Analisa Pergeseran Titik Pengamatan GPS pada Gunung Merapi Periode Januari-Juli 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Deformasi Gunung Merapi Berdasarkan Data Pengamatan GPS Februari- Juli 2015

Analisa Perubahan Kecepatan Pergeseran Titik Akibat Gempa Menggunakan Data SuGar (Sumatran GPS Array)

Analisa Pengolahan Data Stasiun GPS CORS Gunung Merapi Menggunakan Perangkat Lunak Ilmiah GAMIT/GLOBK 10.6

Analisa Kecepatan Pergeseran di Wilayah Jawa Tengah Bagian Selatan Menggunakan GPS- CORS Tahun

Evaluasi Penurunan Tanah Kawasan Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Data Pengamatan GPS April, Mei, Juni, dan Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

Estimasi Nilai Pergeseran Gempa Bumi Padang Tahun 2009 Menggunakan Data GPS SuGAr

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

PENGGUNAAN TITIK IKAT GPS REGIONAL DALAM PENDEFINISIAN STASIUN AKTIF GMU1 YANG DIIKATKAN PADA ITRF Sri Rezki Artini ABSTRAK

BAB IV ANALISIS 4.1 Vektor Pergeseran Titik Pengamatan Gunungapi Papandayan

Jurnal Geodesi Undip Juli 2014

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

Studi Penelitian Penurunan Tanah Kota Surabaya Menggunakan Global Positioning System

Analisis Vektor Pergeseran Postseismic Stasiun GPS SuGAr Akibat Gempa Mentawai 2008

ANALISA PERUBAHAN KARAKTERISTIK TEC AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI TAHUN 2010

Jurnal Geodesi Undip April 2016

BAB I PENDAHULUAN I-1

Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penentuan posisi/kedudukan di permukaan bumi dapat dilakukan dengan

PEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS

PEMODELAN MEKANISME GEMPA BUMI PADANG 2009 BERDASARKAN DATA SUGAR

ANALISA PENENTUAN POSISI JARING KONTROL HORIZONTAL NASIONAL ORDO 1 DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Oleh : Eko Purnama, H. Rorim Panday, Joni Efendi

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

PENENTUAN KOORDINAT STASIUN GNSS CORS GMU1 DENGAN KOMBINASI TITIK IKAT GPS GLOBAL DAN REGIONAL

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN I-1

PENENTUAN KOORDINAT STASIUN GNSS CORS GMU1 DENGAN KOMBINASI TITIK IKAT GPS GLOBAL DAN REGIONAL

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Jurnal Geodesi Undip April 2016

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

Pembangunan Informasi Spasial 3 Dimensi untuk Pemanfaatan Kadaster 3 Dimensi (Studi Kasus: Rumah Susun Grudo Surabaya)

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014

Jurnal Geodesi Undip Juli 2014

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang. tatanan tektonik yang kompleks. Pada bagian barat Indonesia terdapat subduksi

Studi Penurunan Tanah Kota Surabaya Menggunakan Global Positioning System

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PENGAMATAN GPS EPISODIK DAN PENGOLAHAN DATA

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan

ANALISIS DEFORMASI JEMBATAN SURAMADU AKIBAT PENGARUH ANGIN MENGGUNAKAN PENGUKURAN GPS KINEMATIK

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan

Studi Anomali Gayaberat Free Air di Kota Surabaya

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Gunungapi

STUDI TENTANG CONTINUOUSLY OPERATING REFERENCE STATION GPS (Studi Kasus CORS GPS ITS) Oleh: Prasetyo Hutomo GEOMATIC ENGINEERING ITS

ANALISA PERBANDINGAN ORBIT SATELIT GPS YANG DIPENGARUHI OLEH SPHERICALLY SYMMETRIC ELEMENT KEPLERIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Analisa Kesesuaian Kartografi Peta Desa Skala 1:5000 Berdasarkan Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016 (Studi Kasus: Desa Beran Kabupaten Ngawi)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

BAB II SISTEM SATELIT NAVIGASI GPS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

STUDI PERBANDINGAN GPS CORS METODE RTK NTRIP DENGAN TOTAL STATION

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I. PENDAHULUAN. Kota Semarang berada pada koordinat LS s.d LS dan

