BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

Ahlan wa Sahlan. PARA TAMU UNDANGAN open house

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB V PENUTUP. Kuikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-Falah Assalam Tropodo Waru

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB VI KESIMPULAN. peneitian dan saran bagi berbagai pihak yang berkaitan dengan peran guru dalam. ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB VI PENUTUP. 1. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Membentuk. a. Strategi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pidato dalam

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat. diambil antara lain :

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berjamaah di SMP Assalaam Bandung secara umum adalah sebuah upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

PERGURUAN DINIYYAH PUTERI PADANG PANJANG ISLAMIC BOARDING SCHOOL FOR YOUNG MUSLIMAH

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

Pengembangan Sekolah Berkarakter

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA PEMBIASAAN DALAM PENDIDIKAN MODEL BOARDING SCHOOL DI MAS SIMBANG KULON PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Sistem Boarding School. Pelaksanaan Pembelajaran) secara umum yang disesuaikan dengan standar

Visi : Mewujudkan Generasi Qurani yang Berwawasan global dan Mandiri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

YAYASAN WAKAF AL-IHSAN RIAU AL-IHSAN BOARDING SCHOOL (IBS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU DAN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pendidikan karakter di SDIT Hidayatullah Daren Nalumsari Jepara Tahun Ajaran 2016/2017

PEDOMAN DOKUMENTASI. 1. Profil SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul. 2. Struktur Komite SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian mengenai Penerapan Metode An-Nahdliyah Untuk Meningkatkan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama)

BAB IV HASIL PENELITIAN

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Pedoman Wawancara. A. Kepala Sekolah Islamic Boarding School SMP Muhammadiyah Apa latar belakang ibu membuat progam Islamic Boarding School SMP

BAB I PENDAHULUAN. ranah kognitif, sehingga ranah-ranah yang lain menjadi terabaikan. Tuntutan

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

dari Hadits ini, dapat dibentuk rasa peduli ke dalam diri siswa. 102

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja

PEDOMAN WAWANCARA. Instrumen Wawancara Kepala Sekolah

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. CIPP. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pada penelitian ini sasaran

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI LAPAS KLAS II A PEKALONGAN

Metode Pendidikan Nilai dan Moralitas. menurut Howard Kirschenbaum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru.

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. yang integral dari pendidikan agama. Memang bukan satu-satunya faktor yang

BAB IV. A. Analisis Tentang Strategi Guru Alqur an Hadits Dalam Mengatasi. Kesulitan Belajar Membaca Alqur an Pada Siswa Kelas VI di MI

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Aktualisasi Nilai-nilai Keagamaan pada Santri TPQ Al-Asyhar

DOKUMENTASI. Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh. Qur an Yatim Nurani Insani.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

I. PENDAHULUAN. Sekolah Islam Terpadu pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan

BAB V PENUTUP. MA Xaverius Kota bukittinggi. kesimpulan sebagai berikut: 1. Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Nilai Karakter yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, yang diperoleh baik dari hasil wawancara maupun observasi penulis akan menganalisis mengenai bagaimana sistem pembelajaran boarding school yang diterapkan di SDIT BIAS Assalam dan bagaimana peran boarding school sendiri dalam mengembangkan pendidikan karakter santri di SDIT BIAS Assalam Kota Tegal. Sesuai dengan judul penelitian di atas, data yang akan dianalisis dalam bentuk argumen dengan metode penelitian deskriptif. Analisis tersebut diperoleh dari informasi kepala sekolah, guru wali kelas V, guru pembina boarding school maupun dari santri-santri kelas V SDIT BIAS Assalam itu sendiri. A. Analisis Sistem Pembelajaran Boarding School BIAS Assalam Kota Tegal 1. Analisis Kurikulum Pembelajaran Boarding School Pembelajaran boarding school dimulai pada sore hari jam 15.30-07.00 pagi. Adapun kegiatan pembelajarannya meliputi: TPQ, madin, 80

