BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pada dasarnya tidak seorang pun yang ingin memiliki riwayat

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-Faktor Pendulung..., Nisa Nur Fauziah, FPSI UI, 2008

Tuty Muthiah. AKOM BSI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

GANGGUAN MOOD (ALAM PERASAAN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paling ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

KEHIDUPAN ACARA KHUSUS: GANGGUAN BIPOLAR DIBANDINGKAN DENGAN DEPRESI UNIPOLAR

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA MURID YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF BEROLAHRAGA DI KELAS II SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa

BAB I PENDAHULUAN. kapita atau rata-rata tingkat pendidikan masyarakatnya saja. Indikator lainnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MOOD DISORDER. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat yang lebih luas.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi, menampilkan diri sendiri, dan lain-lain). Kedua, untuk. mengembangkan keberadaan masyarakat.

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMUNIKASI PSIKIATER DAN PASIEN PENDERITA BIPOLAR

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization(WHO) tahun2012 mendeskripsikandepresi

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada. orang tua. Pada saat dilahirkan ke dunia anak membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi masalah emosi yang umum. Depresi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup sehat. Karena kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibandingkan populasi anak sehat (Witt et al., 2003). Pasien dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Harga diri pada remaja di panti asuhan dalam penelitian Eka Marwati (2013). Tentang

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Namun tidak semua orang beruntung memiliki jiwa yang. sehat, adapula sebagian orang yang jiwanya terganggu atau dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB IV ANALISIS DATA. proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota

GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan. Orang yang lahir dalam keadaan cacat dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

Pengantar Psikologi Abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin. terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

REFERAT Gangguan Afektif Bipolar

BAB 1 PSIKIATRI KLINIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Bukti eksistensi warga muslim Tionghoa di kota Bandung yaitu kita dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang menyelidiki segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada dasarnya tidak seorang pun yang ingin memiliki riwayat gangguan jiwa. Namun, dengan beberapa faktor yang terjadi di Indonesia, Sutarto (2007) menurut survey yang telah dilakukan oleh Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ) menyebutkan sekitar 94 persen masyarakat Indonesia mengidap depresi dari mulai tingkat ringan hingga paling berat. Menurut Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Fachmi Idris, itu merupakan angka yang sangat besar. Menurut hasil survei di 14 negara pada tahun 1990 menunjukan bahwa depresi merupakan masalah kesehatan dengan urutan ke-4 terbesar di dunia yang mengakibatkan beban sosial. Menurut Kaplan (2010. h,200) faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab depresi dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psikososial dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Depresi yang berat dapat mengakibatkan berbagai gangguan jiwa, salah satunya adalah gangguan bipolar. Aditomo dan Retnowati (2004, h. 2) Literatur psikologi dan psikiatri mengatakan ada 2 jenis depresi abnormal, yaitu depresi mayor (unibipolar) dan depresi mania (bipolar). Depresi mayor adalah individu yang mengalami kesedihan yang mendalam, sedangkan depresi mania adalah depresi mayor yang diselingi perasaan gembira, optimis yang meluapluap. 1

Menurut Nevid (2005, h.487) gangguan bipolar adalah suatu gangguan yang ditandai dengan perubahan mood antara rasa girang yang ekstrim dan depresi yang parah. Orang dengan gangguan bipolar seperti mengendarai suatu roller coaster emosional, berayun dari satu ketinggian, rasa girang ke kedalaman depresi tanpa adanya penyebab eksternal. Sependapat dengan hal tersebut, Peacock (2000, h.8) mengatakan bahwa orang yang memiliki gangguan bipolar mengalami perubahan ekstrim dalam suasana hati, energi, dan tingkah laku. Seperti sedang menaiki roller coaster, kadang naik dan turun. Mood yang ektrim ini disebut episode. Ketika mood mereka sedang naik mereka menyebutnya sebagai mania, sedangkan ketika mood mereka sedang turun mereka menyebutnya depresi. Bipolar bisa dikatakan sebagai penyakit yang memiliki perilaku abnormal. Hal ini dikarenakan penderita bipolar memiliki perilaku yang berbeda dibandingkan dengan orang normal lainnya. Penderita akan merasakan mood yang berbeda secara tiba-tiba. Ada saatnya penderita merasa dirinya sangat bersemangat, antusias, dan bahagia. Namun ketika moodnya berubah menjadi buruk maka pikiran-pikiran negatif seringkali muncul dan mengganggu aktivitas mereka bahkan penderita bipolar mempunyai keinginan akan bunuh diri. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa menghindar dari aktivitas komunikasi. Setiap hari kita pasti melakukan interaksi terhadap orang lain. Hal ini juga terjadi kepada penderita bipolar. Ketika si penderita berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, sifat dan perilaku yang dinilai aneh membuat 2