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

ESTIMATION MODEL UPLIFT AND SUBSIDENCE FROM GPS MEASUREMENT USING POLYNOMIAL METHOD IN SIDOARJO MUD AREA

Jurnal Geodesi Undip April 2016

ANALISIS DEFORMASI GUNUNG API BATUR BERDASARKAN DATA PENGAMATAN GPS BERKALA TAHUN 2008, 2009, 2013, DAN 2015

Desain dan Analisis Algoritma Pencarian Prediksi Hasil Penjumlahan Beberapa Urutan Berkala dengan Metode Eliminasi Gauss

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

Pengujian Ketelitian Hasil Pengamatan Pasang Surut dengan Sensor Ultrasonik (Studi Kasus: Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap)

OPTIMASI JARING PADA PENGUKURAN ORDE-3 MENGGUNAKAN PERATAAN PARAMETER

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Analisa Perubahan Garis Pantai Akibat Kenaikan Muka Air Laut di Kawasan Pesisir Kabupaten Tuban

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

Transkripsi:

A389 Analisa Pergeseran Titik Pengamatan GPS pada Gunung Merapi Periode Januari-Juli 2015 Joko Purnomo, Ira Mutiara Anjasmara, dan Sulistiyani Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: ira@geodesy.its.ac.id, sulistiyani@esdm.go.id Abstrak Gunung Merapi merupakan gunung api tipe A yaitu gunung api yang memiliki kegiatan magma dan erupsi tercatat sejak tahun 1600. Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api teraktif di dunia. Hampir setiap periode Gunung Merapi mengalami erupsi. Periode ulang aktivitas erupsi berkisar antara 2 7 tahun. Untuk mengetahui kondisi gunung Merapi dilakukan beberapa metode pemantauan. Salah satu metode pemantauan Gunung Merapi yaitu dengan metode deformasi. Pemantauan deformasi yaitu pemantauan terhadap perubahan koordinat beberapa titik yang mewakili sebuah gunung api dari waktu ke waktu. Perhitungan deformasi pada penelitian ini dengan menggunakan data GPS CORS pengamatan Gunung Merapi pada stasiun KLAT, PLAW, DELS dan GRWH dengan titik ikat BPTK. Dari hasil pengolahan data GPS dengan GAMIT, didapat hasil nrms minimal adalah 0.231. nrms maksimal adalah 0.298, dan rata-rata nrms adalah 0.249. Sedangkan untuk pergeseran titik dari Januari hingga Juli 2015 memiliki nilai yang berbedabeda pada setiap titik. Pada bulan Januari dan Februari pola dan arah pergeseran semua titik sama namun besar pergeseran berbeda. Begitu pula pada bulan Mei dan Juni pola dan pergeseran sama namun besar pergeseran berbeda. Untuk bulan lainnya pergeseran memiliki arah yang berbeda dengan besar yang berbeda juga. posisi, arah, dan besar pergeseran. Dari nilai pergeseran yang didapat kemudian dilakukan analisa untuk mengetahui kondisi Gunung Merapi. II. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Gunung Merapi, Yogyakarta. Gunung Merapi secara geografis lokasinya terletak pada koordinat 07 o 32 30-07 o 52 30 LS dan 110 o 15 00-110 o 37 30 BT. B. Peralatan dan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Data Data pengamatan yang digunakan adalah data pengamatan GPS pada stasiun PLAW, DELS, KLAT, GRWH. Sedangkan titik ikat yang digunakan yaitu data pengamatan GPS pada stasiun BPTK. Kata kunci Deformasi, GAMIT/GLOBK, GPS, Gunung Merapi, Pergeseran G I. PENDAHULUAN UNUNG Merapi merupakan salah satu gunung api aktif di dunia. Hampir setiap periode Gunung Merapi mengalami erupsi. Periode ulang aktivitas erupsi berkisar antara 2 7 tahun. Aktivitas erupsi Gunung Merapi dengan ciri khas mengeluarkan lava pijar dan awan panas, tanpa membentuk kaldera (kawah) [1]. Hingga Juli 2015 Gunung Merapi masih mengalami aktivitas vulkanisme yang menunjukkan gunung tersebut masih aktif yaitu terjadi gempa vulkanik B pada 20 April, 2 Juni, 1 Juli dan 20 Juli. [2] Gunung Merapi merupakan gunung api tipe A. Gunung aktif tipe A perlu dilakukan pemantauan aktivitasnya untuk prediksi letusannya apabila terjadi peningkatan aktivitas pada sewaktuwaktu. Sedangkan gunung api lainnya merupakan gunung api dengan tipe B dan C. Gunung api tipe B dan C mengalami aktivitas sebagai manifestasi vulkanisme yang memiliki potensi kecil untuk meletus [3]. Untuk mengetahui kondisi gunung Merapi dilakukan beberapa metode pemantauan. Salah satu metode pemantauan gunung Merapi yaitu metode survei deformasi menggunakan data GPS CORS. Karakteristik deformasi yang dikaji meliputi Gambar 1. Posisi Titik Pengamatan GPS Gunung Merapi (Sumber : earth.google.com) 2. Tiga file data tambahan yaitu : file gelombang pasang surut, file atmosfer, file pemodelan cuaca. 3. Data orbit satelit; IGS SP3 ephemeris file (igswwwd.sp3). 4. Nilai jam satelit; file navigasi RINEX (brdcddd0.yyn). 5. Data Statistik Seismisitas Gunung Merapi Januari hingga Juli 2015. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Perangkat Keras (Hardware): - Laptop 2. Perangkat Lunak (Software):