81 sholat malam, dan pembiasaan-pembiasaan karakter. Pembelajaran boarding school lebih menekan pada pendidikan karakternya, selain dari pada pendidikan agama. Pembelajaran agama yang diajarkan di boarding school sama seperti pembelajaran di pesantren pada umumnya. Adanya boarding school sebenarnya untuk membantu pelaksanaan pendidikan yang ada di sekolah. Sehingga kegiatan-kegiatan yang ada pun ditujukan sebagai penunjang pendidikan di sekolah. Kurikulum pembelajaran yang digunakan di boarding school BIAS Assalam ini cukup bagus. Di asrama ini santri tidak hanya mendapat ilmu pengetahuan agama, melainkan juga ilmu pengetahuan umum. Kurikulum standar nasional yang diajarkan di asrama, meliputi matematika, bahasa indonesia dan IPA. Diantara program pendidikan yang menggunakan kurikulum DEPAG, yaitu: a. Taman Pendidikan Al-qur an (TPQ) Kegiatan belajar mengajar di TPQ dilaksanakan dari pukul 14.00-16.00 WIB. Materi yang diajarkan di TPQ meliputi, membaca dan menulis Al-qur an, dan pembelajaran tajwid. Metode yang digunakan dalam pembelajaran di TPQ adalah metode iqro. Dalam pembagian kelasnya, santri masuk sesuai dengan kelas masing-masing atau sesuai dengan jilidnya, yaitu mulai dari jilid 1 sampai jilid 6. Kenaikan kelas santri ditentukan ketika santri naik ke tingkatan jilid selanjutnya. Misalnya, santri naik yaitu dari jilid 1 ke jilid 2 maka

82 santri mengikuti tes yang dilaksanakan oleh ustadz/ustadzah yang telah ditunjuk untuk membimbing tes santri dan hasil evaluasi santri bisa dilihat di raport. b. Madrasah diniyah (madin) Madrasah Diniyah Taklimiyah Awaliyah (MDTA) BIAS Assalam mulai dirintis administrasi model diniyah pada tanggal 01 Juli 2013, yaitu sejak tahun ajaran baru 2013/2014. Yang berawal dari kegiatan sekolah berasrama (boarding school) yang sudah berjalan selama 2 tahun. Program ini merupakan program pendidikan yang berkonsentrasi pada keilmuwan agama Islam ala Salafiyah, yang terdiri dari 4 kelas yang semuanya berkonsentrasi dalam keilmuwan agama baik dari segi teori maupun praktek. Waktu pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar (KBM): 1) Kelas 1 Awaliyah, untuk santri kelas 3 SDIT. Kegiatan belajar mengajar madin dimulai setelah selesai jam pelajaran DIKNAS, yaitu pukul 13.00 15.00 WIB. Dilaksanakan setiap hari senin - jum at & sabtu untuk kegiatan ekstra kulikuler. 2) Kelas 2 Awaliyah, untuk santri kelas 4 SDIT. Kegiatan belajar mengajar madin dimulai setelah selesai jam pelajaran DIKNAS, yaitu pukul 13.00 15.00 WIB. Dilaksanakan setiap hari senin jum at & sabtu kegiatan ekstra kulikuler

83 3) Kelas 3 Awaliyah, untuk santri kelas 5 SDIT. Kegiatan belajar mengajar madin dilaksanakan dengan model pendidikan berasrama (boarding school) dari mulai pukul 15.00 07.00 WIB dan materi pembelajaran diniyah tingkat awaliyah. 4) Kelas 4 Awaliyah, untuk santri kelas 6 SDIT. Kegiatan belajar mengajar madin dilaksanakan dengan model pendidikan berasrama (boarding school) dari mulai pukul 15.00 07.00 WIB dan materi pembelajaran diniyah tingkat awaliyah. Materi pembelajaran dalam kurikulum khas boarding school sendiri, diantaranya sebagai berikut: a. Tahfidz Al-qur an (Juz amma) Dalam menghafal Al-qur an orang mempunyai metode dan cara yang berbeda-beda. Namun, metode apapun yang dipakai tidak akan terlepas dari pembacaan yang berulang-ulang sampai dapat mengucapkannya tanpa melihat mushaf sedikitpun. Proses menghafal Al-qur an dilakukan melalui proses bimbingan seorang guru tahfidz. Bagi santri kelas V menghafal Juz 30 atau Juz amma. Metode tahfidz yang dilaksanakan di boarding school BIAS Assalam dengan menggunakan sistem kompetensi, yakni santri yang telah menguasai satu materi hafalan dapat melanjutkan ke materi hafalan berikutnya, tanpa menunggu santri yang lain. Santri maju satu persatu untuk setoran hafalannya kepada ustadz/ustadzah pembimbing, kemudian setelah semua santri selesai setoran maka dilanjut dengan