mereka sulit dimengerti kawan dan lingkungan sosialnya. Selain tidak dapat memahami perasaan dan pikiran bipolar, lingkungan sosial di sekitar penderita juga cenderung menjauhi dan memberikan label tertentu pada penderita bipolar. Tidak terlepas dari itu, labeling yang diberikan masyarakat ke penderita bipolar cenderung bersifat negatif. Penyakit bipolar dianggap merupakan gangguan jiwa berat dan penyakit abnormal. Sehingga, banyak masyarakat yang memberikan label bahwa penderita bipolar adalah orang yang memiliki kepribadian aneh karena mood yang cepat sekali berubah tanpa adanya alasan. Secara tidak langsung, label tersebut turut memberi pengaruh si penderita bipolar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Label yang telah melekat pada diri mereka menimbulkan stereotipe bagi penderitanya Menurut Wood (2010, h.73) stereotipe adalah prediksi umum yang dikenakan pada orang atau situasi tertentu. Berdasarkan kategori dan personal konstruk yang dilekatkan pada seseorang, kita memperkirakan apa yang akan mereka lakukan. Ketika orang lain sudah memberikan labeling kepada penderita bipolar, baik itu label yang bersifat negatif maupun positif, nantinya akan menuntun penderita bipolar bertindak sesuai dengan label yang diberikan. Penerapan dari pemikiran inilah yang membuat manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepada mereka. Seperti yang ditegaskan oleh West dan Turner (2008, h.99) asumsi ini menjelaskan perilaku sebagai suatu rangkaian pemikiran dan perilaku yang dilakukan secara sadar antara rangsangan dan respons orang berkaitan dengan 3

rangsangan tersebut. Hal ini lah yang terjadi pada penderita bipolar, mereka bertindak sesuai dengan makna yang diberikan orang lain kepada mereka. Dalam kaitannya supaya seseorang mengenali diri sendiri dan oranglain, maka komunikasi antarpribadi mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan. Menurut Devito (2009, h.18) komunikasi antarpribadi memiliki beberapa tujuan yaitu untuk belajar (to learn), menjalin hubungan (to relate), mempengaruhi (to influence), dan untuk membantu (to help). Jika tujuan tersebut tercapai secara baik maka hubungan antarpribadi akan terjalin dengan baik. Kemampuan komunikasi interpersonal seseorang dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam proses komunikasi seseorang dengan lingkungannya, pasti terdapat pesan yang akan disampaikan. Pesan tersebut berupa simbol-simbol dan akan dimaknai oleh seseorang. Penelitian ini menggunakan teori interaksi simbolik untuk menelaah tentang manusia bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah situasi tertentu sehingga akan memberi pengaruh terhadap proses pembentukan konsep diri seseorang. Menurut West dan Turner (2008, h.96) teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara simbol dan interaksi. Label positif atau negatif yang ditujukan kepada penderita bipolar akan memberi konstribusi terhadap pembentukan konsep diri mereka. Hal ini sesuai dengan tiga konsep pemikiran George Herbert Mead. Pada tema kedua interaksi simbolik berfokus pada pentingnya konsep diri atau Self-Concept. Bagaimana mereka 4

memandang diri mereka sendiri dan bagaimana orang lain memandang diri mereka akan membentuk konsep diri. Konsep diri menurut Devito (2009, h.55) merupakan sesuatu mengenai apa yang kita rasakan atau pikirkan mengenai diri kita, baik itu kekuatan dan kelemahan atapau kelebihan dan keterbatasan kita. Konsep diri menyangkut segala aspek tentang diri kita yang tidak hanya bersifat positif tapi juga negatif. Hal ini dikarenakan manusia akan selalu memiliki dua sisi tersebut sebagai konsep diri kita. Konsep diri sangat penting karena akan berpengaruh langsung terhadap perilaku seseorang. Dimana konsep diri seseorang terbentuk dari komunikasi yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep diri merupakan kerangka acuan bagi tingkah laku individu. Apabila konsep diri positif maka perilaku yang dihasilkan juga akan positif, begitu juga sebaliknya. Konsep diri yang positif membuat seseorang mengganggap dirinya berharga dan cenderung menerima diri sendiri apa adanya. Hal ini berbeda dengan seseorang yang memiliki konsep diri negatif dimana mereka cenderung merasa dirinya tidak berharga. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji tentang konsep diri penderita bipolar. Hal ini menarik untuk diteliti karena konsep diri penderita bipolar akan berbeda dengan konsep diri masyarakat pada umumnya. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyakit bipolar adalah penyakit jiwa dan hal itu mempengaruhi si penderita. Tidak banyak masyarakat yang bisa menerima keadaan penderita bipolar. Label yang diberikan akan melekat pada 5

penderita bipolar dan memberikan pengaruh terhadap proses pembentukan konsep diri dan konsep diri mereka. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: - Bagaimana proses pembentukan konsep diri penderita bipolar? - Bagaimana konsep diri penderita bipolar 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah - Untuk mengetahui proses pembentukan konsep diri penderita penyakit bipolar - Untuk mengetahui konsep diri penderita bipolar 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Manfaat akademis Penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada perkembangan keilmuan komunikasi terutama dalam komunikasi antarpribadi yang terkait dengan pembentukan konsep diri pada penderita bipolar dengan penggunaan perspektif interaksi simbolik 1.4.2 Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan, wawasan serta pemahaman mengenai konsep diri dalam berinteraksi 6

dengan masyarakat agar terciptanya konsep diri yang positif, khususnya untuk para penderita penyakit bipolar 7