A390 - Sistem Operasi Linux Ubuntu 14.04 dan Windows 7 - Software Matlab - Software GMT - Software TEQC - Software GAMIT/GLOBK C. Metode Penelitian Adapun tahap penelitian secara umum sebagai berikut: 1. Pengolahan GAMIT Pengolahan GAMIT dilakukan dengan automatic batch processing perintah yang digunakan sebagai berikut. sh_gamit s YYYY DOYa DOYb -expt EXPT Keterangan: YYYY = tahun data yang diolah DOYa = DOY awal data yang diolah DOYb = DOY akhir data yang diolah EXPT = nama projek pengolahan Analisis hasil pengolahan GAMIT dengan melihat postfit nrms pada Qfile pada masing-masing DOY. Proses pengamatan GPS dapat dikatakan baik jika postfit nrms 0.3 [4]. 2. Pengolahan GLOBK GLOBK adalah sebuah proses perhitungan Kalman Filtering yang bertujuan untuk mengkombinasikan solusi dari berbagai pengolahan data geodetik. Salah satu output pengolahan GLOBK adalah deret waktu koordinat GPS yang dikombinasi. Tujuan dari deret waktu ini menguji keber-ulangan koordinat (coordinate-repeatabilities) sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan beberapa pengamatan atau stasiun yang diduga adalah outliers. 3. Pergeseran Pergeseran adalah perpindahan dari posisi awal menuju posisi berikutnya [5]. Untuk mendapatkan nilai vektor pergeseran digunakan kurva linear dengan data hasil pengamatan. Fungsi kurva yang digunakan adalah fungsi linear, dengan formula sebagai berikut: y = ax + b (1) Sedangkan rumus kecepatan vektor pergeseran X t = X to + (t t o ) (2) Dalam hal ini, X t : koordinat stasiun pengamatan pada kala t X to : koordinat stasiun pengamatan pada kala t o V : pergeseran Untuk menghitung besar parameter, digunakan prinsip kuadrat terkecil dengan formula matriks: (3) -1 = t t X ( A P A ) (A P F ) Matriks A berisi data selang waktu pengamatan, matriks F berisi perubahan posisi, dan matriks x adalah besar parameter yang dicari yaitu vektor pergeseran. Setelah menentukan besar parameter, nilai vektor pergeseran dapat ditentukan fungsinya dalam bentuk fungsi linear. Sehingga pada bidang datar akan didapatkan resultan pergeserannya VR melalui parameter Vn dan Ve, yakni pergeseran di sumbu northing dan easting: 2 2 (4) VR ve vn Sedangkan untuk menemukan arah vektor pergeserannya (α) dapat diketahui dengan menghitung parameter Vn dan Ve dengan rumus: α = tan Ve/Vn (5) III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan ditampilkan hasil dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan. A. Hasil Pengolahan Data Hasil pengolahan GAMIT perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi hasil pengolahan data GPS dengan menggunakan GAMIT dilakukan untuk mengetahui kualitas pengolahan data. Proses evaluasi ini dilakukan dengan cara melihat nilai nrms hasil pengolahan harian. Nilai nrms solusi harian 0.3 atau pada umumnya berada pada kisaran 0.2 menunjukkan solusi harian yang baik. [4]. Jika nilai nrms solusi harian diatas 0.3 mengindikasikan adanya masalah seperti cycle-slips yang tidak bisa dihilangkan, stasiun fixed dengan koordinat yang jelek, dll. Nilai nrms dari hasil pengolahan data GPS dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Nilai nrms Solusi Harian Pengolahan GAMIT Dari Gambar 2. dapat dilihat hasil nrms minimal adalah 0.231. nrms maksimal adalah 0.298, dan rata-rata nrms adalah 0.249. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan data sudah memberikan hasil yang sesuai dengan kriteria pengolahan data GPS menggunakan GAMIT. B. Analisa Pergeseran Berdasarkan hasil pengolahan data GPS kemudian dilakukan perhitungan pergeseran titik setiap bulannya. 1. Januari 2015 Besar Pergeseran bulan Januari ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Pergeseran Januari 2015 DELS -18.9-7.50 1.77 1.54 20.33 GRWH -2.95-8.88 0.84 0.99 9.36 KLAT 35.92 3.62 1.16 0.82 36.10 PLAW 8.5 3.4 0.88 0.72 9.15