84 muroja ah dengan tujuan ayat-ayat Al-qur an yang dihafalkannya semakin lancar dan tidak mudah lupa. b. Tahfidz hadits Arba in Nawawi Metode dalam pembelajaran hadits Arba in Nawawi dengan metode ceramah dan tahfidz (hafalan). Santri kelas V wajib untuk menghafal 10 hadits Arba in Nawawi. Setiap pertemuan dalam kegiatan pembelajaran, santri maju satu persatu menghafalkan hadits sesuai dengan kemampuan masing-masing kepada ustadz/ustadzah pembimbing tahfidz hadits tersebut. Kemudian setelah selesai hafalan maka santri ceramah menguraikan isi dari hadits yang mereka hafalkan, dan santri lain yang tidak maju untuk menjadi pendengarnya. Pembelajaran seperti ini bertujuan agar santri selain hafal hadits tersebut juga mengetahui kejelasan isi kandungannya. Agar nantinya santri dapat mengaplikasikannya, kegiatan tersebut juga merupakan salah satu penanaman karakter pada santri. c. Pidato (Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia) Kegiatan pidato ini merupakan salah satu pengembangan karakter pada diri santri. Karakter yang dikembangkan dalam kegiatan pidato ini adalah rasa percaya diri. Santri yang tidak terbiasa maju di depan orang banyak pasti akan gerogi, gemetar, berkeringat dan sebagainya. Sehingga apa yang akan disampaikan bisa lupa semua. Namun, ketika rasa percaya diri santri sering diasah, diantaranya lewat kegiatan pidato tersebut maka akan menjadi hal yang biasa. Pidato yang

85 dilaksanakan di boarding school ini merupakan pidato 3 bahasa, yaitu pidato bahasa indonesia, bahasa arab, dan bahasa inggris. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyiapkan generasi penerus para ulama dalam menyiarkan agama. 2. Analisis Materi Pembelajaran Boarding School Boarding school tidak hanya mengkaji materi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan agama, melainkan juga mengkaji ilmu pengetahuan umum. Materi pembelajaran di boarding school, antara lain: a. Materi ilmu pengetahuan umum Materi ilmu pengetahuan umum yang diajarkan di boarding school itu berkaitan dengan materi persiapan ujian akhir nasional (UAN), yaitu IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia. Tujuannya agar santri mampu menguasai materi UAN secara mendalam. Sehingga ketika pelaksanaan UAN tersebut, santri sudah mempunyai persiapan. Selain itu juga sebagai persiapan masuk jenjang pendidikan dasar selanjutnya (SMP). Dengan demikian, dari program boarding school ini tingkat kelulusan santri di SDIT BIAS Assalam semakin meningkat. b. Materi ilmu pengetahuan agama Ilmu pengetahuan agama merupakan materi pembelajaran yang ditekankan di boarding school. Harapan boarding school santri mampu mengenal dan mempraktikkan dasar-dasar ilmu syar i (aqidah ashshohihah, akhlak dan fiqih ibadah), serta hafal juz 30 dan hafal hadits

86 arba in nawawi. Dengan materi ilmu pengetahuan agama yang diajarkan maka nilai karakter religius akan tertanamkan pada diri santri. 3. Analisis Metode Pembelajaran Di Boarding School Metode pembelajaran yang digunakan di boarding school, antara lain: a. Metode Ceramah Hampir semua mata pelajaran yang digunakan oleh ustadz/ustadzah dalam menyampaikan materi itu menggunakan metode ceramah. Hal tersebut karena dengan menggunakan metode ceramah, memudahkan santri dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh ustadz/ustadzah. b. Metode Active Learning Metode pembelajaran ini menuntut santri untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ini juga digunakan dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Namun tampaknya, pelaksanaan metode ini berdasarkan observasi masih belum maksimal. Karena masih ada santri yang hanya monoton mendengarkan dan menerima penjelasan dari ustadz/ustadzahnya saja. c. Metode Tahfidz Metode tahfidz ini digunakan santri dalam menghafal Alqur an dan hadits arba in nawawi. Penggunaan metode ini dapat berjalan dengan lancar. Sebagaimana memudahkan santri dalam menghafal Al-qur an dan hadits arbain nawawi.

