewasa madya (84.6%) mempunyai waktu tanggap yang lebih cepat di bandingkan dengan dewasa muda yaitu 1 orang (14.3%), dengan p-value sebesar 0.004. Hasil ini berarti ada hubungan antara umur dengan lama waktu tanggap perawat pada Panembahan Senopati Bantul, sehingga hipotesis diterima. Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR =

33.000, artinya perawat dengan umur dewasa madya mempunyai lama waktu tanggap yang cepat 33.000 kali dibandingkan dengan perawat dewasa muda. Hasil ini sesuai dengan teori7 yang menyatakan bahwa semakin bertambah umur seseorang akan semakin bertambah kedewasaannya dan semakin menyerap informasi yang akan mempengaruhi kinerjanya. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Berdasarkan tabel distribusi di dapatkan bahwa yang mendominasi IGD RSUD Panembahan Senopati adalah Laki-laki, yaitu sebanyak 12 orang (60%). Berdasarkan hasil analisis di peroleh bahwa perawat dengan jenis kelamin lakilaki mempunyai waktu tanggap lebih cepat dari pada perawat yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 11 orang (91.7%) dengan p-value sebesar 0.001 di mana terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0.013, artinya perawat yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai peluang mengurangi waktu tanggap yang lambat. Hasil ini menunjukkan bahwa laki-laki mempunyai keunggulan terutama yang berkaitan dengan fisik dan kecepatan. Hasil ini sesuai dengan penelitian-penelitian psikologis yang menunjukkan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang dan pria lebih agresif serta kemungkinan lebih besar dari wanita untuk memiliki harapan atau keberhasilan, namun perbedaan-perbedaan itu tidak besar. Menurut 13 wanita dalam pekerjaannya lebih teliti dan rapi, sedangkan laki-laki lebih cekatan tanpa memperhatikan kerapian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa sebagian besar perawat di IGD RSUD Panembahan Senopati bantul mempunyai lama kerja yang lebih dari 5 tahun (lama) mempunyai waktu tanggap yang lebih cepat daripada perawat yang mempunyai masa kerja kurang dari 5 tahun (baru) yaitu sebanyak 11 orang atau 78.6%. Analisis terhadap hubungan antara lama kerja dengan pada Panembahan Senopati Bantul menunjukkan ρ- value sebesar 0.018. Hasil ini menunjukkan ada hubungan antara lama kerja dengan lama waktu tanggap perawat pada Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 18.333, artinya perawat yang mempunyai masa kerja > 5 tahun mempunyai peluang memiliki waktu tanggap cepat 18.333 kali dibandingkan dengan perawat yang memiliki masa kerja < 5 tahun. Masa kerja yang telah dijalani oleh perawat akan membentuk pengalaman kerja sehingga akan mampu meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dalam melaksanakan tugasnya. Semakin lama masa kerja yang dijalani seorang perawat maka akan semakin banyak pengalaman yang diperolehnya sehingga akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Hasil ini sama dengan penelitian 3 menyebutkan terdapat hubungan positif dimana peningkatan lama kerja akan diikuti dengan peningkatan kerja. Ely (2000) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat menerapkan standar asuhan keperawatan pada puskesmas rawat inap di kabupaten Sleman, yang menyebutkan bahwa pengalaman masa kerja yang lama merupakan variabel faktor internal yang memiliki hubungan kuat dengan kepatuhan perawat menerapkan standar asuhan keperawatan. e. Hubungan pengetahuan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Menurut Zaini, dkk (2002) pengetahuan merupakan suatu ingatan terhadap materi yang telah dipelajari, yang meliputi ingatan terhadap jumlah materi yang banyak dari fakta-fakta yang khusus, hingga teori-teori yang lengkap. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pengetahuan yang dimiliki oleh perawat di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul rata-rata berada dikategori baik yaitu sebanyak 13 orang (65%). Analisis terhadap hubungan pengetahuan dengan pada