A391 Gambar 3 Vektor Pergeseran Bulan Januari 2015 Berdasarkan Tabel 1. dan Gambar 3. pada bulan Januari titik KLAT bergeser ke arah timur 36.10 mm. Titik GRWH mengarah ke puncak gunung Merapi yaitu pada arah selatanbarat sebesar 9.36 mm. Titik DELS bergeser 20.33 ke arah selatan-barat dan titik PLAW bergeser 9.15 mm ke arah utaratimur. 2. Februari 2015 Besar Pergeseran bulan Februari ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Besar Pergeseran Februari 2015 DELS -18.9-7.42 1.69 1.54 20.38 GRWH -2.37-8.07 0.72 0.99 8.41 KLAT 34.27 3.05 1.35 0.82 34.41 PLAW 7.79 2.67 0.82 0.72 8.23 Gambar 4. Vektor Pergeseran Bulan Februari 2015 3. Maret 2015 Besar Pergeseran bulan Maret ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Pergeseran Maret 2015 DELS -3.49 4.74 1.59 1.35 5.89 GRWH -24.1-1.94 1.37 1.21 24.18 KLAT 10.2 0.25 0.96 0.9 10.20 PLAW -8.43-0.8 0.89 0.72 8.47 Berdasarkan Tabel 2. dan Gambar 4. pada bulan Februari titik KLAT bergeser 34.41 mm ke arah timur. Titik GRWH mengarah ke puncak gunung Merapi yaitu pada arah selatanbarat sebesar 8.41 mm. Titik DELS bergeser 20.37 mm ke arah selatan-barat dan titik PLAW bergeser 8.23 mm ke arah utaratimur. Arah dan pola pergeseran pada bulan Februari cenderung sama dengan pergeseran yang terjadi pada bulan Januari. Gambar 5. Vektor Pergeseran Bulan Maret 2015 Berdasarkan Tabel 3. dan Gambar 5. pada bulan Maret 2015 titik DELS bergeser ke arah sebesar 5.88 mm puncak Gunung Merapi yaitu pada arah Barat-utara. Titik GRWH bergeser ke arah barat-selatan cenderung (ke arah barat) sebesar 24.18 mm. Titik KLAT bergeser ke arah timur sebesar 10.20 mm. Sedangkan titik PLAW bergeser ke arah barat sebesar 8.47 mm. 4. April 2015 Besar Pergeseran bulan April ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4.