87 d. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi ini, tidak selalu harus dilakukan oleh ustadz/ustadzah. Santri juga perlu melakukannya sendiri, terutama percobaan yang mudah dan tidak memerlukan suatu keterampilan yang tinggi dan khusus. Kegiatan ini sebaiknya harus dalam pengawasan ustadz/ustadzah yang bersangkutan. Metode ini dalam boarding school digunakan untuk materi pembelajaran fiqih aplikatif, seperti dalam praktik wudhu, praktik shalat jenazah dan lain sebagainya. e. Metode Small Group (Diskusi) Dalam metode ini, santri diminta membuat kelompok kecil (5 sampai 10 orang) untuk mendiskusikan bahan yang diberikan oleh ustadz/ustadzah atau bahan yang didapatkan sendiri oleh anggota kelompok tersebut. Dengan aktivitas kelompok kecil, santri akan belajar menjadi pendengar yang baik, bekerjasama untuk tugas bersama, memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif, menghormati perbedaan pendapat, mendukung pendapat dengan bukti, dan menghargai sudut pandang yang bervariasi.

88 B. Analisis Peran Boarding School Dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter Siswa 1. Analisis Bentuk pendidikan karakter yang dikembangkan di boarding school Berdasarkan hasil wawancara dan observasi sebelumnya oleh penulis yang diulas dalam bab II, bentuk pendidikan karakter yang dikembangkan di boarding school BIAS Assalam, antara lain: a. Religius Religius merupakan karakter yang paling ditekankan dalam boarding school BIAS Assalam. Hal tersebut sebagaimana sesuai dengan tujuan dalam pelaksanaan kegiatan boarding school yaitu membentuk karakter rabbani pada santri. Semua kegiatan di asrama pun didukung dengan kegiatan-kegiatan religius. Adapun indikator dari nilai-nilai pendidikan karakter religius, yaitu: 1) Mengucapkan salam 2) Berdo a sebelum dan sesudah belajar 3) Melaksanakan tadarus 4) Rajin melaksanakan ibadah 5) Rajin dan aktif dalam kegiatan keagamaan 6) Merayakan hari besar keagamaan 7) Mengadakan ceramah/pidato untuk memperdalam pengetahuan agama

89 Indikator di atas menjadi tolak ukur keberhasilan dalam mengembangkan pendidikan karakter santri dibidang religius, dan boarding school BIAS Assalam sudah mencapai kategori indikator di atas. Maka, bisa dikatakan boarding school BIAS Assalam telah berhasil mengembangkan pendidikan karakter santri. b. Kejujuran Mengingat kejujuran merupakan salah satu sikap yang penting dimiliki oleh semua lapisan masyarakat, maka perlu bagi sekolahsekolah untuk menanamkan sikap ini kepada peserta didik agar mereka memahami pentingnya bersikap jujur sejak dini. Sikap kejujuran lebih diutamakan dalam pembentukan karakter santri di boarding school BIAS Assalam. Adapun indikator dari nilai-nilai pendidikan karakter kejujuran, yaitu: 1) Santri tidak menyontek ketika ulangan 2) Jika menemukan sesuatu barang, santri melaporkan kepada ustadz/ustadzah untuk dikembalikan kepada pemiliknya. 3) Tidak menyalahkan orang lain karena kesalahan sendiri 4) Jujur dalam perkataan maupun perbuatan Dengan indikator di atas, maka akan dapat dipahami ketercapaian sikap kejujuran. Dengan keuletan pembina asrama BIAS, sehingga indikator di atas dapat tercapai dengan baik.