Panembahan Senopati Bantul bahwa perawat dengan tingkat pengetahuan baik mempunyai waktu tanggap yang cepat yaitu sebanyak 11 orang (84.6%) dengan nilai ρ-value sebesar 0.004. Hasil ini menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 33.000, artinya perawat yang mempunyai pengetahuan yang baik mempunyai peluang memiliki waktu tanggap cepat 33.000 kali dibandingkan dengan perawat yang berpengetahuan kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan sangat mempengaruhi perawat dalam melakukan tugasnya. Seiring dengan bertambahnya lama kerja yang telah dijalani oleh perawat akan membentuk pengalaman kerja sehingga akan mampu meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dalam melaksanakan tugasnya Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Zaini, perilaku yang baik sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap yang baik, begitu pula sebaliknya. Seorang petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat berperilaku sesuai dengan standar yang telah ditentukan, jika petugas tersebut memiliki pengetahuan yang baik untuk melakukannya sesuai standar. f. Hubungan motivasi dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Motivasi merupakan sejumlah proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatankegiatan sukarela yang diarahkan ketujuan tertentu, baik yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusias (Syakira, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa sebanyak 14 orang perawat (70%) mempunyai motivasi yang tinggi. Analisis terhadap hubungan motivasi dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul menunjukkan sebanyak 11 orang perawat (78.6%) yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai waktu tanggap cepat dibandingkan dengan perawat yang mempunyai motivasi rendah, dengan ρ-value sebesar 0.018, ini berarti bahwa ada hubungan antara motivasi dengan pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula OR = 18.333, artinya perawat dengan motivasi tinggi berpeluang memiliki waktu tanggap cepat 18.333 kali dibandingkan dengan perawat yang mempunyai motivasi rendah. Dapat dikatakan semakin tinggi motivasi perawat, maka makin cepat pula penanganan pada pasien asma. Hasil ini sesuai dengan salah satu fungsi dari motivasi, yaitu motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan g. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan pada Panembahan Senopati Bantul Berdasarkan hasil analisis multivariat, di ketahui bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan lama waktu perawat pada penanganan asma adalah lama kerja dengan nilai signifikan 0.276. Lama kerja yang panjang akan membentuk pengalaman kerja yang banyak sehingga akan meningkatkan pengetahuan dan kompetensi perawat IGD dalam melakukan tugasnya. Semakin lama masa kerja maka akan semakin banyak pengalaman yang akan meningkatkan kompetensi dalam penanganan asma. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian4 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat menerapkan standar asuhan keperawatan pada puskesmas rawat inap di kabupaten Sleman, yang menyebutkan bahwa pengalaman masa kerja yang lama merupakan variabel faktor internal yang memiliki hubungan kuat dengan kepatuhan perawat menerapkan standar asuhan keperawatan. E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara pendidikan, usia, jenis kelamin, dan lama kerja dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD Rumah Sakit Panembahan

2. Pengetahuan perawat tentang lama waktu tanggap pada penanganan asma di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul dalam kategori baik. 3. Lama waktu tanggap perawat pada Senopati Bantul dalam kategori cepat. 4. Terdapat hubungan antara karakteristik dengan pada 5. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pada 6. Terdapat hubungan antara motivasi dengan pada 7. Berdasarkan nilai signifikan diperoleh variabel lama kerja merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. F. DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta 2. Darajat, A.(2005). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Tenaga Pengajar dalam Proses Pembelajaran di Dua Akademi Keperawatan Swasta di Kabupaten Serang Tahun 2005. Tesis. Program pascasarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 3. Depkes, (2008). Kepmenkes Pengendalian Asma. http://www.depkes.go.id. 22 Desember 2011 pukul 22.16 WIB 4. Ely, (2000). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat Menerapkan Standar Asuhan Keperawatan pada Puskesmas Rawat Inap di Kabupaten Sleman. http://digilib.litbang.depkes.go.id.26 Juni 2012 Pukul 1:52 Am 5. Gibson, et all. (2000). Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta : Erlangga 6. Noor, Y. A. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Response Time pada Penanganan Pasien Instalasi Gawat Darurat RSUP Persahabatan. Tidak Dipublikasikan 7. Notoatmodjo. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta 8. Robbins. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta : Macanan Jaya Cemerlang 9. Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfa Beta 10. Sukmadinata, N. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rusdarkaria 11. Wawan dan Dewi. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Numed 12. Widiarso, H. (2003). Waktu Tanggap Pelayanan Pasien Cedera Kepala di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Tidak Dipublikasikan