A392 Hasil Uji Statistik Pergeseran April 2015 DELS -9.27 6.78 1.49 1.29 11.48 GRWH -3.02-2.97 1.07 1.18 4.24 KLAT 23.93 1.03 1.04 0.70 23.95 PLAW 6.48-5.43 0.82 0.67 8.45 Gambar 7. Vektor Pergeseran Bulan Mei 2015 6. Juni 2015 Besar Pergeseran bulan Juni ditunjukkan pada Tabel 6. Gambar 6. Vektor Pergeseran Bulan April 2015 Berdasarkan Tabel 4 dan Gambar 6 pada bulan April 2015 titik DELS bergeser ke arah sebesar 11.48 mm puncak Gunung Merapi yaitu pada arah Barat-utara. Titik GRWH bergeser ke arah barat-selatan cenderung sebesar 4.24 mm. Titik KLAT bergeser ke arah timur sebesar 23.9 mm. Sedangkan titik PLAW bergeser ke arah barat-utara sebesar 8.45 mm. 5. Mei 2015 Besar Pergeseran bulan Mei ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 6. Pergeseran Juni 2015 DELS -11.01 26.59 0.78 1.7 28.78 GRWH -36.02-11.49 1.40 1.32 37.81 KLAT 7.45 1.38 0.34 0.39 7.58 PLAW -16.98-2.78 0.75 0.58 17.21 Tabel 5. Pergeseran Mei 2015 GRWH -31.20-9.00 1.66 1.44 32.48 KLAT 12.57 2.91 0.48 0.40 12.90 PLAW -8.52-3.32 0.71 0.52 9.14 Berdasarkan Tabel 5. dan Gambar 7. pada bulan Mei 2015 Data stasiun DELS tidak tersedia. Stasiun GRWH bergeser sebesar 32.48 mm ke arah selatan-barat. Sedangkan untuk KLAT bergeser ke arah timur sebesar 12.90 mm. sedangkan titik PLAW bergeser ke arah selatan-barat sebesar 9.14 mm. Gambar 8 Vektor Pergeseran Bulan Juni 2015 Berdasarkan Tabel 6 dan Gambar 8 pada bulan Juni 2015 DELS bergeser ke arah barat utara sebesar 28.78 mm. Stasiun GRWH bergeser sebesar 37.81 mm ke arah selatan-barat. Titik KLAT bergeser ke arah timur sebesar 7.58 mm. Sedangkan titik PLAW bergeser ke arah selatan-barat sebesar 17.21 mm. 7. Juli 2015 Besar Pergeseran bulan Juli ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7.