90 c. Toleransi Dalam menumbuhkan sikap toleransi, perlu kesabaran dan penanaman yang intens oleh ustadz/ustadzah. Sehingga, nilai-nilai toleransi tersebut akan tumbuh dan berakar kuat pada diri santri. Hal tersebut telah dilaksanakan di boarding school BIAS Assalam, dengan indikator sebagai berikut: 1) Menghargai pendapat orang lain 2) Ustadz/ustadzah menerima secara terbuka latar belakang santri yang berbeda 3) Menghormati orang lain Boarding school BIAS Assalam sudah menerapkan indikator tersebut di atas, maka boarding school BIAS Assalam dapat dikatakan sudah berhasil dalam mengembangkan pendidikan karakter santri. d. Disiplin Kedisiplinan merupakan karakter yang lebih diutamakan di boarding school BIAS Assalam. Hal ini dibuktikan dengan semua program kegiatan berjalan dengan lancar dan waktu pelaksanaanya tepat sesuai dengan jadwal. Misalnya, semua santri mengikuti tadarus sebelum kegiatan pembelajaran dimulai tanpa adanya santri yang datang terlambat, begitupun ustadz/ustadzahnya juga datang mengajar tepat waktu. Indikator dari nilai karakter disiplin yaitu: 1) Santri bersikap konsisten dalam mematuhi peraturan

91 2) Santri senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan baik 3) Guru mampu bersikap luwes dalam menegakkan disiplin 4) Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik apabila ia telah mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah Indikator di atas menjadi tolak ukur dan keberhasilan dalam penanaman karakter disiplin, dan asrama BIAS Assalam sudah melaksanakan indikator di atas. e. Kemandirian Sistem pembelajaran boarding school dapat mendidik santrisantri untuk bersikap mandiri. Kemandirian adalah karakter yang lebih ditekankan dalam boarding school BIAS Assalam selain dari pada karakter religius. Indikator dari nilai pendidikan karakter kemandirian, adalah: 1) Santri mampu mencari bahan materi sendiri 2) Menyadarkan santri bahwa ustadz/ustadzah tidak selalu ada di sisinya 3) Santri mampu terjun di masyarakat, dalam kegiatan home stay Indikator di atas menjadi tolak ukur keberhasilan dalam mengembangkan pendidikan karakter mandiri pada diri santri. Dengan kesabaran dan keuletan para pembina asrama, maka penanaman sikap mandiri ini dapat terlaksana dengan baik di boarding school BIAS Assalam. Dengan sikap mandiri tersebut, proses belajar yang dijalani

92 oleh santri menjadi lancar dan ustadz/ustadzahnya juga dapat menikmati tugas mengajarnya. f. Demokratif Demokratif merupakan salah satu pendidikan karakter yang dikembangkan di boarding school BIAS. Indikator dari nilai-nilai pendidikan karakter demokratif, yaitu: 1) Santri bersikap terbuka dalam memecahkan masalah 2) Santri berprinsip musyawaroh untuk mufakat Indikator di atas menjadi tolak ukur keberhasilan dalam mengembangkan pendidikan karakter demokratif santri, dan boarding school BIAS Assalam sudah mencapai kategori indikator di atas. Maka, bisa dikatakan boarding school BIAS Assalam telah berhasil mengembangkan pendidikan karakter santri. g. Peduli sosial Kepedulian merupakan sikap yang tidak bisa tumbuh dengan sendirinya. Sikap peduli sosial yang telah ditanamkan dan diaplikasikan di boarding school, Indikator dari karakter peduli sosial, yaitu: 1) Mempunyai rasa empati dengan temannya 2) Mengadakan kegiatan bakti sosial, seperti setiap bulan muharram, para santri menyumbangkan pakaian layak pakai untuk anak yatim, dan fakir miskin 3) Membantu masyarakat dalam melestarikan lingkungan

93 Dengan kesabaran dan keuletan yang ustadz/ustadzah, sehingga penanaman karakter kepedulian tumbuh dalam diri santri. Maka, boarding school BIAS Assalam dikatakan berhasil dalam mengembangkan karakter peduli sosial. h. Percaya diri Penanaman rasa percaya diri pada santri itu sangat penting, agar santri tidak minder dengan kemampuan yang mereka miliki. Bentuk penanaman percaya diri yang sudah dilaksanakan di asrama BIAS, dengan indikator sebagai berikut: 1) Santri berlatih berpidato dengan tema sesuai ketentuan ustadz/ustadznya 2) Santri berlatih kultum setelah selesai menghafal hadits Arba in Nawawi 3) Mengadakan kegiatan kunjungan lapangan (home stay) Dengan indikator di atas, maka akan dapat dipahami ketercapaian karakter percaya diri. Dengan usaha para pembina boarding school, maka indikator di atas dapat tercapai dengan baik. 2. Metode Yang Digunakan Dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter Menurut Barnawi dan M. Arifin untuk mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah yang efektif, diantaranya dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai mata pelajaran tersendiri, menyatukan nilai-nilai karakter yang akan dibentuk dalam setiap mata