Jumlah Seismisitas JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A393 Pergeseran Juli 2015 DELS -5.11 3.84 1.01 0.88 6.39 GRWH -0.66-11.71 0.72 0.77 11.73 KLAT 36.88 2.99 0.94 0.62 37.00 PLAW 8.03-3.91 2.08 1.59 8.93 terjadi karena adanya lonjakan jumlah seismisitas dari bulan Mei kebulan Juni seperti pada Gambar 10. 500 400 300 200 100 0 92 125 107 140 185 433 449 Bulan... 2015 Gambar 10 Perubahan Jumlah seismisitas periode Januari-Juli 2015 Gambar 9. Vektor Pergeseran Bulan Juli 2015 Berdasarkan Tabel 7 dan Gambar 9 Pada bulan Juli 2015 DELS bergeser ke arah barat utara sebesar 6.39 mm. Stasiun GRWH bergeser sebesar 11.73 mm ke arah selatan. Titik KLAT bergeser ke arah timur sebesar 37.00 mm. Sedangkan titik PLAW bergeser ke arah timur-selatan sebesar 8.93 mm. Setiap Bulan titik Pengamatan GPS pada Gunung Merapi mengalami pergeseran. Hal tersebut menunjukkan Gunung Merapi mengalami deformasi dan dapat dikategorikan aktif. Berdasarkan hasil perhitungan pergeserkan didapatkan resultan dari komponen Easting dan Northing seperti pada tabel 8. Stasiun Tabel 8. Nilai Resultan Pergeseran Pergeseran Bulan ke- 2015 (mm) 1 2 3 4 5 6 7 Ratarata DELS 20.33 20.37 5.88 11.48-28.78 6.39 15.54 GRWH 9.36 8.41 24.18 4.24 32.48 37.81 11.73 18.321 KLAT 36.10 34.41 10.20 23.95 12.90 7.58 37.00 23.16 PLAW 9.15 8.23 8.47 8.45 9.14 17.21 8.93 9.94 Berdasarkan Tabel 8, pergeseran terbesar untuk stasiun DELS terjadi pada bulan Juni sedangkan untuk pergeseran terkecil terjadi pada bulan Maret. Pergeseran terbesar pada Stasiun GRWH terjadi pada bulan Juni sedangkan untuk pergeseran terkecil terjadi pada bulan Februari. Stasiun KLAT, pergeseran terkecil terjadi pada bulan Juni sedangkan pergeseran terbesar terjadi pada bulan Juli. Stasiun PLAW, pergeseran terkecil terjadi bulan Februari dan pergeseran terbesar terjadi pada bulan Juni. Rata-rata pergeseran terbesar terjadi pada bulan Juni, kecuali KLAT. Hal ini diindikasikan Berdasarkan rata-rata pergeseran selama 7 bulan rata-rata pergeseran terbesar terjadi pada titik KLAT. Sedangkan ratarata pergeseran terkecil terjadi pada titik PLAW. Jika dilihat dari vektor pegeseran Arah, pola pergeseran yang hampir seragam yang terjadi pada Januari-Februari, dan Mei- Juni. Pada bulan-bulan tersebut dapat diasumsikan bahwa gaya endogen diduga berasal dari pengaruh gerakan sumber tekanan yang sama. IV. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1) Pergeseran titik pengamatan GPS selama Januari hingga Juli 2015 berada pada rentang berikut: DELS : 5.89 mm hingga 28.78 mm arah pergeseran pada Januari dan Februari menuju menuju ke arah selatan barat kemudian bulan Maret hingga Juli berubah arah menuju barat-utara menuju puncak Gunung. GRWH : 4.24 mm hingga 37.81 mm pada Januari dan Februari mengarah pada arah selatan-barat. Pada bulan Maret arah barat. Pada bulan April hingga Juni titik GRWH mengarah ke selatan-barat kembali. Kemudian berubah arah menuju selatan pada bulan Juli KLAT : 7.57 mm hingga 37.00 mm arah pergeseran menuju cenderung ke arah timur tetap selama 7 bulan. PLAW : 8.23 mm hingga 17.21 mm bergeser pada arah yang sama pada 2 bulan pertama yaitu Januari dan Februari kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda pada bulan berikutnya 2) Arah pegeseran pada bulan Januari dan Februari, Mei dan Juni memiliki arah dan pola yang sama. Sedangkan pada bulan Maret, April dan Juli cenderung berubah-ubah. 3) Rata-rata pergeseran selama 7 bulan rata-rata pergeseran terbesar terjadi pada titik KLAT. Sedangkan rata-rata pergeseran terkecil terjadi pada titik PLAW. 4) Pergeseran yang terjadi setiap bulan menunjukkan Gunung Merapi dalam keadaan aktif normal. Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini untuk ke depannya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian analisa deformasi pada Gunung Merapi dengan menggunakan software pengolah data GPS yang berbeda untuk membandingkan hasil penelitian ini.

A394 2. Melakukan analisa vektor pergeseran dan regangan dengan menggunakan data harian pengamatan GPS (DOY) yang lebih lama selama 3 tahun 3. Perlu dilakukan pemodelan deformasi sehingga dapat diketahui lokasi sumber tekanan magma sehingga dapat diketahui penyebab perbedaan pola, arah dan besar pergeseran. DAFTAR PUSTAKA [1] Susilo, Ariadi N dan Rudiarto, Iwan. 2014. Analisis Tingkat Resiko Erupsi Gunung Merapi Terhadap Permukiman di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomor 1 2014. [2] BPPTKG. 2015. Data seismisitas Gunung Merapi Periode Januari-Juli 2015. [3] VSI. 2008. Pengenalan Gunung Api. Badan Geologi. Bandung: ESDM [4] King, R., Herring, T.A, & McClusky, S.C. 2015. GAMIT Reference Manual, Release 10.6. Department of Earth, Atmospheric, and Palnetary Sciences, Massachusetts Institute of Technology. [5] Saputra, R., Awaluddin, M., & Janu, F. 2015. Perhitungan Velocity Rate Cors Gnss Di Wilayah Pantai Utara. Jurnal Geodesi UNDIP