94 pelajaran, model ekstrakurikuler yaitu melalui sebuah kegiatan tambahan yang berorientasi pengembangan karakter santri, dan model kolaborasi dengan menggabungkan tiga model tersebut dalam seluruh kegiatan sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis, metode yang digunakan oleh boarding school BIAS Assalam dalam mengembangkan karakter santri sudah kategori bagus dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah yang efektif. Maka peran boarding school bisa dikatakan telah berhasil mengimplementasikan pendidikan karakter yang efektif. Karena sudah sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Barnawi dan M. Arifin. 3. Peran Boarding School Dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter Siswa di SDIT BIAS Assalam Secara embrional, boarding school telah mengembangkan aspekaspek tertentu dari nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Sejak awal berdirinya lembaga ini sangat menekankan kepada moralitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemandirian, kesederhanaan, dan sejenisnya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis diketahui bahwa boarding school BIAS Assalam mempunyai peran dalam mengembangkan pendidikan karakter santri, antara lain: a. Menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter santri Tujuan pendidikan karakter pada dasarnya adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik (insan kamil). Tumbuh dan

95 berkembangnya karakter yang baik akan mendorong peserta didik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar dan memiliki tujuan hidup. Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dimulai sejak dini. Hal tersebut agar anak ketika usia dini sudah mengenal mana hal yang baik untuk dilakukan dan mana hal yang buruk untuk tidak dilakukan. Peran orang tua dan keluarga sangat mempengaruhi dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter anak. Supaya anak terbiasa melakukan perilaku yang positif. Berdasarkan penelitian, bahwa kegiatan dalam menanamkan pendidikan karakter di SDIT BIAS Assalam sudah dilaksanakan sejak dulu, dimana dalam menanamkan pendidikan karakter sangat penting sekali bagi santri. Disamping itu, pendidikan karakter juga sangat membantu santri dalam mengajarkannya untuk bersikap baik dan tidak menyeleweng dari norma-norma agama. Adapun pendidikan karakter yang ditanamkan dalam boarding school, yaitu memberi salam, senyum, sapa, kejujuran, kedisiplinan, kemandirian, bertanggung jawab, kreatif, kerja keras, dan aspek religius lainnya, seperti shalat 5 waktu secara berjama ah, shalat dluha, shalat tahajud, mengahafal Al-qur an, dan menghafal doa -do a harian. Semua itu mampu mengajarkan santri agar lebih mendekatkan diri kepada

96 Allah SWT, juga meningkatkan keimanan dan ketakwaan santri dan ustadz/ustadzahnya kepada Allah SWT. b. Membiasakan nilai-nilai pendidikan karakter santri (Habit Forming) Dari penanaman nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan di boarding school, maka hal tersebut akan menjadi suatu kebiasaan bagi santri untuk melakukan perilaku yang positif dengan tanpa paksaan atau dorongan dari orang lain. Pembiasaan tersebut dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, teman sebaya dan lingkungan masyarakat. Salah satu cara terbaik mengajarkan pembiasaan (habit forming) adalah pemberian teladan dan contoh dari para ustadz/ustadzah dan orang-orang yang berpengaruh di sekitar santri. Dengan mengasramakan anak didik sepanjang 24 jam, anak didik tidak hanya mendapatkan pelajaran secara kognitif, melainkan dapat menyaksikan langsung bagaimana perilaku ustadz/ustadzahnya, maupun pengurus asrama lainnya. Para santri bisa menyaksikan langsung, bahkan mengikuti imam, bagaimana cara shalat yang khusuk, misalnya. Ini sangat berbeda dengan pelajaran shalat, misalnya yang tanpa disertai contoh dan pengalaman makmum kepada imam yang shalatnya khusuk. c. Mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan karakter santri Dengan adanya penanaman dan pembiasaan nilai-nilai pendidikan karakter yang ada di asrama, maka santri akan mudah

97 mengapliaksikannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan asrama (boarding school), bersama teman sebaya maupun di lingkungan masyarakat. Dalam observasi penulis, pembiasaan pendidikan karakter yang sudah diaplikasikan santri di asrama dalam bidang akhlak dan ibadah, seperti berjabat tangan dan mengucapkan salam ketika bertemu dengan ustadz/ustadzahnya dan teman-teman santri lainnya, berdo a sebelum kegiatan belajar dimulai, shalat 5 waktu dengan berjama ah, tadarus, membiasakan shalat malam, berpuasa sunnah setiap hari senin dan kamis, dan itu semua merupakan pendidikan karakter yang diajarkan oleh ustadz/ustadzahnya. Selain itu dalam bidang akademik, karakter yang sudah diaplikasikan seperti: 1) Latihan berpidato 3 bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Arab 2) Kultum, yaitu kuliah kurang lebih 7 menit dengan isi materi kandungan hadits Arba in Nawawi yang telah dihafalnya. 3) Home stay, yaitu praktik kunjungan lapangan yang dilakukan oleh santri Kedisiplinan yang diterapkan di asrama BIAS Assalam juga sangat bagus, semua santri mengikuti kegiatan pembelajaran boarding school sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah ditetapkan oleh

98 pembina boarding school dengan memiliki semangat yang tinggi misalnya. d. Mengevaluasi nilai-nilai pendidikan karakter santri Untuk mengetahui program yang dilaksanakan oleh boarding school BIAS Assalam berhasil atau tidaknya, ada 2 tahapan kaitannya dalam mengevaluasi pendidikan karakter santri di asrama (boarding school), yaitu: 1) Menggunakan Tes Tertulis Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter santri apakah sudah sesuai dengan yang diajarkan di boarding school atau belum, maka ustadz/ustadzah mengadakan kegiatan tes secara formalitas. Materi tes tersebut sesuai dengan materi yang sudah diajarkan oleh ustadz/ustadzah. Diantara materi tesnya, Aqidah Akhlak, Al-qur an Hadits, Fiqih/Syari ah, Syiroh/Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, dan Baca Tulis Al-Qur an. Untuk meningkatkan semangat belajar santri BIAS Assalam, ustadz/ustadzahnya juga memberikan penghargaan (reward) dan hukuman (punishment). Penghargaan (reward) diberikan untuk santri yang berprestasi, sedangkan hukuman (punishment) yang diberikan kepada santri bersifat mendidik dan untuk membangktikan semangat santri dalam belajar. Santri yang mendapat hukuman agar termotivasi terhadap temannya yang mendapatkan penghargaan.

99 2) Menggunakan Pengamatan (observasi) Pengamatan yang dilakukan ustadz/ustadzah bertujuan untuk mengetahui aspek perkembangan kepribadian santri. Yang hasilnya bisa dilihat di raport masing-masing santri. Penilaian aspek perkembangan kepribadian santri, meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mendiri, demokratif, rasa ingin tahu, cinta tanah air, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, bertanggung jawab dan lain sebagainya. Berikut format pengamatan observasi yang dilakukan oleh ustadz/uztadzah: No. Perkembangan Kepribadian Nilai 1 Religius 2 Jujur 3 Toleransi 4 Disiplin 5 Kerja Keras 6 Kreatif 7 Mandiri 8 Demokratif 9 Rasa Ingin Tahu 10 Semangat Kebangsaan 11 Cinta Tanah Air 12 Menghargai Prestasi

100 13 Bersahabat/Komunikatif 14 Cinta Damai 15 Gemar Membaca 16 Peduli Lingkungan 17 Peduli Sosial 18 Tanggung Jawab Setelah ustadz/ustadzah melakukan observasi secara langsung kepada santri, kemudian memasukkan nilai perilaku santri ke dalam raport yang terpisah dari nilai-nilai mata pelajaran yang ada dan penilaiannya dalam bentuk huruf bukan angka.